Monday, March 27, 2017

Review NHW #9

Review NHW#9
Program Matrikulasi IIP Batch #3 Sesi #9

BERUBAH ATAU KALAH

Barang siapa hari ini LEBIH BAIK*dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang *BERUNTUNG

Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin dialah term I long orang yang MERUGI

dan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA"
– HR Hakim

Berubah adalah sebuah keniscayaan bagi kita semua, karena kalau anda tidak pernah berubah, maka sejatinya kita sudah mati. Maka dengan membaca Nice Homework #9 ini, kami bangga dengan banyaknya ide-ide perubahan yang sudah teman-teman tuangkan dalam tulisan. Kebayang tidak, andaikata dari seluruh peserta matrikulasi Ibu Profesional ini menjalankan langkah pertama perubahan yang sudah dituangkan dalam ide-ide di NHW#9, akan muncul berbagai perubahan-perubahan kecil dari setiap lini kehidupan.

Andaikata hanya 10 % saja yang berhasil menjadikan ide perubahan ini menjadi sebuah gerakan nyata, maka sudah ada sekitar 100 lebih perubahan –perubahan kecil menjadi sebuah gerakan-gerakan positif baru yang memicu munculnya perubahan besar.

Untuk itu kita perlu mencari yang namanya *Tipping point*agar perubahan-perubahan yang kita lakukan bisa memberikan impact  perubahan yang besar.

The Tipping point : the point at which a series of small changes or incidents becomes significant enough to cause a larger, more important change --Malcolm Gladwell

Tipping point adalah titik di mana usaha-usaha kecil yang dilakukan berakumulasi menjadi satu hal besar yang cukup signifikan untuk dianggap sebagai perubahan. Istilah tipping point sudah lama digunakan dalam bidang sosiologi, tapi baru populer setelah dibahas secara mendalam oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference

Tidak perlu orang banyak untuk menyukseskan gerakan yang akan anda lakukan. Kalau bisa dengan suami dan anak-anak sebagai satu team, itu sudah cukup. Namun apabila tidak memungkinkan, maka temukan beberapa orang yang satu visi dengan anda, meski dengan misi yang berbeda-beda, pasti akan bertemu.

Dalam ekonomi, ada Pareto Rule yang menyatakan bahwa 80% dari pekerjaan yang ada sebenarnya diselesaikan hanya oleh 20% orang, yang berarti gerakan kita harus punya 20% orang spesial ini untuk bisa mencapai tipping point. Di bukunya, Gladwell mengupas tentang tiga jenis orang yang menentukan kesuksesan adopsi sebuah ide atau gerakan.

Connector

Connector adalah mereka dengan kemampuan bersosialisasi luar biasa yang bisa menghubungkan orang dari berbagai bidang. Sepanjang yang kami tahu, suatu gerakan bisa jadi besar kalau bisa merangkul banyak orang untuk berkolaborasi. Inilah mengapa kita perlu tipe-tipe connector di komunitas atau gerakan apapun. Mereka adalah jenis orang yang secara natural selalu percaya diri untuk lebur dan bersosialisasi.

Tidak hanya sekedar gaul dan kenal banyak orang,  Connector juga harus punya sensitivitas untuk bertanya,

“Siapa ya yang saya kenal yang bisa membantu gerakan ini?”
atau

“Bagaimana cara menghubungkan si A dari bidang ini dan si B dari bidang itu untuk berkolaborasi?”.

Maven

Maven adalah mereka dengan pengetahuan sangat luas yang senang mengakumulasi informasi dan membagikannya. Bisa dibilang maven adalah orang-orang yang sangat senang belajar. Tidak hanya jadi nerd yang menyimpan semua ilmunya sendiri, maven senang membagikan temuan-temuan barunya kepada orang lain. Orang-orang seperti maven yang punya antusiasme dalam berbagi bisa menarik orang-orang ke sebuah gerakan, melalui api mereka dalam menyebarkan insight bermanfaat.

Salesman

Salesman, tentu, adalah mereka yang punya kemampuan persuasi luar biasa. Salesmen tentu saja dibutuhkan untuk “menjual”apa sebenarnya misi yang dibawa, dengan kemampuan mempersuasinya yang sangat hebat. Tanpa berniat menjual pun, orang-orang yang gifted sebagai salesman selalu bisa bikin orang tertarik dengan apapun yang dibicarakannya.
Kebanyakan dari sebuah gerakan memiliki kemampuan salesman, tapi tidak punya connector dan maven untuk mengimbangi. Maka sejatinya kita perlu 3 orang saja di awal membangun sebuah gerakan perubahan di sekitar kita, ada salesman yang bisa menjual gagasan kita ke pihak lain,  ada connector yang berpikir strategis untuk menghubungkan pihak A dan B, serta maven yang pinter dan senang berbagi.

Setiap orang punya tipping point. Titik dimana persepsi, kebiasaan, bahkan hidup seseorang berubah secara mendadak, dan efeknya cukup dahsyat terhadap kehidupan kita semua. Oleh sebab itu, tipping point bukan titik balik, tetapi titik perubahan. Ia merupakan titik kritis dari kondisi A ke kondisi B.                       

Selamat berkolaborasi untuk menemukan tipping point teman-teman semua dengan ide-ide perubahan yang sudah dituangkan dalam bentuk NHW#9

Lihatlah potensi kekuatan di keluarga kita terlebih dahulu,  baru merambah ke luar.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber bacaan:

Malcolm Gladwel, Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference , 2000

Materi Matrikulasi sesi #9, Ibu Sebagai Agen Perubahan, 2017

Hasil Nice Homework #9 para peserta matrikulasi Ibu Profesional batch #3, 2017

Thursday, March 23, 2017

My NHW #9


NHW kali ini, ada 2 project yang saya rencanakan. (1) Curhat Tetangga, dan (2) Rumah Belajar Mamah Haidar.

2 project ini saya rancang berdasarkan empati dan passion saya. 

Project (1) Curhat Tetangga
Latar belakang : mendorong diri saya pribadi untuk mau bergaul lebih dalam pada tetangga rumah. Dari pengamatan saya pada beberapa ibu muda masa kini (generasi y) banyak pula yang sering terpaku pada gadget dan jarang benar benar berinteraksi dengan tetangganya. Padahal tetangga adalah keluarga terdekat.
Deskripsi : biarpun namanya curhat, tapi tidak melulu harus hal pribadi, sekedar penamaan saja. Merupakan program pdkt pada tetangga dengan mengobrol santai, dan mengambil sisi yang bisa dipelajari. Hasil diposting ke dunia maya untuk dapat menginspirasi yang lain, dan kalau perlu dicetak dalam buletin lingkungan sekitar (edaran)
Sasaran : Ibu-ibu dan anak anak
Harapan : banyak yang mau mulai kenal dekat dengan tetangga, memotivasi orang di dunia maya dan nyata, memotivasi untuk bisa terus berkarya karena profil diri diangkat.
Teknis :
- buat jadwal main ke tetangga
- bawa buah tangan
- ngobrol, gali hal positif.
- buat tulisan, sebar di dunia maya. (Dan kalau mungkin dalam buletin RW misal)

Project (2) Rumah Belajar Mamah Haidar
Latar belakang : terdapat banyak anak anak di daerah rumah yang sore sore keluar main bersama. Terkadang mereka bingung main apa, sehingga perlu diarahkan pada mainan yang lebih bermanfaat. Banyak yang tertarik pada buku, namun mungkin belum memadai fasilitas bukunya. 
Deskripsi : open house rumah untuk jadi taman baca. Dan setia 1 x dalam sepekan ada event khusus misal belajar membuat sesuatu, pembacaan dongeng, dll.
Sasaran : anak anak sekitar
Harapan : anak terfasilitasi belajar dan bermain yang bermanfat dan terprogram, akses yang terbuka pada perpustakaan menambah kecintaan pada ilmu.
Teknis : 
- berusaha menambah koleksi buku2 dan permainan edukatif anak
- membuka pintu rumah setiap sore
- ajak anak tetangga ikut beraktivitas tematik pada 1x per pekannya.


Itulah 2 project yang saya pikirkan dapat dilakukan untuk saat ini. Ke depannya bila ada perubahan atau ilmu baru, akan diapdet insyaallah.

Semoga bisa memberikan manfaat dan menambah amal shalih.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

_Matrikulasi IIP batch #3_
_Nice HomeWork #9_
*BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN*
Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.
Rumus yang kita pakai :
*PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE*
Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.
Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.
Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.
Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.
Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.
Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.
Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini:
(Gambar)
Selamat menjadi agen perubahan
Karena
_Everyone is a Changemaker_
( Setiap orang adalah agen perubahan)
Sampai jumpa di perkuliahan Ibu Profesional selanjutnya untuk bisa lebih memahami secara detil matrikulasi IIP ini.
Salam,
/Tim Fasilitator IIP/

Wednesday, March 22, 2017

Materi #9 BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

_Matrikulasi IIP batch #3 sesi #9_

*BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN*

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena

*“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”*

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan maka akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.

Darimanakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi

*“MISI SPESIFIK HIDUP KITA”*

Kita harus paham *JALAN HIDUP* kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai *CARA MENUJU SUKSES*.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi *CHANGEMAKER FAMILY*.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Maka gunakan pola _kaizen_( Kai = perubahan , Zen = baik) Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal  kecil yang kita bisa.

*START FROM THE EMPHATY*

Inilah kuncinya.

_Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga_.

Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.

_Setelah EMPHATY maka tambahkan PASSION  , hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat_

KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes , maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.

Inilah indikator bunda shalehah, yaitu _bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya_.

Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.

Salam

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :

_Masaaki Ima, Kaizen Method, Jakarta , 2012_

_Ashoka Foundation, Be a Changemaker: Start from the Emphaty,  2010_

_Materi-materi hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari,  2016_
[20:20, 3/20/2017] Mba Ikhe Iip: Link Video Matrikulasi IIP Sesi 9 : Bunda Sebagai Agen Perubahan

https://www.youtube.com/watch?v=tDKZAKpH-GI&t=68s

Review NHW #8

_Review NHW #8_
_Matrikulasi Ibu Profesional batch #3_

*MISI HIDUP dan PRODUKTIVITAS*

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengerjakan NHW#7 dengan bersungguh-sungguh. Perbedaan dari orang yang sama-sama belajar itu adalah dari kesungguhannya. Ada yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban yang penting sudah mengumpulkan PR dan ada yang memang bersungguh-sungguh mengerjakan untuk menjadikannya “ROAD MAP” dalam kuliah kehidupannya. Maka di NHW #8 ini kita akan melihat bagaimana produktivitas seorang bunda bisa erat berkaitan dengan misi spesifik hidupnya.

Pola BE-DO-HAVE yang kita gunakan ini akan membuka mindset kita terlebih dahulu akan sebuah makna produktif, kemudian mengerjakan sesuai dengan jalan hidupnya, dan akhirnya mendapatkan hasil dan pencapaian yang cocok antara kehendak kita dan kehendak Allah. Hal ini akan membuat bunda lebih mantap melangkah, apalagi kalau dihubungkan dengan pertanyaan NHW#8

Pertanyaan di NHW #8 itu saling berkaitan, mari kita simulasikan berrsama, kemudian aplikasikan sesuai dengan diri bunda masing-masing.

a. Ambil satu saja dari  aktivitaa yang anda SUKA dan BISA 

Misal : Memasak

b. Anda ingin menjadi apa? ( Be)

Misal : ingin menjadi ahli memasak untuk makanan " gluten free"

c.Apa yang ingin anda lakukan? (DO)

misal : saya akan mulai bereksperimen tentang makanan gluten free dan mengedukasi masyarakat tentang makanan gluten free.

d. Apa yang ingin anda miliki? (Have)

(bisa secara materiil maupun immateriil bebas anda pilih, boleh salah satu atau dua-duanya)

contoh : 
Materiil : Saya ingin memiliki rumah  "healthy food"

Immateriil : saya ingin memiliki legacy dalam hidup saya ttg makanan "gluten free" ini sehingga anak Indonesia akan tumbuh dengan sehat tanpa bergantung dengan gandum.

Setelah itu kita susun langkah-langkahnya :

a. Life time purpose

Saya ingin  memperjuangkan Indonesia Bebas Gandum, dengan mulai menghilangkan ketergantungan masyarakat terhadap gandum

b.Strategic Planning

Dalam waktu 5 tahun ke depan saya ingin dikenal sebagai ahli gluten free, sehingga saya konsisten mempelajari hal tersebut mulai dar sekarang.

c. New Year Resolution

Dalam kurun waktu 2017 - 2018 ini saya ingin menerapkan program "One Month One Recipe" sehingga akan muncul 12 resep baru gluten free dalam 1 tahun ini, dan mengajarkannya kepada anak-anak dan keluarga di sekitar saya.

Apabila sampai sekarang Anda masih galau belum menemukan apa sebenarnya yang akan anda lakukan, jangan khawatir. 
Mari kita kuatkan proses,

Karena 

*_Proses itu HAK kita, dan hasil itu HAK ALLAH_*

Nah untuk lebih menguatkan proses, silakan buat list dan tempel di rumah, ada banyak contoh, salah satunya saya berikan sample di bawah ini:

(Gambar)

Ini contoh menguatkan BE-DO-HAVE mingguan sampai ketemu ranah produktivitas bunda.

Tahapannya :

🍀ambil ranah yang anda SUKA dan BISA dulu,

🍀simulasikan di form BE-DO-HAVE

🍀Susun lifetime purpose, strategic plan dan new year resolution

🍀Turunkan secara mingguan aktivitas-aktivitas yang harus anda capai untuk bisa menjadi bunda produktif.

Demikian review NHW#8 silakan dicermati sekali lagi, karena ini akan menjadi pijakan untuk tahap berikutnya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

_Sumber bacaan_

_David Y,  The "Be Do Have" Paradigm, Avenue South, 2013_

_Tim Matrikulasi IIP, Misi dan Produktivitas, 2016_

_Hasil Nice Homework #8, peserta matrikulasi IIP batch #3_

Tuesday, March 14, 2017

My NHW #8 Purpose of Life, Strategic Plan and A Year Resolution

A. Dari  seluruh Aktivitas suka-bisa yang  saya tuliskan, aktivitas yang saya pilih adalah menulis.

Saya mencoba berdiskusi dengan suami, beliau mengatakan sebetulnya ingin saya tetap di jalur pendidikan, entah sebagai pendidik, atau pengajar. Alasannya juga sesuai dgn yang sudah saya pikirkan, agar sejalan dengan karir yang akan beliau jalani, di bidang akademis, sebagai dosen.

Namun, sampai saat ini, aktivitas yang membuat saya berbinar, dan tak pernah bosan belajar meski dengan kondisi apapun adalah dunia kepenulisan.

B.
1. Saya ingin menjadi apa ? (BE)
Saya ingin menjadi pakar ilmu kepenulisan.
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
Mempelajari ilmu kepenulisan secara komprehensif.
Menyebarkan ilmu kepenulisan.
Membuat buku mengenai kepenulisan.
Menulis berbagai hal tentang sekitar yang dapat mengubah dunia menjadi lebih baik
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
-

C
1. Yang ingin saya capai dalam kurun waktu kehidupan  (lifetime purpose)
a. Menjadi istri dan ibu yang senantiasa belajar dan semakin baik
b. Menjadi penulis produktif yang menginspirasi
c. Bermanfaat ilmunya sebagai pengajar
d. Menjadi pakar desain (khususnya grafis) agar dakwah semakin mudah diterima masyarakat luas dan tidak dipandang sebelah mata

2. Yang ingin saya capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
Berarti saat usia saya 30 -35 tahun. Mungkin saat itu anak pertama sudah mau masuk SD, dan mungkin punya anak balita juga. Strategic plan 5-10 tahun ini:
a. Sudah mengambil S2 (*psikologi, *jurnalistik, *manajemen persekolahan)
b. Projek menulis 1 buku setiap tahunnya
c. Sudah punya bisnis sendiri.
d. Punya pekerjaan profesional, karena anak sudah bisa lebih mandiri.
e. Mengikuti konferensi di luar negeri, publish paper.
f. Kontributor tulisan suatu redaksi

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
a. Bergabung dengan coaching kepenulisan
b. Launching 1 buku di tahun ini
c. Konsisten menulis 1 artikel/pekan
d. Banyak bertanya pada narasumber, dan menuliskannya. (Selama ini kadang suka takut atau malu bertanya hal2 tentang pilihan hidup)

**********************************
**********************************

Nice HomeWork #8

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulsi IIP/

Materi #8 MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

_Matrikulasi Ibu Profesional batch #3 sesi #8_

*MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.

Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.

*_Be Professional, Rejeki will Follow_*

Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya  akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa  rejeki  setiap orang  itu sudah  pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh  tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.

*_Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang_*

Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis).

Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA  dan SUKA tanpa pikir panjang,   karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.

Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :

a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar

b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.

c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi

d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.

Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :

a. Kita ingin menjadi apa (be)

b. Kita ingin melakukan apa (do)

c. kita ingin memiliki apa (have)

Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :

a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)

b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)

c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.

Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.

Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami  akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2017_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Review NHW #7

Review NHW #7

IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI

Disusun oleh
Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

_Review Nice Home Work #7_

_[Bunda Produktif]_ *IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI*

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,

Terima kasih bagi yang sudah mengerjakan NHW#7 ini dengan sangat baik. Melihat satu persatu hasil peta kekuatan teman-teman, maka kami  melihat beragam potensi fitrah yang dimiliki oleh teman-teman yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk memasuki ranah produktif.

NHW #7 ini adalah sesi *KONFIRMASI*. Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat.

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di  www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/ www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.

Kita menempatkan tools-tools tersebut sebagai alat konfirmasi akhir, sehingga kita tidak akan buru-buru menggunakannya, sebelum kita bisa menggunakan mata hati  dan mata fisik kita untuk melihat dan membaca diri dengan jujur. Kita makin paham tanda-tanda yang DIA berikan untuk menjalankan peran produktif kita di muka bumi ini.

Efek yang bisa kita rasakan, saat menjadi ibu kita tidak akan menjadi ibu galau yang buru-buru mencari berbagai alat untuk bisa melihat minat dan bakat anak kita secara instan. Kita justru akan punya pola mengamati bakat minat anak, dari kegiatan aktivitas anak keseharian dg mengamati sifat-sifat dominan mereka, yang mungkin akan menjadi peran hidup produktifnya kelak.

Selain itu juga memperbanyak aktivitas panca indra sehingga kita makin paham bidang yang akan ditekuni anak-anak. Maka modalnya, buka mata, buka hati. Kayakan wawasan anak, kayakan gagasan anak setelah itu buatlah mereka kaya akan aktivitas. Terlibatlah (Engage) , Amati (observe), gunakan mata hati dan mata fisik untuk mendengarkan dan melihat  (watch and listen ) keinginan anak selama rentang 2-14 tahun, lalu perkuat pemantauan hal tsb sampai usia 14 tahun ke atas,  jadi modal pertama adalah mata hati dan kehadiran orangtuanya.

Alat hanya mempermudah kita untuk mengenali  sifat diri kita yang produktif menggunakan bahasa bakat yg sama shg mudah untuk diobrolkan.

Tetapi menggunakan alat bukan sebuah keharusan yang mutlak. Bagi anda yang sudah percaya diri dengan aktivitas anda saat ini, tidak perlu lagi menggunakan alat apapun untuk konfirmasi.

Salah satu tools yang kita coba kemarin adalah  www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru  tamu di komunitas Ibu Profesional.

Apabila teman-teman memiliki tools lain tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanya silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat konfirmasi bakat kita.

Setelah mendapatkan hasil segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman  tulis di NHW#1 – NHW #6

Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

*FOKUS pada KEKUATAN, SIASATI segala KELEMAHAN*

Fokus pada kekuatan berarti bahwa ke depan, luangkan waktu untuk belajar dan berlatih hanya pada aktivitas yang merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan berarti bahwa usahakan untuk mencari cara lain dalam mengatasi keterbatasan yang ada, bisa dengan cara menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain ataupun menggunakan peralatan atau sistem. Seperti halnya bila kita tidak mampu melihat jauh karena keterbatasan mata yang minus, maka cukup diatasi dengan menggunakan kaca mata.

Ini salah satu contoh pentingnya kita memahami kekuatan diri kita kemudian mencari partner yang cocok. Untuk itu silakan teman-teman amati sekali lagi, potensi kekuatan yang ada pada diri teman-teman, kemudian minta pasangan hidup anda atau partner usaha anda untuk melakukan proses yang sama dengan tools yang sama, agar anda dan partner anda memiliki bahasa bakat yang sama untuk diobrolkan. Setelah itu lihat apakah anda sama-sama kuat di bidang yang sama atau saling mengisi.

Hal ini penting untuk memasuki ranah produktif teman-teman. Akan berkolaborasi dengan pasangan hidup atau memang perlu partner lainnya. Apabila perlu partner lain maka teman-teman sudah paham orang-orang dengan kekuatan seperti apa yang ingin anda ajak kerjasama. Sehingga mulai sekarang sudah tidak lagi asal bilang “saya cocok dengan si A, si B, si C” cocok di bidang mana? Bisa jadi kecocokan anda dengan seseorang tidak bersifat produktif karena memang tidak saling mengisi (komplemen).

Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini:
*POTENSI KEKUATAN*

Banyak orang masih berpandangan bila kita berlatih atau membiasakan diri melakukan suatu aktivitas, kita akan menjadi semakin hebat. Slogannya mengatakan: “pratice makes perfect”. Namun ternyata slogan ini memiliki kebenaran sepanjang dilakukan pada potensi kekuatan Anda. Sibuk berlatih pada aktivitas yang merupakan keterbatasan hanya akan membuang waktu, energi apalagi biaya. Sayang bila kita berpayah-payah melakukan aktivitas yang merupakan keterbatasan kita.

Menurut Abah Rama Royani dalam bukunya yang beliau tulis bersama teman-teman dari Prasetya Mulya yang berjudul 4 E (2010)
*_Potensi Kekuatan adalah aktivitas yang anda SUKA  melakukannya dan BISA  dengan mudah  melakukannya, hasilnya bagus dan produktif_*

Setelah mengkonfirmasi ulang bakat kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan konfirmasi ulang  hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.

Setelah memetakan apa yang SUKA dan BISA, maka mulailah menambah jam terbang di ranah anda SUKA dan BISA, mulailah melihat dengan seksama dan kerjakan dengan serius.

Mengapa ranah SUKA terlebih dahulu yang harus kami tekankan. Karena membuat kita BISA itu mudah, membuat SUKA itu baru tantangan.  Maka saran kami masuki ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu sebagai awalan memasuki ranah produktif teman-teman, kalau anda sudah menemukan “pola”nya disana, sudah merasa “ Enjoy,Easy dan Excellent” , maka mulailah mencoba ke ranah yang lain selama aktivitas tersebut masuk kuadran BISA. Yang sebaiknya tidak dimasuki di awal ini adalah memasuki ranah yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA.

Seiring berjalannya waktu kita semua akan bisa dengan mudah memaknai kalimat ini :

*_“It is GOOD to DO what you LOVE, but the secret of life is LOVE what you DO_*"

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :

_Materi Matrikulasi IIP Sesi #7, Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari, 2017_

_Hasil NHW#7, Peserta Matrikulasi IIP, 2017_

_Abah Rama Royani, 4 E (Enjoy, Easy, Excellent,Earn), PPM Prasetya Mulya, 2010_

_Referensi tentang bahasa bakat dan potensi kekuatan di www.temubakat.com_

My NHW #7 Tahapan Menuju Bunda Produktif (Bakat)

Ini adalah hasil kuesioner yang saya isi dari temubakat.com beberapa pekan lalu,
Hasil ini tidak jauh berbeda dengan yang saya isikan beberapa tahun silam.
Saya pribadi merasakan hasilnya memang cenderung mendekati apa yang memang saya minati selama ini :)

* * *
Kuadran  1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Kuadran 2  : Aktivitas yang anda SUKA tetapi  andaTIDAK BISA
Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda  BISA
Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA



******************************************
******************************************
_Nice Homework #7_
*TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF*
Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7.  Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.
Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.
Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman  tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.
 Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :
1⃣masuk ke www.temubakat.com
2⃣isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya
3⃣Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini.
4⃣ Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7
 Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran
Kuadran  1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Kuadran 2  : Aktivitas yang anda SUKA tetapi  andaTIDAK BISA
Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda  BISA
Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA

Tuesday, March 7, 2017

Materi #7 REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI

_Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #3, sesi #7_

*REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI*

Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.

*_Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR_* "

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.

Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.

Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”

*_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_*

Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah 

*_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_*

Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.

“ *_Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI_* "

Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.

Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.

Maka

*_Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_*

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.

Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.

*_Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya_*

Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,

1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat 3⃣berbagi manfaat.

*_Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya_*

Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.

Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.

Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

_Sumber bacaan_:

_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_

_Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010_

_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

Review NHW #6 BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA

_Review NHW #6_

🙋 *BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA* 🙋

Bunda, terima kasih sudah membuat beberapa kategori  tentang 3 hal aktivitas yang anda anggap penting dan tidak penting dalam hidup anda.

Dalam menjalankan peran sebagai manejer keluarga, *_manajemen waktu_* menjadi hal yang paling krusial.

Karena waktu bisa berperan ganda, memperkuat jam terbang kita, atau justru sebaliknya merampasnya. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

Masih ingat istilah *_DEEP WORK_* dan *_SHALLOW WORK_*?

Dulu kita pernah membahas hal ini di awal-awal kelas. Tahapan-tahapan yang kita kerjakan kali ini adalah dalam rangka melihat lebih jelas bagaimana caranya shallow work kita ubah menjadi Deep Work.

Kita akan paham mana saja aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita.

1⃣. *Refleksikan aktivitas dan kemampuan manajemen waktu kita selama ini*

Menurut Covey, Merrill and Merrill (1994) cara yang paling baik dalam menentukan kegiatan prioritas adalah dengan membagi kegiatan kita menjadi penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak .Menurutnya, segala hal yang kita kerjakan dapat digolongkan kedalam salah satu dari empat kuadran tersebut.

Agar lebih jelas , silakan teman-teman belajar memasukkan aktivitas-aktivitas yang selama ini kita lakukan dalam kategori kuadaran di bawah ini.

2⃣ *Setelah aktivitas terpetakan, fokuslah pada hal-hal yang penting (baik mendesak atau tak mendesak) karena pada kegiatan yang penting inilah seharusnya kita mengalokasi paling banyak waktu yang kita miliki*

3⃣ *Rencanakan dengan baik semua aktivitas yang anda anggap penting*

Kita akan kehabisan waktu, tenaga dan sering gelisah  jika kita sering melakukan kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak.

Contoh : Mengumpulkan NHW matrikulasi itu anda masukkan kategori aktivitas Penting, karena kalau tidak mengumpulkan kita akan mendapatkan peluang tidak lulus.

Sudah ada deadline yang diberikan oleh fasilitator. Andaikata kita memasukkannya ke kuadran 2, artinya kita akan masukkan NHW dalam perencanaan mingguan kita,  membuat hati lebih tenang.  Tetapi kalau tidak kita rencanakan, NHW itu akan masuk ke aktivitas kuadran 1, dimana penting bertemu dengan genting (mendesak) paling sering membuat kita gelisah di saat detik-detik terakhir deadline pengumpulan.

Kalau ini berlangsung terus menerus, maka kita akan cepat capek dan stress yang berlebihan karena terlalu sering dibombardir oleh masalah dan krisis yang datang bertubi-tubi. Jika ini terjadi, secara naluriah, kita akan lari ke kuadran 4. yang sering kali tidak memberikan manfaat bagi kita.

Idealnya, semakin banyak waktu yang kita luangkan di kuadran 2, secara otomatis akan mengurangi waktu kita di kuadran 1 dan 3, apalagi kuadran 4, karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang, banyak masalah dan krisis yang akan timbul dikemudian hari dapat dihindari.

4⃣ *Membuat kandang waktu ( time blocking) untuk setiap aktivitas yang harus anda kerjakan*

Membuat agenda mingguan dan harian dengan mengaplikasikan teori *_time blocking_*dan *_cut off time_*KIta bisa membagi secara rinci aktivitas harian  dalam hitungan jam atau menit agar waktu tidak terbuang sia-sia

5⃣ *Unduh Aplikasi atau buku catatan untuk membantu kita mengorganized semua jadwal kita*

Saat ini ada banyak aplikasi organizer yang bisa membantu dan mengingatkan kita setiap saat.

Sampai disini mungkin ada diantara kita yang bertipe "unorganized" ( menyukai ketidakteraturan, termasuk waktu )

Sehingga muncul pertanyaan,

"Mengapa sih harus repot-repot dan sangat detail dengan manajemen waktu?"

Kalau menurut teori Cal Newport,
Semakin detail manajemen waktu anda, semakin bagus pula kualitasnya.

Semakin bagus kontrolnya, semakin bagus pula efeknya.

Sekarang tinggal dipilih anda mau tipe yang organized shg menggunakan *_TIME BASED ORGANIZATION_* atau tipe yang unorganized dan menggunakan *_RESULT BASED ORGANIZATION_*

Kalau time based artinya kita akan patuh dengan jadwal waktu yang sudah kita tulis. Dan komitmen menerima segala konsekuensi apabila melanggarnya.

Apabila RESULT BASED ORGANIZATION anda perlu membuat pengelompokan kegiatan saja. Boleh dikerjakan kapanpun, selama Komitmen terhadap target/hasil yang sudah dicanangkan, bisa terpenuhi dengan baik.

Apapun tipe anda dan keluarga KOMITMEN tetap nomor satu.

Di Ibu Profesional,  manajemen waktu ini wajib dikuasai dan diamalkan  oleh para ibu sebelum masuk ke tahap bunda produktif.

Kita perlu menekankan pentingnya membuat rencana kerja untuk setiap minggu dan setiap hari, dengan memprioritaskan aktifitas yang penting.

Dengan demikian diharapkan kita dapat menjadi lebih produktif tanpa lelah dan stress yang berlebihan.

*_Demi masa,semoga kita semua tidak termasuk golongan orang yang menyia-nyiakan waktu_*

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

_Sumber Bacaan_ :

_Materi Matrikulasi IIP batch #3 sesi #6, Ibu Manajer Keluarga handal, 2017_

_Hasil NHW#6, Peserta Matrikulasi IIP, 2017_

_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_

_Steven Covey, the seven habits, Jakarta, 1994_

Monday, March 6, 2017

Aku dan Api Jiwaku : Menulis

Serenade Biru Dinda, salah satu buku fiksi karya Asma Nadia yang pertama kali kukenal. Kakak perempuanku lah yang mengenalkan ku padanya lewat koleksi buku-bukunya, pada frasa Forum Lingkar Pena, pada para penulis-penulis yang tak kuketahui pasti parasnya hingga saat ini. Helvy tiana rosa, Asma Nadia, Izzatul Jannah, M Irfan Hidayatullah, dan beberapa nama yang hanya kuketahui lewat cover bukunya. Dari sana pulalah, hingga kini aku mencintai buku, mungkin.

Sebetulnya aku begitu suka menulis…diary. Hihi. Apapun itu namanya, menulis merupakan mediaku bersuara, yang aku begitu nyaman mengeluarkannya. Pun ketika ada yang bilang tulisanku bagus, atau tidak berkomentar, atau bahkan bilang bahwa tulisanku buruk (ini belum ada sih.. yang jujur hihi) Apa yang kutulis biasanya memang sekedar pengalamanku sehari hari, namun yang membuatku benar-benar memikirkannya, secara mendalam, kataku sih.

Itulah pula yang membuatku pernah sekali waktu semasa SMA, mendatangi acara Forum Lingkar Pena di sebuah Mall di Bandung, meskipun aku sama sekali tak bersama temanku, ya hanya aku saja sendiri. Kalau tidak salah saat itu bedah buku dari Mas Tasaro GK, Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan. Mengacungkan tangan saat ada kesempatan, dan mendapat souvenir (entah karena excited dengan talkshownya, atau karena semangat ingin mendapat souvenirnya hihi). Namun semenjak saat itu, aku tak mencemplungkan diri pada komunitas itu, kemudian lupa.

Pernah suatu ketika di masjid Salman, saat sejuta umat sedang beraktivitas di koridor timur, aku mendengar ada beberapa orang sedang berkumpul, yang setelah kutanya ternyata sedang mentoring FLP. Hati mendesir teringat kembali, namun entah kenapa diri belum tergerak untuk sekedar meminta nomor kontaknya. Pun di unit salman ada aksara, wadah khusus untuk para pecinta buku dan aktivitas menulis, akupun tak juga memilih ikut kesana. Ah , kenapa sih aku ini?

Berkuliah di biologi SITH membuatku mencoba belajar di Pustena (Pusat Teknologi Tepat Guna) berharap bisa memberi kontribusi lebih untuk menghidupkan kembali unit-unit yang ada. Namun fakta berkata tidak banyak rasanya yang bisa kukontribusikan, aku malah kemudian bergabung dengan salman media sebagai tim “jurnalis”nya mewakili pustena. Disitu jiwaku malah seolah berjingkrak kegirangan.  Simak juga bincang bergizi kami dengan pak Budhi : disini http://www.hajahsofya.com/2013/05/bincang-jurnalis-bergizi-dengan-pak.html?m=1


Nutrisi kepenulisan kudapat pula dari pak hernowo melalui beberapa bukunya. Tulisannya begitu renyah dibaca, dan aku juga selalu suka cara beliau menggambarkan proses menulisnya. Bergizi istilahnya. Penulis favoritku lainnya adalah pak anis matta, yang banyak mengajakku berpikir idealis, berpikir jauh. Kata-katanya seolah mampu menyihirku untuk mengikuti gaya penulisannya. Hehe. Aku juga suka Salim A Fillah, dari buku-buku beliau lah banyak kutipan kuambil, dan kuserahkan pada yang membutuhkan hehe. Tak hanya pemilihan diksi yang bagus, tapi begitu punya Makna yang mendalam.

Tahun berlalu, kini aku sudah punya keluarga kecil. 26 Februari lalu berkesempatan mengikuti acara Milad FLP yang ke 20 tahun, bertatap muka langsung dengan para penulis-penulis legendaris dan para pejuang literasi lainnya. Meski kini tak jarang konsentrasiku harus buyar karena entah harus menyuapi haidar, mengejar haidar, mengelap kursi basah bekas minum haidar, keluar ruangan karena haidar bosan, dll. (yah begitulah emak-emak ya hihi harus belajar tetap konsentrasi).

Sering juga, untuk bisa punya 1 buku yang aku inginkan, aku jadi resellernya alias ikut ngejualin. Judulnya mungkin biar lebih murah, padahal kadang justru malah harus ngemodal dulu dan berusaha sampai itu buku habis. Ngga jarang juga aku gatel buat ngasi-ngasiin stok buku yang ada buat kado karena isinya bagus. Ini fokus dan tujuannya harus dibenerin kali ya.

Sedikit kontemplasi, mungkin saya “malu-malu” atau “takut” untuk mendalami apa yang justru menjadi minat saya. Menyepelekan keinginan untuk menjadi penulis, sampai akhirnya tak pernah benar-benar belajar dan bersikap menjadi penulis. Merasa “tak perlu belajar” menulis kalau ada coaching menulis yang serius semata karena “takut beneran jadi penulis”. Merasa sangat mainstream belajar menulis sementara di era digital ini semua orangpun menulis. Stop. Ini tentang diriku sendiri, kalau memang suka seharusnya berani saja. Jangan sampai kita menyesal atas apa-apa yang tidak kita lakukan.

* * * *

Sebetulnya tadinya saya hanya ingin menulis tentang pengalaman saya mendengar rekaman suara Mba Asma Nadia malam ini yang berjudul Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Menulis melalui aplikasi SalingSapa. Saya mengunduh aplikasi ini karena rekomendasi dari Uni Shona dalam blognya tentang Aplikasi yang sebaiknya dimiliki Ibu Muslim. Tadinya mau mencari rekaman ustadz siapapun random sambil mijitin kaki ayah, tapi karena ayah udah keburu bobo, saya mencoba khusyu aja dengerin rekamannya sambil mejamin mata supaya haidar yang lagi gutak gitek di kasur bisa segera bobo (meskipun sampe rekaman berakhir, haidar tak kunjung bobo hehe).

Isi audionya membahas tentang buku yang ditulis suaminya, Isa Alamsyah, yang berjudul 101 Dosa penulis pemula. Baru kali ini rasanya saya mendengar langsung kajian beliau, dan, saya suka saya suka! Sayang sekali hanya ada 1 file itu pada bagian beliau. Isi rekamannya bagus banget  dan mungkin akan saya tulis dalam  tulisan terpisah. (padahal tadinya mau share ini kayanya hihi). Saya langsung kepikiran buat nambah koleksi buku tentang menulis, termasuk buku ini.

Lalu sambil iseng, saya cek stok buku dari supplier, ajaibnya, yang muncul pertama kali adalah buku 101 Dosa Penulis Pemula! Serius. Inikah tanda-tanda nya saya harus segera pesen buku ini buat sendiri hehe. FYI sekarang kalo temen-temen cari buku, bisa kontak saya ya, insyaallah supplier ready buku dari berbagai penerbit. Btw ini tadinya niatnya bukan buat jualan ya aslinyaa. Bukan buat covert selling – soft selling an yaa hihi. Tapi ya dimanfaatin aja karena alurnya pas banget hehe.  :p

Semoga temen-temen bias ngejaga terus api jiwa nya, berani terbakar dan membakar diri untuk jadi sesuatu yang bermanfaat buat orang banyak!

Senin, 7 Maret 2017

21:45

Friday, March 3, 2017

Renungan dari Postingan Terakhir Sarah Sechan

Mari sejenak rehat dari postingan tugas-tugas Matrikulasi ibu Profesional saya :) hehe. Saya ingin mendokumentasikan salah satu hal menarik yang saya dapat malam ini.

Saya bukan fans berat Sarah Sechan, hanya secara tak sengaja melihat artikel yang beriai tentang postingan terakhirnya di instagram dan twitter. Saya tertarik pada alasan-alasan mendalam yang ia kemukakan, maksudnya, bukankah cukup sulit menyatakan diri tidak bersosmed di era semacam ini ?

Saya membaca artikel lengkapnya dari sini, dan mengambil seluruh caption nya ke dalam tulisan di bawah ini. Kalimat yang saya beri penebalan, bagi saya merupakan sebuah pengingat, hal yang perlu saya renungkan.

* * * * *

Hey you sexy people .. this will be my last post on instagram & twitter.

I have decided that at this age (forever 24, of course) I need to really start living and enjoy every moment of my life, not busy trying to make a point or seek approval from strangers.

I want to whisper my gratefulness (and disappointments!) to my creator only, because we all know God listens to our heart, not reading our captions .

I want to tell a person how I feel & what I’m thinking by talking heart to heart, not post quotes I found on google search.

I want to go back to the days when I eat because it’s basic necessity, not because foodporn posts are considered cool. I want to wear certain outfit because it makes me feel comfortable, not because I have to post ootd (or because I got them free ).

I realize I have spent a little too much time doing unnecessary postings instead of engaging with my surrounding and living the moment. I need to interact & pay attention to those closest to me, as I have no guarantee of how much time I have left to spend with them.

I want to cherish my intimate memories within myself. you know the saying “tomorrow is only a promise”. I want others to speak of my achievements, without me having to shout about it on my posts. I want individuals to know me because they have met me and spent time with me, not because they read a sentence of my caption underneath a photo I posted after selecting from hundreds of pretentious selfies . and vice versa, I don’t want to think I know someone just because I follow him/her on social media.

So here it is, my last post. I made this with boomerang, tried at least 20x, edited with music, spent about 45 minutes overall to have this post on my ig page when I should be getting rid of my makeup half hour ago and get myself ready to prepare dinner. oh life on social media is exhausting and taking too much of my precious mommy-mode afternoon.

Thank you for being such lovely followers it’s been wonderful .

* * * *

Saya masih akan terus bermedsos ria sepertinya, berupaya mengambil manfaat manfaatnya, dan berupaya lebih keras membuang hal hal mudharat nya. Berusaha menjadikan medsos sebagai sarana berbagi kebaikan berbagi inspirasi, sebagaimana yang teman teman di luar sana lakukan pada saya :)

Salut buat mba sarah sechan :)

* * * *

".. I need to really start living and enjoy every moment of my life, not busy trying to make a point or seek approval from strangers.

I want to whisper my gratefulness (and disappointments!) to my creator only, because we all know God listens to our heart, not reading our captions .

I want to tell a person how I feel & what I’m thinking by talking heart to heart, not post quotes I found on google search.

I realize I have spent a little too much time doing unnecessary postings instead of engaging with my surrounding and living the moment. I need to interact & pay attention to those closest to me, as I have no guarantee of how much time I have left to spend with them."
-- Sarah Sechan

My NHW #6 Belajar Menjadi Manajer Keluarga Yang Handal

_NICE HOMEWORK #6_

*BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA HANDAL*

Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “belajar menjadi manajer keluarga yang handal.

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu

*_RUTINITAS_*

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.

Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Penting
1. Khusyu ibadah (kualitas dan kuantitas)
2. Mempersiapkan makanan untuk keluarga (bayi dan suami)
3. Membereskan rumah hingga rapi

Tidak
1. Buka sosmed tanpa tujuan
2. Nonton TV
3. Membalas pesan orderan di waktu yang kurang tepat

2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Kegiatan yang menurut saya penting, menurut saya sudah dilakukan, namun masih sekedar menuntaskan kewajiban. Secara kualitas masih kurang baik.
Waktu kadang terasa cepat ketika mulai ada kesempatan pegang HP, browsing, melihat sosial media. Di saat yang sama maksudnya untuk membalas pesan customer, namun distraksi dari HP yang begitu menggoda membuat kadang jadi membuka medsos yang tidak penting.
Saat menyuapi anak, yang kadang ingin menyalakan tv, saya malah jadi ikut nonton tv padahal saya sendiri malas nonton TV.

3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Aktivitas yang saya anggap penting pada poin 1, rupanya kurang selaras dengan peran yang saya tentukan pada NHW sebelum-sebelumnya. Poin 1 saya mengiai aktivitas yang berkaitan dengan peran saya sebagai Istri dan Ibu rumah tangga. Namun, peran yang sudah saya tentukan seharusnya menghadirkan aktivitas : membaca (belajar), menuliskannya.
Sepertinya perlu saya perbaiki:
1. Menjalankan aktivitas Istri Shalihah
2. Menjalankan aktivitas Ibu Manajer Keluarga Profesional (ketersediaan Sandang, ketersediaan Pangan, kerapihan Papan)
3. Belajar + merenung + menuliskannya

4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)
02.00 - 05.00 , Selesai target tilawah, berdoa, tambah Hafalan
05.00 - 09.00 , sarapan, cucian piring, sapu, ruang tengah rapi, ke pasar. (NO GADGET)
09.00 - 11.00 , (haidar bobo) masak, rapi dapur, mandi.
11.00 - 15.00 , aktivitas bersama haidar, Balas orderan Rok Celana
Atau ngepel dll saat haidar ke uyutnya.
15.00 - 15.30 Mandiin haidar
15.30 - 18.00 jalan2 ke luar dengan haidar, ngaji sebelum magrib, membaca buku dan menuliskan review nya / inspirasi hari ini
18.00 -19.00 magrib, dzikir almatsurat/buku doa.
19.00 - 21.00 family time
21.00 - 22.00 beres2 (ruang tengah, dapur, mainan, cuci piring)
22.00 - 23.00 mengurus bisnis Al Qolam
23.00 - 02.00 istirahat

Dilakukan setiap hari, kecuali kamis dan
5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
Oke >>> bikin spot Bunda Manajer Profesional buat ditengok setiap saat.

6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)

7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

_SELAMAT MENGERJAKAN_

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/