Tuesday, September 29, 2015

Salah Satu Yang Perlu Kau Syukuri Hari Ini

Begitu banyak hal dalam hidup yang luput kita syukuri. Begitu sepele saat dijalani setiap detiknya, sampai tak terasa sudah menjadi rutinitas saja.
Dan Allah selalu punya cara untuk mengingatkan kita, dengan tetap memberi, --bahkan  memberi lebih banyak sesuai janjinya-- dengan menumbuhkan rasa syukur kita padaNya.
- hajah sofyamarwa -

* * *

Sudahkah kau bersyukur bisa pipis seperti biasa, hari ini?
Iya, yang seperti biasa saja kok, sudah bersyukur?

Kau baru boleh pulang setelah bisa buang air kecil (pipis) sendiri ke kamar mandi. Efek bius sesar mungkin menyebabkan organ organ dalammu juga 'terbius'. Ya, bisa buang angin saja harus disyukuri. Dengan bisa pipis mandiri, berarti secara motorik kau sudah bisa sendiri, dan tak ada masalah dengan kemihmu yang sebelumnya dipasangi kateter.

Mungkin tubuhmu kini sedang menyesuaikan dirinya kembali. Beberapa bulan yang lalu, kan kandung kemihmu terhimpit janin dalam rahim, sehingga daya tampungnya harus menyusut sementara dan mengubah pola buang air mu menjadi sedikit-sedikit saja tapi sering. Kini setelah anakmu lahir, kandung kemihmu mulai 'dapat mengembang lagi' seperti sedia kala. Hanya saja itu tadi, perlu penyesuaian, dan kau mungkin akan merasakan sedikit rasa ngilu setiap buang air. Seperti kantung besar yang terus dipaksa dikuras sampai habis, tanpa banyak daya yang bisa kita lakukan untuk mengendalikannya.

Tapi tenang saja, setelah 2 minggu semua akan kembali normal, dan kau tak akan merasa 'terganggu' dengan kondisi itu. Alhamdulillah.
Allah memberiku berbagai rasa dan pengalaman agar aku lebih bersyukur. Alhamdulillah.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(Terjemah QS. Ibrahim:7)

"Ini termasuk karunia dari Rabb-ku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur ataukah mengingkari (nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabb-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia.
(Terjemah QS. An-Naml: 40).

Sekitar 12 september 2015
Masa-masa nifas, pasca melahirkan operasi sesar :)

Proses Melahirkan Sesar Anak Pertamaku

8 September 2015
Sekarang masih pukul 5 sore, masih ada sisa waktu. Masih ada sisa waktu untuk memutuskan, apakah aku setuju untuk di sesar malam itu juga atau tidak.
Sebetulnya tak ada yang salah dengan sesar, hanya saja, selama 9 bulan kehamilan ini, aku sampai "terlupa" menyiapkan mental untuk menghadapi kemungkinan apapun selain normal pada masa melahirkan, termasuk jika harus sesar.

Pasalnya, selama 9 bulan rutin kontrol kehamilan, alhamdulillah kondisinya selalu baik, dan dikatakan insyaallah bisa normal. Do'a ku pun begitu.
Aku dan suami berencana menggunakan fasilitas bpjs dari kantor, maka kami sudah mengusahakannya dari jauh jauh hari. Hingga bila terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan, kami tak perlu menambah daftar kepusingan terkait biaya. Tak perlu lah ingin mendapat fasilitas mewah kelas 1 bintang bintang bersinar di rumah sakit, bila konsekuensinya kondisi janinku harus tidak baik, betul kan? Cukup lahiran normal di bidan atau klinik (faskes 1), semua sehat, selesai. Begitu do'a kami.

Ketika harus memutuskan
Aku adalah seorang yang didominasi perasaan. Maka jujur saja, ketika seluruh keluarga membantuku untuk mempertimbangkan banyak hal, dalam lubuk hatiku yg terdalam aku masih ingin mencoba untuk lahiran normal. Namun akupun pernah besar dalam lingkungan sains (waktu di biologi) yang berdasar data dan fakta objektif, jadi bukannya aku baper mulu terus ngeyel, aku cuma masih ingin tahu kondisi mata minus ku, masih ingin diambil lagi data CTG janinku. Maksudku, itu kan hasil tadi siang, sore ini setelah resusitasi ada perubahan ga?
Suster kemudian memeriksa denyut jantung janinku dengan dopler biasa, sekali waktu 140an, sekali waktu 170an. Mengagetkan. Katanya itu abnormal, tapi aku berpikir mungkin itu efek dari aku yang masih shock, jadi masih berharap lahiran normal aja.
Ah, saat itu aku berharap sekali pernah belajar tentang dopler janin, penggunaan ctg dan pembacaan data ctg. Tapi ya sudah, karena ada yang lebih paham, tentu kupercayakan saja.

Sesar VS Normal
Aku bukannya takut sakit kalau di sesar. Sudah banyak cerita kalau sesar itu kita dibius, prosesnya cepat, tidak sakit (saat operasinya), dan magic.. bayi mu sudah lahir :) memang akan berbeda pada fase pasca lahirannya, begitulah.
Hanya itu tadi, aku masih shock, ingin lahiran normal saja, dan merasa ini belum waktunya.
Mengikuti naluri seorang ibu? Bisa apa naluriku saat ini, aku belum punya naluri yang kuat terkait ini, dan akupun tak bisa gambling dengan memaksakan keinginan sendiri sementara janinku dalam kondisi yang kurang baik (faktanya, hasil CTG siang itu memang sangat kurang baik, kata teman teman dokter kakakku juga). Maka setelah proses panjang, aku cuma minta waktu sebentar untuk shalat magrib dan isya untuk memberikan keputusan.

Bersiap Operasi
Aku digiring (?) dengan kasur dorong ke ruang operasi setelah sebelumnya dipasangi kateter. Memasuki ruang operasi, jilbab berganti penutup kepala, dan baju berganti pakaian khusus operasi. 

Seusai berdoa bersama suamiku, tim medis membawaku ke ruang operasi, mengajakku ngobrol menanyakan hal-hal yang tak ingin kujawab saat itu semacam "rumahnyaa dimana bu.. di kampung apaa.. oooh sekarang di rumah orangtua dulu yaaa...." dan setelah itu rupanya aku tak sadarkan diri (baca : tidur!).

21:49, Hello my babyboy !
Mataku terbuka, lampu besar khas ruangan operasi yang biasanya cuma bisa kulihat di tipi tipi, kini menyapaku. Tak lama, terdengar suara tangisan bayi. Allahu akbar.. alhamdulillah.. "selamat ya bu, bayinya laki laki.."
Saat kesadaran mulai terasa, disaat sepertinya tim medis sedang memperbaiki kondisi perutku, aku baru berpikir dan panik.
Hah, udah selesai?!
Hajah : "Loh doook, tadi saya ketiduran ya? T__T
Dokter : "iya buu, gimana sih bu malah tidur.." (bercandaan)
H : "haaa, ko ngga dibangunin dok? T__T
D : wah udah dibangunin bu.. ibunya ngga bangun bangun.. (bercandaan)
H : *nangis bombay* T__T

* * * * * *

Setelah operasi selesai, diketahui bahwa sang janin ternyata lehernya terlilit tali ari ari 2x.
Allahu akbar..
tak perlu berandai andai, tak perlu menyesal, tak perlu berusaha melampaui apa kehendakNya, alhamdulillah, putera kami lahir dengan selamat sehat wal afiat.
Hari Selasa, 8 september 2015 pukul 21:49 dengan berat 3,3 kg, panjang 50 cm.

Dan setelah itu saya tetep nangis bombay dengan rasa campur-campur :"""))

Ditulis 29 September 2015
Haidar genap berusia 3 pekan
Tulisan sebelumnya : hari menjelang kelahiran (1)


Monday, September 21, 2015

Hari Menjelang Kelahiran Anak Pertamaku :)

Kakak (K) : kamu kapan mulai pindahan kesini? ( Margahayu -red)
Saya (S) : kapan ya.. deket HPL aja, tanggal 10 sept paling.
K : emang HPL nya kapan sih? Lupa.
S : 11 september :D
Adik (A) : maneehhhh ---_____---

Ya kira kira begitulah percakapan saya beserta kakak dan adik perempuan saya dalam sebuah grup whatsapp kami. Saat itu saya masih di rumah cibangkong gatsu, dan berencana mengungsi ke rumah orangtua pada waktu jelang HPL, hingga paska melahirkan nanti.

Kenapa mesti ngungsi?
Supaya lebih mudah kalau tiba tiba harus ke tempat persalinan, karena di rumah ortu kan ada bapak yang standby. Hehe

Sebetulnya emang kacau ya kalau saya baru mau pindahan h-1 hpl. Padahal yang namanya HPL itu hanya tanggal perkiraan. Hari Perkiraan Lahir sang calon bayi. HPL dihitung dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dengan rumus tertentu yang menunjukkan waktu 9 bulan + 7 hari.
Waktu melahirkanpun bervariasi, dan sangat unpredictable. Bisa H-2 pekan, H+2 pekan dari HPL, atau bisa kapan saja.

Sabtu, 5 September
Saya dan suami menginap di rumah mertua. Boncengan pakai motor fixxion akang, sambil bawa gembolan peralatan bayi yang mau dicicil simpen ke margahayu (rumah ortu).

Ahad, 6 September
Ke margahayu cuma numpang ngedit dan ngerint surat perjanjian kontrak, lanjut nemeni akang ketemu yang mau ngontrak rumah pagi-pagi. Kapan mulai stay di margahayu nya? Besok deh ya.

Senin, 7 September
Menjalani hati seperti biasa, entah kenapa malah belum packing baju baju sendiri. Sore magrib akang pulang, saya ngga tega kalau ngungsinya sekarang, kecapekan. Lagian kamar di margahayu juga belum siap katanya hehe. Kapan mulai stay di margahayu nya?
Besok sore ya :D

Selasa, 8 September
Subuh menjelang, rahim saya mulai kontraksi! Subhanallah.. sejak pukul 04.30-08.00 ngga berhenti. Kami memutuskan untuk periksa ke bidan di Klinik Al Islam Awibitung, dan akang terpaksa harus ijin dulu dari kantor. Sambil nunggu digorengin bala bala sama akang, saya mulai packing baju pribadi, persiapin 2 tas. 1 tas untuk dibawa ke RS, 1 lagi koper buat stok baju di margahayu.
(Jangan ditiru, persiapkan 1 tas khusus berisi perlengkapan bersalin ibu dan calon bayi, sewaktu-waktu diperlukan tinggal angkut. Hehe)

Di Klinik Al Islam Awibitung
(Masih) naik motor, kami ke bidan awibitung. Entah kenapa begitu sampai sana, sambil nahan sakit, saya mual-muntah.
Sebelum mulai diperiksa, saya ditanya minus mata, 6. Katanya lahiran normal dengan bidan disini ngga menyanggupi. Harus konsul dulu dengan dokter mata, karena highrisk. Saya lumayan kaget, karena selama ini ngga pernah ada kemungkinan semacam itu.
Ditanya juga pergerakan dejan, nah gerakan dejan memang ngga seaktif beberapa waktu sebelumnya, makanya bidan menyarankan untuk periksa rekam jantung dedejanin (ctg), supaya bisa dapet lebih banyak info, khawatir. Cek pembukaan : pembukaan 2.
Sebelum uji CTG harus makan dulu, 15 menit setelah itu baru test.

Hasil CTG
Katanya kurang baik. Pas pas an. Baiknya nunggu dokter jam 1 nanti, dan saya harus diresusitasi (infus dan oksigen). Setelah konsul sama kakak (dokter juga) akhirnya saya langsung dilarikan ke IGD RS Al Islam (ga lari juga sih, nunggu bapak dateng dulu karena kita sekalian ngungsi bawa banyak barang hehe ).

Di RS Al Islam Soekarno Hatta
Di terima di IGD, di masukkan di ruang khusus persalinan dan di kasih oksigen (tanpa infus). Cek pembukaan : pembukaan 1 mau 2 katanya. Katanya saya Memang harus segera dirawat, tapi al islam penuh. (Kami berencana lahiran pakai BPJS), akhirnya dirujuk ke RS lain, RS Ibu Anak Humana Prima, rancabolang margahayu.

Di RSIA Humana Prima
Masuk (lewat) pintu IGD, dan biar dramatis duduk di kursi roda #eh. tiba tiba mual lagi dan muntah. Di bawa ke ruang bersalin, di pasang infus, cek alergi antibiotik, cek penggumpalan darah.

Disinilah saya merasa kaget.
Berdasar minus mata saya yang 6 itu, saya harus sesar. Cesss..
Perawat menelpon dokter dan disarankan untuk tindakan malam ini juga. Saat itu sekitar pukul 5 sore, dan tindakan jam 8, berarti 3 jam lagi.

Harus sekarang banget ini teh lahirnya?
Sesar kan bisa diatur waktunya, emangnya harus sekarang banget?
Kontraksi kan baru dari tadi pagi, dan masi pembukaan 2, sedangkan tadi aja di al islam ada yang pembukaannya udah berapa hari belum lahiran juga, harus sekarang banget?
Terus apa ngga bisa normal? Hpl kan masih 11 september, masih 39-40 minggu belum lewat batas waktu, kenapa ngga nunggu dulu aja?
Ya allah..
(Bersambung)  ke Proses Melahirkan Sesar (2)

Ditulis 21 September 2015
di sela sela waktu tidur nya :)

Monday, September 7, 2015

Kunjungan Bapak Siang Ini

Bakti seorang anak perempuan yang telah menjadi istri, telah berpindah pada suaminya, pada keluarga suaminya. Walau bagaimanapun, tetap orangtua kandungnya masih harus tetap ia perhatikan, dalam porsi yang semestinya, karena ia tetap punya hak dan tanggungjawab di mata Allah.

Siang ini, seusai shalat dan goler-goleran iseng sambil membuka gadget, bapak ku datang berkunjung. Aku jadi teringat masa-masa ngekost dulu saat bapak berkunjung, makan di warteg bersama, dengan nuansa yang sedikit bicara namun dengan kesan yang begitu mendalam.

Kangen.

Beliau tetap sederhana saja seperti biasanya, hanya minum segelas air putih yang ia ambil sendiri, begitulah kami. Berbincang sedikit tentang rencana ungsian ku sementara kembali ke margahayu ke rumah orangtuaku, pada masa masa kelahiran anak pertamaku. Justru kini aku yang terus berusaha mencari topik pembicaraan, berusaha menceritakan apapun, karena berbincang lagi dengannya terasa semakin menyenangkan.

* * *

Ya, kebersamaan yang sepanjang waktu memang terkadang harus kita hentikan sejenak, biar rindu-rindu itu hadir dan mewarnai hati kita masing-masing
:">

Mungkin benar katanya, daddy is daughter's first love.

Cibangkong, 7 September 2015
Hajah Sofyamarwa R.

* * *

*Jangan protes sama potonya yang samsek tidak dramatis hehe. Itu ada foto bapakku lagi naik motor kok, tampak belakang, udah jauh aja. Hehe xp

Sunday, September 6, 2015

Trimester Ketiga : Sendi Kaku Saat Hamil

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu
(QS. Lukman: 14).

* * *

Memang akan sangat banyak perubahan-perubahan yang akan kau rasakan selama kehamilan, wahai para wanita :))

Sedikit demi sedikit saya mulai merasakan bagaimana perjuangan mamah saya dahulu. Mungkin banyak yang tidak sama, entah lebih sulit, entah lebih mudah. Tapi namanya hamil, fenomena biologis yang memang sunnatullah, kurang lebih sama.

Sewaktu single dulu, saya termasuk orang yang 'cuek' dengan kondisi tubuh. Maksudnya, ngga terlalu banyak ngerasa macem macem. Makanya saya sempet bingung ketika dibilang saat hamil 'jangan capek capek', 'jaga kondisi', dll, karena saya sendiri seringnya ngga ambil pusing masalah fisik. Alhamdulillah memang ngga banyak sakit, tapi ya pas hamil jadi khawatir juga.

Trimester 3 ini, masyaallah..
Usia kehamilan semakin tua, perut semakin membuncit, perlahan dejan mulai membesar dan mencari jalan keluar.

Perubahan apa yang dirasakan?
- Saya cepat kesemutan tangan saat mengendarai motor. Ya, saya masi momotoran dan baru berhenti pada pekan ke 35 karena paksaan (hehe).
- Saat bangun tidur, sendi tangan terasa kaku, susah mengepal.
- kaki mudah bengkak
- seluruh persendian badan (kaki, tangan, pinggang) kaku dan sulit bergerak. (Rasanya semacam orang yang ngga pernah olahraga, terus tiba tiba olah raga berat, dan keesokan harinya saat bangun, badan encok encok. Bedanya ini sepanjang hari, dan semakin terasa encoknya hehe)

Apakah itu normal ?
Ya, memang begitu kondisinya, dan akan berangsur kembali paska melahirkan.

Saya hanya jadi kepikiran, saat melahirkan nanti, katanya ibu hamil butuh tenaga yang kuat juga. Dan dalam kondisi kaku kaku sendi begitu, bagaimana rasanya ya? Buat gerak dikit aja sakit badan, apalagi harus sekuat tenaga mengejan?

Allahu akbar..

* * *

"ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah.."

Ya, Benarlah.. mungkin begitu lemah yang bertambah-tambah..

Ya Allah, kuatkan, sehatkan, mudahkan, lancarkan.. :")

Cibangkong, 6 September 2015
Hajah Sofyamarwa R.