Monday, June 13, 2016

Mengaji dengan Niat Melakukan Amalan Terbaik

Banyak sekali yang ingin kutulis, tapi.. ah.. mari memulainya dari sesuatu yang mungkin bermanfaat :)

* * *

Sungguh malam ini hatiku bahagia sekali setelah duduk mengaji walau aku sangat lelah. Mengaji itu pupuknya hati dan akal, ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan iman kita di era hebat ma’siyat ini.” - Ust. M Arifin Ilham

Sebuah kutipan singkat dari salah seorang kakak sealmamater yang orangnya lucu tapi sangat meaningful. Entahlah, saya juga jarang berinteraksi dengan beliau lagi, tapi saya masih bisa merasakan kedalaman makna yang beliau pancarkan lewat tulisan tulisannya.

Ramadhan sudah hari ke-delapan. Begitu cepat, sungguh, bahkan sampai saya tak sempat menulis sepatah dua patah kalimat sambutan di blog berdebu ini.

Ramadhan kali ini, Allah karuniakan pada kami anggota keluarga baru. Haidar sudah 9 bulan saja, tak terasa. Amanah sebagai seorang istri, serta ibu, menjadi tantangan tersendiri bagi saya pribadi.

Kelompok halaqah kami punya target harian di bulan ramadhan ini. 2 kali khatam, berarti persebarannya 2 juz perharinya. Tantangan tersendiri, apakah saya bisa mencapainya dengan amanah saat ini ?

Seharuanya bisa. Tak lebih dari 3 jam seharusnya. Tapi saat ini jujur saya masih belepotan mengatur pekerjaan domestik rumah tangga. Hehe. Dan salah satu godaan lain adalah mengurusi online shop hehe.

Ah seharusnya tetap bisa. Banyak yang sudah bisa membuktikannya.

***

Namun perbincangan dengan paksuami, dan diskusi ringan di grup watsap halaqah kami membahas tentang amalan yang terbaik (ahsanu amala), Bukan amalan terbanyak. Bisa dilihat pada surat al-Mulk ayat 2, surat yang sejak 3 bulan lalu saya masih stuck menghapal disini :"" *parah*

"...Supaya Dia mengujimu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya..." (TQS AL-Mulk 67:2)

Menurut Muhammad bin ajlan dari kutipan dalam buku tafsir ibnu katsir, "Yang paling baik amalnya. Dan allah tidak mengatakan yang paling banyak amalnya."

Sejak dulu saya juga punya targetan tertentu yang dikejar, misal dulu hanya 1 juz perhari saja. Namun seiring berjalannya waktu dan pemahaman, target penting untuk standar diri kita pribadi, namun kualitas harus dipikirkan juga.

Kalau kita mau setiap ramadhan selalu lebih baik dengan "hanya" meningkatkan kuantitas tilawah kita, mungkin 30 tahun lagi, target kita 30 juz perhari alias 30 kali khatam?
Untuk apa? Tak diijinkan karena memang pasti kita akan melalaikan kewajiban kewajiban lain. Islam mengajarkan keseimbangan.

Membaca tanpa memahami, kira kira apa dampaknya untuk kehidupan kita?

***
Saya pribadi masih banyak peer.
Bacaan masih harus diperbaiki
Hafalan masih belum komitmen.
Pemahaman quran juga masih sangat minim.

Semoga kita bisa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita dengan shaum, meningkatkan pemahaman dan kecintaan kita terhadap quran di bulan ramadhan. (Seperti yang ust. Nouman ali khan sebutkan dalam status fb nya)

Sabtu 18 juni 2016
Diselesaikan pada ramadhan hari ke 12