Wednesday, August 27, 2014

Hidup Lebih Hidup (3)

Ketika penggalian akan dirimu semakin dalam, kamu akan semakin takjub dengan sebuah sosok yang ternyata begitu menarik. Mungkin kamu tak melihat sosok selebritis atau tokoh heroik fantastis, tapi jauh dari itu, itu adalah kamu dengan segala keunikan dirimu. Bentuk badan, kebiasaan, kesukaan, minat, bakat, potensi, hal lucu, kebodohan, jalan hidupmu, masa lalu, pilihanmu, keputusanmu, orang disekitarmu, latar belakang keluargamu, dan banyak hal lainnya yang melekat rapat pada dirimu.

Tak ada yang persis sama dengan kamu, Seru ya?

Pada suatu ketika, setelah kamu jauh melangkah, kemudian kamu sadar bahwa kamu tidak berada pada jalurmu. Ah benarkah? Tak ada yang benar-benar tahu, hanya saja sepertinya hati kecil kamu bisa mengetahuinya dan meneriakimu. Karena ya, mungkin saja dalam hidup kita pernah 'kurang tepat' dalam memilih jalan, ikhlaskanlah, karena setiap perjalanan selalu mengandung hikmah bagi yang mau  berpikir.

Kini, dengan segenap kesadaran dan kemampuan menentukan pilihan yang telah Allah curahkan padamu, putuskan dengan bulat. Kamu sudah menggali dirimu, buat keputusan-keputusan yang menjadi pondasi hidupmu ke depan.

Kamu akan takjub dengan keputusan itu, karena tetiba muncul sebuah energi besar yang meliputi dirimu! Kamu menjadi tak khawatir lagi dengan apa yang orang lain katakan, kamu punya 'sesuatu' yang besar untuk kamu perjuangkan! Dan tetiba rasanya seluruh alam semesta, Allah perintahkan untuk membantu perjuanganmu.

Ini bukan akhir, perjuangan terus berlanjut. Bersyukurlah dengan apa yang ada, berani merawat cita-citamu, berani memperjuangkannya.

Kamar, 27 Agustus 2014

Tuesday, August 26, 2014

Kalau ngga punya tujuan hidup? (2)

Kalau kamu lagi terus terusan merasa ngga pantes hidup karena ngga punya tujuan, sini deh, berhenti dulu sebentar.

Ngga ada di dunia ini yang Allah ciptakan sia-sia atau seenaknya, kamu ada disini PASTI ada alasannya, dan emang CUMA KAMU yang bisa ngelakuin hal itu.

Dan kalau kamu beneran lagi ngrasa ngga punya tujuan idup banget, saatnya ngaca. Liat diri kamu sendiri, bongkar lagi semua ingatan kamu tentang apa apa yang membuat kamu sedih, atau yang membuat kamu senang.

Serius, dig yourself deeply!

Karena kadang kita sudah terlalu lama bergerak menjauh dari apa yang sebenarnya kita cari, sampai kita lupa sama diri kita sendiri.

Jadi, kalau ngga punya tujuan hidup? Seriusin memaknai diri, dan minta sama pencipta kita buat diarahkan.

Kamar, 26 agustus 2014
Terkadang berani berbagi itu hanya ketika merasa sudah selangkah lebih dari tahap ini. Aku juga termasuk hehe. Padahal menurutku banyak juga orang yang merasakan hal yang sama :)

Minta dibaikkan dalam proses pencarian (1)

Pernah ngerasa hidup seperti zombie? Yang sekedar menjalani, bahkan jadi mempertanyakan tuhan kenapa kita mesti ada di dunia ini?

Ngerti banget deh perasaan kamu yang ngerasa nggak punya arah hidup, ngga punya tujuan, ngga ada yang ingin dicapai, rasanya ngga enak ngapa ngapain. Sampe mikir ngapain hidup?

Hal terpenting sebenarnya ada pada proses pencarian tujuan. Dalam proses itu, fitrah kita untuk berpikir dan merenungkan banyak hal, jadi bertumbuh subur.

Dalam proses pencarian yang kita ngga tau ada ujungnya apa ngga, berdoalah untuk menjalani kehidupan yang baik. Karena kalau di jalan tiba tiba mati? Kan ngga tau, ya?

"Ya allah, perbaikilah agamaku yang merupakan urusanku paling penting, dan duniaku tempat penghidupanku, serta akhiratku tempat aku kembali. Jadikanlah hidup ini sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan dan kematian sebagai istirahat bagiku dari setiap kejahatan."
-H.R. Muslim

Kamar, 26 Agustus 2014

Thursday, August 21, 2014

"Sekolah Yang Bener"

Kalo ada yang bilang ke kamu : "sekolah yang bener" atau "kuliah yang bener", itu artinya jalanin dengan baik dan penuh kesungguhan pada apa yang lagi kamu hadepin sekarang (misal pendidikan)

Terkadang kesannya memang kamu diminta fokus pada hal itu, dan menyuruh kamu ngga terlalu aktif di hal selain itu. Pesan terbaik dari kalimat itu adalah lakukan yang terbaik. Artinya, kerjakan dengan sebaik mungkin, sampai mengeluarkan semua kemampuan kamu.

Mungkin cuma Allah dan kamu yang tau, gimana cara kamu menjalani itu semua. Sekedar mengalir, biasa saja atau penuh ambisi, biarlah menjadi rahasia kamu sama Allah. Yang penting, mulai di detik ini juga kamu sedang dalam kondisi sadar, untuk melangkah dengan langkah yang penuh kesungguhan.

Mari berdoa untuk terus diberi bimbingan sama Allah untuk menjalankan semua dengan penuh kesungguhan dan rasa syukur.
Sempurnakan dengan ikhtiar yang maksimal.

Pesanku buat siapapun yang baca, khususnya adik adik yang masih bersekolah atau kuliah, jalani semua dengan penuh jiwa. Kalau ngga bisa, periksa diri kamu sendiri, cepat atau lambat kamu memang harus punya kesadaran ini.

****
Lagi ketampar baca buku Bukan Kacamata Kuda nya @udayusuf, sambil masih duet maut baca DNA sukses mulia nya @jamilazzaini.

Wonosobo, 21 agustus 2014

Friday, August 15, 2014

DNA Sukses Mulia : #1 Kehidupan Terbaik Sukses Mulia

Bicara Sukses dan bicara Mulia, setiap orang punya definisi tersendiri.

Konsep sukses mulia disini simple nya : SUKSES yang terlihat secara duniawi [4-TA : Harta, Tahta, Kata (ilmu), dan Cinta]
MULIA itu ketika bisa bermanfaat untuk orang lain, orang disekitar kita.

Yang menarik adalah konsep dibalik penulisan SuksesMulia yang digabungkan. Disebutkan bahwa, keduanya sama pentingnya dan tidak boleh terpisahkan.

Kalau Hanya Sukses?
Ini sepenggal kisah tentang yang awalnya mencapai sukses saja. (Akhirnya menyadari, mulia pada akhir masa hidupnya)

Di bab pertama, diceritakan sebuah kisah tentang seorang anak yang berjuang dari bawah, merangkak berproses, kemudian mencapai kesuksesan. Di masa puncak keberhasilannya, ia masih belum bisa mendefinisikan kebahagiaan hidupnya. Masih ada kekosongan batin yang membuatnya tak tenang. Sampai suatu ketika Allah menakdirkannya bertemu dengan seorang anak yang membuatnya bisa menemukan kembali kebahagiaan pada hidupnya.

Kalau Hanya Mulia?
Nah ini salah satu pertanyaan yang ingin saya cari jawabannya, sini mari merapat. Hehe

"Tanpa kesuksesan, kemuliaan Anda akan memiliki batasan." (h.9)

Yap!
Ketika kita belum mencapai kesuksesan terbaik, daya kita dalam membantu yang lain tidak akan maksimal. "Andai aja punya uang lebih banyak lagi.. andai aja aku lebih pinter lagi.. andai aja aku punya pengaruh lebih lagi.." dll bahkan membuat kita hanya menjadi seorang pengandai-andai! #nahloh

Logika aja deh, kita hanya bisa memberi apa yang kita miliki. Kalau kita ngga punya apa apa untuk diberikan, apa yang mau kita beri?

NOTED
Lebih Harta : banyak sedekah
Lebih tahta : gunakan untuk perbaikan sekitar
Lebih kata : buat orang lain berhasil
Kalo 3 diatas masih terbatas, berikan Cinta pada orang yang membutuhkan.

"Tidak ada alasan untuk tidak segera mulai menunjukkan kemuliaan diri. Siapapun anda saat ini, yakin, akan selalu ada orang yang 4-TA nya lebih rendah dari anda. Itu peluang untuk memberi manfaat. untuk jadi mulia, tak perlu tunggu kaya raya, berpangkat dan berilmu tinggi serta populer." (h.14)

Sukses dan Mulia itu Beriringan.
Nunggu Sukses dulu baru mulia? Iya kalo masi idup.

* * * *

Jadi, musti SuksesMulia, dong?
Yap! Berproseslah untuk SuksesMulia. Dari kekerenan di bab ini, ada yang kurang dibahas sih menurutku. Ada dimensi akhirat yg ga tralu difokusin. Karena ada orang-orang yang sukses dunia, bermanfaat buat orang banyak, tapi entah akhirnya kemana. Saya tambahin dikit deh keyword nya : surga. Jadi, SuksesMuliaSurga (SMS) ! Hihi

Yang ada di pikiran saya sendiri, kebanyakan adalah impian untuk menjadi mulia *ciyemulia*, tapi langkah suksesnya ini loh yang malah belum saya fokusin *gimanasih* -_- gpp gpp, i accepted all my dodolism, skrg semoga konsisten belajar ini dan ga cuma jadi sampah pikiran.

Ingetin ya!

Buku DNA Sukses Mulia : #0 Cuap cuap

Dear readers,
Rasanya udah lama saya ngga ngebahas/ngebedah buku. Saya percaya cara efektif mendapatkan ilmu adalah dengan mengajarkannya kembali.

Bukan bermaksud menggurui (da akumah apa atuh hehe), ini bagian dari proses belajar :)

Buku yang dipelajari kali ini adalah buku DNA SUKSES MULIA, "Panduan meraih harta, takhta, kata dan cinta yang tinggi sebagai sumber manfaat seluas-luasnya" yang ditulis oleh Farid Poniman, Indrawan Nugroho, Jamil Azzaini (Kubik Leadership).

Alhamdulillah Bersyukur selama ini dapat kesempatan kenal dengan kawan kawan di KSM (Komunitas SuksesMulia), yang anaknya kocak kocak namun terasa sekali usaha menuju SuksesMulia nya. Setelah sekian lama, sekarang baru menyempatkan untuk mengkaji buku nya hehe.

* * * *

Alasan saya mau belajar buku ini, karena ada pertanyaan besar dalam pikiran saya : bagaimanakah orang yang hanya ingin hidup mulia, tapi ngga sukses? Ada ngga sih?

Cara efektif membaca buku adalah memulai dengan sebuah pertanyaan : AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu)

Semoga dengan mempelajari buku ini,  saya jadi SEMANGAT pengen jadi orang sukses, TAU CARAnya, dan MELAKUKANNYA. Hehe

Nantikan postingan selanjutnya ya!
#inipostinganapadong

STAY HUNGRY, STAY FOOLISH

Thursday, August 14, 2014

Radio Kehidupan

Ada benarnya bahwa setiap adegan dalam kehidupan kita tak bisa berjalan sesuai seperti apa yang kita inginkan. Kalo dianalogikan dengan radio atau ipod, lagu hidup kita ngga selalu bisa kita pilih kaya ipod.

Mau bahagia tinggal setel lagu bahagia, dan karena terserah kita, kalo bisa ngga perlu simpen lagu sedih deh.

Karena hidup kita milik Allah dan Ia tahu yang terbaik untuk kita, maka terkadang (bahkan sering) kenyataan tak sesuai dengan harapan.

Apa apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah. Dan apa apa yang menurut kita buruk, mungkin saja terbaik bagi kita menurut Allah. Maka percayakan saja lah pada yang Lebih Mengetahui, ya?

* * *

Pola yang terjadi di kehidupan kita mungkin memang lebih mirip channel di radio. Apa yang disiarkan, itu yang harus kita terima. 

Lantas dimana daya kita sebagai makhluk berakal yang punya kehendak?

Hey jangan lupa, kita tetap harus memilih channel mana yang akan menjadi prinsip kita, kan?

Kita bisa berpindah-pindah mencari gelombang untuk memperkaya pikiran kita, tapi kurasa pada akhirnya, kita akan tetap berpulang pada channel prinsip kita. Berserah dan berjuang di sana.

A very late post. Lagi ngoprek draft blogger, liat ini belum di posting. #Dibuangsayang #jadidiposting #semoga bermanfaat ajah  :)

14 Agustus 2014


Wednesday, August 6, 2014

Fenomena Pernikahan Bulan Syawal


Hai para warga Blogger City! :D
Sebelumnya, empunya blog mengucapkan : SELAMAT IDUL FITRI 1435 H :D

Setelah hari raya idul fitri, seperti biasanya, terbitlah berbagai undangan pernikahan dari kawan-kawan. Sebut saja Winda (6/8), Yorga (10/8), Ka mirza (10/8), Ka Fahma (17/8), Pipit Zaky (23/8), teh Millaty (24/8), Ka Ume (30/8), Ka Lia (31/8). Masih kurang juga, undangan kamu mana? #jleb

Hehe, tenang saya bukan orang rese yang suka iseng menggangggu perikehidupan oranglain hehe. Serunya, ini bulan Syawal (kalender Islam, hijriah). Menikah di bulan syawal, fenomena kah? Di bulan syawal ini terutama, menurut saya iya. Jujur, sebelumnya saya ngga pernah merhatiin, tapi kali ini saya jadi penasaran sama hal itu. Kamu penasaran ga? Hehe

Ada apa sih di bulan syawal?

Kata orang, bulan syawal itu bulan peningkatan. Yap, setelah sebulan kita berusaha meraup obral pahala besar-besaran yang Allah sediain, kita dihadapkan kembali pada 11 bulan berikutnya untuk berjuang. Di bulan syawal juga, dapat terlihat (oleh mata manusia) indikator keberhasilan ramadhan kita. Biasa aja, makin memble, atau meningkat?
Terkait dengan tebaran undangan pernikahan di bulan syawal kali ini, saya penasaran, adakah firman Allah untuk melangsungkan ‘perjanjian yang berat’ itu di bulan syawal?

Hari baik untuk menikah?

Setahu saya, semua hari adalah baik menurut islam. Penentuan hari dan tanggal diikhtiarkan oleh kita saja sebagai manusia, tanpa perlu menggunakan jasa mbah-mbah primbon ato hal lain yang justru mengarah pada kesyirikan. Faktor kesiapan kedua calon dan kedua belah pihak keluarga besarlah yang lebih utama. Menganggap ada hari baik tertentu aja kurang jelas dasarnya, ternyata ada juga orang yang nganggap hari sial itu juga ada (semoga bukan kita).

Thiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu) adalah kesyirikan. Dan tidak ada seorang pun diantara kita melainkan (pernah melakukannya), hanya saja Allah akan menghilangkannya dengan sikap tawakal.
(HR Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Ramalan nasib adalah syirik..
(HR Abu Dawud no 3411)

Rasulullah Menikahi Aisyah pada bulan Syawal

Yap! Ini dia mungkin salah satunya. Seperti hadits di atas, rasulullah menikahi Aisyah pada bulan Syawal.

Dari hasil berguru sama si mbah google, saat jaman jahiliyah dulu, orang-orang menganggap akan sial kalau menikah di bulan syawal. Macem-macem ceritanya kayak : makna kata syawal itu 'mengangkat' (onta betina jaman dulu, saat bulan syawal menolak  kawin dengan onta jantan, dengan mengangkat ekornya) juga tentang anggapan bahwa waktu tersebut diapit oleh 2 hari raya besar islam *terus kenapa ya*, dst.

Mungkin untuk menepis anggapan itu, bunda aisyah menekankan bahwa dia tentu tetap beruntung walau menikah di bulan syawal ;) *yaiya bun, nikahnya sama rasulullah gituloh* hehe. Dari hadits riwayat muslim, Aisyah juga dulu suka menikahkan para wanita di bulan syawal.

So. Ngga perlu panik ngga bisa menikah di bulan syawal tahun ini, masih ada hari-hari baik lainnya pada 11 bulan yang lain. Hehe :p Sehabis bulan syawal justru ada 3 bulan haram yang disebutkan : “sangatlah baik untuk melakukan amal ketaatan!” (dari Zaadul Massir, tafsir 9:36)
Wallahu ‘alam, Selamat berstrategi! :D


Bandung, 6 Agustus 2014

Hajah Sofyamarwa R.

Monday, August 4, 2014

Iman Seharga Gorengan

Fenomena yang ada belakangan ini di jagat raya dunia maya, membuat saya memikirkan beberapa hal. Menjelang ramadhan begini, ingatan saya kembali melayang pada waktu saya mudik ke kampung halaman bapak di Wonosobo.

Dibandingkan Bandung, tak begitu banyak hal menarik dari kabupaten wonosobo ini, maka hal hal sederhana menjadi begitu disyukuri.

Sejak kecil mudik kemari, hanya ada beberapa hal yang benar benar menjadi ciri khas. Mie ongklok, tempe kemul, ikan bertumpuk tumpuk, dan suasana pedesaan yang menyejukkan.

Saya ingat, suatu pagi setelah Idul Fitri  tahun 2014 silam saya berupaya melakukan syawalan, shaum sunnah yang dilaksanakan 6 hari selama bulan syawal. Sebelum subuh saya melakukan sahur seperti biasa, maka logikanya saya siap berpuasa.

Tapi pagi itu, bapak jalan-jalan pagi ke pemukiman warga dan membawa pulang bungkusan tempe kemul. Masih hangat, dengan aroma yang menggugah selerah! Terjadilah pergejolakan batin pertarungan antara nafsu kabita dan keinginan untuk meneruskan shaum syawalnya. Akhirnya saya batalkan shaum syawal saya hari itu, memakan gorengan tempe kemul itu, dan mengganti shaum sunnah nya di hari yang lain.Lucu juga kalau dipikir-pikir, saat itu usia saya sudah 22 tahun, sudah bukan anak-anak lagi. Kalah sama gorengan.

Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim, no. 35 dan Tirmidzi, no. 2614)

Ah, iman itu bertingkat-tingkat, dan kita tak tahu ada di tingkat yang mana kita berada.

Bertambahnya usia seseorang bukan jaminan bertambah pulanya keimanan seseorang. Bang Aad dalam workshop Home Education beberapa hari lalu mengatakan bahwa, iman ini memang sesuatu yang unik.

Kini, ketika saya diamanahi seorang anak, saya jadi berpikir bagaimana cara saya memastikan bahwa anak saya kelak mrnjadi orang yang kokoh imannya. Kalau boleh jujur, mungkin tak banyak dari kita yang pernah diuji keimanannya, padahal kita sering menghadapi ujian ujian pelajaran yang sifatnya kognitif. Bagaimana orangtua mendidik keimanan pada anaknya?

Lanjut bang Aad, Keimanan itu fitrah setiap manusia, tidak diajarkan, tapi dirawat dan ditumbuhkan. Orangtua tidak menanam benihnya, karena Allah yang sudah menanamnya. Sebagai orangtua kita hanya perlu merawat fitrahnya, membesarkannya sesuai tuntunanNya.

Masalah yang muncul berkaitan dengan periode akhir jaman, salah satunya adalah iman yang sulit kokoh. Kalau saya boleh jujur, saat dulu saya harus menyampaikan ilmu tentang Allah, saya masih merasa kering, sebatas pengetahuan tanpa makna. Tapi sekarang terasa, bahwa yang terpenting adalah rasa dan makna kita masing-masing akan keberadaanNya, bahwa kita dibimbing dalam setiap aktivitas kita.

* * *

Dari Hanzholah Al-Usayyidiy -beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata, “Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.” Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?”

Aku menjawab, “Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.” Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”

Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidur dan di jalan kalian. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim, no. 2750).

* * *

Pada intinya, keimanan bisa berubah-ubah levelnya, bisa naik bisa turun. Manusia mulia sekelas Abu Bakar ash shiddiq pun begitu, jadi tenang saja. Kita tak bisa menilai/menghakimi keimanan seseorang karena memang bukan keperluan kita. Asal kita terus mau perbaiki diri dan meningkatkan keimanan.

Lagi shaum tergoda sama gorengan ada di level mana ya ? Hehe.

8 April 2014
Rabu 24 Mei 2017
Hajah Sofyamarwa R.

#30dwc #30dwcjilid6 #30dwchajah #day7

Sumber kutipan hadits dari : https://rumaysho.com/13108-dalil-iman-itu-bertambah-dan-berkurang.html

Selang Mampat, Keran Berkarat

Ilustrasi (image source : pixabay.com)

Kita menyalahkan mampatnya selang yang tak bisa mengalirkan air pada taman taman kehidupan kita.
* * *

Kerannya protes, tamannnya ikut protes.
Memang betul, sang selang terkesan tak mau berusaha membuka mampatnya. Aku serius, ini betul betul lebih sulit dari selang manapun yang kau tahu.
Maka wajarlah.

Namun semakin hari, Sang Keran semakin benci Selang, Tamanpun jadi benci Selang.
Untuk hidup, taman mendapat sedikit cipratan dari keran, namun tak sedikitpun melalui Selang. Ya, Taman bisa hidup, sekedar untuk tidak mati.

Setelah itu semua, Taman sadar bahwa sebetulnya itu bukan hanya salah Selang mampat. Taman pun sangat tidak pantas untuk membenci Selang. Menurutnya, sebetulnya Sang Keran itu sedang berkarat, tak mau untuk memutar diri untuk mengalirkan air dengan baik pada sang selang.

Maka taman mulai bicara pada Keran, dan bicara pula pada Selang.
Sang selang memang mampat dan harus berusaha membuka diri.
Sang keran memang berkarat dan harus mau mulai mengalirkan airnya lewat selang.
Siapa tahu dorongan air dari keran bisa meluluhkan selang yang mampat.
Begitulah,
Taman belum tahu cara lainnya, Taman hanya berusaha.
Wonosobo, 4 Agustus 2014
Personil Taman Kehidupan

Kepikiran judul tambahan : Selang Mampat, Keran Berkarat, (Taman Sekarat) hehe

Saturday, August 2, 2014

Keputusan untuk Mencintai (2)

Dulu aku belum memutuskan untuk mencintai, namun kini, keputusan itu telah kuambil.

Ah tak seberapa, modal cintaku hanya alakadarnya. Tapi aku yakin, keputusanku untuk mulai mencintai --untuk mulai membaikkan mereka-- adalah sesuatu yang terbaik.

Ketika mencintai adalah sebuah kata kerja, jiwa pemalas ini mulai bergerak. Maka benarlah katanya, cinta menggerakkan yang buruk menjadi lebih baik. Cinta kemudian tercermin lewat tindakan, lewat perkataan, lewat candaan yang membahagiakan.

Seperti yang kau tahu, besar sekali energi yang diperlukan, dan mungkin akan dinilai sebagai ke-tidak-efisien-an kerja karena hasil yang tak kunjung nyata. Ah.. tapi siapa peduli? Kita kan tahu untuk apa, dan untuk siapa kita bergerak.

Kau tahu? Lambat laun, mulai kurasakan keajaiban itu. Tak sebesar letusan bom atom, yah, mungkin hanya sebesar percikan dari geretan korek api. Tapi yang selalu kuyakin hingga saat ini, aku jadi selalu punya bahan bakarnya.

Katanya cinta membutakan, aku sih belum sampai tahap itu (dan rasanya tak perlu ya). Hanya saja, memang terkadang kurasakan, saat memperjuangkan cinta, kita melakukan hal hal bodoh. Ya, bersedia "menjadi terlihat bodoh" demi cinta.

Ah sudahlah, sementara ini kau cukup tahu dulu ya. Mungkin nanti pada saatnya, kau mulai kuajak kerjasama, membangun cinta kan tak sanggup sendiri. Aku sudah merencanakannya kok, oke?

Apa yang dituju?

Setiap orang hakikatnya selalu dalam pencarian. Entah apa saja yang dicari, namun setiap orang akan terus mencari, sambil terus menuju.

Tuanya usia hidup kita di dunia, tak menjadi jaminan kita akan mengetahui apa yang sebenarnya kita cari. Bisa saja kita hanya berjuang untuk sekedar hidup, bukan hidup untuk berjuang menuju sesuatu yang lain.

Maka pengetahuan kita tentang apa yang sebenarnya kita tuju, apa yang sebenarnya kita cari, adalah suatu hal yang penting, kan?

Setelah pembicaraan penuh makna yang panjang,
Wonosobo, 2 agustus 2014
Hajah Sofyamarwa

Friday, August 1, 2014

Cinta untuk perubahan

Pendekatan cinta adalah kebalikan dari pendekatan dengan kekerasan. Cinta berusaha memahami, menguatkan dan menghidupkan. Dengan cinta, seorang individu akan selalu mentransformasikan dirinya. Dia menjadi lebih peka, lebih menghargai, lebih produktif, lebih menjadi dirinya sendiri. Cinta tidak sentimental dan tidak melemahkan. Cinta adalah cara untuk mempengaruhi dan merubah sesuatu tanpa menimbulkan efeksamping sebagaimana kekerasan. Tidak seperti kekerasan, cinta membutuhkan kesabaran, usaha dari dalam.

Lebih dari semua itu, cinta membutuhkan keteguhan hati untuk terhindar dari frustasi, untuk tetap sabar meskipun menemui banyak hambatan. Cinta lebih membutuhkan kekuatan dari dalam, kepercayaan daripada sekedar kekuatan fisik

- Erich Fromm