Friday, November 22, 2013

welcoming the new edition

    Alhamdulillah
    Selamat datang buku catatan baruu :D
    Sebenarnya inginnya dimulai saat pergantian tahun masehi 2014 nanti (biar bagus aja klasifikasinya), tapi, buat apa menunggu selama itu (2014) dengan mengorbankan jutaan makna yang mungkin akan dilalui? Hehe :D
    yeay buku catetan baruu! alhamdulillah :D

    Kuharap buku ini dapat membantuku mendengar lebih jelas suara hatiku, membantuku memahami dan memaknai segala yang terjadi padaku dengan lebih baik :)
    Aamiin

    20 November 2013

buku catatan yang membuatku tak ingin mencatat

Sudah lama tak menulis. Ya, menulis dengan pulpen dan buku catatanku, literally. Faktornya bisa banyak, dari analisisku : (1) aku memang sedang tak mau menulis, (2) sedang tak ada bahan yang menarik untuk ditulis, (3) malas, atau karena (4) buku catatan 2013 ku sering "hilang" dan bahkan tak kujadikan teman kemana-mana yang selalu kubawa di tas ku. 

kumpulan buku catetan yang udah setia nemenin kemana-mana hehe

Mari berfokus pada poin ke 4, sesuai dengan dengan judul aku merasa bahwa salah satu faktor utama aku jadi jarang menulis adalah aku tidak dekat dengan buku catatanku sendiri. Sebetulnya ada apa dengan buku catatanku?

Lain dari biasanya, tahun 2013 ini aku memakai buku agenda dari sebuah produk. Desainnya bagus, bentuknya juga bagus, tidak ada masalah dengan itu. Tidak terlalu tebal, cukup ringan dibawa kemana-mana. Ada kalender, lembar komitmen, kalender, bahkan dilengkapi dengan monthly schedule yang menjadi pembatas antar bulan. Template lengkap. Lalu dimana masalahnya?

Kurasa aku tidak menyukai adanya monthly schedule template yang menjadi pembatas (apalagi ada iklannya, hehe konsekuensi sih). Rasanya mengganggu saat aku mau menulis, kemudian terpotong oleh pembatas itu. Jadi malas. Haha.

Lalu apa aku tidak butuh monthly schedule? Tidak juga, hanya penempatannya kurang pas. Toh Monthly schedule aku sudah punya yang terpisah.

Jadi yang aku butuhkan:
1. Buku polos biasa
2. Sampul, spidol dan kreativitas untuk menghias
3. Kalau mau pake template agenda, ya bikin sendiri aja hehe

Emang rempong bener ya gue begini aja di pikirin dan di posting hehe

7 November 2013

keputusan, kebetulan, keterarahan

Ada saat-saat di masa lalu di mana keputusan telah salah dibuat dan tindakan telah salah diambil.
Terkadang ada gelisah : Tidakkah itu berdampak buruk bagi masa depanku?
Ah, jangan terlalu gelisah. Sang Maha besar telah menutupi dan mengkoreksi begitu banyak kesalahan kita lewat kasih sayang-Nya. Jika bukan karena kasih sayangNya, 
bukankah telah binasa alam ini ulah perbuatan kita?
Jadi istighfar dan bertaubatlah..
Lalu tetaplah optimis
-- Bang Aad, Adriano Rusfi

* * *

Ah, baru-baru saja aku merasakan bahwa banyak keputusan yang sudah salah kuambil.
Sempat terpikir bahwa aku yang disini hanya sekedar kumpulan dari kebetulan-kebetulan yang tidak kuusahakan. Tapi dengarlah ini :

"Setelah jagad raya ini memberikan apa yang dia inginkan, dia justru mengembalikannya. Akhirnya dia pun mulai belajar kembali, tetapi rasanya lebih sulit dari pada ketika dulu dia mendapat banyak peristiwa "kebetulan". Salah satu hal terpenting…  adalah kita kurang serius dalam menanggapi berbagai kemungkinan bahwa jagad raya ini akan membantu rencana-rencana kita yang sedang kita kembangkan. Kita menjadi lebih berani untuk coba melakukan..., tetapi kita tidak ingin alam semesta benar-benar membantu kita."
--Julia Cameron dan Mark Bryan, Meniru Kreativitas Tuhan

Jleb!
Tidak ada sebutir debu pun yang kebetulan, Allah yang mengaturnya. Semua hal yang sudah dilalui, baik buruknya, kepuasan atau penyesalan, semua adalah bekal buat masa depan, yang bila tidak saat ini tidak bisa, suatu saat akan sangat kau syukuri.

Bukankah kita tinggal berbaik sangka bahwa semua ini skenario terindah yang sudah Allah siapkan??
Yakin kalau Allah memang punya maksud padamu, bahwa semua yang terjadi padamu adalah sebaik-baik takdirmu.

7 November 2013 

waktu #1 : taubat si tukang telat

Bismilllah..

Ada dua hal yang mendorong saya harus merampungkan tulisan ini:
1. Saya tukang telat yang ingin tobat
2. Membaca buku Agus Mustofa yang berjudul "Tahajud Siang hari, Dhuhur Malam Hari" (buku ini sepertri nya akan di bahas di lain waktu :D)

Waktu adalah kehidupan. Tidak menghargai waktu berarti tidak menghargai kehidupan. Saya tertampar, bahwa setiap milidetik yang sering kita sia-siakan, yang sering kita abaikan, mengilustrasikan kebenaran sempurna surat al-ashr. Bahwa pada hakikatnya, manusia berada dalam kerugian, kecuali yang sadar untuk beriman dan melakukan amal shaleh.

Yah, biasanya orang menulis karena setidaknya punya integritas untuk diteladani. Tapi kali ini, tulisan ini dibuat sebagai langkah awal tobat saya yang tukang telat, untuk lebih menghargai waktu, menghargai kehidupan. Saya sadar, sudah jutaan korban *lebay* berjatuhan akibat sikap saya. Dalam proses penulisan ini pun masih dirasa keleletan saya yang berdampak pada waktu orang lain. Bersama ini saya memohon maaf atas segala kesalahan yang saya lakukan, karena sangat tidak mungkin menulis semua korban saya disini, bisa terlalu panjang. Saya berharap kawan-kawan mau saling mendoakan dan memaafkan saya hehe :)

* * * * *

Saya adalah termasuk orang yang sangat meyakini, dan telah membuktikan bahwa ajaran islam adalah ajaran yang bersifat universal. Al-qur'an menyimpan petunjuk universal yang akan berlaku sampai akhir zaman. Bergantung pada kemampuan kita merumuskannya… Dalam buku ini saya hanya mengungkap salah satu bagian tantangan universal itu. Sederhana saja : tentang jadwal shalat dan puasa. Kita bisa melihatnya betapa umat islam perlu merekonstruksi kembali kepahamannya tentang 'waktu'. Sebuah parameter yang oleh Allah dijadikan sebagai sumpah: "Demi masa." (Agus Mustofa)

Sejauh ini, saya mulai sampai pada satu kesimpulan bahwa pemahaman kita terhadap waktu sangat menentukan kualitas diri kita sebagai manusia. Kalau saya bilang waktu itu sangat penting, semua orang pasti juga akan bilang "Ya Iyalah!". Namun pemahaman sebagian orang, termasuk saya ini, belum sampai pada tahap benar-benar memaknai dan mengaplikasikannya pada seluruh kehidupan. Contoh sederhana saja, kalau kita benar-benar mengerti tentang waktu, kita tidak akan pernah sengaja datang terlambat pada suatu pertemuan meskipun tahu bahwa orang-orang lainpun akan terlambat, bukan?

Kemudian saya lalu teringat pada tulisan ustadz anis matta mengenai umur, bahwa umur adalah sebagai batas masa kerja. Kita harus bertanggung jawab pada batas umur kita sendiri. Di dalam batas umur, kualitas hidup kita tidaklah ditentukan pada seluruh umur itu sendiri. Kualitas hidup kita hanya ditentukan pada batasan umur efektif kita. Umur efektif kita adalah saat dimana kita mencapai rasio produktivitas hidup, yaitu apabila 1 unit waktu kita sama dengan 1 unit amal.

Bisa dibilang kita ini hanya numpang lewat di lalulintas waktu yang ada. Bersyukurlah bahwa Kita tidak akan mempertanggung jawabkan seluruh waktu yang Allah hamparkan dari jaman Nabi Adam sampai sekarang. Ya, kita hanya mempertanggungjawabkan usia (waktu hidup) yang diberikan pada kita.

Waktu tidak akan terulang, waktu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan yang pasti waktu kita akan kita pertanggungjawabkan >,< Mohon jangan bosan mengingatkan >,<

6 November 2013

Kesan pertama membaca buku "Menikah Untuk Bahagia"

image source : http://www.indranoveldy.com/menikah-untuk-bahagia

Aku langsung tercerahkan pertama kali membaca kalimat pengantar dari tulisan mas Mas Indra Noveldy dan mbak Nunik Hermawati dalam bukunya yang berjudul Menikah Untuk Bahagia : Formula Cinta Membangun Surga di Rumah.
 
"Mama, Papa, Ibu, Bapak..
Buku ini kami persembahkan untukmu
Maafkan kami yang terlalu lama berproses.
Maafkan kami yang telah melukai hatimu.
Maafkan kami yang belum bisa membahagiakanmu
Kami tidak akan pernah bisa membalas kebaikanmu
Kami tidak akan pernah mampu
Ridhoi kami..
Ridhoi proses yang telah kami jalani
Kami ingin sekali engkau tersenyum
Melihat kami, anak-anakmu yang sekarang bisa memberi manfaat.."
Sebenarnya itu hanya sebuah rangkaian kalimat persembahan dari sepasang anak kepada orangtuanya, permohonan maaf dan permohonan keridhoan atas segala yang mereka hadapi. Hanya saja, entah bagiku itu juga sangat cocok bila dibaca oleh kedua orangtuaku, makanya aku jadi terpikir untuk 'menghadiahi' mereka buku ini.

Buku ini dibagi menjadi 5 bagian : (1) Tujuan, (2) Mindset, (3) Knowledge and skill, (4) Komitmen, dan (5) berserah. Sekilas aku melihat bahwa subbab-subbab yang ada dapat dibaca secara acak --begitu pula kata penulisnya-- karena tiap subbabnya mengandung gagasan-gagasan tidak runut namun bermakna.

* * * * *

Baru kusadar, aku bahkan belum masuk pada bagian ke-1 dari buku ini, tapi rangkaian kisah yang diberikan @bundanoveldy (mbak nunik) menjawab semua kekhawatiran dan ekspektasiku terhadap buku ini. Tulisannya dimulai dengan beberapa kutipan yang powerfull bagi sebuah pernikahan.

"Kebahagiaan pernikahan tidak diantar malaikat di atas nampan emas ke hadapan anda. You have to fight for it!!"

"The best thing a parent can do for a child is to love his/her spouse."

* * * * *

PERNIKAHAN IMPIAN, NIKMATI PROSESNYA
Aku langsung tertarik ketika beliau menceritakan bahwa adanya turbulensi hebat pada awal-awal pernikahan mereka dan bahkan dikatakan sering terjun bebas menuju jurang perpisahan. Maksudku, kini mereka adalah pasangan yang memberikan relationship coaching, dan tak pernah kubayangkan bahwa mereka mengalami hal itu juga --sebuah pernikahan, tentu saja mengalami banyak permasalahan . Aku jadi bisa menangkap bahwa buku yang kini hadir ini di tanganku merupakan saripati berharga yang diinduksi dari permasalahan-permasalahan mereka, dan punya misi untuk berbagi --agar sepasang suami-istri mampu melalui masa-masa sulitnya.

Ditulis dengan gaya penulisan diary --sangat personal, dari sudut pandang seorang perempuan. Mereka saling mencintai, namun tanpa disadari ternyata saling menyakiti. Kekhawatiranku disebutkan, maka aku semakin merasa cocok dengan buku ini, hehehe..

Kau tahu, bagaimana rasanya bila kita punya suami yang too good to be true, yang impiannya adalah kita? Yang impiannya mewujudkan sebuah keluarga yang penuh kehangatan dan kasih sayang? Maka istri adalah impiannya, maka istri sebagai komponen yang berperan besar untuk mewujudkannya.
Dari sudut pandang sang istri, banyak hal yang membuatnya kemudian merasa membunuh impian suaminya!  Beberapa penyesalan dan penyalahan atas kekurangan diri dimunculkan dengan sangat jujur, dan betapa ia berusaha memperbaikinya. Bayangkaaan!

Tapi, a man with a dream will not be denied; and if the dream is big enough, the facts don't count!Begitulah sang istri menggambarkan suaminya, seorang manusia yang menjaga dan bertahan dengan impiannya apapun yang terjadi.  What a though guy!

Aku kemudian mencoba merenung, membayangkan akan seperti apa bahtera pernikahanku nanti. Dua orang yang sangat berbeda dengan isi otak dan mimpi yang berbeda, harus hidup bersama dan berupaya mewujudkan mimpi bersama. Ya, mimpi bersama itu harus ada, bukan sebuah kewajiban melainkan sebuah konsekuensi logis dari sebuah pernikahan, bukan? Mereka memasuki pernikahan dengan impiannya masing-masing, namun bentuk kasih sayang Allah adalah dengan memberinya ujian luar biasa untuk mewujudkannya.

Aku mendapat pelajaran yang luar biasa,bahwa perubahan begitu 'enak' terdengar, namun sering kali kulupakan jatuh bangun proses mempraktekannya. "Tidak ada yang enak dan nyaman dalam proses untuk berubah, tetapi sangat berharga untuk dinikmati..", begitu katanya. Dan bagian yang paling kusuka adalah ini "Dia memberi banyak pelajaran berharga dan membuatku bisa berpikir benar. Seorang suami yang tidak mau memanjakan istri dengan melindungi dari rasa sakit untuk tumbuh."

Dari 10 pelajaran yang beliau tuliskan, 9 nya kurasa terjadi padaku juga. Haha! Kau baca saja ya bukunya hihi

Kemudian aku terkejut karena turbulensi dalam pernikahan mereka membuat sang istri semakin mengenal diri. Turbulensi yang membuatnya terus belajar mendalami karakter diri. Mungkin ini salah satu kekhawatiranku yang lain, tapi kemudian menjadi lecutan untuk segera selesai dengan diri sendiri.


Sebuah upaya pengikatan makna dari pengantar buku MUB
Baru nulis tentang pengantaaar :)

16 Oktober 2013


Mayonaise dan salad ala Supir Angkot


Saya aneh ngga sih, merasa aneh denger pembicaraan abang angkot yang topiknya mayones dan salad? hehe
image source : http://budiboga.blogspot.com/2006/05/resep-salad-mayonnaise-sauce-french.html

* * * *

Pikiran saya tergelitik kala mendengar pembicaraan ringan antara pak supir angkot dengan ibu-ibu. Entah darimana perbincangan dimulai, mereka membahas mayonaise dan salad.

Pak Supir (PS) : … iya, pakai tomat, daun selada dan bengkoang..
Ibu-Ibu (IB) : selada biasa tea?
PS : Iya, yang biasa. Pakai Bombay, dipotong-potong dicampur sama mayones, di aduk-aduk. Mun di urang mah jiga gado-gado kitu. (kalo di kita mah kaya gado-gado gitu)
IB : Oooh.. Iya, iya..
PS : Enak ya bu, aslinya makanan eropa eta teh..

* * * *

Sebuah perbincangan ringan, yang bagi saya entah mengapa begitu mengagetkan. Sebelumnya saya tidak pernah berpikir salad adalah sesuatu yang istimewa. Bukannya sombong, saya sih kan kalo ada kondangan nikahan bisa makan salad berasa gratis! *lemparsepatu*
Bisa jadi pikiran saya masih 'terjajah barat' sehingga berpikir bahwa salad lebih keren dari gado-gado. Saat itu saya hanya berpikir: "wah gaya euy, topik pembicaraannya!"
Kemudian saya takut, semoga pikiran itu bukan pikiran yang lahir dari kesombongan, atau perasaan diri 'lebih' dari yang lain. Astaghfirullah.

8 Oktober 2013

ternyata menulis itu bagi saya...

Menulis itu bagi saya, ternyata merupakan separuh nyawa.
Saya dan beberapa teman yang mengenal saya, sangat tahu bahwa saya sangat suka menulis, ya, literally menulis dengan pulpen dan buku. Mungkin tidak ada yang aneh dengan itu, toh banyak orangpun menulis di buku agendanya.

Saya menulis (dengan pulpen) apapun. Hasil rapat, materi, lintasan pikiran, inspirasi, hikmah, jadwal harian, dll. Menulis membantu saya memahami suatu masalah. Menulis membantu saya mengingat, karena saya akan ingat secara visual, hampir persis apa yang telah saya tulis.

Kebiasan menulis saya, sejauh ini belum membuat saya kemudian memiliki pola pikir yang sistematis. Ya, dalam menulis saya masih abstrak. Meskipun beberapa teman bilang bahwa catatan saya rapi, tapi saya belum berkemampuan untuk membuatnya mudah dimengerti orang.

CARA SAYA MENULIS
Saya masih dalam tahap mencari model pencatatan yang tepat bagi saya. Pernah saya membagi catatan aktivitas saya ke bererapa buku, namun tidak efektif karena jadi tercecer. Pernah juga saya menjadikan 1 buku sebagai kumpulan semua aktivitas saya, merasa mudah tapi terkadang merasa bahwa cara penulisan saya menjadi tidak terorganisir.  Saya berharap dan yakin kepada Allah bahwa suatu saat saya akan menemukan pola penulisan yang  paling sesuai dengan diri saya. Prinsip saya, semua lebih baik bila terdokumentasikan, tidak peduli seberantakan apa.

MENULIS ADALAH INDIKATOR PRODUKTIVITAS
Baru saya sadari, bagi saya menulis adalah salah satu indikator produktivitas. Banyaknya aktivitas/amanah membuat kita lebih butuh mengatur waktu, kemudian merencanakan jadwal jadwal, dan semangat dalam mencari ilmu. Saat itu buku saya penuh dan saya sangat bersemangat.
Namun ketika tak ada kegiatan, tak ada sesuatu yang perlu saya atur, kemudian membuat saya menjadi mager  (malas gerak), dan akhirnya tidak banyak menulis.
Saya bisa tahu dari buku catatan saya, mana masa-masa produktif saya, mana masa-masa  yang kurang bermanfaat. Contoh lainnya, saya punya kebiasaan menuliskan pengeluaran dan pemasukan harian, ketika memasuki masa TA-seminar-sidang, kebiasaan saya perlahan menghilang. Hasilnya? Pengaturan keuangan berantakan, tidak terkontrol dan sering merasa "uangku-lari-kemana-ya". Hehe

Bagi saya, menulis berarti mengawali tekad, merencanakan, memberi perhatian. Merencanakan dengan tulisan berarti peduli dengan kemuliaan yang bisa diraih di masa depan :)

21 September 2013
 

perhatian pada hal kecil

Kenapa sesuatu itu terlihat begitu kumuh?
Kumuhnya tidak terjadi dalam semalam, tapi dari proses panjang yang dibiarkan.
Kalau saja kita mau lebih memperhatikan minimal apa yang menjadi tanggungjawab kita,
Kurasa kekumuhan itu menjadi tidak ada

30 Oktober 2013
19:27:04
Dalam sebuah angkot yang kurang nyaman.

* * * *
Sebenarnya dengan setiap hari berada pada kamar tidur sendiri saja seharusnya pikiran itu bisa terlintas,  hehe. Ga sekumuh banget gitu juga si kamar gue haha! Lintasan pikiran memang muncul kapan saja,
yaa, hikmah ngangkot mayan :)

Thursday, November 21, 2013

mungkin ini saatnya kembali mempedulikan orang lain

Untuk yang pernah merasa seperti ini,
Kau sedih, tak ada orang yang memperdulikanmu. Orang-orang hanya mau berteman dengan teman yang lain. Rasanya tak ada yang mengerti kamu kecuali ada berita kau mati bunuh diri. Temanmu sibuk semua, mereka tidak pernah menghubungimu, mereka tidak pernah mengajakmu pada hal-hal yang bisa dikerjakan bersama. Orangtua? Oh kau bisa berharap apa? Selama ini mereka tidak pernah mengerti dirimu kan? Kau merasa seperti hidup di neraka. Bahkan psikolog ternamapun mungkin akan angkat tangan mengatasi masalahmu.

Langitmu serasa runtuh? Bumi serasa menelanmu? Tidak ada termpat bernaung? Mungkin kau sama denganku?

* * *
Yah, Kurasa ini saatnya kau bertaubat. Kurasa belakangan ini kau terlalu sibuk dengan dirimu sendiri, kau tak lagi memerhatikan teman-teman dan orang di sekelilingmu. Kau lupa dengan hak-hak yang biasa kau tunaikan pada sahabat-sahabatmu. Kau terus mencari solusi jauh di luar dirimu tanpa menyadari bahwa sebenarnya solusimu ada dirimu sendiri.

Yaa, mungkin ini sangat berat, dan kutahu kau masih tak bisa mempercayaiku. Tapi percayalah, ketika kau merasa sangat kesepian dan mengharapkan adanya perhatian dari orang lain, itulah saatnya kau mulai peduli dan memerhatikan orang lain. Sesederhana itu saja.


9 Oktober 2013

kursi artis : berbagi rezeki, berbagi pengorbanan


Rezekimu tidak selalu yang hadir secara nyata di depan matamu, terkadang ia hadir dari pengorbanan orang lain. Pernah menyadarinya?

* * *
Saat itu sudah malam, angkutan umum semakin jarang. Lelah sudah menerjang, dapat duduk nyaman dalam perjalanan pulang sudah terbayang. Segera setelah dapat angkot, saya upayakan dapat duduk senyaman mungkin, walaupun hanya dapat duduk di kursi artis.

Daripada bengong, sepanjang perjalanan, saya fokus terus sama telepon genggam. Yang penting saya bisa duduk nyaman, ngga mengganggu orang toh?

* * *

Saya lupa persisnya kapan, saat itu angkot yang ditumpangi sudah terisi penuh, hanya tersisa satu kursi kosong di depan pintu, di kursi artis. Saya sendiri duduk tepat dikursi itu, hanya bersiap berbagi sedikit bila kemudian ada penumpang.

Tak lama seorang remaja berukuran agak besar masuk dan duduk tepat disamping saya, di tempat yang rawan jatuh itu. Sebagai penumpang baru, tentu dia berusaha untuk duduk dengan nyaman. Menjaga barang bawaannya agar tidak jatuh dan mulai tenggelam dalam aktivitasnya dengan telepon pintarnya. Saya hanya bisa "setengah duduk " menahan pegalnya kaki yang menumpu sebagian berat  badan, tanpa berkata apa-apa namun jadi memkirkannya sepanjang perjalanan pulang.

* * *

Mungkin kau akan ingat pada para petani padi, penjual beras dan penemu ricecooker atas nasi yang ada di piringmu
Mungkin kau akan ingat pada petani kelapa, pemanjatnya, penjualnya, pelepas sabutnya, pemecah batoknya, pemarut daging kelapanya, pengekstrak santannya dan pembuat cendol atas segelas cendol dingin segar bersantan yang kau minum di terik matahari

Kita itu banyak ngga tau nya. Bersyukurlah atas skenario Allah yang indah


Kamar, 3 Oktober 2013
22:16

Being an assistant

Bismillah..
Bagi kebanyakan orang mungkin, menjadi asisten merupakan suatu hal yang biasa saja. Mendaftar, diterima,  jalani. That's all. Tapi tidak bagi saya. Entah mengapa baru pada tahun ke 4 saya menjadi asisten praktikum.

Semester 8 kemarin saya menjadi asisten Praktikum Proyek Tumbuhan, mendampingi adik-adik Biologi angkatan 2011. Itu sangat menyenangkan! Semester 8 itu saya dengan lebay dan sebetulnya-tidak-perlu-nya mengambil 20 SKS, padahal seharusnya fokus saja pada TA. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah keduanya bisa saya jalani.

PRG, alin, desy, silato, dikdik, rahman, ita, levi, fii, (tami nyempil), tria, ani, friska, ganjar, riksa, dan nida, era, mamik. (Foto di Taman Bunga Nusantara)

Yak, 1 semester udah berlalu. Praktikum kali ini peraturannya ketat banget. Kalo telat masuk ngga boleh praktikum; laporan ngga ada literaturnya, diminus banyak, dll. Ketat, tapi kondisinya memang harus seperti itu :) Terimakasih  dan maaf kepada Madame Tria sebagai pimprak telah memimpin kami dengan sangat galak disiplin :P Sangat saya syukuri karena turbulensi Projek tumbuhan ini memang membutuhkan kedisiplinan tinggi dari seluruh asisten (terutama saya yang lenje-lenje -_-). Superduper terimakasih banyakk :')) Juga pada para asisten yang selama bekerja bersama banyak kekurangan yang saya lakukan, banyak merepotkan. mudah-mudahan pilihan kita menjadi asisten tidak hanya menambah pengalaman, tapi juga menambah berat timbangan kita kelak yaa.. aamiin..
Terimakasih juga pada bu rizkita, yang dengan ini saya jadi tahu betapa beliau sangat care pada anak-anak didiknya :')

* * * *
Yang paling saya sukai dari menjadi asisten adalah interaksi dengan adik-adik. Bahwa kita menjadi kakak yang harus lebih banyak ilmunya memang iya, namun mengkomunikasikan pada adik-adik begitu menyenangkan. Saya jadi teringat pada mentoring yang pernah saya lakukan, bersyukur bahwa dengan itu saya sedikit-banyak terasah kemampuan berbicaranya dan setidaknya lebih PD.

Dengan menjadi asisten praktikum, kita menjadi lebih kenal dengan angkatan tersebut. Semakin banyak kenal, semakin banyak peluang manfaat yang bisa dibagikan, insyaallah.

 Kelompok 5 pencil kya kyaaaaa :* Gina, mery, uli, bejo, idir. (di taman bunga Nusantara juga)

Selamat atas sabetan PROTUM award, sebagai salah satu kelompok terbaik dan presenter terbaik :D
Maaf banyak sekali kekurangan saya sebagai asisten pencil >,< Terimakasih atas kebersamaannya :')

Alhamdulillah :)

Kamar, 21 Mei 2013