Monday, February 23, 2015

Resume Kulwap IIP Bdg 2 #1 : How To Be Professional Mother

Resume Kulwap Perdana IIP Bdg 2,
Rabu, 18 Februari 2015
Narasumber: Septi Peni Wulandani
Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Muthmainnah Kadir
Co-Host: Lendy Kurnia Reni

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional.

1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.

Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :

a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)

b. Don't Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)

c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)

d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)

e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)

2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri:)

3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :

a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)

b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)

c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya

d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,

Septi Peni Wulandani twitter : @septipw FB : Septi Peni Wulandani www.ibuprofesional.com

----------Tanya-Jawab---------

1⃣ Alhamdulillah..InsyaAllah bu, saya sedang berusaha menjalani semua proses menjadi ibu profesional. Yang saya tanyakan, seringkali di lapangan saya menjumpai justru Ayahnya yang tidak (belum) profesional, terutama dalam hal ketidakmauan dalam berilmu (agama, parenting, dll) yang berdampak pada sebuah persepsi lama "mendidik anak urusan ibunya".
Pertanyaannya:
Bagaimana pendekatan yang sebaiknya dilakukan terhadap tipikal suami seperti itu, baik kita sebagai:
a.Istrinya
b.Orang luar yang melihat fenomena itu.
1⃣ teh muthi, ini hal jamak yg kita lihat di sekitar kita, karena faktor budaya, bahwa laki-laki itu bekerja, perempuan mendidik anak. Maka langkah awal :
a. Yang harus berubah diri kita terlebih dahulu, tanpa harus menunggu pasangan berubah
b. Perbanyak amunisi ilmu, dam share sedikit demi sedikit ke pasangan sesuai gaya belajarnya
c. Buktikan pada pola pengasuhan anak kita
d. Curhatlah hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati✅

2⃣ Assalamua'alaikum.  Mohon penjelasan lebih detail utk point no 2. Hatur nuhun.
2⃣ teh kenny, sebagai pasangan maupun komunitas sebaiknya kita memiliki common interest yang sama, yg apabila dibicarakam itu membuat mata kita berbinar-binar dan energy makin naik.

Begitu juga sebaliknya kita perlu common enemy, sesuatu hal yg akan diselesaikan bersama, dilawan, agar adrenalin kita naik, dan kita bisa satu kata unt memicu semangat.

Ini perlu dibicarakan, sebagai ibu biasanya anak adalah common interest kita. Sdgkan PERASAAN tertindas, tidal berguna, jenuh sbg ibu, bisa jadi common enemy yg harus dilawan dg ilmu dan jejaring✅

3⃣ Maksud point 2 apa?  Merasa tertindas di rmh?
3⃣ teh yayu, disana saya gunakan huruf besar semua PERASAAN, artinya kita ini sbg perempuan apalagi IRT, kadang "merasa" ada yg menindas, sehingga perlu sebuah pengakuan. Padahal sebenarnya tidak ada, kita hanya MERASA saja. Tetapi perilaku kita seperti org tertindas, minder, sakiiiit banget, perlu diakui dll.  Maka hilangkan perasaan itu✅

4⃣ Saya ftm dgn 3 anak, paling kecil usia 4 bln, anak prtama terlambat bicara, sehingga 3 anak dgn beda usia jauh tapi seperti punya 3 anak kmbar, sehingga sering keteteran dlm mnjalankan pekerjaan rmh tangga,,
Selain itu saya dan suami berencana utk mnjalankan program HS, 
Adakah tips dari ibu untuk menentukan skala perioritas dari semua itu agar sy bisa mnjadi ibu profesional dlm rmh
4⃣ bunda, yg perlu disiapkan adalah management waktu yg tepat. Tentukan 3 hal aktivitas utama setiap hari dan penuhi dg disiplin. Kemudian perkaya ilmu dan jejaring. Insya Allah bisa teratasi✅

5⃣ Saya adalah ibu rmh tangga yg berbagi waktu di luar separuh waktu dr jam 08-14.00 saya mengajar tk.namun yg saya syukuri adalah anak anak saya tdk pernah tertinggal drmh kami berangkat selalu bertiga....namun ada yg membuat saya kurang nyaman perasaan saya pada anak anak sering ht kecil saya bertanya ridho kah mereka sll menemani aktivitas saya...profesionalkah saya sbgai ibu....
5⃣ teh rani, tanyakan pada diri kita :
a. Apakah anak tetap mendapat prioritas utama selama kita ajak?
b. Apakah hak mereka mendapat kasih sayang ibunya cukup?
c. Apakah kualitas anak semakin neningkat ketika kita ajak bekerja?

Kalau ya, lanjutkan, kl tidak ada yg perlu dibenahi.
Di usia mereka, anak-anak berhak mendapatkan diri kita, hati kita, senyum kita dg kualitas no 1✅

6⃣ pada point menerapkan on time pada anak sangat susah, terutama ketika pagi hari menyiapkan anak sekolah..krn bangun tidur anak lgsung main sementara saya menyiapkan sarapan.sedangkan saya sendiri harus pergi juga berangkat kerja. Bagaimana agar semua bisa dikerjakan pagi hari dengan mudah?
6⃣ teh diah, bicarakan dg seluruh anggota keluarga, untuk mengeejakan pekerjaan rumah sebagai project keluarga bersama.

Bukan hanya pekerjaan kita saja. Ingat kita bukan pembantu rumah tangga, melainkan manager keluarga, maka aturlah dg cermat. Dan atur keluarga kita dg benar✅

7⃣ Menurut Bu Septi, dari mulai usia berapakah seorang anak bisa mulai disekolahkan? Karena sekarang sudah banyak sekali PG yang menerima anak mulai dari usia 2 tahun? Bagaimana tanggapan ibu?

Saya baru punya seorang anak laki-laki umur 21 bulan. Saya masih bimbang apakah anak cukup bermain dengan orang tua dan lingkungannya atau sudah boleh sekolah.
Terima kasih sebelumnya Bu Septi..
7⃣teh yulia, yang kita perlukan sejak dini itu adalah pendidikan anak, bukan sekolah. Karena sekolah itu menjadi salah satu bagian dan pilihan anak di dunia pendidikan
Usia 0-7 th anak akan berkembang bersama ortunya
7- 14 th anak akan berkembang bersama ortu dan lingkungannya
14 th ke atas, anak berkembang bersama komunitas dan mentornya

Jadi jangan buru2 disekolahkan ya, penuhi bermain di alam secara natural bersama ayah ibunya, sambil menguatkan bahasa ibu✅

8⃣ Ttg value point always on time. Bgaimana caranya agar always on time in mnjadi budaya dalam keluarga? Karena seringkali kita brusaha on time tpi suami dan anak kdang menghambat. Adakah tips praktis  selain mengkomunikasikan dgn pasangan?
Maksudnya tips praktis setelah mengkomunikasikan dg pasangan bu.
8⃣ teh shofi, buatlah permainan,  yg ada time keepernya scr bergantian. Insya Allah ini akan membuat kita dan kel menjadi terbiasa. Prosesnya terpaksa, biasa, bisa, budaya✅

9⃣ Sy ibu rumah tangga dg 2 anak balita dan lg hamil 6bln... sejak menikah suami meminta sy u full time d rumah ngurus anak dan rumah tangga.. semua2 yg berhubungan dg keuangan sy bergantung sm suami, awalnya sy enjoy, tp stlh sy jalani 5th sy merasakn jenuh dan merasa ada bbrp kebutuhan pribadi sy yg ga bs suami penuhi bahkan sy sempat jealous liat suami bs beli apa2 aja yg beliau mau dan memuaskan hobby nya.. keinginan u punya penghasilan sendiri lg jd bahan pemikiran bbrp bulan trakhir ini.

Pertanyaan : u menjadi Ibu Produktif itu hrs  spt apa? Pd kenyataannya ngurus anak n rumah aja kadang udh terasa memakan tenaga?
9⃣ teh fitri, hehehe sabaar teh, fasenya memang seperti itu, maka bersungguh-sungguhlah di dua tahap awal, bunda sayang dan cekatan, maka kita akan dg cepat menemukan passion yg membuat kita produktif. Produktif itu bukan diukur dg uang, tp doukur dr portofolio karya kita. Uang itu hanya bonus dr kesungguhan✅

🔟 Pada saat anak di usia golden ages, bisakah kita para ibu memiliki waktu utk aktualisasi diri dan "Me Time"?
Apalagi kalau anaknya jaraknya berdekatan.
Trimakassii, bu Septi.
🔟 teh lendy, dg management waktu yg baik akan sangat bisa kita mengaturnya. Carilah aktivitas me time yg pendek, namun bermakna. Apakah itu, ayo kita brainstorming✅

1⃣1⃣ Sy ibu dr 1 anak laki2 berumur 3th5bln
Sdh 7 bulan inai sy mjalani pengobatan dan fisioterapi, yg tkadang ckp mnyita waktu sy. Belum lg kegiatan latihan terapi mandiri (diluar jadwal rmh sakir) yg hrs sy ikuti. Bagaimana tips agar sy ttp tdk mngurangi hak anak sy atas diri sy, sementara anak sy ckp aktif dan memerlukan energi + fitalitas tinggi dlm mnyertainya bermain
1⃣1⃣ teh mia, syafakillah ya teh. Teteh melatih orang untuk bisa mendelegasikan pekerjaan2 rumah dan anak saat ditinggal. Setelah itu penuhi yg teteh sanggup menjalankannya✅

1⃣2⃣ Aslkm. Ibu saya saat ini ibu bekerja dgn jam kerja dari jam 8 sd jam 16.30 meski kerja sbg dosen tp pekerjaan menuntut untuk full time. Terkadang menjadi ibu prof dgn cerita ibu2 full time sama anak kok rasanya tdk mungkin ya. Pilihan untuk berhenti belum bisa. Anak saya skrg 21bln udah masuk daycare berangkat bareng. Pulang dijemput jam 17.00 bareng.

No comments:

Post a Comment