Saturday, February 23, 2013

hampir. next time ya!


Dear Hajah Sofyamarwa Rachmawati
"Congratulations. We are pleased to inform you that space is available and you have been selected by the review committee to participate in the ACS/HKI Skill Workshops for Young Indonesian Scientists and Engineers. The Workshop you registered to attend is hosted by Institut Teknologi Sepuluh Nopember and Universitas Airlangga in Surabaya on Wednesday, 20 February, 2013. Please plan to arrive no later than 9:00 am so that we can check you in and provide you with your workshop materials..
You will be taking part in a morning workshop on the topic of Mapping Your Career Pathway and an afternoon workshop on the topic of Communicating Your Science. Each workshop will be 2 hours 30 minutes in length. While these assigned topics may not be your first choice, please be aware that the committee made every effort to match you with sessions according to your selections from the online form and the availability of space…."

Agak nekat untuk tetap mendaftar workshop ini. Kontennya menarik, workshopnya sangat terbuka untuk siapapun yang ingin ikut. Workshop 1 hari yang diadakan di beberapa kota oleh ACS/HKI. Dari bandung sejatinya saya bisa memilih Jakarta sebagai lokasi, tapi sudah penuh. Nekatlah saya memilih Surabaya dengan pertimbangan saya akan bisa berangkat minimal 1 hari sebelumnya.

Sayangnya pemberitahuannya cukup mendadak dan telat kubaca. Maklum, panitia pasti sangat hectic  mengurusi kepesertaan. 17 jam perjalanan dengan kereta api ekonomi sudah tidak terkejar karena jadwal. Naik kereta eksekutif dan bisnis belum mampu bayar sendiri (hehe). Mau nyari tiket pesawat yang bisa 2 jam sampe, kasusnya sama kaya kereta eksekutif dan bisnis. hmm pesawat telepon aja kali ya hehe

Padahal sempet ngebayangin rela ngegembel disana demi main ke ITS! Ga jadi deh hehe. Mungkin kurang nekat buat tetep berangkat. Tapi ya, mungkin memang belum saatnya. Suatu saat nanti yeaay! Aamiin :)

By the way, thanks Mr. Steve*!
*Mr. pembalas email

Monday, February 18, 2013

kesadaran untuk berdo'a


Bismillah
Menggantikan buku agenda lama yang hilang, dalam buku agenda baruku tahun ini, kusadar bahwa aku memulai tulisannya dengan meresume buku tentang doa. Judul bukunya "Setiap saat Bersama Allah", yang disusun oleh H.M Anis Matta.

Aku tak tahu persis apa yang sebenarnya sedang kualami dalam pikiranku, yang aku tahu, di usia 21 tahun ku ini ternyata jarang sekali aku berdoa. Maksudku, baru kali ini aku benar-benar memaknai segala hal tentang berdo'a. Biasanya orang berdo'a sebagai kebutuhan, sebagai salah satu jalan dalam menuju keberhasilan tujuan-tujuannya, keinginan-keinginannya. Mungkin, ketika kau punya banyak keinginan tapi tidak melakukan permintaan sebenar-benarnya pada Allah dengan berdo'a, kau tidak benar-benar menginginkannya. Maka wajar bila keinginanmu belum banyak terwujud, kau tidak benar-benar memintanya pada Sang Maha Berkehendak.

Setiap orang punya khilaf, dan semoga kita senantiasa diberikan kesadaran untuk menyadari kekhilafan itu.

Ini beberapa makna yang mungkin akan memperkaya pemaknaan kita mengenai do'a, semoga bisa mengikat maknanya :)

* * * *

Ketika engkau terimpit dan terlilit oleh problematika kehidupan, sesungguhnya yang dapat membuatmu bertahan adalah harapanmu, dan sebaliknya, yang akan membuatmu kalah atau bahkan mematikan daya dan energi hidupmu adalah saat dimana engkau kehilangan harapan.

Maka ketika engkau berdoa kepada Allah sesungguhnya engkau sedang mendekati sumber dari semua kekuatan dan apa yang segera terbangun dalam jiwamu adalah harapan. Harapan itulah yang kelak akan membangunkan kemauan yang tertidur dalam dirimu.

Jika kemauanmu menguat menjadi azam (tekad) itulah saatnya engkau melihat gelombang tenaga jiwa yang dahsyat! Gelombang yang akan memberimu daya dan energi kehidupan serta menggerakkan segenap ragamu untuk bertindak.

Dan apa yang kau butuhkan saat itu hanyalah mempertemukan kehendakmu dengan kehendak Allah melalui doa dan tawakal.

Tidak ada gunanya waspada menghadapi takdir, namun doa bermanfaat menghadapi takdir, sebelum dan sesudah ia turun. Dan sesungguhnya, ketika musibah itu ditakdirkan turun (dari langit) Maka ia segera disambut oleh doa (dari bumi), lalu keduanya bertarung sampai hari kiamat.
(HR Ahmad, Al Hakim, Al Bazar Ath-Tabrani)

* * * *

Dalam doa kita menemukan keseimbangan jiwa karena harapan akan penerimaan dan kecemasan akan penolakan senantiasa akan menjadi 2 sayap jiwa yang mengarungi angkasa kehidupan

Dalam doa kita menemukan keutuhan jiwa dan pikiran, yang akan menyatukan semua instrumen kepribadian kita dalam seluruh lakon kehidupan yang kita jalani.

Dalam doa, kita menemukan ketenangan jiwa karena keyakinan terhadap Allah yang memberi kita keyakinan, keberanian untuk menghadapi semua kemungkinan dalam hidup.

Dalam doa, menemukan keberkahan hidup karena semua peristiwa kehidupan yang kita hadapi hanyalah merupakan pertemuan yang indah antara kehendak Allah dengan kehendak kita.

Maka masih adakah tempat bagi kesedihan dalam jiwa seperti itu?
Masih adakah ketakutan dalam jiwa seperti itu?
Masih adakah celah bagi putus asa dalam jiwa seperti itu?

* * * *

Sebenarnya saat berdoa kita sedang berupaya untuk terus menerus menyerap cahaya Allah ke dalam jiwa dan pikiran agar bisa melihat panorama kehidupan ini dengan hati yang tenang bercahaya

Kata dalam doa adalah surat dari sang jiwa kepada Rabb nya. Maka jika engkau ingin surat itu sampai kepada-Nya, tulislah ia saat jiwamu benar-benar sedang bersujud padanya..

* * * *

Allah itu Maha Pemula lagi Mulia, dan merasa malu menolak, ketika seorang mengangkat kedua tangannya ke langit dan mengembalikannya dalam keadaan kosong dan kecewa
(HR Ahmad, Abu Dawud)

* * * *

Semakin disadarkan setelah beberapa hari lalu ikut kajian tentang do'a. Belajar lagi, belajar memaknai lebih lagi.. 
MInta diajarin dong :D

My Family Photo #1

Foto Wisuda Co-Ass Mbak Ovie, Foto studio keluarga pertama yang memang ngga fullteam. Tahun ini, insyaallah foto keluarga lagi, yang fullteam ya. Setelah aku wisuda. Aamiin Ya Allah..
Foto studio keluarga fullteam mungkin jadi salah satu yang aku impikan setelah lulus, karena kemarin liat bapak sama mamah kayaknya seneng banget :')

Aaaaa, minta dido'akan ya? :)
Walaupun belum benar-benar mulai, kyaaaaaa

Bismillah

Wednesday, February 13, 2013

CUR to the HAT, CURHAT!


Kita sering menyebutnya curhat. Sejak masa remaja alay ku dulu, curhat menjadi suatu kegiatan yang paling anak muda banget. Topiknya seputar kecengan, keluarga, masalah sama pacar, musuh, segala weh diomongin  dll. Masih ingat dulu juga punya buku curhat se geng, dan kalau dilihat lagi kayak, "oh tidak, aku pernah se kampring itu!" hahaha.

Seiring bertambahnya kedewasaan (halah), frekuensi curhat semakin menurun. Masing-masing orang dewasa sudah punya pikirannya sendiri, terkadang menganggap hal-hal kurang penting tak perlu diungkapkan menjadi sebuah topik pembicaraan. Ekstremnya, sampai ketika sebenarnya kau seharusnya mengungkapkannya dengan bebas, kau juga malah tak mengungkapkannya. Terkadang kita menyimpannya terlalu dalam. Secara ringkas, James W. Pennebaker -seorang ahli psikologi)menyebutnya dengan pengekangan. Ya, kusimpulkan bahwa  curhat merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri dari pengekangan.
Dalam buku Ketika Diam Bukan Emas, banyak dipaparkan hasil-hasil penelitian beliau mengenai bagaimana kegiatan mencurahkan isi hati (self-disclosure) bisa berpengaruh positif bagi perasaaan, pikiran, dan kesehatan tubuh kita dalam jangka panjang. Setelah membaca buku ini, makin sadar betapa kegiatan curhat itu begitu sangat penting!

Kutub yang berlawanan dengan pengekangan adalah konfrontasi. Istilah ini dimaksudkan sebagai upaya seseorang untuk memikirkan dan atau membicarakan pengalaman yang penting serta mengakui emosi yang terkait dengannya. Melakukan konfrontasi secara psikologis akan mengatasi segala akibat dari pengekangan, baik psikologis maupun secara kognitif (Pennebaker, 1990).
Konfrontasi sebagai cara mengatasi pengekangan, dapat secara simpel kita sebut curhat lah ya.
Cara curhat bisa berbagai macam, biasanya pada sahabat dekat, melalui tulisan pada blog, nulis diary, atau bahkan mengungkapkannya pada orang yang asing sama sekali. Apapun caranya.

Dan namanya baca buku, kita akan ambil sesuatu yang paling cocok dan pas sama diri kita kan? Hihi. Nemu yang asik nih :

"Pengekangan juga bisa memengaruhi kemampuan berpikir. Dapat terjadi perubahan cara berpikir yang secara potensial merusak. Dalam menahan pikiran dan perasaan penting yang terkait suatu peristiwa, biasanya kita tidak berpikir tentang peristiwa itu secara luas dan integratif. Dengan tidak membicarakan suatu peristiwa yang ingin kita sembunyikan, biasanya kita tidak sanggup menerjemahkan peristiwa itu ke dalam bahasa. Hal ini menghalangi kita untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan peristiwa tersebut." (Pennebaker, 1990)

Kita mainnya pikiran gituloh! Anugerah yang diberikan Sang Pencipta buat kita pakai sebaik-baiknya. (Bukti bahawa pikiran manusia sebegitu pentingnya bisa baca Terapi berpikir Positif nya Pak Dr. Ibrahim Elfiky)

Nah lanjutnya,
"Melakukan pelepasan terhadap suatu trauma membantu manusia memahami, dan akhirnya menyesuaikan diri terhadap peristiwa traumatis itu. Dengan menuliskan atau membicarakan pengalaman yang sebelumnya dikekang, orang yang bersangkutan dapat membahasakan peristiwa itu. Apabila sudah dibahasakan orang bisa semakin memahami pengalaman tersebut dan akhirnya bisa mulai meninggalkannya." (Pennebaker, 1990)

Mungkin itu salah satu  alasan kenapa dulu saya suka mengungkapkan hal-hal yang mungkin mempermalukan diri sendiri (buka aib -_-), tapi membuat saya nyaman karena saya sudah "melepaskan semuanya". Nah kalo sekarang kayanya gatau kenapa rada ngerem nih, ngga nyaman loh beneran. Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa saya baca buku ini hihi.

Baca buku psikologi memang selalu menyenangkan, terutama ketika ada yang pas banget buat diri kita. Hihi.
Bukunya asik banget kok, ilmiah, dan  banyak contoh-contoh real yang mendukung hipotesis beliau.

Yak, belajar terus mengungkapkan apa yang dirasakan!
ekspresikan emosi ! Yeay
Ga perlu takut juga dibilang "curcol nih yee"
*curhat colongan

Pustaka:
Pennebaker, James W. 1990. Ketika Diam Bukan Emas - Berbicara dan Menulis Sebagai Terapi. Penerbit Mizan. Bandung
(Buku terjemahan dari Opening Up: The Healing Power Of Expressing Emotion)

*Judul terinspirasi barusan dari liat blog nya debi hehe :p

Wednesday, February 6, 2013

foto cantik, foto ekspresif?

ada dua foto.
yang satu kau anggap wajahmu cantik (hueek hhe)
yang satu lagi kau anggap tidak secantik yang satunya karena senyumnya keliatan gigi (gigimu jelek)
mana yang kau pilih?

- tadi aku pilih yang foto pertama (dasar, pengennya yang bagus2 aja heu)
- setelah itu aku jadi kepikiran bikin quotes ini :

CANTIK, TAPI GA EKSPRESIF, NGAPAIN?
sebuah quotes abal-abal yang dihasilkan dari perenungan yang mendalam. (naoon deui)
saya jadi inget dulu pernah dikatain mukanya kaya komik karena tiap di foto ekspresinya bisa macem-macem anehnya. makin gede malah kepingin fotonya keliatan cantik (kata diri sendiri tea)

padahal Allah nyiptain muka kita dari berbagai otot. kita juga bebas mengekspresikan wajah kita. eksplor lah itu wajah kitaaa. jadi supaya pas difoto juga ga bosen ekspresinya gitu-gitu aja.
menerima jeleknya ekspresi muka kita di foto itu bagian dari mensyukuri nikmat Allah juga loh. hehe

Jadi, maap maap ya kalo foo bareng ekspresi saya aneh-aneh, bukan maksud ngerusak hihi. terima aja hasil fotonya, ga usah pengen keliatan cantik tapi ga puas karena ga bisa berekspresi.
atur atur lah hehe

EKSPRESIF!
6 Februari 2013

OH IYA, SELAMAT WISUDA BOOOVV! :D

*btw ini post apaan banget yak hehe

lingkungan yang bikin tumbuh

"sebenarnya kita ga butuh lingkungan yang hebat,
yang kita butuhkan adalah lingkungan apapun yang bisa membuat kita terus tumbuh dan berkembang..."

Tumbuh yang kumaksud bukan dalam aspek fisik, karena secara fisik tubuh kita pasti terus tumbuh, ya toh?

Lintasan pikiran yang kudapat dari pengamatan dalam sebuah komunitas yang sudah lama sekali kuikuti. Orang datang dan pergi. Berubah, tumbuh (seharusnya).

Teori tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan diri kita pasti sudah sering dengar. 
Logikanya, lingkungan yang baik akan memberi dampak baik terhadap kita. Sedangkan lingkungan yang buruk akan memberi dampak yang buruk terhadap kita. Kita semua setuju tentang logika itu, tapi kenyataan yang terjadi memang tidak sesederhana itu. Yang terjadi bisa sebaliknya, sudah banyak contohnya.

Dulu kupikir kita harus dapat lingkungan yang hebat-hebat. yang orangnya udah wow gitu.
tapi ternyata tidak, di lingkungan manapun kita bisa hidup dengan baik. Mungkin lingkunganmu saat ini belum sukses, atau tidak seheboh lingkungan lainnya. Kau bisa berpikir bahwa kau tidak mengikuti teori tadi. Ketika kamu gagal, kamu sangat mungkin menyalahkan lingkungan. Tapi apa gunanya? Yakinlah, waktu akan membuktikan nantinya, mungkin kita hanya perlu bersabar, dan bersyukur dengan apa yang ada sekarang. Pada akhirnya yang salah bukan lingkungan, tapi cara pandang dan sikap mu mengenai lingkunganmu.

Dan kalau kau kini merasa di lingkunganmu hebat-hebat, perhatikan lagi, jangan sampai terlena, pastikan kau benar-benar belajar, benar-benar dapat tumbuh.

bagaimanapun kondisi lingkunganmu, kamu punya kekuatan untuk memilih dan memutuskan mana yang benar-benar baik. Menurutku, itu sih sebenarnya yang esensial. Allah juga bilang gitu kok (inget QS Ar-Rad ayat 13)

yeyeye! di usia segini baru memaknai kembali beberapa istilah.

#selftalk
Jl Pelesiran 20a
6 Februari 2013

*internet disponsori oleh chamar, hehe numpang ya chaaam :D