Tuesday, February 28, 2017

Materi #6 : Ibu Manajer keluarga Handal, Motivasi Bekerja ibu

*IBU MANAJER KELUARGA HANDAL*

_Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6_

*Motivasi Bekerja Ibu*

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu

*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.

Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?

🍀Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?

🍀Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?

🍀Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?

Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.

🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses

🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI” , maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

*Ibu Manajer Keluarga*

Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita

*_Saya Manager Keluarga_*

kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.

🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.

🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kejakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi

🍀Buatlah skala prioritas

🍀Bangun Komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

*Menangani Kompleksitas Tantangan*

Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :

*_a. PUT FIRST THINGS FIRST_*

Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.

*_b.ONE BITE AT A TIME_*

Apakah itu one bite at a time?
-Lakukan setahap demi setahap -Lakukan sekarang -Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan

*_c. DELEGATING_*

Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.

*_ Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda_*

_Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

*Perkembangan Peran*

Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih

*_SEKEDAR MENJADI IBU_*

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:

🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.

Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “managjer keuangan keluarga.

🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.

Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.

🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.

Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.

Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.

🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst

Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi.  Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.

Hanya ada satu kata

*BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

_SUMBER BACAAN_:

_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP,  2015_

_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #3, 2017_

_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_

Review NHW #5

Review Nice Homework sesi #5

📝 BELAJAR CARA BELAJAR  📝( Learning  how to Learn)

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?

Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap belajar cara belajar.

Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah

Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh

Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.

Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu OUTSIDE IN informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.

Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan  exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.

Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA

Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?

🍀Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.

🍀Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.

🍀Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.

Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.

Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.

tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.

Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.

Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya

ADAB itu sebelum ILMU

Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:

1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong

Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu,  merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada  yang berpendidikan tinggi, namun  tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.

2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`

tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.

3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa

( stay foolish, stay hungry)

Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.

Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan :

Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #3, 2017

Materi Matrikulasi IIP Batch #3, Belajar cara Belajar, 2017

Materi Matrikulasi IIP Batch #3, Adab Menuntut Ilmu, 2017

Sunday, February 26, 2017

MY NHW #5 Desain Pembelajaran

Untuk memahami desain pembelajaran, saya membawa aliran rasa dari para peserta matrikulasi iip bandung 1. Kemudian saya teringat bahwa saya memiliki buku-buku karangan pak munif chatib "gurunya manusia dan sekolahnya manusia". Sayang sekali sampai saat ini saya belum menemukan bukunya dalam kardus2 (belum ada lemari soalnya hehe)
Akhirnya saya membaca- baca dari berbagai web.

Desain instruksional adalah a systematic thinking process to help learners  learn. (Zook, 2001)

Desain instruksional / pembelajaran ini ada beberapa model, saya memilih model yqng dikembangkan oleh Kemp.

"Model desain system instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain system pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul.

Model system instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan system instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal."

Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah:

a.       Hasil yang ingin dicapai
Memahami dan dapat mempraktekkan parenting nabawiyah
b.      Analisis tes mata pelajaran
?
c.       Tujuan khusus belajar
Paham sejarah islam terkait parenting
Paham adab keseharian yg islami
Paham teknik tulis menulis

d.      Aktivitas belajar
1 jam/ hari setiap pukul 13.00-14.00
Membaca buku dan mengkaji nya mencari berbagai sumber lain.

e.       Sumber belajar
Buku
- terbitan parenting Nabawiyah
- buku ust faudzil azhim
- buku vitamin T hernowo
- video youtube ust budi ashari

f.       Layanan pendukung
Jaulah / wawancara narasumber

g.      Evaluasi belajar
Manajemen waktu yang dialokasikan
Dalil yang sudah dihafalkan
Peribahan sikap adab keseharian

h.      Tes awal
Menyebutkan dalil al quran atau sunnah mrngenai parenting nabawiyah

i.        Karakteristik belajar
Audio visual kinestetik

Materi #5 Belajar Bagaimana Cara Belajar

Materi Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #5

📝BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR📝

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, 

Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.

Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar. 

Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.

Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa. 

*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*

Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.

Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.

Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?

Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal : 

1⃣Belajar hal berbeda        
2⃣ Cara belajar yang berbeda

3⃣Semangat Belajar yang berbeda

🍀 *Belajar Hal Berbeda*

Apa saja yang perlu di pelajari ?

yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya

🍎Menumbuhkan karakter yang baik.

🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)

*Cara Belajar Berbeda*

Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.

Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :

👍Ibu jari : How

👆Jari telunjuk : Where

✋Jari tengah : What

✋Jari manis : When

✋Jari kelingking : Who

👐Kedua telapak tangan di buka : Why

👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.

Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya

Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.

Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

_Apa itu berpikir skeptik ?_

Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.

*Semangat Belajar Yang berbeda*

Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :

🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.

🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.

Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).

Yang harus dipahami,

*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*

Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?

• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan 

*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*

Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.

Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.

🚫 *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*

yaitu dengan menutupi kekurangannya,

Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).

Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.

Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.

Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.

Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?

Caranya adalah :

1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati

2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya

3⃣Mengetahui passionnya

Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.

  *_Good is not enough anymore we have to be different_*

Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).

Peran kita sebagai orang tua :

👨‍👩‍👧‍👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.

👨‍👩‍👧‍👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.

kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya

👨‍👩‍👧‍👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.

Cara mengetahui passion anak adalah :

1⃣ _Observation_ ( pengamatan)

2⃣ _engage_(terlibat)

3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)

Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.

Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.

Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.

Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :

1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,

Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.

2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya

3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari

4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :

_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_

_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_

Sunday, February 19, 2017

Review NHW #4 Membuat Kurikulum Yang Gue Banget

_Matrikulasi IIP Batch #3_
REVIEW NICE HOMEWORK #4

*MEMBUAT KURIKULUM YANG "GUE BANGET"*

Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4  kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu *_Memberi Teladan_* kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.

Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4  ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan *_kesungguhan_*bunda untuk menemukan diri.  Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu. Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa  tidak bisa dan tidak mau belajar efek berikutnya adalah kita *_sub kontrakkan_* pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit *_kemandulan_* dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya _tidak mampu lagi_

Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.

🍀Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa  anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.

Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?

Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.

Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.

Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda.

Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya. Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu.

Kembali ke fase titik nol dan segera bergerak.

" *_Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda_* "

🍀Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :

1⃣Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga

2⃣Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.

3⃣Kita ambil satu hasil penelitian _Malcolm Gladwell_dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. *_They will master the skill_* kata Gladwell.

Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.

4⃣Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari.

Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka 

5000 hari : 250 = 20 tahun

Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.

5⃣Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal 

KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)

KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)

KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)

KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)

Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.

6⃣Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb. 

7⃣Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya. 

*AKSELERASI*

Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, y aktivitas yang memperbanyak
*_JAM TERBANG_*

Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “AKSELERASI”

Ada dua cara akselerasi yaitu :

🍀Menambah Jam terbang harian

🍀Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.

🍀Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.

Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun

*_customized curriculum_*

untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita  akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita. 

Kuncinya hanya dua 

*_FOKUS dan KONSISTEN _*

Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.

*_If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening!_* – Jack Ma

Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan :

_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_

_Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan v Fitrah, 2017_

_Hasil Nice Homework #4 para peserta matrikulasi IIP batch #3_

Wednesday, February 15, 2017

NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

📚NICE HOME WORK #4

🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH 🍀

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?

Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
Jurusan yang saya pilih saat NHW 1 adalah Parenting Nabawiyah. Sempat galau untuk mengubahnya menjadi kepenulisan. Namun karena menulis sudah hobi bawaan, maka saya tetap pada jurusan parenting nabawiyah. Karena pada rencana action nya pun tetap melibatkan kepenulisan dalam pencarian ilmu nya. Parenting nabawiyah pun lebih saya perlukan saat ini untuk fokus dipelajari.

b.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
Sejak pembuatan NHW 2, di 2 pekan lalu hingga saat ini, saya belum mengisi checklist hariannya, kendalanya karena saya belum mengeprint file nya. Namun poin-poin yang saya jadikan indikator di NHW 2 sebisa mungkin saya jalankan setiap harinya, meskipun belum semuanya. Setelah ini, saya harus segera mengeprintnya, menempelkannya di dinding, mengecek dan mengisi nya secara berkala setiap harinya.

b. Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator

Sampai saat ini, jujur saya belum menemukan apa maksud spesifik Allah menciptakan saya di muka bumi ini. Sebelum menikah dan punya anak saya merasa jiwa saya semacam sudah terarah, namun sekarang karena masih terus beradaptasi dan terbawa arus kehidupan sehari-hari.

Saya ingat bahwa banyak kawan yang merasakan kebermanfaatan saya saat saya menuliskan sebuah tulisan/artikel.

Sebelumnya, saya sertakan hasil test saya dari temubakat.com beberapa pekan yang lalu, menurut saya ini membantu saya untuk menunjukkan siapa diri saya.

"anda adalah orang yang senang mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik , banyak ideanya baik yang belum pernah ada maupun dari pikiran lateralnya , selalu ingin memajukan orang lain dan senang melihat kemajuan orang , senang mengkomunikasi ideanya , suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur , keras menghadapi orang akan tetapi tidak menyukai konflik , senang menggabung-gabung kan beberapa teori atau temuan menjadi suatu temuan baru , senang menghayal tentang apa yang mungkin terjadi jauh kemasa depan.
Communicator,
Creator,
Educator,
Journalist,
Mediator,
Synthesizer
Visionary"

Maka sementara ini,

Misi hidup : menjadi salah satu penyampai info/berita yang valid dan bermakna, agar lebih mudah dicerna masyarakat karena bahasanya yang sederhana tapi mendalam.
Bidang       : parenting nabawiyah (fakta dan cerita mengenai gaya hidup rasulullah dan sahabat dalam mendidik sebuah generasi)
Peran         : Communicator (mengkomunikasikan sesuatu yang sederhana menjadi menarik)

c. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

Contoh :  Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan  tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :

1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

Jawaban saya :
Dengan 3 hal tersebut,
Tahapan ilmu yang perlu saya kuasai untuk menjadi ahli dalam bidang parenting nabawiyah adalah
1. Mencari fakta-fakta sejarah parenting nabawiyah yang dilakukan rasulullah dan sahabat terdahulu yang sesuai tuntunan al quran dan sunnah
2. Mengkaji ayat al quran dan sunnah yang berbicara tentang parenting
3. Mempelajari adab dan keseharian (gaya hidup) yang islami
4. Teknis ilmu kepenulisan dan membaca.

d. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai  10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang  di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak.  Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone  yang ditetapkan oleh ibu tersebut  adalah sbb  :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha

Jawaban saya :
Mengenai milestone, karena sumber ilmu parenting nabawiyah kurikulumnya belum ada yang merumuskan secara terstruktur, saya masih agak kesulitan menentukannya. Saya juga khawatir apakah susunan yang saya buat ini akan mencapai target yang seharusnya. Insyaallah saya harus mencari narasumber untuk meminta wejangannya.

Namun jawaban saya saat ini :
Tahun 1 : Mencari fakta-fakta sejarah parenting nabawiyah yang dilakukan rasulullah dan sahabat terdahulu yang sesuai tuntunan al quran dan sunnah
Tahun 2 : Mengkaji ayat al quran dan sunnah yang berbicara tentang parenting
Tahun 3 : Mempelajari adab dan keseharian (gaya hidup) yang islami
Tahun 4 : Teknis ilmu kepenulisan dan membaca

e. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Sudah dicantumkan. Perlu didetailkan.

f. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Sang Ibu di contoh di atas adalah perjalanan sejarah hidup Ibu Septi Peni, sehingga menghadirkan kurikulum Institut Ibu Profesional, yang program awal matrikulasinya sedang kita jalankan bersama saat ini.

Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.

Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/
==============================

Bacaan terkait
Materi ke #4 klik disini
Review NHW #4 tentang membuat kurikulum yang gue banget klik disini

Tuesday, February 14, 2017

Materi #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH (matrikulasi IIP Batch 3)

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4  

*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.

Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak. 

“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. 

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu 

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll. 

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. 

Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition” 

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya. 

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

 

Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_

_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_

_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_

_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_

Materi #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH (matrikulasi IIP Batch 3)

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4  

*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.

Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak. 

“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. 

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu 

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll. 

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. 

Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition” 

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya. 

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

 

Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_

_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_

_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_

_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_

Saturday, February 11, 2017

Surat Cinta Buat Suamiku : Tentang ayang

Assalamu'alaikumwrwb
Dear ayang yang baik,
Ini ceritanya surat cinta dari aku buat ayang. Masih inget ngga sebelum nikah kita juga sempet bales-balesan surat di email? Kayanya ayang lupa sih hihi, kalo inget pun lupa isinya kan ya ? Kabar baiknya balasan surat dari ayang aku simpan berpassword di hape LG ku. Kabar buruknya, hape LG itu hilang 3 hari lalu pas aku naik gojek 😥 nanti kita cari ya catetannya, semoga masih ada ^^

* * *

Aku flashback dikit dari "diary" ku sebelum nikah sama ayang. Udah pernah baca kan ya? Hihi http://www.hajahsofya.com/2015/06/pertanyaan-pertama.html?m=1 maaf ya semoga ikhlas dipaksa jadi pembaca setia blog aku. Hehe

* * *
Ayang tau ngga kenapa aku akhirnya yes waktu diajak nikah sama ayang ?

Ayang adalah orang pertama yang mengajak aku menikah.
Ya, meskipun di kali pertama ini aku belum mengiyakan. Saat itu aku masih tugas akhir, dan rasanya belum mempersiapkan apa-apa untuk jenjang pernikahan. Aku juga tau, kalau aku ngga menerima, akan ada ribuan wanita lain yang bisa diajak menikah.

Ayang adalah orang kedua yang mengajak ku menikah (lagi)
Ya, kali kedua setelah setahun itu aku lebih mempertimbangkan untuk menikah. Saat itu aku bekerja sebagai guru kelas, begitu concern masalah pendidikan anak, dan menikah menjadi salah 1 gerbangnya.
Akhirnya, kenapa tidak ? Bukankah jodoh Allah yang takdirkan?

8 AMAZING THINGS ABOUT YOU

1. Ayang itu care sama adik adik binaan.
Ay, interaksi kita dahulu sebetulmya hanya seputar amanah permentoringan di kampus dan di SMA. Di SMA pun aku "baru" sebagai mentor, ketika beramanah pun sekedar menjalankan amanah. Tanpa ada rasa macam-macam, justru malah rasa dikejar aja karena disuruh turun lagi ke SMA padahal masih pegang kampus juga. Saat itu rasanya malah gemes pengen "ngomel-ngomel" sama ayang karena ingin perbaiki sistem di SMA, maksudnya gatel gitu pengen ngerombak macem2.

Kita jarang tatap muka, pun ketika ada pertemuan, tidak membuat aku mengenal ayang, mengenal pemikiran ayang. Aku cuma cukup tahu kalau ayang itu suka nyanyi nasyid, suka tampil di tiap kesempatan tampil. Hihi. Pede nya selangit pokonya. Aku ya biasa aja karena mindset jodoh saat itu, ngga usah fokus cari cari manusia, fokus diri sendiri dulu aja, jodoh insyaallah menyesuaikan.

Aku bahkan kurang ngeh kalau ayang itu dulu wakil ketua DKM. :p

Yang aku tau, setelah ajakan menikah datang, ketika aku merhatiin lebih dalam, ayang itu CARE BANGET sama adik adik binaan di SMA. Ini juga cuma aku liat banget di grup line, bukan di dunia nyata saking ga merhatiinnya. Jam berapa pun ketika adik adik punya pertanyaan, ayang akan membalasnya, sebisa mungkin. Memberikan pengetahuan, meluruskan pemahaman, mengajak berpikir adik adik, selalu ada buat adik adik.

Apa lagi ya ? Itu sih alasan utamanya.

Dan sampai sekarang usia 2 tahun pernikahan, hal itu masih ada. Istiqomah drngan prinsip dakwahnya. Istiqomah membina adik adik setiap pekannya. Bahkan sekarang pegang 3 kelompok dan masih jadi pengisi ta'lim. Dan bukan main main, teguh dengan segala aturan kedisiplinan dan berpegang pada alquran dan sunnah rasulullah saw.

Meskipun namanya istri, ada kondisi baper dan cemburu sama seluruh binaannya. Hihi. Tapi insyallah yakin, justru itulah yang membuat aku jadi tenang, bahwa "tali" itu yang akan menjaga keluarga kita terus ke depannya. :")

2. Ayang itu berprinsip : ngingetin ke Allah dan berbakti sama orangtua
Setiap hubungan punya tantangannya sendiri, punya masalahnya sendiri. Kadang aku yang ngambek, kadang ayang yang nahan ngambek. Ayang itu saat kita punya problem dan terlalu berpikir duniawi, ujung nya akan selalu ngingetin kalau apa apa yang kita lakuin itu supaya Allah rido.
Segala kebaperan yang muncul dari fitrah kewanitaan saya, diobati dengan prinsip ini. Dalam keberjalanannya ada kesal, ada rasa tidak terima, tapi prinsip ini tak pernah salah. Dan aku bersyukur banget bahwa hubungan kita ayang jaga dengan prinsip terkuat di alam semesta ini.

Ayang itu tau kondisi diri dan lingkungan pengasuhannya. Well, kita banyak berbeda disini, tapi disini aku juga belajar. Yang ngga pernah lepas dari ayang adalah keyakinan akan keberkahan dari orangtua. Hal ini mungkin semua orang tahu, tapi tak semua orang paham, tak semua orang benar-benar menjalankannya. Termasuk denganku, yang masih belajar akan hal ini. Dalam keberjalanannya, banyak air mata berderai, mempertanyakan kenapa begini kenapa begitu, tapi aku juga yakin, inilah cara Allah mengajariku tentang keberkahan dari orangtua. Dan namanya belajar, pasti ada tantangannya kan ya supaya naik kelas ?

3. Ayang itu jujur bening hatinya.
Bukan tanpa dosa tentu saja, tidak sempurna tentu saja. Tapi aku yakin dan bisa ngerasain betapa ayang itu dipenuhi kejujuran. Sikapnya, kata-katanya, perasaannya, kebaikannya. Bukankah kejujuran merupakan salah satu hal yang paling penting dalam sebuah hubungan ? :")

Aku yang orangnya banyak "menjaga jarak" dan "menutup tabir diri" dapat dengan mudah mengenali keterbukaan ayang.

4. Ayang itu ngga keberatan bersama menghandle urusan rumah
Kalau bagian ini, jam terbang ayang udah lebih banyak. Dibesarkan dengan standar tinggi, maka urusan beberes rumah yang katanya urusan perempuan, ayang melakukannya dengan sangat baik.
Bersabar mengajariku yang kadang malah ngambek kalau ngerasa kerjaannya diambil, padahal emang mau bantuin hehe. "Berkeras" agar keluarga kita punya standar yang baik dalam urusan kerapihan rumah meskipun kadang aku masih banyak excuse nya.

Yang ngelakuin semua dengan maksimal. Kadang suka bantuin ngelipetin monster baju yang mau disetrika, supaya aku ngga males ngeliatnya. Ngga sungkan ngejemurin dan ngambilin jemuran. Mau nyuci piring. Ngelap meja makan kalo udh crowded.

Insyaallah sesuai dengan bayanganku dulu, bahwa urusan rumah menjadi tanggungjawab bersama, meskipun tetap menjadi fokus utama seorang istri untuk menjaga rumahnya.

Ya, tetaplah jadi dirimu, pegang erat prinsipmu, bersabar dengan realita yang terjadi, sampai akhirnya kita berhasil mewujudkannya :)

5. Ayang itu dulu katanya tempramen, tapi ngga suka marah marahin aku
Kalau aku punya salah, ayang lebih memilih untuk diam, menahan kata kata. Menjaga dari perkataan yang menyakiti. Ini aku tau karena selain ayang udah jelasin, juga karena aku bisa ngerasain. Kalau sama orang lain (misal adeknya hehe), kadang keluar jebrat jebretnya, meskipun akhirnya juga baikan.

Kacaunya, kadang aku yang suka "minta dimarahin", maksudnya penasaran pingin liat reaksi spontan jebrat jebret nya kalau kita ada masalah. Menghindari mudharat katamu.

Ah, terimakasih atas kesabarannya, semoga semakin lancar komunikasi kita :")

6. Ayang itu menjaga kesucian diri, dan lingkungannya.
Ayang yang suka ngingetin kalau pas solat rambut aku ada yang nyempil sehelai pun. Ayang yang suka ngingetin barangkali baju aku kena rembesan popok haidar pas lagi tidur. Ayang berhati hati dengan mengganti baju rumah dengan pakaian shalat yang bersih.

Yang mandinya super bersih. yang hobinya nguras bak mandi tengah malem, dan harus pake dettol. Yang hobinya nyuci keset dan kadang serbet kotor. Yang kadang Gosokin bak wastafel karena ngga bisa liat remah makanan kececer.

7. Ayang itu lucu banget dan ekspresif
Ngga jaim, menampilkan diri apa adanya. Disamping itu tetap bisa bersikap sesuai kondisi yang diperlukan.
Main sama haidar fokus to the max, pake sikap, perkataan dan ekspresi yang aneh aneh juga ngga malu.

8. Ayang itu berupaya menghargai istrinya
Mau makan masakan yang baru kubuat. Juga mau makan masakan yang sisa supaya ngga mubazir. Mau bekel makanan buatan istrinya meskipun cuma sesepele seuprit ayam, ikan asin, seupan ubi, telor dadar, dll

Nanti dilanjut ya.. ^^

Sabtu, 11 februari 2017
01.00

Wednesday, February 8, 2017

My NHW #3 matrikulasi IIP batch 3 : Membangun Peradaban dari Rumah

Alhamdulillah, di usia saya yang sudah 25 tahun ini, saya dan suami memasuki masa 2 tahun pernikahan, dan Allah mengkaruniakan seorang putra yang kini berusia 17 bulan.

A. RESPON SUAMI TENTANG SURAT CINTA DARI SAYA
Tepat 4 hari sejak pemberian NHW#3, sabtu dini hari pukul 01.00 saya mulai menuliskan sebuah surat cinta untuk suami. Saya berencana membuat surat cinta ini jadi beberapa bagian.

Bagian pertama adalah tentang hal hal menakjubkan yang saya temukan dari suami, yang membuat saya begitu yakin pada beliau bahwa beliau sangat layak menjadi suami dan sebagai ayah dari anak kami.

Surat cinta itu saya posting di blog, kemudian saya berikan link nya pada beliau pada malam hari. Sayang sekali saya tertidur sambil ngeloni haidar, dan ketika bangun, suami berkata "bingung". Saya juga jadi bingung apakah surat cinta saya salah, atau memang tidak bisa dimengerti 😢. Tapi saya paham beliau memang seperti itu, mungkin perlu waktu. Saya bilang "nanti aku nulis respon ayang nya gimana dong?". Beliau berkata nanti ya saat mendekati deadline (waah!) Saya harus sabar menanti respon lainnya nanti. Yang penting udah di read, tinggal nunggu balesan hehe. semoga ada kelanjutannya ya :)
Nb : sebaiknya ngirim surat cinta nya jangan mepet deadline ya, karena siapapun pasti perlu waktu ^^
Baca : Surat Cinta Untuk Suamiku

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Waktu terus bergulir tak terasa haidar sudah berusia 17 bulan. Di masa balita, mungkin memang kita belum bisa secara pasti mengatakan apa apa saja potensinya, tapi kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang hal hal unik menarik yang saya amati dari haidar saat ini :)

Di masa ini haidar sudah dapat diajak berkomunikasi.  Secara bahasa, ia sudah mampu menirukan kata yang orang lain sebutkan, meskipun kadang hanya suku  kata belakang. Sudah mampu menunjukkan keinginan dan emosi marah dan tidak bisa dilarang. Kalau dilarang, barang yang ada di tangan bisa dilempar. Saat mempertahankan suatu benda di tanganpun, kadang kami kesulitan. Tenaganya pun besar, juga senang memanjat apapun. Potensi yang terlihat adalah anak ini akan menjadi anak yang kuat secara fisik dan punya kekokohan mental.

Haidar tertarik pada benda benda kecil di sekitarnya, contohnya rambut. Helai rambut yang kecil yang mungkin ia rasa menarik/mengganggunya akan ia ambil, dan tunjukkan pada saya untuk dilakukan langkah selanjutnya. Potensi yang terlihat adalah perhatiannya pada hal detail.

Haidar senang bertemu banyak orang, mudah menatap dan mengajak orang untuk bermain dengannya. Mudah mnegajak senyum sambil memiringkan kepalanya. Potensi yang terlihat adalah kemampuan sosialnya yang baik.

Haidar suka terdiam dan memperhatikan saat adzan berkumandang. Sesekali ikut menirukan "auwoh (Allah maksudnya) abay (akbar)". Mengerti diajak solat, "lat" dan senang saat ikut berwudhu. Potensi yang terlihat adalah fitrah keislamannya sebagai bekal untuk keimanannya

Tertarik pada gambar-gambar, suka minta dibacakan buku berulang kali. Senang mengoprek isi dompet bunda, dan barang lainnya. Potensi yang terlihat adalah kesukaannya belajar dan bereksplorasi

Mendengar lagu akan bergoyang meskipun berad dalam gendongan. Potensi yang terlihat adalah kecerdasan musikalitas mengikuti irama

Sangat tertarik bermain di luar, terutama di alam. Memegang banyak hal. Tertarik dengan daun, bunga, pohon, kupu, ayam, burung. Dll potensi yang terlihat adalah ketertarikannya mengeksplor alam sekitar.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Saya adalah orang yang nyantai. Ngga mudah marah, selow aja. Mungkin posisi saya sebagai stabilizer, mengingatkan orang sekitar saya. Dan dengan kondisi haidar yang aktif dan sedang senang bereksplorasi, saya tidak banyak parno atau khawatir.

Saya orangnya selalu teringat pada tujuan akhir. Meskipun dalam keberjalanannya belum terlalu paham betul mengaplikasikannya. Tapi dengan kondisi suami yang kadang juga suka lupa, saya yang suka mengingatkan. Dan hal ini yang jadi reminder bagi saya juga saat membesarkan anak.

Saya orangnya kreatif, menurut saya banyak sekali cara menuju roma. Jadi ketika ada masalah, saya mempunyai beribu jalan alternatif yang membuat saya tetap tenang, dan menemukan solusi cerdasnya.

Mengapa Allah hadirkan saya di tengah keluarga kecil seperti ini ?
Mungkin Allah ingin saya belajar hal hal yang begitu berlainan dengan diri saya pribadi, agar lebih mudah beradaptasi pada banyak hal.

Mungkin Allah ingin saya menjadi partner suami saya dalam hal maintenance, krn saya orangnya cenderung stabil.

Mungkin Allah percaya pada saya untuk membimbing seluruh potensi yang haidar miliki, maka saya juga harus banyak belajar.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Saat ini saya tinggal di tengah kota, bertetangga dekat dengan nenek kakek dari suami. Orangtua dan mertua saya juga masih dalam 1 kota yang sama. Dengan jarak hanya sekitar 45menit perjalanan.

Tantangan di sini adalah bentuk jalannya yang ber gang kecil. Saya pribadi sejak dulu tinggal di lingkungan rumah yang lebar jalannya cukup 2 mobil. Rumah tinggal saat ini yang gerbang nya dekat dengan rumah hanya sedikit, dan serasa jauh (padahal dekat).

Hal ini mempengaruhi pada cara saya berinteraksi dengan tetangga. Jalan sempit menjadi sekedar tempat melintas, bisa bermain tapi terbatas. Jadi kadang interaksinya sekedar lewat dan menyapa sambil senyum.

Saya harus meniatkan untuk berkunjung ke rumah rumah tetangga dan membawakan buah tangan, karena rumah2 terdekat tidak semua sering keluar rumah. Hanya ketika saya bermain ke lapangan bawah menemani haidar bermain ayam.

Di sekitar rumah banyak anak-anak, dan rumah saya sering dijadikan tempat bermain. Mereka juga senang membaca di rumah saya. Saya berharap, meski blm banyak yang saya lakukan untuk sekitar, saya bisa melengkapi koleksi buku dan membuka perpustakaan sederhana untuk anak anak.

Di lingkungan sekitar saya juga termasuk yang masyarakat dengan kondisi menengah ke bawah, sehingga tidak banyak info mengenai pendidikan. Mungkin saya bisa berperan untuk menghadirkan majelis majelis ilmu dan kebaikan di sekitar saya.

Ahad. 12 februari 2017
12.08

Materi #3 PERADABAN DARI DALAM RUMAH (Matrikulasi IIP Batch 3)

KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL – Bandung 1

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Resume Materi Sesi #3
PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Selasa, 7 Februari 2016

Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah
Ketua Kelas : Derini Handayani
Koord. Mingguan : Nurita Azizah Rachman

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

Materi Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch#3 Sesi #3

👨👩👦👦MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH👨👩👧👧
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?

🙋 PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

👨👩👧👧 NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

👩👧👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Karena
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016
https://www.youtube.com/watch?v=kwM9PDoRQRk&feature=youtu.be

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

*```RESUME TANYA-JAWAB SESIi#3```*
Pertanyaan 1. Teh Afina
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang.
Saya yakin dengan awal pernyataan itu, tapi bukankah kita juga harus berusaha melihat peluang? Karena ada juga ibu yang terlalu fokus dengan urusan 'rumah' sehingga menggantungkan segala sesuatu kepada suami. Saya juga yakin ibu yg punya segudang aktifitas ataupun mampu berpenghasilan, bisa melihat peluang di depan matanya.
Bagaimana pandangan teh Ismi dalam hal ini?
Jawaban:
Dear teh Afina, setelah mengalirkan rasa dan berpikir jernih, saya baru bisa menemukan jawaban versi saya.
Jadi kembalikan semua kepada niat, apa tugas utama kita di dunia, lalu jika ada peluang, untuk apa niat kita melakukannya. Lalu saya ingat cerita ibu waktu beliau juga nyambi ambil peluang berjualan, ternyata fokus membersamai tumbuh kembang anak, dan subhanallah sekarang bunda septi sedang menuai apa yang beliau tanam.
Lalu apa ketika kita ada peluang kita tidak boleh mengambilnya? Kembalikan lagi pada prinsip diri, keyakinan, dan niat. Jika kita yakin dan kita yakin kita akan bahagia silahkan ambil peluang itu.
Kembali lagi pada slogan bunda produktif..
Rezeki itu pasti, kemulian yang dicari
Be a profesional, and rezeki will follow ✅
Pertanyaan 2. Teh Hansa
Ini sebenernya pertanyaan saya dari dulu, buat apa saya lahir di keluarga ini. Bertemu banyak orang yang menjadikan kepribadian saya seperti ini. Dapat suami dengan kelebihan dan kekurangan seperti ini, diamanahi anak. Sayang nya masih belum nemu jawabannya karena bingung harus mulai dari mana.
Kira2 saya harus mulai dari mana ya untuk mencari jawabannya. Karena saya ngerasa disemua bidang biasa2, saya tidak merasa ada yang spesial didiri saya. Terimakasih.
Jawaban:
Dear teh Hansa, bagus banget sudah tau kelebihan dan kekurangan pasangan. Itu sudah step mengenali pasangan kita.
Mengenali diri bisa dicoba dengan hal ini :
* Aktivitas apa yang kita suka
* Aktivitas apa yang tidak kita suka
Fokus pada hal yang kita suka teh. Misal, saya tidak suka setrika, sekuat apapun saya mencoba, saya ga suka. Apa harus dipaksakan? tidak, saya fokus sama hal yang saya suka. Saya tidak pernah menyetrika, kecuali kepepet. Tetapi hal yang saya suka saya lakukan terus menerus.
Dari situ bisa terlihat apa kekurangan dan kelebihan kita ✅
Pertanyaan 3. Teh Hamidah
Saya kn baru menikah 4 bulan dan tdk mlalui proses pacaran, dmna sgala sesuatunya masih saling mengenali dan menyesuaikan..utk menggali rahasia/hikmah perjodohan dg suami jg rasanya masih dangkal dan butuh waktu,
Nah, kira-kira bagaimana memulai membangun peradaban dari rumah dg kondisi saya seperti ini ya?
Jawaban:
Dear teh Hamidah,
pertama teteh harus bersyukur karena menikah tanpa melalui proses pacaran 👍🏻
Untuk membangun peradaban, kita perlu saling mengenal teh, kenali pasangan kita perlahan. Temukan kelebihannya dan koneksikan dengan kelebihan kita. Ketika mulai menemukan kekurangan dan "koq dia gini ya" luruskan niat lagi karena Allah dan berusaha menerima "ternyata pasanganku begini"
Fokus pada kelebihan dan menerima kekurangan itu sangat enak. Mangga dicoba.✅
Pertanyaan 4. Teh Prita Annisa Utami
Bagaimana cara menjaga anak dari lingkungan yang kurang baik? Mengingat pengaruh lingkungan terhadap laku anak sangat besar. Karena ada masanya anak banyak berkegiatan diluar rumah dan orang tua tidak bisa memantaunya 24 jam. (Jadi baper 😔 hehe)
Jawaban:
Dear teh Prita, saya dan suami selalu berpegang teguh pada kata kata seorang ustazah "kita tidak bisa membendung informasi negatif dari luar, tetapi kita bisa menutup informasi negatif itu dengan informasi positif"
Jadi jangan pernah lelah membersamai anak-anak kita di rumah, karena basic pendidikan bukan diluar, bukan di sekolah, tetapi dari rumah✅
Pertanyaan 5. Teh Rizki Amalia
Mau bertanya,, tp kayanya harus cerita dulu..😂
Saya seorang tenaga kesehatan, bekerja di klinik yg dikelola bareng sama komunitas pembelajar juga.. karena saya satu2nya dokter disana, akhirnya diamanahi menjadi penanggung jawab. Sebagian besar waktu dan tenaga saya digunakan untuk mengupayakan klinik terus bertumbuh dan bermanfaat untuk masyarakat. Alhamdulillah suami sangat mendukung dan berada dalam satu komunitas yg sama. Kita sepakat bahwa ini adalah peran peradaban kami,, bukan hanya saya, karena realitanya, suami dan anak selalu saya boyong ke klinik (Alhamdulillah suami freelance dan fleksibel secara waktu). Proses mendidik anak pun tak terpisahkan dr kegiatan saya menjalankan amanah ini. Tp seringkali saya merasa 'lalai' dgn tanggung jawab saya sebagai seorang istri dan ibu. D satu sisi saya meyakini ini adalah peran peradaban kami, di sisi lain, suka terpuruk dgn perasaan 'peran peradaban ibu adalah rumah, anak, dan keluarganya'. Pertanyaannya,,
1. apakah peran peradaban seorang ibu memang terbatas dalam rumah, anak, dan keluarga?
2. Saya sudah merenungi materi 2,, Bu Septi mengatakan kalo pijakan utamanya adalah bunda sayang dan bunda cekatan,, baru bunda produktif. Bagaimana jika peluang menjadi bunda produktif datang di saat kita belum 'ajeg' menjadi seorang bunda sayang dan bunda cekatan yg profesional? Apakah harus menunda peluang tersebut? Atau bagaimana mensiasatinya?
Jawaban:
Dear teh Rizki,
a. Menurut saya peradaban seorang wanita tidak terbatas pada itu. Tetapi ibu adalah madrasah pertama anak itu memiliki peran besar dalam membangun peradaban. Sadarilah ketika kita mendidik anak, kita sedang membangun peradaban. Ketika pijakan sebagai ibu, istri, rumah dan keluarga kuat, insyaAllah seorang wanita mampu bermanfaat untuk masyarakat. Sudah banyak contoh realita hidup orang orang sukses berawal dari pendidikan rumah.
b. Karena sudah memilih di ranah publik. Maka saran saya teh rizki :
- niatkan karena ibadah
- dokter adalah pekerjaan mulia
- kuatkan pijakan bunda sayang & bunda cekatan
- ajak suami bersama memanfaatkan waktu membersamai anak
Kuatkan dan disiplinkan masalah manajemen waktu untuk bunda bunda yang memilih ranah publik, karena untuk anak bukan waktu sisa tetapi waktu optimal. ✅
Pertanyaan 6. Teh Witri Khotimah
1.Dalam tahapan pra nikah, bisakah kita menerapkannya saat kita sudah menikah? Terlambatkah? Apakah nanti jika diterapkan akan ada efek yg berbeda karena beda masanya?
2. Bagaimana kita menemukan keunikan positif dalam diri oleh kita sendiri? Karena saya merasa saya sendiri tidak punya kelebihan atau potensi yang menonjol dalam suatu hal dibandingkan teman yang lain.
Jawaban:
dear teh Witri,
a. Tahapan pra nikah, ada tahapan berdamai dengan masa lalu teh. Banyak orang yang missed masalah ini, termasuk saya. Jadi ada baiknya kita mengingat kembali hal hal positif saat masa lalu kita dalam keluarga, memafkan masa lalu, memang akan sangat sulit, tetapi harus kita coba. Bisa juga bersama dengan pasangan saling tukar pengalaman.
b. InsyaAllah ada teh, tapi teteh belum menemukannya. Coba cek jawaban no.3 ya. Bagaimana mengenali kelebihan dan kekurangan diri ✅
Pertanyaan 7. Teh (anonym)
1. Suami saya memiliki pengalaman yang kurang baik saat di didik oleh orang tuanya sejak kecil, (diperlihatkan banyak pertengkaran, dicurhati segala masalah oleh ibunya dan tidak pernah dicontohkan bagaimana menyelesaikan masalah) sampai saat ini suami masih berhubungan sangat baik dgn orang tuanya, namun saat muncul masalah dgn org tuanya seakan-akan "monster terpendam" pada diri suami saya keluar lagi. Saya sudah mencoba utk menyarankan setiap masalah coba diutarakan penyelesaiannya dgn org tua, tapi hal itu mustahil menurut suami saya. Yg saya akan tanyakan, apakah mungkin "monster yg terpendam" ini bisa jadi muncul dalam mendidik anak anaknya? Jika iya apa solusi yang dapat saya lakukan ?
2. Jika saya masih berpindah pindah rumah kontrakan, apakah berpengaruh terhadap cara mendidik anak dari sisi lingkungannya ?
Jawaban:
dear teteh sholehah,
a. Iya teh pasti pengaruh positif dan negatif pengasuhan kita secara tidak sadar akan mempengaruhi cara kita mengasuh anak. Tetapi kalau kita sudah mengenali "masa lalu" kita, maka ada baiknya kita keluarkan. Jika memungkinkan untuk berkomunikasi baik baik dengan orangtua kita lebih maksimal lagi, jika tidak bisa maka suami butuh "ruang" untuk mengeluarkan inner child. Solusi yang pasti jangan pernah lelah membersamai pasangan memaafkan masa lalunya teh.
b. Menurut saya tidak, rumah pindah pindah tidak masalah, asal kita harus mencari lingkungan yang baik, tetangga yang baik, ramah anak. Ingat kata ibu, it takes a village to raise a children ✅
Pertanyaan 8. Teh Andam
pertanyaan saya untuk materi 3
1. Bagaimana kiatnya agar suami tertarik dan mau berpartisipasi dalam pengasuhan anak?
2. Bagaimana menyamakan frame dan cara mendidik anak agar selaras karena tidak jarang berbeda cara pengasuhan terhadap anak?
Hatur nuhun teh
Jawaban:
dear teh Andam,
a. Perbanyaklah waktu dengan suami untuk membicara tentang parenting, meminta pendapatnya ttg masalah2 anak, menshare materi via japri, lalu lihat tanggapannya. Awal saya gabung iip, suami saya ga begitu tertarik, tetapi lama-lama mengakui 😄 lalu kita ambil prinsip yang sesuai dengan keluarga kita.
b. Nah ini teh butuh proses panjang, butuh perjuangan, tetapi komunikasi intinya. Banyak banyak ngobrol tentang anak kita dgn suami, bukan ngobrol yang lain. 😬 ✅
Pertanyaan 9. Teh Nafsa
Cara menyelesaikan 'masalah' masa lalu saat kita dididik oleh orang tua kita itu seperti apa ya? Apakah dengan kita ikhlas memaafkan atau dengan dikomunikasikan saat ini?
Jawaban:
dear teh Nafsa, saya juga belum pengalaman komunikasikan dengan orangtua masalah masa lalu pengasuhan. Soalnya saya pikir, saya tidak mampu berkata kata dengan baik dan lembut. Jadi saya pun masih jatuh bangun, pertama adalah keluarkan, keluarkan apa yang teteh rasakan. Ketika sudah keluarkan masa lalu negatif, ingat ingat lagi teh masa lalu positif yang akhirnya membuat kita bisa berdamai dan memaafkan. Dan ketika sudah tau salah pengasuhan, semoga bisa menjadi warning untuk kita dalam mendidik anak.
Kalau tidak salah, ini disebut Inner child ya, automatic pilot parenting. Bisa dicari referensinya di fb Mas Supri. Maaf belum paham banyak 🙏🏻 ✅
Pertanyaan 10. Teh Ziyana
Assalamualaikum teh, mau bertanya yaa..
Materi yg luar biasa menggugah membentuk peradaban dengan diawali membentuk karakter anak. Nah jika saya msh berada di posisi blm memiliki keturunan teh, kira2 kesempatan apa yang bs saya benahi untuk membuat peradaban??
Hatur nuhun teh..
Jawaban:
dear teh Ziyana, mungkin ini hal hal yang perlu disiapkan, siapa tau ketika sungguh2 maka Allah berikan keturunan di waktu yang tepat.
* Perbanyak ilmu mendidik anak, catat, kemudian arsipkan
* Perbanyak ilmu ttg kehamilan, persalinan, masalah2 ibu baru
* Perbanyak komunikasi dengan suami, lihat tanggapannya, lalu lihat misi apa yang diharapkan suami terhadap anak dan ibunya kelak.
Misal dulu suami bilang sebelum nikah, saya ingin anak-anak saya dipegang oleh istri saya sendiri. Eh ternyata benar, mungkin jadi doa, setelah melahirkan saya resign 😄
* Perbanyak ingat pengasuhan masa lalu, coba komunikasikan dengan pasangan, keluarkan, coba berdamai dan memaafkan. dicicil teh biar lega✅
Pertanyaan 11. Teh Rifadina
Bagaimana cara terbaik untuk menemukan "misi spesifik"? Apakah dengan trial and error cukup efektif?
Jazakillah, Teh 🙂
Jawaban:
dear teh Rifadina, saya juga tidak yakin apakah trial error efektif. Tetapi kita bisa belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. Misi spesifik akan terbentuk, jika masing2 kita (suami istri) memiliki visi misi ke depan yang sama. jangan sampai masih pakeukeuh keukeuh sama prinsipnya masing masing. Memperbaiki komunikasi dengan pasangan bisa jadi awal yang bagus untuk memulai, saya pun masih belajar teh 😀💪🏻 ✅
Pertanyaan 12. Teh Prita
sy dl didik dengan cara yang kurang bisa sy terima oleh ortu sy,, sy masih merasa sakit sampai skrng.. ada kah tips untuk mengilangkan rasa sakit kembali memaafkan ortu saya, dan kembali menghormati dengan tulus?..
sy pernah coba mengubah mindset sy dengan mengatakan bahwa yang terjadi dgn sy itu takdir..Allah punya tujuan agar sy lbh baik (krn saat itu sy masih kecil, secara fisik, mental sy belum mampu untuk melindungi diri sy bahkan untuk meminta pertolongan orang lain).
setelah diberi mindset seperti itu msh tetap terasa pengalamn dl,, (masih blm memaafkan)..
Jawaban:
dear teh Prita, ini memang susah dan butuh proses panjang. Tetapi paling tidak kita sudah mencoba menerima, terima dulu pengasuhan masa lalu kita.
Oh saya dulu dibeginikan, oh begini begitu...
Coba keluarkan teh, entah bagaimana nyamannya teteh. Ngobrol dengan suamikah, atau menulis di catatan terus sobek sobek ya teh karena aib. Lalu buka kembali foto foto bahagia kita di masa lalu, tidak mungkin kan semua negatif, pasti ada rasa itu, rasa positif, rasa bahagia. Alirkan rasa negatif dan positif secara bersamaan, mungkin kita akan bisa mencicil memaafkan masa lalu kita. Jangan lupa berdoa untuk orangtua kita teh, karena kita ingin semua berkumpul di surga.
Dan coba deh alirkan kebahagiaan masa lalu kita dengan anak anak, ga kerasa kita bisa memaafkan karena lihat respon anak anak kita.
Saya pernah, mencoba cerita kenangan positif saya ttg jalan jalan naik pesawat waktu kecil, ga kerasa lihat respon anak positif, eh saya jadi ingat orangtua, lalu ingat pasti orangtua kita berjuang banget demi mengajak jalan. Alirkan rasa teh😘✅
Pertanyaan 13. Teh Derini
Saya merupakan anak dari keluarga broken home, memang saya tidak pernah ikut2 menjadi nakal seperti pada umumnya, Alhamdulillah mungkin berkat doa ibu yang selalu mendoakan anak-anaknya.
Belakangan saya Baru bisa memahami akibat perceraian orang tua saya, terbelit masalah ekonomi Dan komunikasi yang bermasalah. Ayah saya tidak bekerja, lebih menyukai memancing. Saat itu (akibat stress) ibu kerja menjahit. Komunikasi tidak berjalan mulus, hingga mereka memutuskan pisah rumah terlebih dahulu. Ibu ikut ke rumah nenek, Dan ayah ikut adiknya. Akhirnya komunikasi mereka semakin sulit, pihak ayah mengira mereka sudah bercerai, namun ibu hanya ingin mereka berdua mengoreksi diri masing2. Pada akhirnya ayah menikah lagi. Dan ibulah yang merasa tersakiti.
Saat ini kondisi keluarga saya agak mirip, dalam kondisi suami tidak bekerja Dan komunikasi kurang lancar. Saya sering baper mengingat-ingat Masa lalu orang tua saya, "teladan" seorang Istri tidak saya dapatkan Saat perceraian itu ketika saya Masih berusaha 8tahun belum mengerti apa2 soal masalah orang tua.
Saya memiliki keinginan untuk merubah sejarah agar tidak terulang kembali.
Apakah dalam diri belum memaafkan ayah?karena Tidak mendapatkan sosok ayah selama ini?(cukup rumit jika diceritakan bisa panjang lebar 😄 )
Teh Ismi, bagaimana agar kita bisa merasa bangga pada suami dalam kondisi seperti ini?
Jawaban:
dear teh derini, wallahu alam teh. Mungkin iya teteh belum bisa memaafkan. Karena merasa sudah merasa tersakiti, jadi belum bisa berdamai dengan masa lalu. Lagi lagi alirkan rasa negatif dan positif secara bersamaan teh derin... karena hal positif bisa membendung hal negatif. Memaafkan masa lalu memang susah... tapi kita harus coba. Tengok kembali ibu yang sudah berjuang, jadikan masalah sebagai pembelajaran.
Mengenai suami, kadang kadang pria tidak suka dinasehati, karena jiwanya pemimpin. Mungkin kita bisa memperbaiki komunikasi tentang apa yang diinginkan suami. Lalu sampaikan secara baik tentang fitrah pencari rezeki. Mungkin ada sesuatu yang belum tersalurkan dari pasangan teh, sehingga belum bisa menemukan pekerjaan yang cocok.
Bismillah, harus tetap bangga teh, kalau tidak bangga, bagaimana suami bisa percaya diri. 😘
Sampaikan kenangan positif beliau yang kita suka, yang membuat kita bahagia.✅
Pertanyaan 14. Teh Yola Widya
Terkait dengan keluarga sebagai pondasi peradaban dan saya yakini pola pendidikan anak yang tepat termasuk kedalam poin penting dalam membangun pondasi tersebut. Setelah memahami pola pendidikan yang tepat utk anak dan setelah paham kurikulum yg tepat untuk anak, saya terganjal dengan kurikulum sekarang yg padat materi dan jelas tidak cocok utk anak saya yg cenderung lebih paham materi praktek dan olah tubuh.yg menjadi pertanyaan..
1.Apa yg harus dilakukan ketika ternyata anak cenderung lebih fokus pada kegiatan klub sepakbolanya daripada pelajarannya karena memang dia tidak cocok dengan kurikulum yg padat materi.
2.haruskah saya mencari sekolah dengan kurikulum yg tepat sesuai dengan kondisi anak yg cenderung kinestetik? Ataukah cukup seperti sekarang ini dia tetap sekolah di sekolah pada umumnya,namun saya barengi dengan klub sepakbola sesuai dengan minatnya.mengingat dia(anak) yg kurang minat terhadap pelajaran.
Jawaban:
dear teh Yola, saya belum pengalaman anak usia sekolah teh. 🙏🏻 khawatir tidak memberi solusi, saya skip dulu ya dan mencari referensi bacaan. ✅ 📝
Pertanyaan 15. Teh Fathiah
Bagaimana menurut teteh tentang menangis sebagai cara meluapkan emosi? Jujur untuk periode tertentu saya membutuhkannya, kadang ga bisa ketahan, walaupun sdah berusaha untuk tidak menangis sambil bilang sama diri sndiri "udah jangan nangis, ga ada gunanya", tapi kalau belum terluapkan rasanya aktifitas dn komunikasi terganggu. Kadang menangis ini berawal dr rasa kecewa baik pada diri sndiri maupun.suami, atau krn merasa sendiri, kadang juga karena kelelahan ingin curhat tapi suami sibuk dan saya bingung harus mulai drmana,
Apa solusi menurut pengalaman teteh pribadi Untuk mengatasi perasaan 2 negatif tersebut?
Adakah alternatif lain yg lebih efektif dan solutif dalam mengalirkan emosi selain menangis?
Jawaban:
dear teh fathiah... wow teteh mengingatkan saya tentang nhw saya. Bagi saya menangis adalah efektif ketimbang marah. Anak saya 5y suka ingetin "janganlah marah bunda, maka bagimu surga" adem ya dengarnya?
Bagi tipikal orang ekstrovet, atau terbuka, akan sangat mudah menyampaikan emosinya. Kata orang ceplas ceplos. Berarti saya nebak mungkin teteh tipikal orang tertutup, tidak mudah mengungkapkan. Jadi saya pribadi, pengalamannya gini :
1. Anak tantrum, marah, dll, terima.
2. Komunikasikan.
3. Masih lanjut.
4. Diamkan.
5. Masih lanjut.
6. Pergi.
7. Dikejar
8. Menangis.
Cobain, menurut saya efektif. lain halnya kalau saya marah, ga efektif teh, yang ada dosa nambah, anak niru, terus anak jadi muka takut.
Dua hal ini saya masih jatuh bangun juga teh, tapi dicoba aja.
Setelah keluar dengan menangis, silahkan tarik nafas buang nafas. lalu peluk anak, komunikasikan dengan anak.
Kecewa dengan diri sendiri, apa yang bisa teteh lakukan?
1. Terima
2. Catat apa kesalahan
3. Menyesali dengan menangis, keluarkan
4. Setelah tenang coba berwudhu, shalat.
5. Curhatlah kepada Allah.
Marah pada pasangan? Saya sendiri suka sering diam, terus inginnya dimengerti. Ternyata itu tidak efektif loh. Malah nambah masalah baru.
Jadi saya coba :
1. Coba bilang
2. Tidak bisa bilang, diam sejenak tinggalkan pasangan
3. Setelah itu teteh bisa catat
4. Silahkan menangis
5. Setelah tenang kasih ke suami
6. Mau menangis lagi silahkan
7. Dengarkan penjelasan suami
8. Terima
9. Maafkan
Jangan lupa peluk suami ☺
Dicoba ya teh✅
Pertanyaan 16. Teh Rani A. Puspi
MasyaAllah.luar biasa ilmu2 nya😍 #jleeebbgtttt 😢 makin semangat bebenah diri💪💪 Ada pertanyaan nih teh setelah mendalami utube nya..
1. Dulu sy suami tdk byk melihat masa lalu,khususnya ttg pola pendidikan ortu pd diri kami msg2 (ilmu nya kurang banyak nih sblm kd ortu hehe).Bgmn ya teh berdamai masa lalu dg kondisi kami yg "telat menyadari hal ini"?Prakteknya susah..jd secara tdk sengaja muncul lah ke anak..kl k ortu berusaha memaklum.krn byk nya jasa mrk..
2. Mendidik anak dg fitrah yg diberikan Allah. Dan bkn mendidiknya spt yg qt mau..
Fitrah2 apa saja ya yg perlu dijaga sampai dia dewasa nanti?krn lingkungan jaman skrg yg qt tau banyak sekali tantangannya..
jazakillah..
Jawaban:
dear teh rani, memang prakteknya susah berdamai dengan masa lalu. tetapi harus dicoba, hanya dengan menerima, memaafkan, dan menjadikan sebagai pembelajaran
b. bisa cari lebih lengkap di pendidikan berbasis fitrah oleh ust.harry.
- fitrah iman
- fitrah belajar
- fitrah cinta
- fitrah fisik
- fitrah bahasa
- fitrah perkembangan
- fitrah bakat
- fitrah individu & sosialitas✅
Pertanyaan 17. Teh Nenih
Ketika saya dan suami sudh menemukan misi spesipik keluarga, bagai mana saya mengajak anak untuk bisa d ajak kerja sama sedangkan sya masih tinggal denga keluarga sya yg kebanyakan tidak sepaham dengan saya.
Jawaban:
dear teh Nenih, saya kebetulan tidak punya pengalaman. Tetapi saya ingat cerita Ibu, waktu beliau tinggal bersama keluarga. Jadi bikin space. Ini wilayah kekuasaan kita misal kamar, jadi prinsipnya apapun yang berlaku diluar, di kamar aturan kita yang berlaku. Semoga saya ga salah memahami cerita ibu 😬
Sama sih intinya, yang penting kuatkan pondasi keluarga kita. saya pun tidak tinggal serumah, tetapi kalau dibawa ke rumah keluarga prinsipnya bertabrakan semua, tetapi anak anak tidak serta merta ngikutin, kepengaruh mah iya, namanya anak-anak, tapi kita tak boleh pernah lelah. tetapi anak anak itu kritis hanya ingin tau kenapa loh.
Saya kasih contoh simple ya semoga bermanfaat.
Di keluarga kami, jarang beli mainan, harus nabung dulu, atau bikin aja mainan. Lalu dia terkaget2 dengan sepupunya yang tiap minggu dibelikan mainan. Dia cuma tanya kenapa, tapi karena kita terus2an kasih informasi positif, alhamdulillah tidak terpengaruh, merajuk... kritis sering, tetapi alhamdulillah sampai saat ini aman aman saja 😄
Referensi jawaban Ibu untuk bunda produktif :
Bunda, saya dulu juga mendapatkan pesan yg sama ketika masih gadis
Ibu saya single parent sejak saya usia 8 th.
Sehingga ibu selalu berpesan "harus jadi perempuan mandiri, berpenghasilan, tidak bergantung pada suami"
Mindset terbangun, tetapi di satu sisi saya selalu terngiang-ngiang masa kecil saya, sedih banget ketika pulang sekolah, ingin banget curhat dg ibu, tapi harus nunggu malam, karena ibu baru pulang kerja dan kuliah malam hari.
Akhirnya hal itulah yg memicu saya bahwa saya harus mandiri finansial tanpa harus meninggalkan anak-anak saya.
Maka sebisa mungkin sebelum anak-anak memasuki usia 12 th. Ajaklah selalu bersama ibu atau ayahnya. Libatkan mereka, sehingga kebutuhan kasih sayang terhadap kehadiran diri kita terpenuhi.
Apalagi kalau kita buka usaha sendiri, pasti kita bisa mengaturnya.
Kalau harus bekerja dengan org lain, maka didiklah asisten rumah tangga yg bisa mendampingi anak dengan baik, dengan segala konsekuensi yg akan bunda terima✅
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
referensi jawaban ibu pertanyaan dengan berdamai masa lalu :
datanglah ke orangtua anda apabila masih ada, peluk beliau berdua, sebagai visualisasi bahwa kita benar-benar sdh menerima segala kondisi masa lalu.
Seringlah berbuat baik untuk mereka, untuk mengganti rasa sakit/dendam masa lalu yg pernah ada.
Kemudian hindari masa-masa dimana kita dalam posisi marah yg memuncak ke anak.
Karena kalau kita belum selesai dg masa lalu, dalam kondisi tertekan, pasti kita akan melakukan perbuatan yg pernah dilakukan orangtua kita ke kita jaman kecil dulu, meskipun diri kita sendiri sangat tidak menyukainya.
Maka ujilah, kalau dalam kondisi tertekan kita bisa mengendalikan diri kita, insya Allah masa lalu sudah bisa kita terima dengan baik.
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
referensi jawaban ibu ttg yang masih tinggal bersama mertua/orangtua :
kunci utama ketika kita masih jadi satu dengan orangtua adalah komunikasi
Libatkan orangtua/mertua menjadi satu team dg kita, berikan mereka peran khusus yg bisa dikerjakan.
Kemudian bicarakan dengan suami, bahwa ring 1 yg harus kita bangun adalah keluarga inti plus ortu kita.
Makin kreatif dg solusi, mbak akan makin menemukan peran peradaban mbak di muka bumi ini
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Diresume oleh Korming : teh Nurita

==================
NICE HOMEWORK #3

📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

🙋Pra Nikah

a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema “UNTUKMU CALON IMAMKU”

b. Lihatlah diri anda, tuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri anda.

c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendakNya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda?adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa  anda dihadirkan di lingkungan ini?

👨‍👩‍👦‍👦Nikah

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

👩‍👧‍👧Orangtua Tunggal (Single Parent)

Bagi anda yang saat ini sedang mendidik anak-anak anda sendirian tanpa kehadiran pasangan hidup kita

a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita” sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan  potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasiaNya  sehingga kita diberi ujian tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yg kita miliki.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Salam Ibu Profesional

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/