Tuesday, January 19, 2016

Kakatu, Solusi Orangtua Melindungi Anak Dari Candu Games dan Gadget

 “Saya kecanduan games sampai 2 tahun lamanya baru bisa nyelesain skripsi. Ngga kemana-mana, di rumah aja, main The Sims.”
-Ujar salah satu dari 10 pengguna pertama aplikasi parental control Kakatu.

Glek!
Terkejutlah saya mendengar salah satu permainan favorit saya disebut. Apaa? Main The Sims berlama-lama itu disebut kecanduan games juga?? Itu kan “cuma” mainan biasa, bikin keluarga, ngurus kesehariannya, desain rumah yang unyu-unyu. Dulu saya “cuma” main seharian, pake istirahat makan, begadangan main giliran, kalo libur tambah males mandi, dan komputer jadi nyala terus. Terus kalo lagi libur panjang, siap-siap main Nintendo dan sega yang kalo mau berhenti cuma pause bentar terus lanjut main lagi. Eh, yang kaya gitu termasuk kecanduan games gitu?? *panik *jadicurcol

Begitulah pengakuan bunda Dai, salah satu dari 10 user pertama aplikasi Kakatu. Bunda Dai baru benar-benar sadar untuk berhenti bermain games setelah menikah dan memiliki anak, “Entar anak saya siapa yang ngurusin, kan ngga bisa gede sendiri kaya di The Sims. Hehe.” Bunda Dai merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi Kakatu. Bunda Dai pernah menemukan anaknya menangis saat pegang HP, ternyata sang anak tak sengaja meluncur ke YouTube dan terpasang film hantu. Ya, Kini bahkan anaknya akan menangis kalau aplikasi kakatu pada smartphone ibunya tidak aktif.
* * *

Apa sih Aplikasi Kakatu itu?

Kakatu -seperti disebutkan dalam aplikasinya-, adalah sebuah aplikasi parental control yang berfungsi untuk membatasi dan mengedukasi penggunaan gadget anak agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan bijak dalam menggunakan gadget di era digital saat ini. Aplikasi yang awalnya bernama Kockatoo ini memiliki berbagai fitur, seperti : (1) pembatasan aplikasi apa saja yang boleh diakses anak dengan bebas; (2) Pembatasan Waktu, agar anak tak berlama-lama bermain sampai melalaikan dirinya, (3) Pengecekan Aktivitas Anak, apps apa saja yang dibuka, (4) Lihat Lokasi Anak, dan (5) Pembatasan Kontak.  

Tampilan Kakatu Apps. Pembatasan Aplikasi, pembatasan waktu dan yang menarik ada pesan yang bisa dimunculkan sebagai alarm dalam bentuk teks, suara atau video
Saat masuk aplikasi ini kita diharuskan registrasi diri dan anak. Kakatu sudah mempersiapkan banyak hal dengan baik. Missal ketika saya mau mendaftarkan usia anak saya yang baru 4 bulan, kakatu bilang “Anak anda masih berusia di bawah 3 tahun, sehingga tidak diizinkan untuk menggunakan gadget.” Hihi.


Tampilan Pemilihan mode pada kakatu apps, pin, dan penggunaan aplikasi
Ada 2 mode saat kakatu aktif : Mode Orangtua atau Mode Anak. Saat mode anak aktif, anak tak bisa mengganti pengaturan karena harus memasukkan nomor pin.
Sederhana, menghemat waktu dan tenaga serta membantu para orangtua agar anak tak berlebihan dalam bermain gadget.

Siapa Di Balik Kakatu


8 orang muda kreatif dalam tim Kakatu
Muhamad Nur Awaludin adalah salah satu founder Kakatu, yang berbagi kisah tentang masa lalunya sebagai seorang pecandu games. Mendapat banyak masukan dan pencerahan setelah mendengarkan petuah dari sosok Ibu Elly Risman Sosok berbadan imut-imut yang lebih akrab disapa mumu itu mengaku sudah mengenal game sejak kelas 4 SD. Adiksinya pada game terus berlanjut hingga SMA dan mengantarkannya pada berbagai perilaku tak baik. Mulai mencuri, berbohong, terpapar konten pornografi, bahkan “berjudi” untuk sekedar mendapat tambahan uang untuk beli voucher. Semua terjadi setahap demi setahap, padahal waktu kelas 2 SD sempat jadi Juara MTQ Se Kecamatan! Kebayang ga? Nah, tahun 2016 ini, mulai usia berapa hayo anak-anak terpapar game dan gadget? Terus kadang kita suka ngasih pinjem aja ngga pake mikir?

Kesepian. Ya, ia dihadapkan pada kondisi kedua orangtua sibuk bekerja. Merasa lebih dihargai, dibutuhan dan diterima di dunia games daripada di kehidupan nyata. Dan ketika Mumu pindah ke kota dan tinggal dengan saudaranya, mumu merasa BEBAS, ya, BEBAS!

Level candunya bahkan membuat mumu tak khawatir bila tertabrak bus, “toh masih ada 1 nyawa lagi”, kenangnya. Untung supir bus ngga mikir yang sama “tabrak aja da masih bisa idup lagi.’ Hihi

Masa SMA, pernah semakin tak peduli ibadah, semakin tertutup, kesehatan menurun dan berhenti sekolah setelah lulus. Ingin berubah, Mumu mencoba kuliah di kampus swasta yang katanya ngga ada Test (padahal ada juga! hehe). Bekerja sampingan juga menjadi salah satu pengalihnya dari dunia games. Perjalanan panjang Mumu jadi pelajaran yang sangat berharga. Bagaimana tidak, Mumu baru benar-benar sadar setelah ibunya meninggal.
* * *

MITOS SEPUTAR PEMBERIAN GAMES PADA ANAK

Waspada kalau kalian masih punya pemikiran seperti ini :
1.      Daripada anak mabok, stress gajelas, mending maen game aja dirumah. Bener sih. Game apa dulu, trus mainnya didampingin atau dibiarin?
2.      Cuma maen game doang ini kok. Ingat anak-anak lebih mudah merekam dan meniru. Dan, mainnya udah berapa lama?
3.      Di rumah ini kok, jadi bisa diawasi setiap  saat. Emang kita standby terus? Itu kerjaan rumah emang ga numpuk? Terus itu konten gamenya emang kita pantau terus seluk beluknya?
4.      Mana bisa anak lepas dari gadget? Emang susah ya, ortunya juga gabisa lepas dari gadget *jleb
5.      Bener kan anteng kalau dikasi game. Yaiyalah anteng! Enak kan kita jadi ga pusing?

PENGETAHUAN TENTANG GAMES

A.     Media games secara general :

1.      Console games (biasa dihubungkan ke TV) : Nintendo, Nintendo Wifi, PC, Sega, Playstation, Xbox
2.      PC Games : PC, Laptop
3.      Mobile Games : Handphone, tablet, ipad
4.      Handheld Games (di console portable) : PSP, Nintendo, N-Gage

B.      Genre game dan level adiksinya:

Kategori SANGAT
RPG (Role Playing Games) : Dota2, World Of Warcraft, Ragnarok, League Of Legends, Final Fantasy
RTS (Real Time Strategy) : COC (Clash of Clans), Warcraft, Command and Conquer
Game Shooter : Point Blank, Counter Strike, Call Of Duty, Conflict Vietnam

Kategori SEDANG
Game Adventure : Devil My Cry, Assasins Creed, Tomb Raider, God Of War, Resident Evil
Game Racing : Need For Speed, Burnout, Sirt 2, Asphalt
Fighting Game : Smack Down, Mortal Kombat,
Arcade : Tetris dan Zuma, Temple Run, Angry Birds, Flappy Bird

Kategori KURANG
Sport Game : Sepak Bola, Winning Eleven, PES, FIFA, Tenis, Basket
Edugames : Duolingo (bahasa), Toddler Kids Puzzle, game belajar mewarnai, mengenal binatang dsb

(The Sims di genre mana ya? Hihi. Kategori manapun, kalau melalaikan berlebihan berarti adiksi juga sih ya. Tapi kan the sims bagus mengasah jiwa interior desain kita wkwkw *tetep)

C.      Rating Game ESRB – Entertainment Software Rating Board (di USA)

Sebenernya ya semua games ada peruntukkannya. Mana game yang kontennya cocok dengan usia pemain. Nah kadang kita kurang aware sama rating itu. Contoh kecil aja, jaman SMP SMA dulu saya main GTA (Grand Theft Auto) karena liat kakak main itu. Biasa aja mainnya juga, ngerampok mobil orang, nembakin, ngambil uangnya, *biasa dari manaaa* Pas saya ngajar di sekolah kelas 2 SD, denger cerita pagi katanya pas libur ada seorang anak main itu seharian. Kaget dong, padahal GTA ini termasuk game “keras” dan masuk kategori rating M alias Mature 17+. More info cek www.esrb.org (fyi, ini ada esrb rating search app nya juga loh yang bisa di download gratis).
 

Ciri Games yang Menimbulkan Adiksi

1. Dapat bermain secara berkelompok
2. Terdapat level challenge, quest, reward, dan experience point
3. ada ajang tournament mengenai game tersebut
4. banyak orang mengetahui game tersebut
5. bersifat dinamis secara gameplay dan umumnya game online
6. memiliki storyline/ cerita yang menarik

* * *
“Kakatu hanya bisa sedikit membantu para orangtua, tapi tetap tidak bisa menggantikan kehangatan kasih sayang kita sebagai orangtua.”

Bahaya yang paling besar bukan anak akses pornografi atau main game seharian. Tapi bahaya yang tidak pernah orangtua sadari bahwa itu adalah bahaya 
-Bu Elly Risman

 Teknologi adalah penunjang masa depan dan dibuat untuk membantu memecahkan masalah setiap orang. Tetapi pengasuhan orangtua tetap tidak dapat dipindah tangankan terhadap canggihnya teknologi
-mumu


Materi diresume (dan sedikit ditambahkan) dari acara Peluncuran GGS (Gerakan Gadget Sehat) dan Seminar Parenting “Kiat-kiat Memahami dan melindungi anak dari Bahaya dibalik Kecanduan Games” yang diselenggarakan oleh Kakatu dan YKBH (Kamis, 14 Januari 2016) di Auditorium Ged. FK UNPAD Jl. Eyckman 38 Bandung

No comments:

Post a Comment