Saturday, January 30, 2016

Cerita Popok : 0-5 Bulan

"Terkadang kita justru diuji pada sesuatu yang kita lemah terhadapnya..."

Baru menjadi seorang ibu, segalanya juga menjadi baru. Adaptasi terus menerus dan tiada henti.

Ini cerita tentang popok. Ya, kini tak perlu kaget ketika obrolanmu justru hal-hal yang menurutmu "sepele". Dari mulai pipis bayi, pup, popok kain atau pospak, asi dan sufor, vaksin ato ga (vaksin ya), de el el. Bicara pup bayi juga ternyata bisa bikin kebakaran jenggot, panik entah pup bayi yang terlalu encer, terlalu hijau, terlalu kental,  terlalu sering, terlalu jarang, wahh.. heboh.

Haidar sekarang berusia hampir 5 bulan. Pakai popok kain, clodi atau pospak? Campur. Idealisme awal sebagai ibu ibu baru, perlahan memudar. Saya jadi inget sepekan setelah haidar lahir, saat difototerapi saya membawa bergembol popok kain dan baju ganti yang sangat banyak buat haidar. Soalnya bayi baru lahir kan pipis dan pup nya sering. Sampai di ruang fototerapi, perawat tanya, pospaknya mau dari ibu atau dari kami aja? Saya kaget (elah begitu aja kaget yak) sampe jawabnya juga aneh. Saya baru sadar, ga mungkin di rumah sakit gitu perawat harus gonta ganti popok kain haidar seharian. Saya sadar bahwa memakai pospak saat itu adalah keniscayaan. Hehe. Dan baik baik aja sih, kan gamungkin juga saya nyuci pospak di rumah sakit pas lagi riweuh. Hheu.

2 bulan setelah lahir masih pakai popok kain. Bertahan rajin mencuci dan mengucek setiap harinya. Bulan bulan selanjutnya, sering juga tambal sulam sama pospak. Pernah dilanda males nyuci? Sering, apalagi popok bekas pup. Percayalah, itu ngga apa apa banget. Semales malesnya kita, pada akhirnya akan dikerjain. Pasti.

Beberapa hari ini entah kenapa cucian pup haidar kembali banyak lagi. (Stlh usia 2 bulan, frekuensi pup berkurang, hanya sekitar 2-3 kali sehari). Agak hijau dan berlendir. (Dan saya ngga tau pasti itu kenapa, udah baca baca juga banyak faktor). Saat itu, ketika SAYA LAGI MALES MALESNYA, JUSTRU HAIDAR SERING BANGET PUP NYA :"))) hihi haidarnya ngerti ya kalo bundanya lagi males.

Seperti yang sudah saya bilang tadi, semales malesnya kita, pasti akhirnya harus dikerjain juga. Alhamdulillah siang tadi selesai :"))) hehe.

Memang sebaiknya ga ditumpuk, langsung diberesin.

Ingat, kehidupan itu naik setingkat demi setingkat. Harus lulus ujian tiap tingkatannya dengan sangat baik --bukan sekedar terlewati, supaya di tingkat selanjutnya bisa dijalani dengan sangat baik pula.

Susahnya jadi orangtua adalah karena kita adalah contoh nyata. Apa yang mau dicontohkan ke anak nantinya? Selama 24 jam 7 hari nantinya?

* * *

Intinya, nikmati aja ya, memang begitu kok. Banyak sharing sama ibu-ibu lain lumayan menenangkan :)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya;ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” 
(QS. Lukman: 14)

Frasa "menyapihnya dalam dua tahun" di ayat itui sempat terdengar sangat sederhana di telinga saya. Tapi,sekarang saya mulai merasakan "drama" nya, dan ternyata tidak sesederhana yang aaya pikirkan! Hehehe. Jadi ngebayangin dulu ortu kita gimana :O

Perjalanan masih sangat panjang, SEMANGAT!

Mangat ya buibuu baru \:D/
Kalian ngga sendiri, dan pasti bisa melaluinya dengan indah :D

#ODOPfor99days
#day16

Popok Dari Perspektif Ibu Baru

"Terkadang kita justru diuji pada sesuatu yang kita lemah terhadapnya..."

Baru menjadi seorang ibu, segalanya juga menjadi baru. Adaptasi terus menerus dan tiada henti.

Ini cerita tentang popok. Ya, kini tak perlu kaget ketika obrolanmu justru hal-hal yang menurutmu "sepele". Dari mulai pipis bayi, pup, popok kain atau pospak, asi dan sufor, vaksin ato ga (vaksin ya), de el el. Bicara pup bayi juga ternyata bisa bikin kebakaran jenggot, panik entah pup bayi yang terlalu encer, terlalu hijau, terlalu kental,  terlalu sering, terlalu jarang, wahh.. heboh.

Haidar sekarang berusia hampir 5 bulan. Pakai popok kain, clodi atau pospak? Campur. Idealisme awal sebagai ibu ibu baru, perlahan memudar. Saya jadi inget sepekan setelah haidar lahir, saat difototerapi saya membawa bergembol popok kain dan baju ganti yang sangat banyak buat haidar. Soalnya bayi baru lahir kan pipis dan pup nya sering. Sampai di ruang fototerapi, perawat tanya, pospaknya mau dari ibu atau dari kami aja? Saya kaget (elah begitu aja kaget yak) sampe jawabnya juga aneh. Saya baru sadar, ga mungkin di rumah sakit gitu perawat harus gonta ganti popok kain haidar seharian. Saya sadar bahwa memakai pospak saat itu adalah keniscayaan. Hehe. Dan baik baik aja sih, kan gamungkin juga saya nyuci pospak di rumah sakit pas lagi riweuh. Hheu.

2 bulan setelah lahir masih pakai popok kain. Bertahan rajin mencuci dan mengucek setiap harinya. Bulan bulan selanjutnya, sering juga tambal sulam sama pospak. Pernah dilanda males nyuci? Sering, dan percayalah, itu ngga apa apa banget. Semales malesnya kita, pada akhirnya akan dikerjain. Pasti.

Beberapa hari ini entah kenapa cucian pup haidar kembali banyak lagi. (Stlh usia 2 bulan, frekuensi pup berkurang, hanya sekitar 2-3 kali sehari). Agak hijau dan berlendir. (Dan saya ngga tau pasti itu kenapa, udah baca baca juga banyak faktor). Saat itu, ketika SAYA LAGI MALES MALESNYA, JUSTRU HAIDAR SERING BANGET PUP NYA :"))) hihi haidarnya ngerti ya kalo bundanya lagi males.

Seperti yang sudah saya bilang tadi, semales malesnya kita, pasti akhirnya harus dikerjain juga. Alhamdulillah siang tadi selesai :"))) hehe.

Memang sebaiknya ga ditumpuk, langsung diberesin.

Ingat, kehidupan itu naik setingkat demi setingkat. Harus lulus ujian tiap tingkatannya dengan sangat baik --bukan sekedar terlewati, supaya di tingkat selanjutnya bisa dijalani dengan sangat baik pula.

Susahnya jadi orangtua adalah karena kita adalah contoh nyata. Apa yang mau dicontohkan ke anak nantinya? Selama 24 jam 7 hari nantinya?

* * *

Intinya, nikmati aja ya, memang begitu kok. Banyak sharing sama ibu-ibu lain lumayan menenangkan :)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya;ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” 
(QS. Lukman: 14)

Frasa "menyapihnya dalam dua tahun" di ayat itui sempat terdengar sangat sederhana di telinga saya. Tapi,sekarang saya mulai merasakan "drama" nya, dan ternyata tidak sesederhana yang aaya pikirkan! Hehehe. Perjalanan masih sangat panjang, SEMANGAT!

Mangat ya buibuu baru \:D/
Kalian ngga sendiri, dan pasti bisa melaluinya dengan indah :D

#ODOPfor99days
#day16

Thursday, January 28, 2016

PREORDER Buku 5 Guru Kecilku Bagian 2 - Kiki Barkiah

"Adalah suatu kedamaian ketika dapat memaafkan dan mengikhlaskan kesalahan orang lain sebagaimana kitapun berharap orang lain memaafkan kita"
- Kiki Barkiah, dalam 5 Guru Kecilku Bagian 2

* * *

Buku ini adalah buku lanjutan dari buku 5 guru kecilku bagian 1. Setelah 14000 buku bagian 1 ludes di hari pertama cetak, kini buku kedua sudah dapat kita nikmati.

Buku ini bukan cerita bersambung namun terusan kumpulan cerpen dari pengalaman teh Kiki Barkiah mengenai seputar pengasuhan anak.

Buku ini bukan buku teori parenting, buku ini adalah buku bagaimana teori parenting dapat diaplikasikan dengan penuh kesabaran dan keyakinan.
Buku ini tidak hanya memberikan teladan dalam mengatasi berbagai konflik yang spesifik seputar pengasuhan anak, namun juga memberikan hikmah yang dapat menjadi ruh dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan lainnya.
Meskipun permasalahan yang diangkat adalah seputar pengasuhan anak usia dini dan remaja.

Buku kumpulan kisah ini tidak berhubungan antara 1 cerita dengan cerita lainnya, sehingga buku 5 guru kecilku bagian 2 tetap dapat dinikmati pembaca meski belum membaca buku bagian 1.

HARGA NORMAL 80.000
PROMO : 65.000 (sampai 10 feb)

Silakan kontak
Wa 08562016256 (reseller resmi bandung)
Line hajahsofya

Tertarik menjadi reseller? Silakan ya :)

Meresapi Kenikmatan

Jadi tulisan malam ini terinspirasi oleh seorang teman yang sering membanjiri grup line angkatan dengan berbagai sticker dan komen komen ajaib yang membuat kami tak kuasa menghentikannya.  Seseorang yang pernah niat banget gali gali foto alay di fesbuk saya cuma buat ngebales komen dan ngegodain saya yang ikut-ikutan ngomong "cinq" disetiap postingannya yang murudul. Wkwkwk. Sebut saja namanya cacing (emang cacing). Saya yang ngga banyak kerjaan aja heran dia bisa komen murudul. Sakti.

* * *

Malam ini cacing ngingetin saya pada setidaknya 3 hal :
1. Belajarlah menjadi tulus (yang melihat semua dengan hati)
2. Belajar meresapi setiap kenikmatan yang hadir saat ini
3. Tidak hidup dalam ketergesaan

Mungkin sebelum ini saya belum dihadapkan pada kondisi yang membuat saya bisa memahami semua maksud-maksudnya. Bahkan mungkin, dulu saya termasuk orang sotoy yang melewatkan bab-bab semacam ini untuk segera beranjak ke bab selanjutnya.

Waktu yang kita punya, kadang rasanya "terlalu sedikit" untuk bisa benar-benar menikmati interaksi kita dengan yang lainnya. Terkadang terlalu sebentar karena hanya sekedar menyapa di saat perlu saja. Atau ahh, mungkin seringnya karena kita lupa membersihkan hati hati kita dari debu prasangka.

Kenikmatan yang dihadirkan allah pada kita sering lewat tanpa makna, tanpa rasa syukur yang sebenar-benarnya. Astaghfirullah. Padahal syukur itu menambah nikmat dan akan semakin nikmat karena Allah yang menambahkan.

Selain itu, kita sering ingin semua serba cepat. Padahal hidup bukan untuk dikejar kejar. Bukan untuk dikejar oleh masa lalu, ataupun cita-cita/target/impian yang akan datang. Kita tak bisa berlari di udara dengan kaki yang tak pernah menapak kan?

Diketik dengan relatif mudah,
Dijalankan dengan bersimbah darah
Hehe lebay

Semoga sabar dan syukur menjadi teman perjalanan

#ODOPfor99days #day15

Friday, January 22, 2016

DIY Buku Agenda Pribadi

Monthly planner 2016

Apapun di dunia ini punya sistemnya masing-masing. Bisa sama, bisa beda, tapi masing-masing akan punya ciri tersendiri. Begitu juga dengan cara kita memenej diri kita sendiri. Kali ini saya memulai dengan membahas buku agenda saya.

Saya juga bingung menyebut ini apa. Sebut sajalah buku agenda. Buku agenda ini memudahkan saya mengetahui jadwal terdekat, janji bertemu, quotes, targetan, agenda kegiatan, catatan penting lainnya atau untuk mengabadikan momen tertentu. Selain tanggalan, bisa diisi juga dengan hal lain seperti siklus menstruasi, riwayat sakit, dll. Saya membuatnya perbulan dalam bentuk tabel agar mudah dilihat saja.

Itu bikin sendiri?
Yap. Silakan anggap saya embak-embak ribet. Hihi. Tapi sejauh ini saya selalu bikin sendiri. Entah digaris manual pada kertas hvs, atau di print. Padahal yang jual jadi juga mungkin ada, tapi sejauh yang pernah saya coba, jadinya ga kepake. Semacam agak kurang pas aja dipake pribadi. Udah ada template, tapi  malah jadi males nulisnya Kalau bikin sendiri kan kerasa keringetnya juga, jadi kepake deh hehe.

Kok bikin  segala? Kan gituan ada di henpon?
Bagi saya pribadi, berbeda antara menulis di kertas asli pake pulpen dengan menulis dalam digital. Saya mungkin masih konvensional, tapi percaya ada kekuatan tersendiri di setiap pahatan tulisan tangan (wkwkwk naon)

Cara buatnya?
Saya cuma butuh kertas hvs polos (bisa berwarna juga), perekat (dobeltip solatip), bahan cover, microsoft excel, dan printer. Ditempelin Kalau kita bandingin agenda saya sejak tahun 2014, ada perubahan. Ada yang make kertas warna (spectra) ada yang pake hvs. Ada yang di print, ada yang kerajinan digarisin sendiri. Ada yang udah lecek ga pake cover, ada yang kerajinan dikasi cover. Hehe. Edisi 2016 ini pake hvs biasa, covernya pake karton bekas kado trus dibungkus pake kertas kado hello kitty (yeah!) *bahagia*

Buku agenda ini menurut saya..
Bermanfaat buat saya. Kalau bikin janji atau acara, jadi tau kapan kosong kapan lowongnya. Karena dibuat langsung setahun, kalau ada janji beberapa bulan kedepan jadi ngga lupa, tinggal catet. Kalau ada perlu buat nginget-nginget suatu hal pun lebih mudah. 

Karena dalam bentuk tabel perbulan, jadi lebih terbayang kegiatan minimal sebulan kedepan. Kegiatan juga terdokumentasikan.

Saya cuma ngebayangin 40 tahun mendatang, bakal numpuk dong itu 40 buku. Hihi. Belom sama buku catetan  saya lainnya yang segambreng-gambreng tea. (Ngga tega buangnya hihi)

Saya yakin cara saya ini bukan yang terbaik (pastiii), ini cuma apa yang saya lakuin. saya berharap banget bakal banyak yang juga sharing tentang cara ngemenej diri.
Dan kemungkinan agenda kali ini juga bakal beda dengan tahun tahun sebelumnya yang diisi dengan banyak agenda di luar. Sekarang kan udah punya haidar, jadi mungkin ga bakal sering kucar-kacir. Eh ya tapi nggak tau juga ya. Hihi.

Karena intinya bukan mengisi waktu dengan kesibukan, tapi bagaimana kegiatan yang kita lakukan bisa produktif.

*peer pribadi : membuat semua catatan dan tools menejemen diri dan rumah tangga yang sederhana. Ya, SEDERHANA. Ga belibet kebanyakan kertaaasss. Hehe

Kalau kalian gimana? Sharing dong :D

#ODOPfor99days
#day11

Isi dan cover buku agenda saya dari tahun 2014-2016

Tuesday, January 19, 2016

Kakatu, Solusi Orangtua Melindungi Anak Dari Candu Games dan Gadget

 “Saya kecanduan games sampai 2 tahun lamanya baru bisa nyelesain skripsi. Ngga kemana-mana, di rumah aja, main The Sims.”
-Ujar salah satu dari 10 pengguna pertama aplikasi parental control Kakatu.

Glek!
Terkejutlah saya mendengar salah satu permainan favorit saya disebut. Apaa? Main The Sims berlama-lama itu disebut kecanduan games juga?? Itu kan “cuma” mainan biasa, bikin keluarga, ngurus kesehariannya, desain rumah yang unyu-unyu. Dulu saya “cuma” main seharian, pake istirahat makan, begadangan main giliran, kalo libur tambah males mandi, dan komputer jadi nyala terus. Terus kalo lagi libur panjang, siap-siap main Nintendo dan sega yang kalo mau berhenti cuma pause bentar terus lanjut main lagi. Eh, yang kaya gitu termasuk kecanduan games gitu?? *panik *jadicurcol

Begitulah pengakuan bunda Dai, salah satu dari 10 user pertama aplikasi Kakatu. Bunda Dai baru benar-benar sadar untuk berhenti bermain games setelah menikah dan memiliki anak, “Entar anak saya siapa yang ngurusin, kan ngga bisa gede sendiri kaya di The Sims. Hehe.” Bunda Dai merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi Kakatu. Bunda Dai pernah menemukan anaknya menangis saat pegang HP, ternyata sang anak tak sengaja meluncur ke YouTube dan terpasang film hantu. Ya, Kini bahkan anaknya akan menangis kalau aplikasi kakatu pada smartphone ibunya tidak aktif.
* * *

Apa sih Aplikasi Kakatu itu?

Kakatu -seperti disebutkan dalam aplikasinya-, adalah sebuah aplikasi parental control yang berfungsi untuk membatasi dan mengedukasi penggunaan gadget anak agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan bijak dalam menggunakan gadget di era digital saat ini. Aplikasi yang awalnya bernama Kockatoo ini memiliki berbagai fitur, seperti : (1) pembatasan aplikasi apa saja yang boleh diakses anak dengan bebas; (2) Pembatasan Waktu, agar anak tak berlama-lama bermain sampai melalaikan dirinya, (3) Pengecekan Aktivitas Anak, apps apa saja yang dibuka, (4) Lihat Lokasi Anak, dan (5) Pembatasan Kontak.  

Tampilan Kakatu Apps. Pembatasan Aplikasi, pembatasan waktu dan yang menarik ada pesan yang bisa dimunculkan sebagai alarm dalam bentuk teks, suara atau video
Saat masuk aplikasi ini kita diharuskan registrasi diri dan anak. Kakatu sudah mempersiapkan banyak hal dengan baik. Missal ketika saya mau mendaftarkan usia anak saya yang baru 4 bulan, kakatu bilang “Anak anda masih berusia di bawah 3 tahun, sehingga tidak diizinkan untuk menggunakan gadget.” Hihi.


Tampilan Pemilihan mode pada kakatu apps, pin, dan penggunaan aplikasi
Ada 2 mode saat kakatu aktif : Mode Orangtua atau Mode Anak. Saat mode anak aktif, anak tak bisa mengganti pengaturan karena harus memasukkan nomor pin.
Sederhana, menghemat waktu dan tenaga serta membantu para orangtua agar anak tak berlebihan dalam bermain gadget.

Siapa Di Balik Kakatu


8 orang muda kreatif dalam tim Kakatu
Muhamad Nur Awaludin adalah salah satu founder Kakatu, yang berbagi kisah tentang masa lalunya sebagai seorang pecandu games. Mendapat banyak masukan dan pencerahan setelah mendengarkan petuah dari sosok Ibu Elly Risman Sosok berbadan imut-imut yang lebih akrab disapa mumu itu mengaku sudah mengenal game sejak kelas 4 SD. Adiksinya pada game terus berlanjut hingga SMA dan mengantarkannya pada berbagai perilaku tak baik. Mulai mencuri, berbohong, terpapar konten pornografi, bahkan “berjudi” untuk sekedar mendapat tambahan uang untuk beli voucher. Semua terjadi setahap demi setahap, padahal waktu kelas 2 SD sempat jadi Juara MTQ Se Kecamatan! Kebayang ga? Nah, tahun 2016 ini, mulai usia berapa hayo anak-anak terpapar game dan gadget? Terus kadang kita suka ngasih pinjem aja ngga pake mikir?

Kesepian. Ya, ia dihadapkan pada kondisi kedua orangtua sibuk bekerja. Merasa lebih dihargai, dibutuhan dan diterima di dunia games daripada di kehidupan nyata. Dan ketika Mumu pindah ke kota dan tinggal dengan saudaranya, mumu merasa BEBAS, ya, BEBAS!

Level candunya bahkan membuat mumu tak khawatir bila tertabrak bus, “toh masih ada 1 nyawa lagi”, kenangnya. Untung supir bus ngga mikir yang sama “tabrak aja da masih bisa idup lagi.’ Hihi

Masa SMA, pernah semakin tak peduli ibadah, semakin tertutup, kesehatan menurun dan berhenti sekolah setelah lulus. Ingin berubah, Mumu mencoba kuliah di kampus swasta yang katanya ngga ada Test (padahal ada juga! hehe). Bekerja sampingan juga menjadi salah satu pengalihnya dari dunia games. Perjalanan panjang Mumu jadi pelajaran yang sangat berharga. Bagaimana tidak, Mumu baru benar-benar sadar setelah ibunya meninggal.
* * *

MITOS SEPUTAR PEMBERIAN GAMES PADA ANAK

Waspada kalau kalian masih punya pemikiran seperti ini :
1.      Daripada anak mabok, stress gajelas, mending maen game aja dirumah. Bener sih. Game apa dulu, trus mainnya didampingin atau dibiarin?
2.      Cuma maen game doang ini kok. Ingat anak-anak lebih mudah merekam dan meniru. Dan, mainnya udah berapa lama?
3.      Di rumah ini kok, jadi bisa diawasi setiap  saat. Emang kita standby terus? Itu kerjaan rumah emang ga numpuk? Terus itu konten gamenya emang kita pantau terus seluk beluknya?
4.      Mana bisa anak lepas dari gadget? Emang susah ya, ortunya juga gabisa lepas dari gadget *jleb
5.      Bener kan anteng kalau dikasi game. Yaiyalah anteng! Enak kan kita jadi ga pusing?

PENGETAHUAN TENTANG GAMES

A.     Media games secara general :

1.      Console games (biasa dihubungkan ke TV) : Nintendo, Nintendo Wifi, PC, Sega, Playstation, Xbox
2.      PC Games : PC, Laptop
3.      Mobile Games : Handphone, tablet, ipad
4.      Handheld Games (di console portable) : PSP, Nintendo, N-Gage

B.      Genre game dan level adiksinya:

Kategori SANGAT
RPG (Role Playing Games) : Dota2, World Of Warcraft, Ragnarok, League Of Legends, Final Fantasy
RTS (Real Time Strategy) : COC (Clash of Clans), Warcraft, Command and Conquer
Game Shooter : Point Blank, Counter Strike, Call Of Duty, Conflict Vietnam

Kategori SEDANG
Game Adventure : Devil My Cry, Assasins Creed, Tomb Raider, God Of War, Resident Evil
Game Racing : Need For Speed, Burnout, Sirt 2, Asphalt
Fighting Game : Smack Down, Mortal Kombat,
Arcade : Tetris dan Zuma, Temple Run, Angry Birds, Flappy Bird

Kategori KURANG
Sport Game : Sepak Bola, Winning Eleven, PES, FIFA, Tenis, Basket
Edugames : Duolingo (bahasa), Toddler Kids Puzzle, game belajar mewarnai, mengenal binatang dsb

(The Sims di genre mana ya? Hihi. Kategori manapun, kalau melalaikan berlebihan berarti adiksi juga sih ya. Tapi kan the sims bagus mengasah jiwa interior desain kita wkwkw *tetep)

C.      Rating Game ESRB – Entertainment Software Rating Board (di USA)

Sebenernya ya semua games ada peruntukkannya. Mana game yang kontennya cocok dengan usia pemain. Nah kadang kita kurang aware sama rating itu. Contoh kecil aja, jaman SMP SMA dulu saya main GTA (Grand Theft Auto) karena liat kakak main itu. Biasa aja mainnya juga, ngerampok mobil orang, nembakin, ngambil uangnya, *biasa dari manaaa* Pas saya ngajar di sekolah kelas 2 SD, denger cerita pagi katanya pas libur ada seorang anak main itu seharian. Kaget dong, padahal GTA ini termasuk game “keras” dan masuk kategori rating M alias Mature 17+. More info cek www.esrb.org (fyi, ini ada esrb rating search app nya juga loh yang bisa di download gratis).
 

Ciri Games yang Menimbulkan Adiksi

1. Dapat bermain secara berkelompok
2. Terdapat level challenge, quest, reward, dan experience point
3. ada ajang tournament mengenai game tersebut
4. banyak orang mengetahui game tersebut
5. bersifat dinamis secara gameplay dan umumnya game online
6. memiliki storyline/ cerita yang menarik

* * *
“Kakatu hanya bisa sedikit membantu para orangtua, tapi tetap tidak bisa menggantikan kehangatan kasih sayang kita sebagai orangtua.”

Bahaya yang paling besar bukan anak akses pornografi atau main game seharian. Tapi bahaya yang tidak pernah orangtua sadari bahwa itu adalah bahaya 
-Bu Elly Risman

 Teknologi adalah penunjang masa depan dan dibuat untuk membantu memecahkan masalah setiap orang. Tetapi pengasuhan orangtua tetap tidak dapat dipindah tangankan terhadap canggihnya teknologi
-mumu


Materi diresume (dan sedikit ditambahkan) dari acara Peluncuran GGS (Gerakan Gadget Sehat) dan Seminar Parenting “Kiat-kiat Memahami dan melindungi anak dari Bahaya dibalik Kecanduan Games” yang diselenggarakan oleh Kakatu dan YKBH (Kamis, 14 Januari 2016) di Auditorium Ged. FK UNPAD Jl. Eyckman 38 Bandung

Saturday, January 16, 2016

Ketika Bubur Kacang Hijau Menjadi Sayur Toge

Tidak semua hal berjalan sempurna dalam hidup kita. Ada gagal, ada sukses. Keduanya saling memberi pelajaran berharga.

Serius bener. Hehe.
Saya mau cerita tentang burjo (bubur kacang ijo) buatan saya malam ini. Semenjak menikah dan hamil, saya jadi senang membuat bubur kacang hijau. Banyak, enak dan nutrisinya baik.

Supaya empuk, terlebih dahulu saya biasa merendam kacang dalam air sekitar semalam. Setelah proses ini, kacang menjadi tidak keras lagi karena sudah menyerap air (imbibisi). Kalau sudsh mengembang, tinggal digodok dengan air panas dan diberi gula merah, santan, dan pandan.

Kali ini, proses perendamannya terlalu lama dengan air yang terlalu sedikit. Setelah menyerap air, tahu kan apa yang terjadi pada biji? Berkecambah!

Ya!
Jadi bubur kacang ijo nya ada tunasnya deh, kaya toge.
Selamat mencicipi sayur toge manis :3

S.E.K.I.A.N
Hehe

*tadinya pingin jadi tetangga yang baik dan ga apatis, dengan ngirimin ke tetangga. Tapi kayanya next menu aja deh hehe 😅

Thursday, January 14, 2016

Bawa Anak Bayi ke Seminar

Ini kali kedua haidar ikutan bunda seminar. Ternyata kini kalo mau ikutan acara, mesti dimulai dengan pertanyaan pembuka : saya boleh bawa anak ga, mba? Hehe.

Seminar Tabloid Nakita di RS Limijati
Waktu usia 2,5 bulan bunda "nekat" bawa haidar ke seminar dari nakita di RS Limijati, topiknya tentang kesehatan kulit bayi. Namanya juga emaknya pingin belajar, jadi ya daftar aja. Padahal dalam lubuk hati terdalam masi was-was, ini bayi apa apa gak ya dibawa keluar?

Saya termasuk yang woles orangnya, jadi panik karena justru orang sekitar yang ngewanti-wanti (ngingetin), trus jadi bingung apakah itu sebuah hal lazim atau engga. Hehe. Waktu itu santai aja karena haidar masi doyan tidur dan default acaranya emang penuh keramaian bayi dan anak-anak yang lari kucar-kacir. Aman bawa anak2. Haidar pun bisa digolerin di kursi sebelah dan tidur sentausa. Usia 2,5 bulan belum banyak pergerakan berarti dan belum bersuara. Haus tinggal mimi, dan ngga ada suara ribut. (Kalah sama suara anak2 usia tahunan). AMAN.

Seminar Gerakan Gadget Sehat di Ged Fk Unpad Eykman
Ketika dapet kesempatan freepass ikutan seminarnya bu Elly Risman, saya langsung ijin suami dan daftar diri. Alhamdulillah. Sampai pada H-1 baru sadar kalau acara seminar itu ada ketentuan untuk "tidak membawa anak ke dalam ruangan, agar suasana kondusif". Saya hanya punya 2 opsi : batal dan cari pengganti, atau nitipin haidar plus mimi ASI nya. Kenyataannya saya pingin banget dateng, dan ngga punya stok asip.
Nahloh. Akhirnya saya tanya sama contact person nya, boleh bawa anak atau ngga. Alhamdulillah katanya boleh, maksimal usia 2,5 tahun.

Sayapun berangkat bawa haidar pake gendongan depan (ini gendongan yang bisa bikin kedua tangan saya bebas ngapa-ngapain). Dalam hati saya yakin, insyaallah haidar ngga rewel (walaupun tetep was was)

Saya hampir bisa bilang bahwa saya adalah satu-satunya emak-emak yang  nekat bawa anak (padahal di e-ticket nya gaboleh), sebelum teh Elma dateng bawa bayi juga. Fyuhh.. berasa punya temen sehati gitu rasanya.

Baru saya sadari ternyata kebijakan itu muncul karena lokasi ruang seminar yang memang kurang mendukung aktivitas anak-anak. Auditorium gd FK unpad itu semacam bioskop yang sangat nyaman buat mendengarkan materi, tapi kalo buat anak-anak kurang bebas. Selain itu juga, peserta emang butuh keseriusan buat nyimak materinya.

Haidar (4m) gimana?
Usia 4 bulan ini haidar lebih aktif bergerak, perlu ganti posisi dari tidur telentang-tengkurep, agak duduk ditopang, gendong berdiri. Jadi kalau dalam waktu lama, lama-lama gelisah dan nangis. Dilema nih jadi emaknya, antara ngga mau ketinggalan materi, tapi ngga mau ganggu peserta lain juga.

Kalau dulu jarang bersuara, sekarang lumayan suka mengoceh, dan mainin ludah (bunyi!). Walhasil emaknya panik juga takut bunyi rame. Hihi

Sejak seminar jam 8 sampai 14.30, haidar cuma bikin emaknya keluar selama 30 menitan buat regang2 badan. Sebelum akhirnya keluar, anaknya emang gelisah karena emang udah bosen badan.
Materi kak mumu alhamdulillah dapet walau kepotong di akhir, kalo pas materi bu elly risman, haidarnya waktunya bobok  jadi damai sentausa nyimak materi nya hehe :)

Jadi gimana?
Saya jadi dikuatkan ketika bu Elly bilang tentang kelekatan anak-ibu pada fase-fase awal kehidupannya. Istilah bu elly "mata masih jereng udah pisah sama payudara ibunya". Seenggaknya keputusan saya ini ga salah (walau ngerasanya tetep aja was was)

Buat yang anaknya udah gedean dikit, biasanya ada kids arena dengan pengawas2nya ko.

* * *

Nah kalau udah seharian di luar gitu dan tidur, siap siap aja malemnya kalo dedek nya cenghar ngga tidur2 hehe xD

* * *
Sharing sama teh elma yang anaknya udah 4, ya memang begitulah katanya. Emaknya pingin belajar, jadi dibela belain. Berharap pas waktunya seminar dedeknya mau bobo nyenyak hehe

* * *

Semakin sadarlah kalo saya udah jadi emak-emak :D
Semangat maak! Belajar Terooos !

#OneDayOnePost
#ODOPfor99days
#day8

Tuesday, January 12, 2016

Perbaiki Diri Lakukan Yang Terbaik

Butuh waktu setahun dulu untuk bisa menyadari bahwa menuntut seseorang menjadi yang kita harapkan adalah bukan mudah. Mungkin bukan menuntut, hanya sekedar ungkapan keterkejutan karena yang dibayangkan tidak seperti kenyataan.

Padahal pengetahuanmu begitu sangat sedikit, dan Allah lebih tahu yang kau butuhkan, maka Allah memberimu lebih dari yang pernah kau harapkan, untuk disyukuri.

Astaghfirullah.
Sungguh, pada saat mata hati terbuka, kau akan semakin sadar betapa kurangnya rasa syukurmu.

Terkadang waktu kita habis untuk sekedar mengutuki hal-hal diluar kendali kita. Padahal, di waktu yang sama, kita bisa memilih untuk fokus saja memperbaiki diri sendiri. Ya, fokuslah pada hal-hal yang ada di lingkaran kendali kita.

Tak perlu memusingkan betapa orangtuamu begini begitu, istri/suamimu begini begitu, anak yang begini begitu, atau sahabatmu yang begini begitu. Fokus saja bagaimana menjadikan dirimu anak yang berbakti, istri/suami yang shalih, ibu yang baik, sahabat yang baik. Ia bukan malaikat dan kau pun bukan bidadari yang tanpa cacat. 

Aagym bilang, PDLT : PERBAIKI DIRI, LAKUKAN YANG TERBAIK

Jalani peranmu, tanggungjawabmu, dengan sebaik-baiknya.

Bandung, 12 jan 2016

#OneDayOnePost
#ODOPfor99days
#day6
#ntms

Saturday, January 9, 2016

Blender Ajaib Holmes, Test Market PT CSU, dan Mamalime

"Mencuci dengan MamaLime atau Sunlight, mendapat Hadiah Blender 3in1 Holmes. SELAMAT..!"

Saya ga berniat bikin postingan hoax kok hehe, sharing aja buat ngasi informasi atau kali ada yang lagi ngalamin.

***

Tiba-tiba pintu diketuk seorang teteh-teteh cantik dengan pakaian serba hitam rapi. Bicara ramah dengan logat sunda dan gaya iklan ala ala tv shopping yang bicara tanpa jeda. Dar dar dar! Si empunya rumah akan tak berkutik dan terpaksa mendengar.

"Ibu di rumah nyucinya pakai sabun apa?"
"Mamalime."
"Coba mana dilihat bu?"
(Ngambil ke dalem)
"Selamat karena ibu pakai mamalime/sunlight, ibu memenangkan hadiah blender ini, alhamdulillah ya bu..!"

Sembari terkaget-kaget, ada rasa senang karena DAPET HADIAH. Dalam hati barangkali empunya rumah membayangkan akan ada kameramen yang tiba-tiba datang, dan masuk tipi. *lupakan, tetap sadar dan kritis*

Seperti yang sudah diperkirakan, blender itu tidak cuma-cuma. Empunya rumah diharuskan membayar seharga 199.900 yang katanya bukan bayar produk, tapi bayar test market.

Blendernya dikatakan canggih, 3 in 1. Saya lupa apa saja istilahnya, mix blend, juicer (katanya) dan chopper kalau tidak salah. Tapi yang nyatanya memang, ada 3 tombol putih dalam 1 blender (1 lagi warna merah off). 3 tombol itu speed 1 dan 2 serta tombol yg dipergunakan untuk nyala sebentar2. Fungsinya ya tetap blender, ya tetap beda dengan juicer. (Kecuali kalau aktivitas membuat jus buah disebut juicer)

Bagai beli barang dalam karung. Blender tak boleh dicoba kalau belum dibayar. Supaya yakin, kita bisa telepon nomer bapak konsultannya di brosur, yang saat itu bisa mengangkat telepon di waktu jumatan.

Salah satu teknik jual dedet, bicara tanpa henti yang menggiring target untuk terus berkata ya, ya, ya, dan akhirnya closing.

SANG SALES
Katanya ia hanya sedang PKL, jurusan AP kelas 1 di SMK 1 Pasundan Cimahi.

UJI COBA ALAT
Sepertinya sales tersebut sudah mencapai target penjualan sebanyak 10 buah hari itu, namun tak ada yang sampai menguji coba alatnya. Ya, gadis itu terlihat begitu panik ketika air dalam gelas blender tumpah-tumpah saat diuji coba. Uring-uringan sambil terus meminta maaf karena membasahin lantai dan meja, serta saat pisang yang akan diblender terlihat gagal. Jangan cepat puas coba masukkan air, juga giling beras atau biji ketumbar, apapun.

Dan mungkin baginya waktu terasa begitu lama berjalan, ingin segera mengakhiri segala "persidangan" ini. Hehe

REVIEW PRODUK
Gelas dari beling, berat. Antara gelas dan pisau pemotong terpisah, ada karet yang tidak menempel permanen di antaranya.
Konsekuensinya mungkin karet bisa rusak atau hilang. Tapi mencuci lebih mudah karena terpisah

Material plastik mesin dan gelas berbeda. Plastik pada gelas terlihat ringkih. TIDAK ADA SISTEM LOCK, jadi kalau mau ngeblender harus dipegang.

Tutup blender agak kurang fit in sama gelas, harus agak dipaksa ditekan.

HARGA
Katanya harga asli 1.100.000
Promo jadi 699.000 dengan mencantumkan bungkus kosong mamalime saat pameran nanti di tegalega.
Dan saat ini HANYA 200ribuan sajah, kesempatan tidak datang dua kali. Hayoloh hihi.

TERUS GIMANA DONG
PT CSU (Cakra Sakti Utama) kalau diketik di google, akan muncul di beberapa kota. Surabaya, kediri, bandung. Entah cabang, entah berpindah pindah. Tapi coba baca thread ini di kaskus, pasti miris bacanya. Yang katanya perusahaan penipu, yang suka bikin lowongan kerja macem2 tapi ujung-ujungnya sales, dll, wallahu alam, harus kroscek biar ga jadi fitnah.

Blender Holmes ini gatau produk dari mana. Hihi. Apa si sherlock holmes belum nongol karena kini produksi blender di London? *naon*

Kata konsultannya, nanti diminta pendapatnya tentang alat. Entah itu baru launching atau gimana juga kurang jelas. Setelah bayar, kita cuma diminta data Nama (tidak lengkap) dan tanda tangan.
(Kira kira follow up test marketnya darimana cing? Hehe)

***
Kesimpulannya, mangga simpulkan sendiri ya :)
Semoga semua orang bisa mencari rejeki dengan cara yang halal dan thayyib, semoga segala amal baik kalian diganjar pahala oleh Allah.

***
Kalau ngalamin hal serupa, sharing ya :)

#OneDayOnePost
#ODOPfor99days
#day5

Friday, January 8, 2016

Rumah Untuk Hati

Setiap hati orang itu akan menjadi rumah bagi orang lain. Namun, hanya sedikit sekali orang yang mempersiapkan hatinya untuk bisa menjadi rumah yang nyaman dan menentramkan. 

Karena begitu sedikit orang yang belajar tentang kesabaran hingga hati itu menjadi sempit, mudah sesak, mudah berprasangka. Hati yang tidak dibangun sejak hari ini, tidak dipersiapkan untuk boleh dihuni orang lain, tidak dirawat demi menyambut kehadiran penghuni barunya. 

Setiap hati orang itu akan menjadi rumah tinggal, tidak hanya persinggahan. 

-- Kurniawan GunadiRumah Untukmu

* * * * * *

Mempersiapkan hati terasa begitu mudah sebelum hati kita benar-benar menjadi rumah bagi yang lain. Saat hati sudah menjadi rumah bagi penghuni yang lain, disitulah sebenarnya pembelajaran kesabaran itu.

Memang akan lebih mudah bila sebelum dihuni, kita telah melakukan renovasi besar-besaran, atau berusaha mencocokkan detail bangunannya dengan sang calon penghuni. Tapi toh di awal penempatan rumah, selalu ada adaptasi.

Belajar sabar terkadang sakit. Sempit, sesak dan prasangka adalah tantangannya, menjadi indikator sudah ada di level mana diri kita ini. Tapi niat karena Allah lah yang akan membuatnya bernilai. Sungguh. Ya, sungguh.

Bersabarlah karena sungguh, banyak juga yang harus rela bersabar dengan kita tanpa kita ketahui, dan 
Bersyukurlah, karena syukur itu mengikat yang kita miliki dan menarik yang belum kita miliki.
Jadilah rumah terbaik, menjadi tempat berpulang yang menentramkan.

Cibangkong, 8 Januari 2016

#OneDayOnePost
#ODOPfor99days
#day4

Thursday, January 7, 2016

[REVIEW] The Pregnancy and Baby Book : Buku Pegangan Calon Ibu Baru

Niat hati mencari buku yang lain, saya malah menemukan buku The Pregnancy and Baby Book dari tumpukan kardus yang teronggok di kamar sebelah. Buku ini saya beli semasa hamil, setelah galau-galau 3 jam untuk memutuskan akan beli buku yang mana di gramedia :") (pingin semua tapi kan nyesuain budget voucher buku hehe)

Buku ini berisi pengetahuan mengenai masa kehamilan, melahirkan, bayi dan perawatan anak dari 0-3 tahun. Sebenarnya saya belum bisa merekomendasikan apakah buku ini tepat untuk kalian karena saya belum punya  san khatamin buku sejenis untuk pembanding. Tapi selama hamil, selain googling, saya baca buku ini tiap step nya, jadi lebih tau perkembangan janin, theoritically. Hehe.

Buku ini merupakan buku terjemahan dari penerbit DK (Dorling Kindersley) Limited di london, mungkin hal itu yang membuat saya merasa buku ini agak asing dan baku, bukan bahasa keseharian indonesia. Mungkin terasa bedanya kalau dibandingkan dengan buku-buku serial ayah bunda yang lebih indonesiawi. Hehe. Tapi bagusnya, banyak juga dapet info2 global tentang kondisi di negara2 lain.

Buku ini dilengkapi juga dengan milestone tiap tahapan usia (janin, bayi 0-3-6 bulan, bayi 6-12 bulan, balita 12-24 bulan, batita 2-3 tahun).
Yang saya suka dari buku ini, bukan cuma pengetahuan biologis tentang janin, tapi juga ada artikel2 yang sifatnya psikologis. Menurutku itu penting buat nyiapin mental kita sebagai orangtua. Ngasih makan aja toh ngga cukup kan ya.

Hal lainnya yang saya suka, bahasannya lengkap. Mungkin ga terlalu dalem buanget, tapi komprehensif. Seenggaknya kita yang baru mau jadi orangtua jadi tau ada hal hal semacam itu.

Alasan final saya membeli buku ini  ternyata karena design nya yang unyu unyu (?) hihi. Yap, jiwa doyan-desain saya masih mendominasi saat itu. Hard cover nya bikin buku ini gabisa saya bawa kemana2 (berat, baca dirumah aja) dan full colornya bikin mata saya betah. Infonya banyak disajikan dengan gambar yang menggambarkan garis besar topiknya. Tapi selain gambar, ada juga halaman-halaman yang isinya lebih banyak tulisan (rasa majalah).


Menurut saya, buku ini cocok dijadiin temen buat nambah pengetahuan calon ibu. Kekurangannya, buku ini guede jadi ngga bisa kubawa bawa karena berat hihi. 
Selengkap lengkapnya buku, ga semua hal ada disana. Bisa kombinasiin dengan buku lain, tanya mamah bapak kita, tanya yang ahli, tanya pengalaman temen2 yang udah ngalamin.

Oh ya harga buku ini sekitar 295ribu, insyaallah ga nyesel belinya.
Sehini dulu deh, kalau nemu lagi insyaallah di apdet.
Kalo menurut kalian, buku yang asik buat nemenin masa hamil apa aja, kenapa?

***
Special thanks pisan to temen temen al hayaat yang ngasi hadiah nikahan voucher buku (alhamdulillah pisan) jadi bisa beli buku yang dibutuhiinn :D
#OneDayOnePost
#ODOPfor99days
#day3

- RaBUKU : Rabu Buku :D -

Wednesday, January 6, 2016

Evaluasi Manajemen Menu 2015

Banyak hal yang harus saya syukuri setelah melewati tahun 2015, begitu banyak hal terjadi. 2015 adalah tahun pertama saya sebagai seorang istri, sekaligus dikaruniai seorang putra.

2015 sebuah tahun yang membuat saya sadar bahwa saya itu ngga ada apa-apanya. Bukan bermaksud merendahkan diri seperti tagline ngetren "da akumah apa atuh", senyatanya dari 23 tahun jatah hidup yang Allah berikan, memang sangat banyak sekali yang belum saya bisa.

Urusan masak memasak, sebelum nikah selalu dimasakin mamah. Saya bilang selalu, karena walaupun kadang suka masak, tetep aja ngga sebanding dengan yang mamah masakin hehe. Jaman ngekos kadang masak yang simple. Di asrama belajar belanja ke pasar dan masakin buat 20 orangan. Lumayan. Walaupun ada jadwal piket sih, jadi ga setiap hari hihi.

Saya bisa bilang : setiap orang bisa masak (enak ga enak), masalahnya adalah terbiasa masak atau tidak.

Menjadi seorang istri, harus "tahan" buat masak (atau menyiapkan makanan) setiap hari. Terdengar mudah, tapi bagi saya setelah dijalani ya kaget juga hihi. Bayangkan saja, dari yang sebelumnya apa-apa selalu disiapkan, sekarang harus menyiapkan buat orang lain. Pesen buat yang masih gadis, yang penting itu kebiasaan, enak atau tidak masakan kita lambat laun insyaallah enak kok.

* * *

Semakin terasa "tekanan"nya setelah benar2 pisah dari mertua dan hidup sendiri. Kalau di rumah mertua masih suka gantian sama eneng atau sama ibu. Setelah pisah, blas, udah full tanggung jawab saya. Makanya suka pusing mau masak apa. Hahaha.

Sebagai ahli gizi keluarga, level saya masih ecek ecek hihi. Selama ini hanya mengusahakan selalu ada sayur (kadang belang betong juga), lauknya sama buah.
Alhamdulillah disini dekat pasar jadi sebetulnya setiap hari bisa ke pasar dan beli sayuran segar. Tapi namanya manusia penuh khilaf dan rasa malas (wkwk), Saya coba belajar mengaturnya dengan membuat rencana menu selama beberapa hari. Itu lebih efektif dibanding tiap mo belanja ato masak mesti mikir dulu. Takes time.

3 Bulan
Kurang lebih 3 bulan saya mulai mengatur menu. Masih banyak yang skip juga, tapi alhamdulillah segitu mah hehe.  Sekitar minimal 60 jenis masakan tercatat sejak saya menikah november 2014 lalu. Kombinasi antara makanan praktis, sayur, lauk pauk, dan cemilan.
Mungkin terdengar lebay, tapi bagi saya ini prestasi. Hihi. Kalau mau lihat beberapa contoh masakan, saya upload di facebook saya hehe.

TANTANGANNYA
Selama ini yang jadi tantangannya adalah :
1. Sebelum nikah belum terbiasa menyiapkan masakan buat keluarga setiap harinya >> sekarang lumayan
2. Pasar dekat, belanja mudah. Sering belanja kadang belanja berlebihan dan ga sesuai budget hehe.
3. Bahan makanan masi numpang titip ke kulkas rumah nenek, kadang males keluar ngambilnya hihi.
4. Butuh variasi menu baru. Bosen masak itu itu aja. Ngga kebayang kalo berpuluh-puluh taun begitu terus hihi
5. Sembari punya bayi. Yap, start punya bayi, start harus masak sendiri. 2 adaptasi yang berbeda.

* * *

Dalam foto di bawah ini, kalian bisa liat template menu yang kubuat selama ini. Menurutku kurang efektif karena ternyata siang jarang masak. Yang makan cuma berdua dan suami pulang malem jadi sebenernya mah masak besar cukup sekali (pas sore aja). Pagi makan yang semalem atau bikin yang simpel. Siang? Karena buat makan sendiri, paling ngabisin yang belum abis atau goreng telor hehehe.

2016 ini insyallah pake format baru hehe, try and error aja mana yang lebih efektif. Mau coba nerapin menejemen menu, 10 hari nya bu Septi, masih belum pas kondisinya, ambil per 3 hari aja dulu deh hihi. Sambil terus cari referensi dari yang udah berpengalaman dan yang cocok sama kondisi pribadi. Kan tiap keluarga beda ya.

Sekian dulu ya cerita emak rempongnya hihi. Semoga 2016 kita semakin baik dalam manajemen rumah tangga nya.

Tenang saja, semua itu berproses. Yang terlihat sempurna pasti sebelumnya melalui berbagai lika liku. Namun justru itulah yang membuat kesempurnaan menjadi indah :)

Khidmatnya Fathimah binti Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah suaminya, Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, sampai-sampai kedua tangannya lecet karena menggiling gandum. Ketika Fathimah datang ke tempat ayahnya untuk meminta seorang pembantu, sang ayah yang mulia memberikan bimbingan kepada yang lebih baik: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua apa yang lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu? Apabila kalian mendatangi tempat tidur kalian atau ingin berbaring, bacalah Allahu Akbar 34 kali, Subhanallah 33 kali, dan Alhamdulillah 33 kali. Ini lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu.” (HR. Al-Bukhari no. 6318 dan Muslim no. 2727)

Kalo cerita rempong kamu gimana? Sama ga? Hehe

#OneDayOnePost

#ODOPfor99days
#day2

Monday, January 4, 2016

Hello 2016 : New Year, Better You !

Alhamdulillah, postingan pertama di 2016 :)

Hal yang membuat saya posting ini karena senin 4 Januari 2016 ini saya resmi ikut tantangan ODOP (One Day One Posting) nya IIP (Institut Ibu Profesional) yang digagas oleh teh shanty dewi arifin. 

Agak ngga ketje aja kalau ujug-ujug, anggaplah ini prolog ya hehe.

Untuk apa sih ikutan ODOP?
Saya suka menulis. Saya pribadi merasa lebih bebas berekspresi lewat tulisan. Terlalu banyak hal dalam pikiran yang perlu diuntai dan diejawantahkan yang kalau dilakukan insyaallah akan membuat diri lebih baik.

Saya percaya dengan menulis --baik digital maupun tulis tangan-- kita memahat sesuatu dalam hidup kita, tidak membiarkannya lewat begitu saja tanpa makna.

Menulis adalah salah satu cara berbagi kisah. Sesederhana apapun tulisan kita, bila allah pertemukan dengan yang membutuhkan, insyaallah bermanfaat.

Menulis adalah salah satu rangkaian belajar. Menulis apa yang dibaca, membaca apa yang ingin ditulis. Mengikat ilmu lewat tulisan.

RESOLUSI 2016 ?
Yap, dengan ini ODOP resmi menjadi salah satu resolusi 2016 saya.
Ah rasanya berat kalau udah jadi emak rempong ya. Tapi pasti bisa. Bisa malem banget atau pagi banget waktunya. Harus Pinter pinter bikin ekstra me-time dari mengerjakan pekerjaan rumah dengan lebih efektif-efisien. Yeay semangat!

Blogwalking Cari Inspirasi buat ODOP

Nah, karena baru posting malem2 dan saya juga masi bingung mau mulai dari mana, akhirnya blogwalking dulu ke rumah-rumah ODOPers yang lain. Ada 3 yang lagi gue banget hihi :

1. Tentang pengalaman beres-beres rumah ala KonMari yang worth to try. https://shantystory.wordpress.com/2016/01/04/konmaring-your-home-konmaring-your-life/

Saya suka tulisan ini karena kerasa feel nya. Kenal sama teh shanty cuma via watsap, tapu kerasa bliau itu orangnya pembelajar banget, simple dan ga malu kalau perlu tahu sesuatu. Btw terkait tulisannya, Yap! Saya juga lagi beberes lemari. Semua diobrak abrik dan dikelompokin per kategori. Ternyata namanya KonMari hehe. Lagi butuh banyak box buat nyimpen2 nih. Btw bener juga, kalo bisa ngerjainnya jangan pas ada pasangan, kasian bisi ikut lieur. Hihi. 

2. Amel melia pertiwi

https://ummhaidar.wordpress.com/2016/01/04/urgensi-profesi-ibu-rumah-tangga/   #ODOPfor99days #day1

Kalo ini, saya lagi memaknai diri saya sekarang yang sudah jadi istri dan ibu. Tahun2 pertama yang bikin shock hehe. Tapi alhamdulilah semoga semakin baiik.

3. Ahliana afifati Sani

https://ahlianafifatisani.wordpress.com/2016/01/04/tentang-bersyukur/

Nah ini tulisan kakak tingkat yang paling pas banget buat saya sekarang. Baca sendiri ya :")


Hello 2016

Pergantian tahun memang bukan untuk dirayakan, tapi untuk dimanfaatkan.
Dimanfaatkan untuk evaluasi diri, untuk memaknai seluruh waktu yang dilalui, untuk memasang target-target baru, untuk hidup bergairah dengan mimpi-mimpi baru.

Bukankah orang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin?

Start Now! 

BISMILLAH :)


#ODOP99Days

#OneDayOnePost

#day1

*hihi ini karena deadline topiknya jadi kuclak kaclok yang penting posting hehe