Monday, January 14, 2013

Salvinia molesta






29 Desember 2012 lalu akhirnya dapat tanamannya dari pedagang tanaman hias di metro. S.molesta ini termasuk paku air, dianggap sebagai gulma liar, jadi diberikan secara cuma-cuma sama si abangnya. Alhamdulillah..
 Sekarang masih dipelihara aja di baskom, di dekat kolam ikan. Yang kusimpan di kolam tampaknya mulai berkembang biak cepat. ayo ayo cepat tumbuh yang banyak ya :D

Penelitiannya belum dimulai, ini hitungannya masih aklimatisasi (hampir 3 pekan, karena sebelumnya mereka tumbuhnya di kolam yang airnya kering tinggal tanah)

Ya Allah, mudahkan dalam proses menjalaninya sampai selesai.

:)


*sumber gambarnya tidak tercatat..

Friday, January 11, 2013

Penggusuran PKL Gerbang Belakang ITB


Puing-puing kios di gerbang belakang ITB. Gambar diambil dari arah pintu gerbang.
Mobil penggusurnya. (Photo by : Reza Alhumaira BI'11)

Sepeda motor saya niatkan berbelok di jalan dayang sumbi. Tumben, biasanya untuk menuju gerbang belakang saya tidak pernah lewat dago, selalu lewat jalan ganesha baru kemudian menyusuri jalan setelah kebun binatang. Potongan bambu dan mobil patroli polisi terbentang melintang di ujung jalan dayang sumbi, entah ada apa. Membuat saya terpaksa meneruskan perjalanan melewati simpang dago.


Kini parkiran utara ITB sudah tidak ada, untuk pembangunan. Ya, ITB sedang melakukan banyak pembangunan dan pengembangan. Saat itu saya hanya berharap dapat parkir di sekitar daerah kios-kios PKL di daerah gerbang belakang ITB, karena kemarin-kemarin hari dipenuhi motor yang parkir.

Hari ini lain, tidak ada jajaran motor yang parkir, digantikan berbagai barang-barang penjual, kayu-kayu kios yang sudah tidak berbentuk, serta tatapan mata yang 'kosong', pasrah.
Ya, inilah hari itu. Penggusuran PKL oleh pemkot Bandung yang lama diisukan itu benar-benar terjadi setelah beberapa kali Surat Peringatan diberikan dan dikomunikasikan.

Saya termasuk mahasiswa yang selama belakangan ini tidak secara aktif melakukan kajian-kajian atau mediasi terhadap pihak manapun, tapi terimakasih pada himpunan dan teman-teman mahasiswa ITB yang terus menginfokan info terkait nasib pedagang-pedagang di gerbang belakang. info kronologis mengenai ini dapat dilihat di situs KM ITB di sini

* * * *

Siang harinya sebelum pulang, saya menyempatkan memfoto lokasi dan kemudian berniat pulang. Tapi entah apa yang menggerakkan saya, saya kemudian memutuskan untuk sedikit ngobrol dengan para pedagang yang masih berkumpul di taman depan lokasi. Sama sekali tanpa persiapan atau apapun, saya hanya ingin mencoba memahami yang mereka rasakan, sebagai masyarakat. Saya juga bingung bisa bantu apa saat itu. Dengan kemampuan berkomunikasi yang seadanya saya mencoba ngobrol dengan salah satu pedagang.

Ibu Maryati dari warung panghegar dan Ibu Resih dan suami dari warung barokah.
Banyak yang saya dapatkan, Ibu resih dan suami ini bertempat tinggal di sekitar siliwangi. Memiliki 3 anak, yang 1 sudah meninggal dan 2 lainnya sebagai guru. Sudah sejak tahun 80an mereka berjualan di sana (Wow! 30 tahun!). Dari mulai hanya 3 pedagang, sampai kini sebanyak sekarang. Mereka tergabung dalam koperasi Kopartis. Berjualan masakan ayam dari ayam kola, ayam bakar, ayam goreng dll. Mereka ditemani salah satu cucu yang sering membantu mereka, Oni.

Gerobak dan barang yang dipindahkan. Gambar diambil dari belakang bu Resih. Lokasi : taman segitiga depan lokasi kios-kios

Barang-barang bu Resih "Barokah", termasuk minuman-minuman yang baru kemarin dibeli dari pasar

kini yang berdiri kokoh hanya pohonnya. Dengan pembangunan, pohonnya pun akan tetap berdiri kokoh kan?
Saya kurang tahu tepatnya jam berapa penggusuran dilakukan. Suami bu resih (selanjutnya saya sebut pak resih saja ya, keasikan ngobrol banyak malah lupa tanya -_-) bercerita banyak. Peringatan sudah diberikan sejak lama (entah 3 atau 4 kali SP), namu dari mereka hanya bisa berharap itu semua tidak jadi. Yang mereka sayangkan, katanya tidak mendapat solusi dari pihak penggusur. (Mungkin seperti cerita pedagang yang di gelap nyawang). Bahkan beliau bilang dengan terkekeh "mungkin dibiarkan mati saja ya..". Dengan kejadian ini, mereka menerima saja, mau bagaimana lagi, petugas penggusur juga sudah dengan sopan meminta mereka membereskan barang-barang. Petugas penggusur juga hanya menjalankan tugas, tidak akan bisa mengubah kebijakan apapun. Katanya, Mahasiswa juga banyak yang ikut peduli, tenggang rasa juga, tapi mungkin impact nya belum besar atau belum nyata terasa. Katanya, mahasiswa jaman dulu mah berani berani, jaman sekarang tidak tahu.
Beliau pernah diundang dalam suatu pertemuan mengenai ini di dalam ITB, kemudian beliau menyebutkan salah satu nama Ibu-ibu di ITB yang "paling bertanggung jawab". Wallahu 'alam saya tidak punya hak untuk bilang apa-apa. Saya juga tahunya ini wewenang Pemkot Bandung dan terkait ITB, tapi kalo lihat duduk perkaranya, pak resih bilang kok kesannya saling lempar.

Beliau ini menurut saya sangat bijaksana, usianya mungkin sudah sekitar 70 tahun, cucunya juga sudah 5. Mereka sedang terus mengharap saja pada Yang Maha Kuasak, melalui KPJB (LSM) yang akan diteruskan melalui DPR. Yang saya tangkap memang mereka tidak mendapat solusi dari pihak penggusur, jadi harapan beliau tinggal melalui KPJB itu.

Mudah mudahan Allah segera memberikan jalan ya Pak, seperti yang bapak bilang bahwa Allah pasti mendengar doa kita :')

* * * *

Yang ada di pikiran saya sebagai mahasiswa biasa cem cem kayak begini,
"Waaah nanti fotokopi dimana lagi? Ngeprint ngeprint? Jajan? Makan?"

Wajaaar. Mahasiswa gituloh.
Penggusuran kios-kios fotokopian dan warung di sepanjang taman sari November 2011 lalu pun masih lekang di ingatan. Betapa pos-pos 'pemenuh kebutuhan' mahasiswa dan pedagang merupakan sebuah simbiosis mutualisme yang tidak bisa dipisahkan.

Dan hati nurani semua orang juga tidak bisa bohong dengan hanya memikirkan diri sendiri semacam itu. Semua juga pasti punya hati terhadap hak-hak pedagang yang harus diperjuangkan. Bukan tentang rezeki, toh yang punya Kehendak Memberi Rezeki tidak duduk di area perdagangan kan? Melainkan kesadaran untuk benar-benar saling peduli hak orang lain.

* * * *

Saya jadi ingat tugas UAS Metode Berpikir Kreatif saya mengenai rancangan inovasi kemahasiswaan yang isinya di latarbelakangi kisah penggusuran PKL juga.

Ini kekhawatiran mengenai menara gading.. Ungkapan yang mungkin pernah kau dengar, ya kan?

Ini baru sebagian permasalahan yang ada di sekitar, jah!
bangsa menanti pemuda pemuda pemberi solusi!
Yah, mulai dari diri sendiri, jah :)

Bandung, 10 Januari 2013

World class competence,
Grass root understanding
--Anis Baswedan, Indonesia Mengajar

semoga ini awal dari penyelesaiannya

Hi ! Hallo !
Aku punya yang lebih baik, Assalamu'alaikum!
Bismillah..

Err. Yah, harus kuakui kondisiku sedang kurang baik. Berusaha terlihat baik-baik saja rupanya tidak membantu. Yah harus kau tahu, maksudku hanya agar sekitarku tidak merasakan 'kegelapan' yang sedang kualami, itu saja.

Harus kuakui kondisiku memang tidak sedang seperti biasanya. Ini tentang sesuatu masalah yang rasanya terakumulasi dalam diri, kemudian ketika sadar, aku jadi begitu panik. Sedikit stress dari luar membuatku mudah berair mata dan berlarut-larut.

Harus kuakui kini kondisiku memang sedang tak sebaik biasanya. Kecamuk di pikiran akan datangnya masa depan, serta penyesalan di masa lalu yang terus menghambat. Mungkin ini sesuatu yang orang bilang mencari jati diri. Hmmm. Mungkin ya, mungkin juga tidak. Ada sebagian dari diriku yang terus menyalahkan keadaan. *astaghfirullah

Yah tenang saja, aku sangat tahu ini harus segera diatasi, ini mungkin masih dalam tahap proses, sehingga akupun belum juga menemukan akhirnya.
Mungkin harus lebih bersabar, lebih bersyukur dan lebih bersemangat karena badai ini pasti berlalu!

Sedikit sajian bergizi dari tausiyah singkat A'agym di radio tadi sore:
"Karunia Allah yang paling besar adalah ditanamkannya keimanan padamu. Hal apapun, seburuk apapun, kalau itu mendekatkanmu pada Allah, itu karunia yang sangat besar!!

Semoga segala apapun yang terjadi di kehidupan kita, bisa membuat kita semakin dekat sama Allah ya :)
Karena penciptaan diri kita juga pasti ga sia-sia, pasti Allah punya maksud. Dan khusnuzan saja sama Allah (geer boleh) kalau kita diciptakan untuk sesuatu yang besar! :)

Bandung, 9 Januari 2013

Wednesday, January 9, 2013

56th


Sebuah black forest manis di tanggal kelahiran mama di tahun 2013 ini, 8 Januari 2013.
Karena masa libur sempat lupa sama penanggalan (-_-), jadi lupa sama hari ini.
akhirnya aku sama mbak ovie patungan beli kue yang so sweet sekedar menyenangkan mamah.
patungan nya mbak ovie nyumbang semua biaya pembalian kue, aku nyumbang tenaga dan transportasi buat belinya (patungan yang aneh hehe, adik yang hemat :9)

Mamah bapak pulang dari jatinangor, mbak ovie udah tidur. Kue gagal dipotong, menunggu pagi menjelang.
Mama bilang sambil senyam senyum, "tadi ifa SMS selamat ulang tahun pake hehe".
Aku belum berani ngucapin apa-apa ._.
Sampai saaatnya akan tidur, baru beraniin diri buat ngucapin (tadinya berharap mamah ngerti aku pingin ngucapin, tapi ngga mungkin kalo akunya emang ga ngucapin)

by the way, maap buanget tadi kuenya agak jatoh di SPBU pas ngisi bensin. aman kok, sedikit penyok aja hiasannya, dan cherry nya lepas dari peraduannya. hehe

now, mom 56th!

Tuesday, January 8, 2013

kamana wae, "Dear Diary" ?

kau akan merasa suatu hal berharga ketika sudah tidak lagi memilikinya.

"Diary, kapan terakhir kau menulisnya?"

Ah rasanya dulu aku adalah seorang penulis buku diary. Perasaan-perasaanku dapat tertuang langsung disana dari hari ke hari, bisa lah kulihat gejolaknya.

Sangat menyenangkan loh mendapat feedback dari pikiran tertulis kita yang ada di blog atau status facebook, tapi kini aku sampai pada kesimpulan bahwa kemajuan teknologi IT ini sedikit membingungkanku dan memecah pikiranku. Facebook, twitter, blog, dan laptop (software onenote yang paling saya suka buat curhat) rasanya membuat diri terpisah-pisah.

Sebagian ku upload disana, sebagian disini, sebagian lagi disimpan sendiri karena kupikir terlalu personal untuk di publish di lalu lintas dunia maya.

Salahku, hal yang personal itu malah jadi tidak kucatat dimanapun. Aku jadi sering mengabaikan perasaan-perasaanku.

Mudahnya sarana penulisan dengan media elektronik harus disyukuri, namun untuk hal ini rasanya aku lebih butuh untuk mendapatkan keutuhan diri. Apapun yang dirasa, ditulis saja di buku diary.Mudah, seperti dulu saja. Buku dan pulpen rasanya akan jadi sahabat dekat kembali.

Yah, entah menulis diary masih dianggap bocah atau tidak. Atau bahkan sebenarnya semua orang dewasa pun juga masih punya?

MENULIS BUKU DIARY SETIAP HARI! :D

Dear Diary, asa getek. Apalagi inget diary ababil jaman dulu. hihi
 *oke lah ga selalu perlu pake kata-kata dear diary, intinya nulis buku diary harian lah ya hehe :D

Bandung, 6 Januari 2013

* * *

"Kau kan suka mengejekku karena selalu membawa buku catatan dalam tasku. Tapi aku suka menuliskan pemikiran cerdikku di dalamnya agar aku tak lupa, dan kali ini aku sungguh senang memiliki buku itu."
--Berrit Boyum pada Nils Torgesen, Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Untuk seorang seperti aku, ada perasaan aneh ketika menulis buku harian. Bukan hanya karena aku belum pernah menulis, namun karena akupun berpikir bahwa baik aku maupun orang lain tak akan tertarik pada curahan hati seorang remaja berusia 13 tahun. Tapi sebenarnya bukan itu permasalahannya. Aku ingin menulis tentang apa saja yang muncul di dalam jiwaku. Kertas kan lebih sabar dari manusia."
--Nils B. Torgesen,  Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

hidup untuk menghidupi yang lain

Kalau kamu hanya untuk dirimu sendiri, silakan saja berpuas puas dalam masalahmu. Berpikir tidak ada jalan keluar, berpikir bahwa hidupmu tak ada artinya, berpikir semua masalahmu yang paling berat. Sampai rasanya tidak ada hal apapun yang bermanfaat yang sempat kau perbuat.

Tapi hiduplah untuk juga menghidupi orang lain.
Belajar dari peliknya berbagai permasalahan hidup oranglain.
Dengan itu kamu lebih bijak menapaki setiap permasalahanmu.
Bahwa kau terlalu mulia untuk hidup hanya untuk dirimu sendiri
Bukankah kau diciptakan Allah untuk menjadi cahaya bagi yang lainnya?

Mungkin sekarang cahayamu hanya belum bernyala kuat,
Tapi percayalah, kau akan bisa menerangi sekitarmu

Ignite yourself!
_____________________
Habis jalan-jalan ke kajim bareng rere.
Kenalan sama teh reni (yang masih sangat muda), serta anaknya Zahra (1,5 tahun) yang malu-malu kucing
Yak mungkin kapan-kapan bisa main ke "gubug derita" (she said that) penuh cinta :D
 
Bandung, 5 Januari 2013

Holiday

"We need holiday, some quality time to be a person yourself. A complete one not only someone who have academic history, but also have a life history. Holiday means you have all free time by yourself but it's supposed to be a very useful time."
--Profesor Tania :)

Saturday, January 5, 2013

Letter To My Younger Self 8 Years Ago by Mirza Adrian

tulisan ini dibuat seorang kakak kelas saya yang sangat luar biasa. saya ambil dari personal blognya. saya belum bisa menulis ini, tapi ini apa ya.. ah, menyejukkan.
***
Dear Mirza,
Soon, on July 2004, you will move to London and start a new life. This will be a hard thing for you to cope. So I am writing this letter to you from the future hoping that it will help you in getting through this transitional phase. I hope that you read this carefully and act upon this writing accordingly.
 ***
My dear Mirza, at some points in your life, people will leave you. At some other points in your life, you will leave people. Either way, during these points in your life, you will feel very lonely. You know, that feeling that you're facing this world and all of its evil and problems on your own without friends to share your worries and stories, help your problems, or laugh at your jokes. You know, lonely.

But don't worry. From my experience, I know that it will pass. And will, eventually, come again. It is a cycle that you will feel now and again. In my (or should I say our) case, the cycle time is about four or five years. So I've grown quite used to it. But still, it strikes me (well, loneliness is not the best feeling in the world).

The frequencies of me facing this problem necessitates me to devise a way to cope with these time of my life (or in psychoanalytic diction, create a form of defence for the Ego to face reality without it experiencing much disturbance, you will learn about this later). Perhaps, if I share it here, it will be much use to you right now.

My advice is simply (well like all good advice, simple to say but not that simple in reality) to forget what you had, cherish what you have, and embrace what you will have.
Now, I know that you will disagree with all of my statement above.

You will disagree with the first point, "forget what you had". I know you will come up with the question "How can you forget those fond memories that you have with those dear friends?" to deny it. Well, my answer is this: whatever you had or experienced in the past, in the end, had past. Wallowing yourself in memories and "what had happened" does not help you to cope with the life you're about to live. And, I'm saying this from experience, you will eventually forget. You will eventually forget about people and people will also forget about you. From experience I know that the thought that people will remember people forever and ever is nothing but an illusion. And I know, if you're reading this at the initial phase of your transition, you will, out of sentimentality, disagree with me strongly. But, later - perhaps when you don't even remember ever reading this - you'll see the truth in my statements. 

You will also disagree with my second point, "cherish what you have". Again, I know you will deny it with the question "What is there to cherish? I'm not enjoying anything at the moment!" To you, my answer is this: love every seconds of your life however bad yours is. Because whatever you have right now, be it heaven or hell, is the only thing you have right now. You don't have anything that you don't have right now. All you have is now. So cherish it. From observation I know this to be true, "Happiness comes to people who cherish". So cherish, and I guarantee you'll be happy.

Lastly, you will also disagree with my last point, "embrace what you will have". The question that you use to deny my point this time is, "How can I embrace my currently unknown future?" My answer is this: Life will not disappoint you. Provided that one condition is fulfilled. Life will not disappoint you if, and only if, you accept whatever life gives to you. Now I know that from your point of view right now the future looks dark and full of unknowns and uncertainties. It is a very scary view indeed. But soon, and little by little, life will shine onto the darkness and reveal some amazing things, and also some awful things. My advice to you is to accept them all. Take and appreciate the amazing things. With the awful things that life gives you, also take them and learn from them. This, my dear Mirza, is the process of growing up. If you refuse some things, you will lose some of life treasures and, more importantly, lose some of life lessons. From experience, I've learned that accepting everything that life gives is a way to get a fuller life. So just accept everything, and life will not disappoint you.
***

My dear Mirza, this is all the advice I can give to you right now. What you are feeling right now is temporary, like all phases of life are. Just face it as best as you can. I hope, in fact I know, that you'll be alright. But at the same time also not alright. Mais, c'est la vie (I know you don't understand French right now so look it up. This phrase could be one of your life motto later).


Live well Mirza.
                               
Best Regards,
Your Future Self.
                                                                                                                       
*PS: You might want to keep this letter as you will need it again in 8 years – at the end of your college life. When you reach 2013, tell your future self that this letter is still valid and that he doesn't have to worry about a thing. Thanks.

Perkenalkan, Salsa si Salvinia :)

Giant Salvinia
Salvinia molesta
Photo by Vic Ramey
Copyright 2000 Univ. Florida

Perkenalkan kawan, ini Salsa (naon deui -_-) yang suka fitoremediasi
salah satu yang bikin galau di tingkat 4.
Sampai saat ini belum dapet pesen dimana (di sawah banyak, dan belum jadi pesen pak juandi juga)
akhirnya bisa ketemu aslinya di tukang taneman depan metro
karena ini taneman liar, jadi dikasih gratis.
buat pendekatan dulu aja sih supaya lebih akrab

 research questionnya mesti mantep euy, masih taraf studi literatur.
haiaaah semangaat!!!
:D

Si Topi Bulu di Angkot

Sore tadi saya naik angkot, dalam perjalanan pulang dari lembang (Balitsa) menuju bandung.

Disambut pasangan penumpang bertopi bulu dengan style yang mentereng khas orang kaya, sempet kaget barangkali aku salah naik.
topi bulu ini maksudnya, dan mereka pake lengkap dengan syalnya. (source : http://irosli63.blogspot.com/2011/01/panorama-indah-di-tangkuban-perahu-tp.html)

Duo topi bulu ini jadi pusat perhatian angkot kami, maklum secara fisik mereka cantik dan ganteng. Yang perempuan berambut panjang keunguan, memakai kacamata hitam terlihat anggun dan pendiam, mungkin lelah. Yang laki-lakinya lebih jadi pusat perhatian karena sepanjang perjalanan tak habisnya ngobrol dengan ibu-ibu di angkot. Setelan kaos putih polos dan jeans, badannya berotot (ngeliat dari postur badannya atletis -__-) tipe tipe koko levi (hehe) rajin nge gym meureun. Dari suara dan wajah sepintas mirip Vino G. Bastian (halah ini jadi inget jaman jahiliyah SMP dulu)

Sepanjang di angkot saya ga lepas ngeliatin dia dan ikut ngedengerin. Karena beneran deh, menarik banget!
(seperti kebiasaan saya di angkot, kalo ada yang menarik ga bakal dilewatin)
Topi Bulu (TB) : Di lembang itu sate kelinci di sebelahnya ada juga yang jual kelinci hidupnya ya?
Pemirsa Angkot (PA) : Iya doong, disini mah asiik!
TB : Jadi kalau mau makan sate, bisa pilih kelincinya dulu ya, atau kalau pengen miara, tinggal pilih ya..
PA : Iyaaa..
TB : RAJA TEGAAA..
PA : ahahaha..

TB : Ibu-ibu di lembang sini oke-oke ya bu?
PA : oh iya doong!
-_-
Gubrag

* * *
Jadi ternyata mereka dari Makassar, lagi liburan ke bandung, tadi habis main dari Tangkuban perahu. Pantesan pake topi bulu itu, kedinginan. Tapi beneran itu nyentrik banget. Selama saya main ke tangkuban, kalau ada tukang topi bulu itu suka pengen beli karena lucu, tapi selalu mikir dipake buat apa? Saya juga mikir ga akan ada yang beli terus make itu! (ternyata ada ya hehe)

Yang paling saya suka dari orang itu, bisa enak banget ngebawa suasana. Pasti bisa deket sama siapa aja, karena semua orang itu disapa, di ajak ngobrol, dan sama sekali ga ada keliatan canggung.

Ini contohnya. Jadi ceritanya mereka mau jalan-jalan ke PVJ sambil nunggu malem berangkat ke cengkareng. Sama pemirsa angkot (ibu-ibu rumpi) dikasi berbagai pilihan tempat. Ya kampung gajah, ciwalk, the raid, dll. Tapi mereka emang tujuannya ke PVJ.

Namanya orang pendatang (apalagi mereka keliatan 'berada'), Terus bapak angkotnya nawarin buat nyarter angkotnya :
Abang Angkot (AA):  carter angkot ini aja sampai PVJ, biar ga kena macet, bisa motong jalan!
TB : Emang pengen naik angkotan umum pak, kan biar merakyaaat
AA : mending naik ini terus aja, macetnya bisa 3-4 jam
TB : kan seru pak, kaya kalo di jakarta naik busway, kereta, ojeg, bajay, semua udah pernah nyobain. Emang berapa pak kalo naik ini sampe sana?
AA : 300ribu aja langsung sampe depannya!

saya kaget, abang angkotnya oportunis hehe parah banget. Kalau kalian jawab apa? Ini kata si Topi Bulu:

TB : Wah sampe PVJ 300 ribu mending saya berenti di the raid terus naik kuda ke cengkareng pak kaya koboy gitu! kalo 300ribu, nanti malah gabisa pulang uangnya habis pak hehehehe

Pokonya alur pembicaraannya enak banget. Akhirnya kami mesti ganti angkot, turun di tempat yang sama. Dan saya ngarep bisa seangkot lagi.

...

Yak, seangkot!
Terus dia bilang "eh ketemu lagi!"
Ngobrol lah sepanjang perjalanan. Dari mulai calon gubernur jabar yang pada bintang iklan obat, kuliah, tukang baso, suhu, kerudung, sampe bicarain fenomena abang angkot oportunis tadi.

Dia bilang suhu di tangkuban dingin banget, tapi mataharinya nusuk juga (sambil ngeliatin otot tangan yang belang. Ehem. Sip mas)

Dia bilang, kalau di makassar ngga ada yang seperti itu. Dia taulah lagi di "manfaatkan". Katanya abang-abangnya keliatannya baik gitu nunjukkin, tapi ujung-ujungnya cari untung. Di makassar kalau ada pendatang, diperlakukan sama dengan warga aslinya, ga ada bedanya. Dia bilang istilahnya, ngga di patolo-toloi  (dibodoh-bodohi, bahasa makassar, --cek lagi ya). Apalagi dia bilang jurusannya ekonomi. Wajar sih.

* * * *
Ceritanya panjang kalau lengkap. Dari beliau saya bisa belajar bahwa komunikasi dengan orang lain itu akan nyaman bila baik. Dia punya sesuatu yang membuat nyaman orang disekitarnya. Dari luar kesannya hanya main-main, tapi toh sebenarnya sangat bijaksana. Bijaksananya memancar keluar, dikonversikan menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan.
Sopan, rame, mencairkan.

Nah jadi semakin pengen mendatangi banyak tempaaaat!
semoga bertemu orang-orang baik yang mau menuntun :D

_______________________________
Ah maaf ya kurang lengkap ceritanya.
Ini pengalaman naik angkot lagi setelah selama ini naik motor terus (yang jarang ada cerita anehnya).
Pokonya Hidup angkot!

Bandung, 4 Januari 2013

antara motor dan buku


Halo 2013!

Sudah masuk masa libur perkuliahan. TA menanti.
semoga segala yang dibingungkan dapat teratasi, bisa berpikir semakin jernih kedepannya.
:D

Lama tak menulis, banyak hal yang terjadi.

Setelah cukup lama berkelana mengendarai motor kemana-mana, saya merasa ada yang hilang dari diri saya.
Baru beberapa hari ini saya temukan, ada yang bisa menebak?

Intensitas membaca saya jadi menurun.

Saya terbiasa membaca banyak buku bacaan dalam tas saya, minimal 2 buku yang lagi menarik dibaca. Saya biasa membacanya dalam perjalanan di angkot (minimal 2 jam perjalanan dalam sehari). Setelah ngangkot, semakin penasaran dan terus lanjut baca dimanapun.

Kalau naik motor?
Jelas gabisa. sepanjang perjalanan konsentrasi sama jalanan. Membaca buku dalam perjalanannya jadi hilang. Setelah momotoran, biasa aja. Kalau sempat ya baca, kalau ngga sempat, yasudah.

Nah jadi ketahuan juga alasannya kenapa lagi jarang menulis.
Karena lagi jarang baca.
Ckckck

By the way, lagi seneng baca kisah khalifah, aqidah, sama beberapa buku terbitan lama.

* * * * *
Ini post agak kurang penting, warming up dulu krn sebenernya mau nulis post yang setelah ini hehe :D