Friday, December 7, 2018

4 Tahun Pertama Pernikahan

Tanpa sengaja jemari ini membawa saya melihat fitur video pada facebook. Videony bermancam macam sih tapi entah kenapa mostly penampakan uji nyali (?) Hehe ngga juga sih, macem macem pokonya.

Sampai akhirnya saya menemukan film pendek Ini, menontonnya sampai habis dan menangis. Ngga percaya? Coba aja ya tonton sendiri. Hehe.

Alhamdulillah, menyempatkan diri sedikit berkontemplasi tentang apa yang sudah saya alami sepanjang 4 tahun pernikahan. Ya, tepat 30 November 4 tahun lalu, suami saya mengikrarkan Ijab Qabulnya di depan penghulu dan para saksi.

Saat itu sayapun tak menyaksikan, saya berada di bilik ruang rias, menyimak penuh perhatian, dan keluar ketika akad sudah terucap. Saya menangis juga, menangis saja.

Hingga detik ini, ternyata begitu banyak tuntutan yang tidak terpenuhi, hingga saya sadar bahwa pernikahan bukanlah soal menuntut atau dituntut. Bukan juga tentang pertanggungjawaban berupa Laporan LPJ yang tadi pagi saya tanyakan pada suami saya :p

Terkadang kita begitu sibuk memikirkan "apa yang belum ia lakukan pada kita", hingga membutakan mata hati kita, menutup segala tabir yang pernah ada. Padahal, sejatinya yang harus dipikirkan adalah "Apa yang sudah saya perbuat untuk Ia, untuk kebaikannya?"

Kalau lagi "waras" mungkin mudah, tapi bukankah tak jarang pula kita "kurang waras?" 

Sejatinya, pernikahan itu jadi sarana kita buat meraup banyak pahala. Bagaimana suami istri bekerja sama untuk saling berfastabiqul khairat.

Realitanya, keringat dan airmata sering bertumpah karena egoisme pribadi. Pengennya suami begini lah begitulah, terlalu begini lah terlalu begitulah. Padahal itu tadi, kita mah berbuat baik aja semaksimal mungkin, karena saat kita meninggal nanti, yang ditimbang ya amalan kita, bukan amalan pasangan kita pada kita.

Akad nya sama Allah.

Cinta, rasa, kangen, benci, sebel, gemes, itu bumbu. Yang dengannya, amalan kita justru jadi lebih tothemax ke Allahnya.

Kita cinta sama Allah, maka semakin baik sikap kita sama pasangan. Maka semakin baik juga kita menjaga sikap dan memerhatikan setiap kebutuhannya.


"Jika benar cintamu dari Allah, cinta membuatmu lebih baik dari sebelum kamu merasakannya. Ia hadiah untuk hatimu yang kau terima penuh rasa suka. Ia anugerah untuk jiwamu yang membuat hatimu hidup terjaga. Maka cinta tidak akan pernah memburukkanmu, semakin lama kau rasakan semakin ia membaikkanmu"
- Tony Raharjo

Fyi Kutipan ini saya simpan pada kartu undangan pernikahan saya 30 November 2014 lalu. Lazimnya orang menyematkan QS Ar Ruum pada surat undangannya. Saya pribadi sebetulnya saat itu cukup kaget saat semua tulisan dalam undangan harus saya ketik manual seperfect mungkin. Saya juga tak tahu mengapa harus surat ar rum saja yang dikutip (kenapa tidak lebih banyak lqgi? Atau ayat lainnya saja?) Hehe 

Saya hanya berharap, nantinya kami bisa lebih memaknai ayat ayat Allah lebih dalam lagi, memaknai pernikahan tak hanya dari satu ayat tapi dari semua firmanNya.

Kutipan yang saya sematkan, benar benar jadi pengingat bagi diri saya pribadi hingga saat ini.

Jumat, 7 Desember 2018
Hajah Sofyamarwa R
Seorang istri dan ibu yang masih jatuh bangun memperbaiki diri

Wednesday, December 5, 2018

[PRINTABLE] Sayyidul Istighfar

Untuk dzikir sayyidul istighfar 1000x/hari ini saya perlu persiapan.
Ya, hari pertama sudah lasut karena belum punya tally counter alias tasbih digital (alasan macam apa itu). Karena udah lama ngga punya tasbih dan kalau dzikir hanya memanfaatkan ruas jari tangan ;)

Yang kedua, kadang suka lupa-lupa gitu. Jadi akhirnya bikin file buat di print. Dipikir-pikir saya suka ngedit markom jualan aja dipakein hiasan, masa yang beginian ga dihias. Hehehe. Ya sudah dihias dulu, meskipun powered by Canva ya hehe. Nah, buat yang belum hapal betul bisa tempel print an nya di rumah masing-masing yah.

Supaya semangat bisa download printable nya disini yahh :)
Versi PNG & Versi PDF (printable) Download di sini

Semoga Bermanfaat

Hey, Reclaim Your Heart! Part. 1



Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah setelah sekian lama vakuum dalam menulis blog, insyaallah mulai hari ini hajah akan meruntinkan kembali di setiap pagi.

insyaallah alamat blog ini yang semula www.hajahsofya.com, sementara akan kembali menjadi www.hajahsofya.blogspot.com ya. Faktornya karena memang domain .com tersebut belum bisa didaftarkan lagi dan membuat saya jadi tak semangat menulis. PADAHAL, kalau mau menulis ya menulis saja yah HEHEHEHE. Singkat cerita saya putuskan kembali ke alamat lama dulu.

Baik, pagi ini saya menyempatkan membaca sedikit sebuah Buku Berjudul Reclaim Your Heart (Rebut Kembali Hatimu) : Wawasan-Mencerahkan tentang Cinta, Duka dan Bahagia karya Yasmin Mogahed. Buku ini merupakan buku terjemahan yang setahu saya sangat dicari versi bahasa inggrisnya. Saya mencukupkan diri membaca versi terjemahannya dulu saja, saat bukunya ada. hehe

Kenapa buku ini? Bisa nebak sendiri ya kondisi seseorang dari pilihan buku bacaannya ;)

Terdiri dari 7 BAB besar, dengan beberapa subbab. Saya membaca BAB 1 yang berjudul KETERIKATAN, pada subbab : Mengapa Orang Orang harus Saling Meninggalkan?. Jujur pada awalnya saya tak langsung bergejolak saat membacanya, bisa jadi karena faktor buku terjemahan tadi ya. Tapi bisa jadi juga karena pada saat awal saya merasa saya tidak membaca apa yang saya perlukan. PADAHAL setelah dilanjutkan bacanya, saya merasa agak sedikit mirip dengan yang disebutkan dalam bab tersebut.

Cinta dunia itu bukan sekedar materi —seperti yang banyak disangka— 
“Tadinya saya menyangka bahwa cinta terhadap dunia berarti terikat pada hal-hal yang bersifat material. dan saya tidak mengikatkan diri pada materi. Saya terikat pada manusia. Saya terikat pada momen. Saya terikat pada emosi. Maka tadinya saya menyangka bahwa cinta terhadap dunia tidak berlaku pada diri saya. Saya tidak menyadari bahwa manusia, momen, emosi merupakan bagian dari dunia.”“Saya mengharapkan kehidupan ini menjadi sempurna, kondisi yang tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun. Sebagai seorang yang idealis, saya berjuang dengan setiap sel tubuh saya untuk melakukannya. hidup saya haruslah sempurna. Saya memberikan darah, keringat, dan air mata dalam ikhtiar ini : mengubah dunia menjadi Jannah. Ini berarti mengharapkan orang orang di sekitar saya untuk menjadi sempurna. Mengharapkan hubungan saya menjadi sempurna. Mengharapkan terlalu banyak dari orang-orang di sekitar saya dan dari hidup saya.” 
Jleb!

Kutipan singkat yang rasanya begitu cocok menggambarkan diri saya. Tentu ada beberapa hal yang berbeda dari diri saya dan diri penulis. Kalau penulis menggambarkan diri sebagai orang yang mudah terikat, sangat butuh sahabat. sementara saya, termasuk orang yang sebetulnya tak mudah terikat pada orang. Bukan berarti tak butuh sahabat, ah siapa sih yang tak butuh sahabat? Bedanya, saya perlu waktu lebih untuk beanr benar dekat orang. Bersyukur selama ini Allah berikan saya sahabat-sahabat orang yang mau merangkulm sehingga saya tak begitu sulit menjangkau mereka :)

Saya paling suka kutipa ayat dari Alquran yang muncul disertai dengan hikmah yang ia berikan, salah satunya seperti di surat Al Baqarah 2:256. Seperti secercah embun ditengah kedahagaan jiwa bagi saya! 
“Barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhbul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Hey, kemanakah kau berpegang selama ini?
Sekuat apa peganganmu pada Nya?

dan satu lagi ayat yang menggugah saya adalah surat Yunus 10:7 
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami.”

Baca hikmah ini dan mungkin kamu juga akan merasa tertampar : "Dengan berpikir bahwa saya bisa memperoleh segalanya disini, saya tidak mengharapkan pertemuan dengan Tuhan. Harapan saya bersifat duniawi. Apa artinya menempatkan harapan pada dunia? .., Ini berarti bila Anda memiliki teman, jangan mengharapkan teman-teman anda untuk memenuhi kekosongan Anda. Bila Anda menikah, jangan mengharapkan pasangan Anda untuk memenuhi setiap kebutuhan Anda. Bila Anda seorang aktivis, jangan menaruh harapan dalam hasil. Bila Anda sedang kesulitan, jangan bergantung pada diri sendiri. Jangan bergantung pada manusia. Bergantunglah pada Tuhan."

Jleb jleb jleb.

By the way, Jawaban dari pertanyaan di subbab ini adalah : Mengapa orang-orang harus saling meninggalkan? Karena hidup ini tidak sempurna. Jika hidup ini sempurna, bagaimana lagi kita menyebut tahapan perjalanan hidup selanjutnya (akhirat)?

Dicukupkan dulu sampai disini, masih lanjut bacanya yah :)
Semoga bermanfaat :)


Rabu, 5 Desember 2018
Hajah Sofyamarwa R.