Sunday, March 25, 2018

Kreativitas dan Bagaimana Menjadi Ibu Kreatif

Tantangan Bunda Sayang di Level 9 ini sedikit berbeda dari biasanya. Kali ini kami lebih diarahkan untuk lebih aktif dan lebih banyak bepikir lagi. 

Diskusi mengenai keativitas ini diawali dengan beberapa test penglihatan, yang sejatinya adalah test pesepsi. Dalam melihat suatu gambar, jawaban dari setiap orang dapat sangat bervariasi. Mengapa? Setidaknya ada 4 hal : pengalaman, sudut pandang, persepsi dan cara kerja otak.

UBAH FOKUS, GESER SUDUT PANDANG KITA. Dalam konteks membersamai anak, kita pelu memiliki berbagai sudut pandang kreatif ketika melihat berbagai kelakuan anak kita. 

Salah satu hal yang dapat mematikan kreativitas adalah dengan memberi komentar
Dalam konteks membersamai anak, terkadang saking pedulinya, orangtua jadi terlampau banyak memberikan komentar. Penggunaan warna yang salah saat menggambar, misalnya. Ketika anak mewarnai awal dengan warna pink, sangat mungkin kita segera mengkoreksi dan memberitahu  tentang itu. Kemungkinan yang terjadi, anak akan sangat hati-hati sekali dalam mewarnai, bahkan bisa menjadi takut, malas, dan bosan. Padahal kita belum tahu dengan jelas, apakah ia memang tidak tahu, lupa, atau sekedar bosan dengan warna awan yang putih.

MAKA, JANGAN BERASUMSI. Asumsi kita kadang berbeda jauh dengan asumsi anak-anak kita, maka janganlah buru-buru membuat pernyataan, perbanyaklah pertanyaan supaya anak bisa menyampaikan idenya dengan jelas (CLEAR). Tugas kita? Mengklarifikasi saja (CLARIFY). Lebih banyak bertanya, mendengarkan, tanpa perlu menghakimi.

OUTSIDE THE BOX THINKING. Buka kotak pemikiran kita.
Dalam diskusi kami diminta membuat 3 garis tanpa terputus di atas 9 buah titik. kadang kita membatasi diri pada hal yang kita tahu saja, kita kira saja. Padahal kita perlu belaja untuk berfikir keluar dai kebiasaan, ketika memang tidak ada aturannya. Inti simulasi tersebut adalah jangan sampai kita membatasi anak pada pemikiran dan pengalaman kita saja. Biarkan anak-anak bepikir berbeda dari hal-hal yang pernah kita alami.
Kita tidak bisa memaksakan anak untuk berpikir, bertindak, dan merasa seperti kita.

Sekarang, mari kita tengok tentang PROSES KREATIF
1. Evolusi : Ide baru, dibangkitkan dari ide sebelumnya
2. Sintesis : Dua atau lebih ide yang ada, digabungkan jadi satu Ide baru lagi
3. Revolusi : Benar-benar membuat perubahan baru dengan pola yang belum pernah ada.

Intinya, sebetulnya kita bisa mendapatkan ide baru dari banyak hal, loh. Tapi dalam konteks sebagai Ibu, kadang tantangan menjadi kreatif itu masih ada. Apa ya yang menghambat kita selama ini? Dan solusinya apa?

Hambatan (hasil diskusi) : 
1. Mengkhawatirkan komentar/penilaian orang lain
2. Rutinitas
3. Malas
4. Mau nya instan, ngga mau repot
5. Kurang piknik
6. Ngga siap dikomentari jelek / aneh
7. Kebiasaan
8. Pengaruh trauma masa kecil
9. Belum bisa mengelola diri dengan baik
10. Emosi/kejernihan pikiran

Kalau ngga Kreatif, gimana?
1. Jalan di tempat, ngga maju maju
2. Hidup Flat

Perlu kreatif ga sih jadi Ibu?
Perluuuu, harusssss. Kenapa?
1. supaya ngga garing dan bosen
2. supaya bisa masuk ke frekuensi anak yang kreatif
3. bikin urusan lebih mudah
4. biar anak mau makan dan mandi
5. hidup lebih hidup, ada variasi
6. Supaya uang belanja cukup
7. mengisi aktivitas weekend

Gimana agar kreativitas Ibu tetap terjaga?
jaga kewarasan dan jangan lupa bahagia
Kesehatan jiwa dan raga.
Pikiran yang tenang, ikhlas dan Syukur

Resume Diskusi Kreativitas Kelas Bunda Sayang Level 9
Tanggal : 19 Maret 2018
Oleh : Hajah Sofyamarwa R

Friday, March 16, 2018

Surat Cinta Dari Bunda : Kebaikan Ayahmu

KEBAIKAN AYAHMU
Anakku yang shaleh, tahukah?
.
Dalam kehidupan berumah tangga nantinya, ada kalanya kita menghadapi rintangan yang membuat indahnya keluarga menjadi terasa begitu jauh di mata.
.
Mungkin tak banyak, namun terkadang nila setitik itu jadi merusak kebaikan besar di sekelilingnya. Yang perlu kita lakukan adalah terus mainkan peran dan kewajiban kita sendiri, dan tetap konsisten melakukan kebaikan
.
Bunda belajar untuk mengukir kebaikan kebaikan ayah dalam tulisan. Ya, karena bunda suka menulis dan menulis membuat bunda lebih nyaman. Sangat ingin rasanya juga menuliskan hal hal yang kurang berkenan, namun hingga beberapa lama ini tak pernah bunda lakukan.
.
Bunda tepiskan semua, bahkan tak bunda tulis dalam catatan pribadi bunda. Karena Bunda sadar, begitu banyak kekurangan bunda, dan menuliskan kekurangan orang lain tak mengubah apa apa.
.
Maka, banyak banyaklah bersyukur. Tuliskan saja semua kesyukuranmu setiap harinya nanti. Ingat sisi baik dari orang orang yang kau temui kelak. Beri apresiasi terbaik sepayah apapun ia. .
Caramu menerima dan memotivasinya, akan berarti banyak untuk perubahan dirinya.
.
Mengapa?
Karena tiada yang sempurna, tiada yang bisa persis sama dengan apa keinginan kita. Kitapun begitu, harapan yang oranglain sematkan pada kita juga tak selalu dapat kita penuhi kan?



** Oh ya, ini salah satu kebaikan ayahmu, meski kami sedang belum berteman baik 2 hari ini, ayah tetap menyisakan beberapa lembar menu gokana tepan untuk kita nikmati. Dan pagi ini kamu pun memakannya dengan sangat lahap 

Salam sayang, 
Bunda yang masih terus belajar

Jumat, 16 Maret 2018

Surat Cinta Dari Bunda : Jangan Marah

Dear Anak Kesayangan Bunda,
Baru kali ini bunda sadari, betapa sudah jarang sekali bunda memberimu nasihat.
.
Tanpa bunda sadari, mungkin belakangan ini bunda terlalu takut ucapan bunda menyakiti orang sekitar. Padahal kebenaran tetap harus dikatakan, dan mengatakan kebenaran itu meski pahit tetapi lebih baik daripada pengabaian
.
Sulit memberi nasihat, terlebih karena mungkin hati sedang bernoda. Ya, kau perlu tahu bahwa hati mungkin menjadi keruh karena dosa. Nasihat menjadi tak bermakna, manakala apa yang kita katakan begitu sulit kita lakukan.
.
Mulai hari ini, ingatkan bunda untuk memberimu nasihat ya?
.
.
*
Jangan marah,
Jangan marah,
Jangan marah.
Maka bagimu surga.

Hati yang diliputi kemarahan, tak mampu menangkap logika dengan baik. Itulah kenapa, tersebut oleh nabi bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang fisiknya kuat, tetapi yang mampu menahan amarahnya.

Otoritas diri yang lebih tinggi, membuat diri merasa pantas memarahi lawan bicara. Padahal tak ada manfaat dari kemarahan itu sendiri selain menorehkan luka.

Bunda tahu, terkadang pukulan kecilmu hanya perwujudan dari caramu melindungi dirimu, bagian dari naluri kemanusiaanmu.

Namun bunda yang kurang sabar, tak jarang tersulut api amarah, kemudian menuruti hawa nafsu dengan memarahimu.

Ah, malu sekali.
Padahal bunda sudah lebih besar dari mu, sudah sepatutnya bisa menjaga diri.

Kelak, jadilah orang yang mampu menjaga diri, menjaga agar tidak suka marah marah padahhal yang tak diperlukan.
Semoga selama ini bunda cukup ikhtiar memenuhi kebutuhan emosionalmu, hingga pada saatnya nanti, kau sudah cukup matang untuk bersikap lebih bijaksana.

Salam, bunda. :)