Siang itu angkutan kota menemaniku ke salah satu kantor cabang sebuah bank. Urusan kredit rumah, yang sebagian orang juga melakukannya. Keadaanku pada waktu itu membuatku dan pasanganku sepertinya harus menghentikan kredit, dan segera menjual rumah tersebut. Akupun mendatangi bank untuk sekedar menanyakan tentang proses penjualan rumah.
Malam sebelumnya sempat berdiskusi hebat dengan suami tentang hukum kebolehan KPR dan perdebatan mengenai halal haramnya.
Selepas urusanku selesai, kini tibalah giliran seorang ibu yang usianya masih sekitar 30-40 tahunan. Sepertinya sama, rumah KPR yang diambil persis pada tahun yang sama dengannya, akan dijual. Sambil beres beres berkas, tak sengaja aku mendengar bahwa wanita tersebut sudah bercerai dari suaminya. Dan yang jadi perdebatannya ternyata adalah tentang harta gono gini nya, dan apakah kedua belah pihak akan mau saling hadir pada saat akad serah terima KPR nantinya.
Cess.. Astaghfirullah.
Begitu banyak hal yang harus disyukuri.
* * *
Lembaga pernikahan tak pernah menjanjikan kebahagiaan dunia yang terus menerus sepanjang harinya. Pun juga tidak menawarkan kepahitan untuk kita cerna setiap harinya. Sedikit perbedaan pendapat memang wajar terjadi dan hasil akhirnya bergantung cara kita menyikapinya.
Bersyukurlah, ketika pernikahan kita masih dibumbui oleh pembicaran-pembicaraan kecil yang hangat, yang kadang membuat kepala tak sedingin biasanya. Insyaallah, Mudah-mudahan disana masih terselip emosi saling sayang, saling peduli, saling bertanggungjawab pada Tuhannya.
Yuk ah, syukuri kehidupanmu, pasanganmu. Salah satu karunia terbaik yang Allah berikan padamu :)
Hikmah Jumat 17 maret 2017
Di edit 22 mei 2018
Hajah Sofyamarwa R.
#30dwc #30dwcjilid6 #30dwchajah #day5 #hikmah
No comments:
Post a Comment