Friday, January 8, 2016

Rumah Untuk Hati

Setiap hati orang itu akan menjadi rumah bagi orang lain. Namun, hanya sedikit sekali orang yang mempersiapkan hatinya untuk bisa menjadi rumah yang nyaman dan menentramkan. 

Karena begitu sedikit orang yang belajar tentang kesabaran hingga hati itu menjadi sempit, mudah sesak, mudah berprasangka. Hati yang tidak dibangun sejak hari ini, tidak dipersiapkan untuk boleh dihuni orang lain, tidak dirawat demi menyambut kehadiran penghuni barunya. 

Setiap hati orang itu akan menjadi rumah tinggal, tidak hanya persinggahan. 

-- Kurniawan GunadiRumah Untukmu

* * * * * *

Mempersiapkan hati terasa begitu mudah sebelum hati kita benar-benar menjadi rumah bagi yang lain. Saat hati sudah menjadi rumah bagi penghuni yang lain, disitulah sebenarnya pembelajaran kesabaran itu.

Memang akan lebih mudah bila sebelum dihuni, kita telah melakukan renovasi besar-besaran, atau berusaha mencocokkan detail bangunannya dengan sang calon penghuni. Tapi toh di awal penempatan rumah, selalu ada adaptasi.

Belajar sabar terkadang sakit. Sempit, sesak dan prasangka adalah tantangannya, menjadi indikator sudah ada di level mana diri kita ini. Tapi niat karena Allah lah yang akan membuatnya bernilai. Sungguh. Ya, sungguh.

Bersabarlah karena sungguh, banyak juga yang harus rela bersabar dengan kita tanpa kita ketahui, dan 
Bersyukurlah, karena syukur itu mengikat yang kita miliki dan menarik yang belum kita miliki.
Jadilah rumah terbaik, menjadi tempat berpulang yang menentramkan.

Cibangkong, 8 Januari 2016

#OneDayOnePost
#ODOPfor99days
#day4

No comments:

Post a Comment