Monday, July 26, 2021

Review dan Insight Film Hichki

sumber gambar

Alhamdulillah, halo semuaaa!
Kali ini insyaallah aku pengen nulis insight yang kudapatkan dari Film Hichki.

Sebetulnya sama seperti sebelumnya, ini merupakan tugas dari buped hihi. Tapi meskipun tugas, aku ngerjain ini dengan senaaaang hati. Karena ini tugas pilihanku : nonton! 

Seperti teman-teman tahu, dalam kondisi banyak kerjaan ~yang ngga kelar-kelar ituh~ menonton sebuah film durasi 2 jam itu kadang menimbulkan guilty feeling. Padahal sebetulnya selama kita tahu porsi waktunya, bermanfaat dan ngga berlebihan, ngga apa apa juga yaaaa 😘😘😘

KESAN FILM HICHKI MENURUTKU...
Inspiratiiiiif! Recomended banget buat ditonton para pendidik, baik itu orangtua maupun guru. 

Jadi ceritanya, film ini menceritakan seorang bernama Naina Mathur Lulusan S2 Magister Sains yang sangat memimpikan untuk menjadi Guru. Ironisnya, dia ditolak di banyak sekolah karena ia mengidap sindrom Tourete, sebuah kelainan neurologis yang membuat pengidapnya ngga bisa mengendalikan anggota tubuhnya.

Muncul gerakan-gerakan dan bunyi-bunyian seperti cegukan, dan bertambah banyak jika ia dalam kondisi tertekan. Sindrom tourete ini kabarnya memang tak bisa diobati, tapi setelah film ini saya sedikit cari-cari tahu, ternyata kadar nya berbeda beda, dan yang parah sekalipun bisa dilakukan treatmen ke otaknya (untuk biaya nya aku kurang tahu, tapi biasanya kalau terkait saraf/otak sama sekali ngga murah ya)

Hal yang menarik buatku, adalah bagaimana  dia bisa menjalani kehidupannya dengan tetap baik meskipun dia mengidap sindrom tourete.

Padahal ada hal-hal buruk yang terjadi di masa lalu hidupnya
1. Dia ditertawakan teman sekelas nya saat ia terus mengeluarkan suara suara tersebut.
2. Dia dikeluarkan oleh belasan sekolah karena dianggap mengganggu proses pembelajaran
3. Dia dianggap "tak normal" oleh ayahnya sendiri, dianggap memalukan, sejak kecil hingga besar.

Hal Positif yang menguatkan dirinya di masa lalu
1. Meskipun ayah dan ibu bercerai, ibunya sangat mendukung dirinya, begitupun adiknya
2. Ia pernah mengenal sosok guru inspiratif di sekolahnya yang membesarkan hatinya, menjadi bibit-bibit mimpinya untuk menjadi guru

Menariknya, di masa Dewasa, ia menjadi sosok Wanita yang Kuat dan Pantang Menyerah.

Ditempatkan di sebuah kelas dengan 14 anak yang 'bermasalah' (dianggap tidak pintar, tidak layak, hopeless). Pada awalnya Naina mendapat perlawanan juga dikerjai anak anak muridnya. Tapi sebagai pendidik, ia percaya bahwa anak anak itu bisa dididik dan bisa dipercaya. Dan menurutku itu sih kunci dari keberhasilan pendidikan.

Dalam ceritanya, diperlihatkan up and down nya sebuah proses pendidikan, jadi sebagai penonton kita seolah ikut dibawa perasaan, dan jalan ceritanya tuh apik banget ngga terduga!

INSIGHT

1.  Keterbatasan diri bukan sebuah penghalang.
Jelas banget ya ini, ibaratnya Ibu Naina aja yang punya 'kelemahan' tetap punya sikap dan prestasi keren. Mau mengejar cita-citanya jadi guru dan bahkan bukan sekedar guru akademis biasa.

2. Kepercayaan pada anak didik adalah sebuah kunci.
Udah tertanam banget dalam mindset bu naina ini, bahwa setiap anak itu punya kekuatannya masing-masing. Dia membesarkan hati dan mengingatkan anak anak muridnya untuk meraih cita-cita mereka.

3. Mengenal anak didik luar dan dalam.
Waktu pertemuan dengan orangtua murid, tak ada yang datang. Akhirnya ia datang ke setiap rumah anak didiknya (atas ide guru rivalnya) dan jadi tahu mengenai kehidupan mereka. Bahwa kemiskinan membuat mereka sulit untuk memprioritaskan pendidikan anak-anaknya, bahwa sehari bekerja bagi mereka adalah hal sangat berharga, dan bahwa untuk mendapatkan air dan makanan saja mereka berebut.

4. Dalam proses, akan selalu ada ujiannya.
• Ya, bayangkan seorang guru yang sudah melindungi anak anaknya, tetiba ada masanya anaknya "mengkhianati" kepercayaan, atau "menyerah" dengan cita-cita mereka. Pasti akan ada rasa kecewa, tapi ia terus memberikan kepercayaannya.
• ujian kejujuran
• ujian kecurangan

5. Berani berbeda, selama itu benar
Saat mengajar anak-anak spesial itu, bu naina juga pede mengajar dengan cara spesial, tidak dengan cara konvensional. Dia tahu dan yakin apa yang dia lakukan, akan membuahkan hasil. Meskipun bagi sebagian orang caranya dianggap aneh, bahkan diremehkan.

6. Bertanggung jawab pada apa yang sudah diperbuat
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Tak cukup sekedar minta maaf, harus punya kapasitas untuk memperbaiki keadaan.

7. Setiap yang mau berusaha, pasti Allah berikan hasil terbaiknya
Dengan segala perjuangan mereka, akhirnya mereka semua bisa membuktikan pada dunia bahwa mereka semua itu layak dan lulus, bahkan bisa menjadi lulusan terbaik 

8. Apa yang tanpa sadar kita tanamkan pada anak-anak, terkadang itulah yang mereka amalkan.
Bagian ini menurutku paling bikin merinding. Sebetulnya udah sejak awal terlihat betapa Pak Guru yang satunya itu orangnya saklek banget dan ambisius. Hasilnya ya bagus, anak anak punya prestasi yang baik. Tapi, di endingnya diperlihatkan bahwa ternyata anak didik nya bisa salah mengambil value nya. Jangan sampai sekedar ambisi prestasi membuat mereka menghalalkan sebuah cara demi mendapat tujuan tertentu.

Masih banyak insight yang ingin aku tuliskan, insyaallah nanti dilanjut ya !