Wednesday, September 26, 2012

ngga tepat sasaran

X : Linggis, gergaji, palu, obeng, senapan angin, meriam, semua udah kukerahin kok buat mereka! Terus ko tetep ga bisa?
Y : Terang aja, mereka itu kelaperan, bukannya mau perang
X : ....

Terlintas di perjalanan pulang tadi sore hehe
26 September 2012

Tuesday, September 25, 2012

met new people : another way to found yourself


"Bertemu dengan orang-orang baru adalah salah satu jalan menemukan dirimu. Terkadang memang proses yang terjadi hanya di permukaan saja. Tapi percayalah, selalu ada pelajaran untuk dirimu."
--Jalan Setiabudhi, 19 September 2012

Sebuah catatan yang kutulis dalam buku catatanku seusai pulang dari Balitsa Lembang, terkait pengumpulan laporan KP.

Pembimbingku disana memberikan form penilaian kinerja ku di sana beberapa waktu lalu.  Sesuatu yang awalnya kupikir sebuah formalitas saja, tapi ternyata ngga sepenuhnya begitu.

Hasil akhirnya, aku diberi sebuah nilai yang cukup baik. Cukup lah, mungkin juga tak jauh beda dengan nilai teman-temanku yang juga KP di tempat berbeda. Namun yang lebih menarik buatku adalah bagian "Catatan".

Di situ tercatat bahwa secara umum kemampuanku cukup baik, namun perlu meningkatkan kemampuan ilmiahnya

Mungkin terdengar biasa-biasa saja bagi kalian, namun bagiku, terasa seperti ada bayangan lampu menyala di atas kepala kanan, kemudian terdengar "aha!"

Yah, itu semua jadi lain kawan, kalau kau merasakan ada sesuatu yang rasanya cocok.

Interaksi dengan pembimbing ku selama lebih kurang 45 hari itu, tentu menimbulkan sebuah kesan, apalagi mungkin setelah melihat draft laporan KP ku. Kemampuan ilmiah salah satu skill yang sangat diperlukan di berbagai bidang, kupikir. Jadi mungkin setelah ini harus lebih keras berusaha!

Yak dibantu yak temannya dibantu yak! :D

Resume Studium Generale 1 - Wakapolri

REFORMASI DAN DEMOKRASI KEPOLISIAN
“MELIHAT DAN MEMAHAMI KEPOLISIAN RI LEBIH DEKAT“
Narasumber : Komjen Polisi Drs. Nanan Soekarna

Citra kepolisian di Indonesia masa kini dinilai negatif oleh masyarakat, pungli, kekerasan, atau korupsi. Padahal sejatinya tugas polisi adalah mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Seburuk itukah kepolisian di Indonesia? Tak tahukah bahwa penilaian berbagai  lembaga menunjukkan bahwa polri mempunyai hasil yang baik? Bahkan dinilai sebagai lembaga kepolisian yang sangat baik di luar negeri sana?

Pak Nanan memulai ceritanya dengan latar belakangnya dahulu. Dulu beliau sangat membenci polisi. Dibesarkan di lingkungan militer, ternyata Allah menunjukkan jalan berbeda, hingga sampai saat ini berada di kepolisian dan menjadi orang nomor 2 di polri. Beliau bertekad semoga tidak menjadi polisi yang banyak dibenci oleh masyarakat.

Wajah polisi Indonesia dicitrakan buruk. Para mahasiswa mengaku kesal dengan ulah polisi yang tampak di jalanan. Kalau lapar, adakan razia, tilang saja yang melanggar. Kalau tidak mampu bayar denda, kompromi jadi jalan keluar. Uang kompromi yang ditarik tak masuk kas negara, tidak tahu kemana.

Perlu kita ketahui bahwa dalam menjalankan tugasnya, anggota Kepolisian Republik Negara Indonesia berjumlah mencapai 400 ribu orang. Dari jumlah yang banyak tersebut terdapat 4 levelisasi kepemimpinan yang masing-masing memiliki jumlah dan wewenang yang berbeda: (1) Pati sekitar 237 orang, (2) Pamen sekitar 13ribu orang, (3) Pama sekitar 31 ribu orang, dan (4) Bintara sekitar 340 ribu orang.

Masing-masing level tentu berbeda. Oknum polisi yang sering kita lihat di jalanan, mungkin yang jumlah nya paling banyak, mencitrakan polisi, sebenarnya produk dari pembentukan masyarakat juga. Bila top management nya bagus namun pada tingkat bawahnya kurang bagus, mungkin citra yang terbentuk memang akan negatif, karena jumlahnya lebih banyak dan tersebar di grass root.

Ketidakseimbangan dalam pemberitaan media juga berimbas pada citra yang buruk. Padahal selain itu, polri juga memiliki banyak prestasi, namun sangat jarang dipublish oleh media. Penilaian kinerja polri dinilai sangat baik oleh menpan, BPK, KPK, UKP-4 dan JSI (2011). Namun mungkin bagi media, bad news is a good news. Jadi prestasi yang baik jarang di ekspos.

Perlu diketahui juga, anggaran total untuk kepolisian hampir 40 T. Sebuah angka yang besar. Namun alokasi dananya 71% untuk gaji (28 T), 19% operasional (7,349 T), dan 10% untuk sarana dan prasarana (0,39 T). Tak seberapa bila dibanding kasus yang terjadi di Indonesia. Namun mereka tak bekerja atas dasar uang, namun rasa pengabdian untuk negara.

REFORMASI POLRI
Reformasi polri dilakukan bersamaan dengan reformasi Negara Indonesia, pada tahun 1998, yang dikenal juga sebagai buku biru polisi. Sejak tahun 2005, sudah dibuat Grand Strategy Kapolri (2005-2025) oleh UI. Dari grand strategy tersebut dibagi menjadi 3 renstra yang harus terus dijalankan dan dievaluasi keberjalanannya. Sasaran reformasi birokrasi adalah : (1) polri bersih, bebas dari KKN; (2) meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; serta (3) meningkatnya kepasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Bekerja sebagai pelayan masyarakat sipil, bukan bekerja secara militer. Kini arah geraknya juga banyak menyertakan masyarakat, lebih terbuka, dan aktif di berbagai komunitas. Membangun kepercayaan sehingga dapat mencapai sinergi untuk lebih optimal. Di dada kanan polisi kini terdapat Pin Pelayan Prima Anti KKN dan Anti Kekerasan yang melambangkan tekad yang kuat dari polisi sebagai pelayan dan sahabat masyarakat.

POLISI DEMOKRATIS
Emotional quotient cukup sering disebut-sebut oleh Pak Nanan. Rupanya dalam membentuk seseorang menjadi polisi, rasa ketaqwaan menjadi faktor utama. Dalam setiap apel pagi dan siang terdapat do’a yang memang dimaksudkan untuk terus menyadarkan diri dan sebagai jalan hidayah. Karena godaan dari berbagai kepentingan akan terus datang, dan kalau tidak kuat menghadapinya, akan terjerumus.

Ada yang disebut Politic of Policing, mengenai berbagai kepentingan yang tak bisa lepas dari kepolisian, yaitu : Political, Public Pressure, Policy, Pendidik/Peserta, Pengacara, Publish/media, Politism. Hal-hal tersebut akan menjadi masalah bila polisi tidak mempunyai karakter kuat untuk terus menegakkan hukum.

Sebagai penegak hukum, menjadi sebuah dilema bila dihadapkan antara menegakkan hukum dengan adanya HAM. Karena ini, polisi sering di cap tidak manusiawi. Padahal sebetulnya mereka memegang asas tegas humanis. Dalam aturannya, terbukti bahwa sebenarnya kepolisian membutuhkan masyarakat untuk terus mengawasi dan mengingatkan polisi. Keamanan dapat terwujud bila semuanya bersedia berpartisipasi dalam mewujudkannya.

Pesan Terakhir Kepada Civitas Akademika
Semua civitas akademika ikut mengawasi, mendukung melaporkan dan mengingatkan. Karena kedepannya, mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa yang akan datang, yang akan menggantikan kepemimpinan saat ini.

 ______________________________
Dibuat sebagai tugas mata kuliah umum Studium Generale Rabu, 19 September 2012
selesai pada 21 September 2012 :)
membuka pandangan lebih luas tentang kepolisian RI 
 
dan ini sedikit oleh-oleh bisa berfoto bersama hehe :)
(Captured by : Anjaritha, 2012)

Monday, September 24, 2012

tebak-intip dunia pekerjaan


Saya termasuk orang yang santai bila harus bertemu dengan seseorang. Maklum masih mahasiswa biasa yang ngga punya kesibukan apa-apa. Masa mahasiswa ini saya belum mengerti tentang kode etik dalam profesionalisme dunia kerja. Masih cupu, masih banyak salah, masih belajar karena belum banyak tau apa-apa.

Dengan tanpa perasaan apa-apa saya melangkah memasuki sebuah kantor perusahaan penjualan mobil, tempat dimana kakak saya bekerja. Tujuan kedatangan saya adalah untuk mewawancarai Bagian HRD terkait tugas Manajemen Sumber Daya Manusia. Tugasnya mengetahui struktur organisasi, posisi tertentu yang ingin dipelajari , serta tugasnya sehari-hari.

Sebelumnya saya sudah minta tolong kakak saya untuk menanyakan, apakah bisa  ngobrol-ngobrol terkait tugas analisis pekerjaan ini. Masuklah saya ke show room, bertemu respsionis, dan diminta tunggu di lantai 2, di ruang tunggu.

Singkat cerita, saya bertemu dengan orang yang dijanjikan. Lega rasanya karena diterima orang yang sangat terbuka. Setelah menjelaskan maksud kedatangan, saya diarahkan untuk bertemu atasannya di bagian HRD.

Perlahan tapi pasti saya buka pintu dan masuk ke dalam ruangannya, disambut dengan sebuah senyuman menyapa. Saya jelaskan kembali maksud kedatangan saya, dan kemudian inilah inti ceritanya.

Saya datang kesana tanpa membawa surat pengantar dari kampus. Bukannya saya tidak diajarkan untuk membawanya, tapi saya pikir saya memang hanya ingin berbincang sedikit saja, unformally, dan karena sudah sempat buat janji. Tapi ternyata mungkin tidak bisa seperti itu. Orang yang saya temui ini kan seorang profesional, bekerja dalam sebuah perusahaan, dan punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Dia juga tidak bisa memberikan informasi sembarangan. Setidaknya secara formal harus ada surat pengantar.
Saya ngga berhasil wawancara deh.
:)

* * * *
Banyak pelajaran yang bisa diambil khususnya oleh saya pribadi.
Mungkin saya masih terlalu polos (belum mengerti) tentang bagaimana dunia kerja.
Kepala HRD itu hanya menjalankan pekerjaannya, sebagai pekerja yang profesional. Saya harus belajar lebih mengenai adab-adab dalam perusahaan, sesuatu yang lebih serius dibanding kehidupan mahasiswa sehari-hari. Yang bukan bocah lagi, kehidupan orang dewasa.

* * * *
By the way, struktur organisasi dalam perusahaan itu sesuatu yang rahasia ya?

* * * *
Ketika kau meminta diberi kekuatan, Allah memberimu pengalaman untuk menjadi kuat :D

Wednesday, September 19, 2012

stronger

What doesn't kill you makes you stronger  
Stand a little taller
...
What doesn't kill you makes you fighter  
Footsteps even lighter
...

--Kelly Clarkson, Stronger

Thursday, September 13, 2012

Bincang Asik Pak Hernowo : Tips Menulis :D

Suatu pengalaman tak terlupakan bisa berbincang dengan Pak Hernowo walaupun hanya lewat tulisan. Teknologi semakin berkembang, dan kini jarak udah ga jadi masalah berarti. Yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh juga hehe. Beliau ini di Mizan, aktif banget nulis dan ngajarin nulis. Contoh bukunya Vitamin T dan Mengikat Makna. Dari buku beliau saya banyak tau juga beberapa nama yang beliau tuliskan sebagai sumber inspirasi.
Saya tergabung di sebuah grup facebook milik beliau yang spesialis baca-tulis mengikat makna. Wooh pertama kali saya baca buku Pak Hernowo, langsung suka dengan gaya berceritanya, plus seneng karena konten yang ditulisnya memang serba-serbi dalam menulis.  Bukan teknisnya tapi, penghayatannya hehe
Ini kutipannya, gak saya edit biar original hehe. semoga bermanfaat :)

* * * * *
Pak
Hernowo Hasim, permisi saya hajah, sangat senang baca-tulis. dan ingin belajar Ada yang ingin saya tanyakan:
1. Bapak sangat produktif sekali dalam menulis dengan tulisan yang bergizi, bagaimana pengaturan waktu membaca dan menulis bapak? dijadwal tetap atau sesukanya? proporsinya bagaimana?
2. dari sekian banyak yang bapak tulis, cara penyimpanan tulisan tulisan bapak (mendokumentasikan) seperti apa? saya masih bingung pengelompokannya dan karena tulisan2 saya tersimpan acak. hehe oh ya saya suka nulisnya di blog.
terimakasih ya pak :D

Alhamdulillah, memiliki kesenangan dalam membaca dan menulis adalah sebuah anugerah Bu. Jadi, anugerah itu perlu Ibu rawat dengan baik. Silakan belajar bersama saya. Saya akan memberikan apa pun yang Ibu mintakan kepada saya. Saya akan membagi pengalaman baca-tulis saya dengan senang hati.

Jawaban saya: 1. Pertama, sy punya konsep "mengikat makna". Konsep ini mewajibkan sy untuk menuliskan (mengikat) hal-hal penting dan berharga yg sy dpt dari membaca. Jadi, setiap kali selesai membaca, sy tentu memproduksi tulisan. Mungkin ini ya Bu yg menyebabkan sy produktif menulis. Sy tak mau terjebak dlm kesia-siaan membaca. "Mengikat makna" telah menolong sy agar tak sia-sia membaca. Membaca sy ada hasilnya.

"Mengikat makna" memberi sy sebuah cara membaca yg enak dan menyenangkan. Cara itu bernama MEMBACA "NGEMIL". Lewat cara membaca "ngemil", sy bisa membaca setiap hari. Ada banyak bacaan yg sy baca tiap hari, tak hanya buku. Prinsip sy, sekali lagi, habis baca (apa pun yg sy baca meski hanya sedikit), sy pun menuliskan apa yg sy peroleh dari membaca tsb.

Jawaban 2: Di komputer sy, ada folder yg sy kelompokkan per tahun (2011, 2012 misalnya) dan kemudian kelompok per tahun itu sy pecah menjadi 12 bulan (Januari-Desember). Setiap hari, tulisan atau "ikatan makna" itu sy masukkan ke kelompok bulan. Setiap minggu, sy mengevaluasinya. Ada yg sy posting ke Facebook dan ada yg tidak. Yg penting, bukan hanya mengelompokkan dlm folder tapi mengevaluasi dan menatanya.

Sy tak punya blog. Ibu beruntung punya blog. Sekali lagi, jangan lupa mengevaluasi tulisan-tulisan ibu. Teruslah bertanya, kenapa menulis ini dan untuk apa tulisan ini? Carilah makna dari setiap tulisan Ibu. Menemukan MAKNA menjadi bagian yg sangat penting dari kegiatan baca-tulis saya. Makna itulah yg menjadi motivator sy untuk kontinu dan konsisten membaca dan menulis setiap hari---meski hanya sedikit yg sy baca dan sy tulis. Semoga bermanfaat. Salam.

(eh tiba-tiba ada yang komen : Kak irfan hehe)
karena namanya hajah dipanggilnya ibu, padahal masih mahasiswa. hehehe...

wah sip pak! (balasannya wow banget hehe)
kalo boleh saya ngiket maknanya (hehe),
-seneng baca-tulis itu harus disyukuri, dipiara, dan bapak memang bersedia membimbing siapapun yang membutuhkan (yess)
- baca "ngemil" --> ngiket makna --> otomatis produksi tulisan
 Aaaa terimakasih pak, saya mau ngesave in tulisan tulisan bapak yang di document sini hehe

Ya, Hajah, silakan bertanya apa saja kepada saya. Semoga dengan memberi pertanyaan kepada saya, pertanyaan itu kemudian dapat membantu saya mengeluarkan pengalaman membaca dan menulis yang saya jalani selama ini. Saya punya "cara" atau "jalan" dalam membaca dan menulis yang bernama "mengikat makna". Saya yakin, Hajah juga punya. Temukan "jalan" membaca dan menulis Hajah lewat "jalan" setapak yang saya miliki. Pernah nonton film Finding Forrester? Kalau pernah, Hajah tentu paham dengan apa yang saya kisahkan barusan ini.

"satu lagi pertanyaan pak, teknis banget tapi, pas bapak nulis makna, bapak punya semacam buku catetan yang isinya 'hasil ikatan makna" semua gitu pak? baru ntar ditulis di komputer gitu ya? haturnuhun paak!" 

JAWAB: Saya dulu punya buku catetan itu. Sewaktu saya naik haji pada 2002, saya punya 5 buku catetan (berupa buku tulis). Ya, buku catetan itu memang untuk menampung "ikatan makna" dalam bentuk yang beragam dan luat. Dalam bahasa Ralph Fletcher, buku catetan itu disebut "Writer's Notebook".

Waktu saya selesai berhaji, buku catatan haji saya kemudian saya pindah ke digital (diketik lewat komputer)--sebagaimana yang Hajah katakan. Namun, kini, saya mengubah buku catetan atau Writer's Notebook itu dalam bentuk BlackBerry he he he
. Saya sering mencatat (mengikat makna) di BB saya karena praktis. Mula-mula susah karena keyboard-nya kecil. Eh lama-lama jadi nyaman. Terutama kalau tiba-tiba ada GAGASAN atau IDE datang. Saya langsung mengikatnya di BB saya. Kan gagasan datang tak kenal waktu?

Baru, catatan saya di BB itu saya kirim via email atau saya pindah ke komputer/lap top saya dan saya eksplorasi. Jadilah sebuah tulisan. Demikian Hajah, semoga pengalaman saya ini bermanfaat untuk memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan kemampuan menulis (dan membaca) Anda. Salam.

Terimakasih banyak pak,
Wah Finding Forrester saya belum pernah nonton pak, kalo finding nemo sudah hehe :3
wah saya senang juga jadi tau cara-cara teknis bapak, mungkin sya tiru dulu sekarang2, nanti mungkin akan nemu gaya sendiri ya pak. Saya seneng juga jadi tau Ralph Fletcher dan writer's notebooknya! Saya googling dan dapet websitenya (terus dapet tipsnya, yes! www.ralphfletcher.com/tips.html) intinya selalu sedia media tulis weh ya pak kemana kita berada. soalnya hape saya BL pak (Black Lenovo - ngegaring ceritanya he he)
ini walaupun comment saya pendek sebetulnya wejangan bapak ini saya coba resapi hehe.
sekali lagi terimakasih banyak ya pak! :D

Ya kita memang perlu meniru dulu, baru nanti menemukan cara atau "jalan" menulis yang khas diri kita. Itu yang diajarkan seorang novelis, William Forrester, yang ada di film yang saya tunjukkan. Salam.

* * * * *

ini grup nya Klinik Baca-Tulis Mengikat Makna, silakan yang mau lihat lihat :D
image source : http://www.thewritersworkshop.net/classes_fiction.htm

Monday, September 10, 2012

Refleksi Kebakaran Sunter

Sesampainya di rumah, aku langsung makan dan ikut menonton tayangan berita di televisi. Beritanya tentang kebakaran di Sunter. Entah dulu kalau ada berita musibah, saya sedih-sedih-datar, maksudnya berusaha berempati tapi tetap belum berasa sampai ke hati.

Kebakaran Sunter terjadi di pemukiman padat ketika siang hari saat penghuni kebanyakan beraktivitas. Hampir 490 orang mengalami kerugian. Sekolah anak-anak agak terhambat. Hampir tak ada barang yang bisa diselamatkan dari sisa puing-puing kebakaran. Kini mereka berada di pengungsian, tak tahu akan sampai kapan dan tak tahu punya rencana apa setelah ini. Sangat sedikit barang yang tersisa untuk melanjutkan hidup. Rasanya segala kebutuhan penunjang hidup dunia hilang tak ada, dan kini tak punya apa-apa.

Sambil ditemani bapak, tiba-tiba beliau mengatakan sesuatu, dan saat itu perasaanku seakan menolak untuk mendengarnya, seolah tahu kemana arah pembicaraan, karena tak mau tangisanku tumpah:
"Kalau lihat musibah begini jadi ingat kemarin. Bapak belakangan benerin rumah, renovasi rumah kos sampai uangnya habis pisan, bener-bener ngga bisa bilang apa-apa karena ngga punya uang. Padahal uangnya larinya tetep ke sendiri. Sekarang juga masih bisa pulang ke rumah, masih bisa makan. Nah mereka, rumahnya kebakaran, sekarang benar-benar kehilangan semuanya. Bener-bener ngga tau musti bilang apa."

Maafkan kami yang jarang bersyukur ini.
Mudahkan kami untuk dapat mensyukuri segala nikmat yang kau beri..
Semoga diberi kelapangan dalam menerima kasih sayang Allah dalam bentuk apapun
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam..

Bandung, 10 September 2012


________
nonton berita metrotv, versi online bisa klik disini

5 yang harus kompak

Suatu sore di kampung bapakku, di Wonosobo. Hari itu kami bersiap pulang untuk kembali menuju Bandung. Mudik kali ini selalu dibumbui oleh agenda pergi ke Dieng untuk mengantar saudara kesana, serta ke Jogjakarta sembari mengantar adik yang tak lama lagi sudah mulai masuk kuliah lagi, di UGM sana.

Perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang harus diterima dan diambil hikmahnya. Tahun ini keluargaku dan keluarga om-tante masih tetap ke Jawa, tak tahu bagaimana tahun depan. Kini tak ada lagi yang benar-benar dikunjungi bila mudik ke Jawa, mbahku baru saja 100 harian.

Aku ingat waktu dulu, kami selalu pulang dengan mobil yang semakin penuh isinya, oleh-oleh dari pasar, opak, manisan carica, keripik jamur, kacang dieng, bakiak, bakpia, dll. Tapi untuk oleh-oleh tahun ini, masakan homemade saja. Kali ini bapak masak ikan dan berniat membagikannya pada tetangga. Ya, Ikan ! Di sana ikan sangat melimpah sampai-sampai kami terlalu bosan dan tak pernah ingat untuk mensyukurinya.

* * * * *
Bapak tiba-tiba memanggilku, minta diambilkan daun binahong yang merambati pohon pisang di dekat WC Umum sekitar sungai (Sungai Parang Mentos kami menyebutnya). Ternyata Jempol jari bapak berdarah-darah akibat gigitan ikan "bawal" yang sudah mati. Badan ikannya sudah dipotong, namun mungkin nyawa belum sepenuhnya mati, dan berusaha menikmati gigitan terakhir.

* * * * *
Malamnya,  dalam perjalanan pulang bapak kemudian bilang:
"Dengan jari yang sakit ini, makan ikan juga jadi ngga nikmat. Padahal Cuma satu ini teh yang sakit. Fungsi masing-masingnya beda, tapi punya tujuan yang sama. Ini nih, 5 yang harus kompak."

Bandung, 10 September 2012

image source : http://www.guitar-hands.com/science.htm

Pengumuman hasil yang waktu itu :)


Tadaaaa! Inilah pengumuman hasil terkait postingan saya beberapa bulan lalu. Sempet nunggu lama pengumumannya sampai akhirnya kubaca pesannya pagi ini. Hasilnya? Belum diterima. hehe :)
"Anda memiliki kualifikasi yang bagus dan potensi yang masih sangat besar untuk berkembang, sehingga kami harap hal ini justru akan menjadi batu loncatan untuk prestasi yang lebih baik lagi."
Aamiin.. Apapun kata-katanya, mari serap yang positif.
Alhamdulillah, memang ini yang terbaik. Allah tau banget deh semester-semester ini fokusku ga bisa menambah lagi. hehe :)

posting lalu yang challenge accepted

Sunday, September 9, 2012

Al-Lahab. Kisah Awal (part 1)


Biasanya kalau orang punya kebiasaan tertentu, biasanya sih ada alasannya. Ada hal-hal yang melatarbelakangi suatu hal yang biasa dia lakukan berulang. Namun entah kenapa dan sejak kapan saya ngga tahu, kenapa seringnya setiap shalat, surat pendek yang saya baca adalah surat Al-Lahab (111:1-5). 
Padahal kondisinya, saya belum paham isinya, dan juga ngga ada kesan tersendiri dari surat ini. Mungkin saya lupa, atau mungkin karena dulu inget pas belajar qalqalah, di surat ini kan cukup banyak.

Sambil iseng saya baca tafsir kontemporer nya ustadz aam, bahkan saya baru ngeh kalo arti dari Al-Lahab itu gejolak api. Jadi pesan surat ini adalah ancaman kebinasaan bagi orang-orang yang menghalang-halangi jalan kebenaran kayak yang dilakuin Abu Lahab dan Istrinya.

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
  1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh ia akan binasa
  1. Tidaklah berfaedah harta benda dan apa yang diusahakannya
  1. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak
  1. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar
  1. Yang di lehernya ada tali dari sabut

Jadi riwayat turunnya surat ini ketika Rasul diperintah Allah untuk memberi peringatan kepada kerabat yang terdekat, dalam hal ini kabilah Quraisy. Jadi semua anggota kabilah quraisy diundang datang oleh Rasul di bukit Shafa.

Semuanya pada ngga mau kelewatan, penasaran ingin tahu (kepo gitu, jadi kalau ngga hadir pasti ngirim utusan.) Nah dari semua yang hadir, Abu Lahab (Abdul Uzza bin Abdul Muthalib) termasuk salah satu yang hadir.

Dahsyatnya integritas Rasulullah yang tak pernah berbohong, ketika rasul mengandaikan bila ada pasukan berkuda yang akan menyerang saat ini, semua yang hadir mempercayainya.
"Bagaimana pendapat kalian, sekiranya aku mengatakan bahwa ada pasukan berkuda  di balik lembah ini yang berniat menyerbu. Apakah kalian akan mempercayaiku?" Jawab mereka, "Ya, kami percaya, engkau orang yang paling jujur diantara kami."

Kemudian rasul melanjutkan,
"Ketahuilah bahwa aku memperingatkan akan datangnya azab yang pedih apabila kalian tidak beriman kepadaku."

Nah disini ini Abu Lahab motong pembicaraan, dan surat Al-Lahab turun sebagai jawaban (laknat) terhadap keangkuhan Abu Lahab
"Binasa kamu! Apakah hanya untuk ini kamu mengumpulkan kami semua?"

Tak terbayang, keluarga sendiri, tidak mendukung yang kita bawa, bahwa menjadi orang pertama yang menghalang-halangi!

Wallahu'alam
Nanti di lanjut lagi ya :)

Referensi :
Amiruddin, Aam. 2004. Tafsir Al-Qur'an Kontemporer  Juz amma Jilid 1. Bandung : Khazanah Intelektual

Saturday, September 8, 2012

Tulisan Anis Matta

Saya selalu suka tulisan Anis Matta. Singkat padat, bisa dirasakan. Menurut saya salah satu kenikmatan dalam membaca adalah ketika kita bisa merasakan setiap irisan kata-katanya, terlebih lagi bila tulisan tersebut dapat menggambarkan apa yang sebenarnya kita rasakan. Menjabarkan hal-hal yang sebelumnya belum  pernah disadari sebagai bagian dari proses pemahaman.
Walaupun setiap membaca suatu tulisan, belum banyak perubahan yang dapat dilakukan, setidaknya kita sedang diperjalanan menuju kesana. Sabar.


Sedikit kutipan yang saya ambil dari bukunya:

Pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat  diselesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya dapat  dijawab oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan.
Itulah sebabnya kita menyebut para pahlawan itu  orang-orang besar.

...mungkin, karena itu pula para pahlawan  selalu muncul di saat-saat yang sulit,
atau sengaja dilahirkan di tengah situasi yang sulit.
Mereka datang untuk membawa beban yang tak dipikul oleh manusia manusia di zamannya.
Mereka bukanlah kiriman gratis dari langit.

Akan tetapi, sejarah kepahlawanan mulai dicatat ketika naluri kepahlawanan mereka
merespon tantangan-tantangan kehidupan yang berat.
Ada tantangan dan ada jawaban.
Dan hasil dari respon itu adalah
lahirnya pekerjaan-pekerjaan besar.

(Anis Matta dalam Mencari Pahlawan Indonesia)

Pertanyaan yang kemudian muncul setelah beberapa perasaan yang dialami adalah:
Kita dilahirkan di tengah situasi yang sulit untuk menjadi solusi, atau
Kesulitan itu justru datang karena kita?

Naudzubillahi min dzalik
Mudah mudahan yang pertama ya :)
Kalaupun belum, insyaallah menuju kesana
Aamiin

8 September 2012

jatuh yang bikin paham dan hati-hati


Pagi itu (070912) saya akan kuliah pukul 7 pagi. Biasa, naik angkot margahayu ledeng yang penuh dan dengan jalanan yang juga macet. Setelah lepas dari macetnya soekarno hatta, angkot itu berhenti karena ada penumpang yang mau turun. Karena posisi saya yang berada di depan pintu keluar, saya jadi harus turun dulu agar sang penumpang bisa lewat.

Tak ada angin tak ada hujan, saya merasa sudah tiba-tiba terbang tertahan kemudian beberapa milisecond kemudian saya sudah *gabrug* di atas tanah berpasir di pinggiran jalan dengan tas yang juga terlempar!
Mungkin kalau lihat gambar diatas, sangat mirip.kejadiannya, bedanya saya jatuhnya dari angkot -_-
Ditolongin sama teteh-teteh dan bapak-bapak. Terus saya naik angkotnya lagi sambil berusaha stay cool hehe

nah, sakit dong (iya, walaupun sepertinya lebih sakit karena malu hehe)
Terus saya naik dan nyari-nyari penyebab saya jatuh apa. Karena perasaan ngga ada yang nginjek atau apa gitu.

Ternyata di bagian bawah kursi yang saya tempati, memang ada patahan besi penyangga kursinya. Hipotesisnya, ketika saya turun, ya rok bagian bawah yang belakang nyangkut kesitu. (Bentuk rok saya rada rigid, bukan yang melambai-lambai lebar). Kalo dilihat penyebabnya (besi itu), tanpa ada kejadian tadi, saya ngga bakal sadar kalo hal semacam itu bisa bikin bahaya.

Saya pernah denger ungkapan yang bilang:
"Jangan pake rok kalo naik angkot."
Awalnya saya belum paham-paham banget, tapi memang setelah mengalami, saya jadi tau maksudnya.

Setelah peristiwa ini, walopun memar-memar dan malu *dikit* saya tetep seneng pake rok, bedanya saya lebih hati-hati, insyaallah.

Mungkin cerita ini sedikit memalukan, tapi mudah-mudahan bisa di ambil pelajaran :D
Lebih hati-hati ya akhwat :D

8 September 2012

Friday, September 7, 2012

Notulensi


no·tu·la n catatan singkat mengenai jalannya persidangan (rapat) serta hal yg dibicarakan dan diputuskan
-- merupakan dokumentasi penting
(Software KBBI )

Notulensi setiap pertemuan itu harus ada biar ga lupa. Seringnya tugas menulis itu diberikan kepada seorang saja. Tidak ada yang salah dengan itu, mungkin supaya pembicaraan menjadi lebih efektif (karena ga banyak yang perlu ribet sambil ngomong dan nulis). Tapi sebaiknya semua memang megang catatan, jadi hal penting menurut dia, akan tercatat. Berguna buat dia sendiri (bukti sejarah) dan buat pertemuan berikutnya kalau sang notulen lupa ga sharing hasilnya.

Sebagai orang yang memang suka iseng nulis-nulis, terkadang saya melupakan satu hal. Sepele tapi cukup penting. Apa?

Ya, menuliskannya kembali dan mengupdate  kompilan tulisannya. Menjadi suatu catatan utuh yang terus berkembang menjadi matang seiring berjalannya frekuensi pertemuan. Faktanya terkadang catatan rapat itu tercecer. Kalau setiap habis rapat kompilan tulisannya di apdet, jadi tau juga hal-hal mana yang belum tercapai.
Pengalaman saya, ini yang sering terlupakan. Yah, atur-atur..

7 September 2012

Sunday, September 2, 2012

Dasar Hati

Sebuah perjalanan pulang di sebuah angkot margahayu
Datang seorang ibu beserta 2 orang anak laki-laki
Bajunya putih, elegant dengan jilbab silver, model-model ibu kalangan atas dengan segala perhiasan yang menempel dibadannya. Sedikit heboh tingkah lakunya. Pikiranku dengan seenaknya menghakimi.

Bbeberapa detik kemudian, tersihir oleh perilakunya. Hmm sangat sulit kulukiskan. Tak peduli walaupun ibu itu sadar bahwa aku terus memperhatikannya sepanjang perjalanan ke margahayu. Ya, benar-benar tersihir.
Kalimat-kalimatnya baik, menenangkan. Ucapannya bermacam-macam, namun entah mengapa yang kurasakan selalu ketenangan, damai aja.

Dasar hati.
Setidaknya detik ini perasaanku menjadi jauh lebih baik :)
Hari pertama di bulan September 2012 :)

_____________
dapat 1 referensi mau jadi ibu macam apa nanti. Yang ini ga kuceritain deh. hehe
kalau pinjam istilah teman, karena bahagia itu sederhana :)

*kukicaukan di twitter juga hehe :)