Monday, February 23, 2015

Home Education (Bpk Harry Santosa)

💖 Apa itu Home Education? 💖

Narasumber : bpk. Harry santosa

Ass.wr.wb
Ayah bunda apa kabar, tetap semangat ya 😊🙏

Ayah Bunda yg baik,

"Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun."

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita  namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.

Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan:

1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb.
2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati
3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi
4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik.

Ke 4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.

Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.

Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.

Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.

Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.

Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.

Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia. ✅

💖 Bagaimana Memulai Home Education? 💖

Memulai Home Education adalah memulai utk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita utk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita. Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua. Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.

Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu. Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik. Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya. Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya. Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya. Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing..dstnya. Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya. Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.
Silahkan dibuka surat 62:2.

Hari Jum’at (Al-Jumu`ah):2 - Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Ayat ini adalah jawaban atas Doa Nabi Ibrahim alaihisalam ttg generasi yg akan dibangkitkan dari keturunannya.

Ya Tuhan kami, utuslah untuk merka seorang rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(QS 2 Al Baqoroh Ayat 129)

Ada tahapan berbeda dari kedua ayat.

Doa Nabi Ibrahim as adalah "pembacaan", "pengajaran" , "pensucian"

Jawaban Allah adalah "pembacaan" dan "pensucian" sebelum memulai proses "pengajaran" (ta'limunal-Kitaba walHikmah). Kata Tazkiyah atau pensucian oleh beberapa ulama dimaknakan sebagai Tarbiyah atau menumbuhkan fitrah yg merupakan inti Pendidikan itu sendiri, sdgkan pengilmuan atau pengajaran bersifat pemberian skill n knowledge. Ayah Bunda harap bersabar utk tdk langsung melompat ke teknis HE 😊🙏. Kita sungguh memerlukan pijakan yg kokoh, jiwa2 yg full ridha menjalaninya. Karena sejujurnya HE ini melawan arus baik konsep maupun praktek pendidikan yg umumnya kita samakan dengan persekolahan atau pengajaran. Pendidikan sebgamna pengantar diawal adalah proses "inside out", membangkitkan fitrah2 dalam diri anak2 kita. Bukan proses penjejalan "outside in". Setiap anak kita terlahir dalam keadaan fitrah (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan dll).... namun semua fitrah itu adalah potensi2 terpendam, maka tugas kitalah utk mendidik/membangkitkan/menumbuhkan potensi fitrah itu agar anak2 kita mencapai peran peradabannya atau misi spesifiknya sbg khalifah di muka bumi. Dalam QS. 13 ayat 11 Allah berfirman:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Banyak yg menggunakan ayat ini sbgai argumen untuk belajar atau bekerja keras agar Allah mengubah keadaanya menjadi lebih baik. Padahal maksud ayat ini adalah agar manusia tidak mengubah fitrahnya (مَا بِأَنْفُسِهِمْ) sehingga masa depan kehidupannya menjadi lebih buruk. Yg terakhir di atas adalah nasehat dari ustadzuna Ferous. Semoga memahami bahwa mengapa kita menamakan dgn Home Education bukan Home Schooling? Karena pendidikan berbeda dgn persekolahan, mendidik tidak sama dengan mengajar, HE bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. HE bukan menjejalkan pengetahuan namun menyadarkan, membangkitkan fitrah2. Jika fitrah2 ini bangkit maka anak2 akan beriman dgn sendirinya, belajar tangguh dengan sendirinya, mengembangkan bakat dgn sendirinya, menjalani kehidupan sesuai tahap2 perkembangan dengan sendirinya... Memulai Teknis HE akan terasa mudah dan ringan jika kita memulai dari kesadaran ini. Sampai sini, silahkan jika ada masukan dan pendapat 😊🙏

Resume Kulwap IIP Bdg 2 #1 : How To Be Professional Mother

Resume Kulwap Perdana IIP Bdg 2,
Rabu, 18 Februari 2015
Narasumber: Septi Peni Wulandani
Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Muthmainnah Kadir
Co-Host: Lendy Kurnia Reni

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional.

1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.

Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :

a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)

b. Don't Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)

c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)

d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)

e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)

2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri:)

3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :

a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)

b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)

c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya

d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,

Septi Peni Wulandani twitter : @septipw FB : Septi Peni Wulandani www.ibuprofesional.com

----------Tanya-Jawab---------

1⃣ Alhamdulillah..InsyaAllah bu, saya sedang berusaha menjalani semua proses menjadi ibu profesional. Yang saya tanyakan, seringkali di lapangan saya menjumpai justru Ayahnya yang tidak (belum) profesional, terutama dalam hal ketidakmauan dalam berilmu (agama, parenting, dll) yang berdampak pada sebuah persepsi lama "mendidik anak urusan ibunya".
Pertanyaannya:
Bagaimana pendekatan yang sebaiknya dilakukan terhadap tipikal suami seperti itu, baik kita sebagai:
a.Istrinya
b.Orang luar yang melihat fenomena itu.
1⃣ teh muthi, ini hal jamak yg kita lihat di sekitar kita, karena faktor budaya, bahwa laki-laki itu bekerja, perempuan mendidik anak. Maka langkah awal :
a. Yang harus berubah diri kita terlebih dahulu, tanpa harus menunggu pasangan berubah
b. Perbanyak amunisi ilmu, dam share sedikit demi sedikit ke pasangan sesuai gaya belajarnya
c. Buktikan pada pola pengasuhan anak kita
d. Curhatlah hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati✅

2⃣ Assalamua'alaikum.  Mohon penjelasan lebih detail utk point no 2. Hatur nuhun.
2⃣ teh kenny, sebagai pasangan maupun komunitas sebaiknya kita memiliki common interest yang sama, yg apabila dibicarakam itu membuat mata kita berbinar-binar dan energy makin naik.

Begitu juga sebaliknya kita perlu common enemy, sesuatu hal yg akan diselesaikan bersama, dilawan, agar adrenalin kita naik, dan kita bisa satu kata unt memicu semangat.

Ini perlu dibicarakan, sebagai ibu biasanya anak adalah common interest kita. Sdgkan PERASAAN tertindas, tidal berguna, jenuh sbg ibu, bisa jadi common enemy yg harus dilawan dg ilmu dan jejaring✅

3⃣ Maksud point 2 apa?  Merasa tertindas di rmh?
3⃣ teh yayu, disana saya gunakan huruf besar semua PERASAAN, artinya kita ini sbg perempuan apalagi IRT, kadang "merasa" ada yg menindas, sehingga perlu sebuah pengakuan. Padahal sebenarnya tidak ada, kita hanya MERASA saja. Tetapi perilaku kita seperti org tertindas, minder, sakiiiit banget, perlu diakui dll.  Maka hilangkan perasaan itu✅

4⃣ Saya ftm dgn 3 anak, paling kecil usia 4 bln, anak prtama terlambat bicara, sehingga 3 anak dgn beda usia jauh tapi seperti punya 3 anak kmbar, sehingga sering keteteran dlm mnjalankan pekerjaan rmh tangga,,
Selain itu saya dan suami berencana utk mnjalankan program HS, 
Adakah tips dari ibu untuk menentukan skala perioritas dari semua itu agar sy bisa mnjadi ibu profesional dlm rmh
4⃣ bunda, yg perlu disiapkan adalah management waktu yg tepat. Tentukan 3 hal aktivitas utama setiap hari dan penuhi dg disiplin. Kemudian perkaya ilmu dan jejaring. Insya Allah bisa teratasi✅

5⃣ Saya adalah ibu rmh tangga yg berbagi waktu di luar separuh waktu dr jam 08-14.00 saya mengajar tk.namun yg saya syukuri adalah anak anak saya tdk pernah tertinggal drmh kami berangkat selalu bertiga....namun ada yg membuat saya kurang nyaman perasaan saya pada anak anak sering ht kecil saya bertanya ridho kah mereka sll menemani aktivitas saya...profesionalkah saya sbgai ibu....
5⃣ teh rani, tanyakan pada diri kita :
a. Apakah anak tetap mendapat prioritas utama selama kita ajak?
b. Apakah hak mereka mendapat kasih sayang ibunya cukup?
c. Apakah kualitas anak semakin neningkat ketika kita ajak bekerja?

Kalau ya, lanjutkan, kl tidak ada yg perlu dibenahi.
Di usia mereka, anak-anak berhak mendapatkan diri kita, hati kita, senyum kita dg kualitas no 1✅

6⃣ pada point menerapkan on time pada anak sangat susah, terutama ketika pagi hari menyiapkan anak sekolah..krn bangun tidur anak lgsung main sementara saya menyiapkan sarapan.sedangkan saya sendiri harus pergi juga berangkat kerja. Bagaimana agar semua bisa dikerjakan pagi hari dengan mudah?
6⃣ teh diah, bicarakan dg seluruh anggota keluarga, untuk mengeejakan pekerjaan rumah sebagai project keluarga bersama.

Bukan hanya pekerjaan kita saja. Ingat kita bukan pembantu rumah tangga, melainkan manager keluarga, maka aturlah dg cermat. Dan atur keluarga kita dg benar✅

7⃣ Menurut Bu Septi, dari mulai usia berapakah seorang anak bisa mulai disekolahkan? Karena sekarang sudah banyak sekali PG yang menerima anak mulai dari usia 2 tahun? Bagaimana tanggapan ibu?

Saya baru punya seorang anak laki-laki umur 21 bulan. Saya masih bimbang apakah anak cukup bermain dengan orang tua dan lingkungannya atau sudah boleh sekolah.
Terima kasih sebelumnya Bu Septi..
7⃣teh yulia, yang kita perlukan sejak dini itu adalah pendidikan anak, bukan sekolah. Karena sekolah itu menjadi salah satu bagian dan pilihan anak di dunia pendidikan
Usia 0-7 th anak akan berkembang bersama ortunya
7- 14 th anak akan berkembang bersama ortu dan lingkungannya
14 th ke atas, anak berkembang bersama komunitas dan mentornya

Jadi jangan buru2 disekolahkan ya, penuhi bermain di alam secara natural bersama ayah ibunya, sambil menguatkan bahasa ibu✅

8⃣ Ttg value point always on time. Bgaimana caranya agar always on time in mnjadi budaya dalam keluarga? Karena seringkali kita brusaha on time tpi suami dan anak kdang menghambat. Adakah tips praktis  selain mengkomunikasikan dgn pasangan?
Maksudnya tips praktis setelah mengkomunikasikan dg pasangan bu.
8⃣ teh shofi, buatlah permainan,  yg ada time keepernya scr bergantian. Insya Allah ini akan membuat kita dan kel menjadi terbiasa. Prosesnya terpaksa, biasa, bisa, budaya✅

9⃣ Sy ibu rumah tangga dg 2 anak balita dan lg hamil 6bln... sejak menikah suami meminta sy u full time d rumah ngurus anak dan rumah tangga.. semua2 yg berhubungan dg keuangan sy bergantung sm suami, awalnya sy enjoy, tp stlh sy jalani 5th sy merasakn jenuh dan merasa ada bbrp kebutuhan pribadi sy yg ga bs suami penuhi bahkan sy sempat jealous liat suami bs beli apa2 aja yg beliau mau dan memuaskan hobby nya.. keinginan u punya penghasilan sendiri lg jd bahan pemikiran bbrp bulan trakhir ini.

Pertanyaan : u menjadi Ibu Produktif itu hrs  spt apa? Pd kenyataannya ngurus anak n rumah aja kadang udh terasa memakan tenaga?
9⃣ teh fitri, hehehe sabaar teh, fasenya memang seperti itu, maka bersungguh-sungguhlah di dua tahap awal, bunda sayang dan cekatan, maka kita akan dg cepat menemukan passion yg membuat kita produktif. Produktif itu bukan diukur dg uang, tp doukur dr portofolio karya kita. Uang itu hanya bonus dr kesungguhan✅

🔟 Pada saat anak di usia golden ages, bisakah kita para ibu memiliki waktu utk aktualisasi diri dan "Me Time"?
Apalagi kalau anaknya jaraknya berdekatan.
Trimakassii, bu Septi.
🔟 teh lendy, dg management waktu yg baik akan sangat bisa kita mengaturnya. Carilah aktivitas me time yg pendek, namun bermakna. Apakah itu, ayo kita brainstorming✅

1⃣1⃣ Sy ibu dr 1 anak laki2 berumur 3th5bln
Sdh 7 bulan inai sy mjalani pengobatan dan fisioterapi, yg tkadang ckp mnyita waktu sy. Belum lg kegiatan latihan terapi mandiri (diluar jadwal rmh sakir) yg hrs sy ikuti. Bagaimana tips agar sy ttp tdk mngurangi hak anak sy atas diri sy, sementara anak sy ckp aktif dan memerlukan energi + fitalitas tinggi dlm mnyertainya bermain
1⃣1⃣ teh mia, syafakillah ya teh. Teteh melatih orang untuk bisa mendelegasikan pekerjaan2 rumah dan anak saat ditinggal. Setelah itu penuhi yg teteh sanggup menjalankannya✅

1⃣2⃣ Aslkm. Ibu saya saat ini ibu bekerja dgn jam kerja dari jam 8 sd jam 16.30 meski kerja sbg dosen tp pekerjaan menuntut untuk full time. Terkadang menjadi ibu prof dgn cerita ibu2 full time sama anak kok rasanya tdk mungkin ya. Pilihan untuk berhenti belum bisa. Anak saya skrg 21bln udah masuk daycare berangkat bareng. Pulang dijemput jam 17.00 bareng.

Wednesday, February 4, 2015

Summoners War Uninstalled


Dek, adek harus tahu kalau adek punya ayah yang lucu dan baiiik banget.

Sebulan setelah nikah, biasanya pasangan pasangan lain bikin sesuatu yang romantis romantis gitu ya, dek. Eh, bunda entah kenapa malah "ngajak ribut" ayah. Bunda protes karena ayah main game terus, pas bunda mau ngomong jadi ngerasa di cuekin.

Habisnya gimana lagi, walaupun baru sebulan (yang harusnya sabar), bunda khawatir kalau bunda ngga segera bilang, nanti semakin sulit ngungkapinnya. Ada rasa khawatir, bunda ngebayangin kalau ayah selamanya anteng main summoners war teruus deeek :O (Ga mungkin atuh buuunnn! Hehe) ._.

Bunda tahu, bagi ayah, game itu sebuah refreshing, dan bunda tahu, ayah juga banyak ambil pelajaran dari situ. Mudah mudahan bunda juga ngga rese ya, bunda baru action kalo sudah merasa berlebihan kok.
Baru bunda sadar, ternyata mungkin karena bunda mulai ngandung adek, jadi lebih sensitif mungkin ya, pengen lebih diperhatiin.. :")

Terus sampe pagi bunda dicuekin dek :"( sedih banget rasanya :"(
Beberapa malam lalu ayah cerita udah nemu komunitas gamenya, dan skill mainnya bisa jadi semakin jago. (Oh waw! Ayah udah hampir level 40 kalo ga salah) Dan adek tau, keesokan paginya, ayah bilang kalau ayah udah nge-uninstall summoners war! (Aaaaaaa)

Antara terharu, tapi kasian jugaa. Bunda ga bermaksud sampai gituuu, sampai ayah harus stop semuanya. Tapi ayah bilang, mesti total katanya.

* * * *
Setelah sebulan berlalu, ayah ijin lagi buat install game nya lagi. Biar ga bosen selama di ambon katanya. Hihi.
Iya gapapa.. :))
4 Februari 2015
Bunda yang lagi Kangen Ayah di Ambon :")
*Sembari galau antara di post ato ngga hehe*

Monday, February 2, 2015

Bertanya Hujan dan Munculnya Pelangi Terindah


Adek Alfath dan si kakang :)
Entah kenapa adek selalu ribut takut banjir. Ya. Maka setiap hujan ia selalu Ribut takut hujan, takut banjir, takut badai. Setiap melihat awan gelap, selalu bertanya, "sekarang hujan?"

Ibu dan yang lain juga tak habis pikir kenapa adek seperti itu, maka terkadang saking kesalnya, jadi muncul omelan. Percayalah, anak kecil memang lucu, namun ada kalanya memang sangat menyebalkan karena begitu cerewet :)

Aku sedikit berbeda. Aku yakin dibalik apapun yang terjadi, selalu ada alasan. Apalagi anak kecil. Kalau sudah berlebihan semacam itu, besar kemungkinan dia pernah trauma suatu hal. Tak selalu begitu sih, aku juga tak tahu pasti.

Ibu heran, dulu ngga pernah ada kejadian apa apa. Tapi waktu kutanya adek, katanya dulu pernah banjir di emak (nenek kami). Aku percaya saja dulu, karena sangat tak mungkin anak kecil tiba2 begitu ketakutan seperti itu.

Aku juga bingung harus jawab apa lagi. Kubilang berbagai hal dari nada sabar sampai yang pake nada rada kesel. Diajak cerita panjang yang komunikatif, bilang "kemaren adek kan sudah berani", dll.
Sammpai suatu titik kehabisan stok jawaban, akhirnya selalu kubilang,  
"kalau hujan tinggal ngapain? Berdoa ya, allahumma shayyiban nafiian.  Kalau udah berdoa ngga perlu takut lagi. Betul kan?"
Adek pun mengangguk senyum :)

Dibalik ketakutannya akan hujan, petir dan banjir, aku mengajaknya untuk berharap bahwa suatu saat kita bisa melihat pelangi setelah hujan. Setelah hal menakutkan, ada sesuatu yang indah untuk dinantikan, jadi tak perlu takut. (Tentang proses terjadinya pelangi dari bias cahaya matahari pada titik hujan yang kujelaskan padanya, sepertinya belum bisa dia pahami, ya? Hehe)

Pokonya aku selalu mencoba menjawab sebaik yang kutahu. Banyak loh yang tak kuketahui tentang alam ini. Dari pertanyaan polosnya yang lucu-polos-kadang-nyebelin itu, kita jadi ngukur diri kalo kita juga banyak ngga tahu nya sama banyak hal.

Siang ini berbeda, saat langit sedang biru cerah cerahnya. Aku mencoba kembali 2 test pack kehamilan lagi.
Alhamdulillah positif. :")

Akang mengajak dan mengingatkanku ku sujud syukur.
Dan seperti teletubbies, kami Berpelukan (loh)

Sambil merenung tiba tiba di luar muncul pelangi
2 hari ini tak hujan, tadi hujan.
Masyaallah..
Ini pelangi terindah yang pernah kulihat. Suasana senja tersyahdu yang pernah kurasa.

6 januari 2015
Kamar De marrakesh 


... dan Terimakasih akang hari tersayang, untuk segala kebaikan, kelembutan, perhatian dan pengertian yang selalu tercurah limpah hingga detik ini. Tak cukup pandai rasanya diri ini mengungkapkan rasa syukur yang teramat banyak atas anugerah Allah terindah yang berwujud akang. :") Maaf karena sering menyangsikan hal-hal baik yang kau lakukan. Jazaakallahu khairan.. :")

Ditambahkan dengan penuh rasa syukur,
2 februari 2015

Test Pack Pertama. Hamil?

Entah kenapa tekadku bulat untuk segera ke apotek terdekat. Ya, aku mau beli test pack kehamilan. Spontan banget, belum sempet baca-baca tentang test pack, pas di dpn griya farma baru browsing.

Merk? AKURAT.
Harga 10.500.
Yg murah ada onemed (3500 wkwkw), tapi di situ gada, yasudahlah.

Coba cek urine. Awalnya band kontrolnya udh muncul. Cuma segaris. Yah, emg belum rejeki. Allah kan yang paling tau kapan amanah nya bisa hambanya sanggup sanggupin untuk dijalani.

Tapi ga lama, eh muncul garis samar di bawahnya!

Masyaallah kagett! Ini teh beneran hamil? Ad yg bilang, kadang hasil TP ga sesuai. Tapi kalau udah 2 garis gitu, artinya positif, berarti HcG nya kedeteksi. Wallahu 'alam.

Terus iseng iseng cek gejala kehamilan lewat informasi di internet. Kan gejalanya banyak tuh. Masalahnya aku ngga ngerasain apa apa (nahloh).
Telat datang bulan aja baru sehari (itu juga kan kadang siklusnya ga pasti). Katanya ada rasa mual pusing gitu, eh abis baca artikelnya tiba tiba sok-sok an pusing (wkwkwk) Walopun aga maksa dan suhesti sih kayanya anggep aja positif dulu hehehe

Ikhtiar dan berdoa yg terbaik aja,
Besok coba lagi ya :)

5 jan 2015
Lantai 2 Rumah De Marrakesh

Tak Kuawali dengan Cinta

Dengannya tak kuawali dengan cinta. Kurasa dia pun begitu. Bukan aku tak peduli cinta, tapi kuharap, keyakinan untuk membersamainya dapat mengantar kami lebih dekat menuju-Nya.

Aku tak bilang yang kulakukan mudah. Maka bukan saranku bila kau mau melakukan hal yang sama. Hanya saja setiap orang punya jalan pembelajarannya masing masing, dan aku mau bantingtulang berupaya untuk bisa memahami dan bersatu dengannya.

Aku tak sedang jatuh cinta. Aku sedang membangun cinta. Ya, aku terus belajar membangun cinta.

Belajar mencintai lagi :)
3 Januari 2014
Mie baso suryani, cicadas