Tuesday, August 28, 2012

Bangsa Tanpa Visi Ekologi


by : Marison Guciano, MAHASISWA PASCASARJANA UI
LIAISON OFFICER ORANG UTAN REPUBLIK EDUCATION INITIATIVE (OUREI)
Sumber : KOMPAS, 3 Februari 2012
 Jika pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah ditangkap, sungai terakhir telah mengering, manusia baru sadar bahwa uang tak bisa dimakan. (Suku Indian)
Jared Diamond dalam bukunya, Collapse: How Societies Choose to Fail or Succeed (2005), memasukkan Indonesia, selain Nepal dan Kolombia, sebagai peradaban yang mungkin dekat dengan keruntuhan.
Krisis ekologi, seperti yang kini terjadi di Indonesia, disebut Diamond sebagai salah satu persoalan yang mendasari keruntuhan peradaban pada masa lalu. Ia mencontohkan kepunahan bangsa Viking Norse di Skandinavia gara-gara tak sengaja menyebabkan erosi dan penggundulan hutan sehingga menghancurkan sumber daya mereka.
Diamond juga mengangkat sejarah Ankor Wat, peradaban bangsa Maya, Kepulauan Easter, bangsa Zimbabwe, dan lembah Sungai Indus sebagai pelajaran penting bagaimana seharusnya kita memperlakukan alam.

Krisis Ekologi
Kekhawatiran Diamond bahwa Indonesia akan mengalami tekanan lingkungan paling buruk sudah terbukti. Sepekan terakhir, bencana banjir menenggelamkan puluhan kabupaten dan kota.
Bencana ekologi, seperti banjir, sebenarnya bukan yang pertama. Sepanjang tahun, bencana serupa rutin menerjang pelosok negeri seolah tak mungkin berkesudahan. Pada musim kemarau, bencana kekeringan sering kali melanda; penduduk kesulitan air bersih dan petani tak bisa lagi mengairi lahan pertanian.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, dalam dua tahun terakhir (2010-2011) terjadi 3.830 bencana alam yang melanda Indonesia dengan jumlah korban meninggal 2.973 orang dan 112.664 rumah rusak. Banjir, banjir bandang, kekeringan, dan tanah longsor disebutkan BNPB sebagai bencana yang paling dominan melanda Indonesia.

Fenomena alam, seperti cuaca buruk tingginya intensitas curah hujan, sering kali menjadi kambing hitam atas sumber dari segala sumber malapetaka ini. Padahal, bangsa yang tak pernah punya visi ekologi merupakan pangkal sebab menurunnya daya dukung lingkungan dan hadirnya bencana ekologi di sekitar kita.
Kawasan hutan yang terus beralih fungsi menjadi permukiman, industri, lahan pertanian, dan perkebunan; pembalakan liar yang marak; gaya hidup hedonis yang tak ramah lingkungan juga pangkal sebab ketidakseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan. Di lain pihak, dana-dana rehabilitasi hutan dan penanggulangan bencana justru bergulir tidak tepat sasaran, dikorupsi mafia-mafia anggaran.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia mencatat, hingga 2011, 42,96 juta hektar—setara 21 persen dari total luas daratan Indonesia—telah diizinkan negara untuk kegiatan eksplorasi pertambangan. Untuk kelapa sawit, dari rencana 26.710.800 ha telah terealisasi 9.091.277 ha. Sementara alih fungsi ekosistem rawa gambut mencapai 3.145.182 ha.
Berdasarkan data Forest Watch Indonesia (2009), dalam kurun waktu 60 tahun terakhir, tutupan hutan di Indonesia berkurang dari 162 juta ha menjadi hanya 88,17 juta ha pada 2009 atau setara dengan sekitar 46,3 persen dari luas total daratan Indonesia.
Bersamaan musnahnya puluhan juta hektar tutupan hutan itu, punah pula jutaan keanekaragaman hayati di dalamnya. Padahal, keanekaragaman hayati berfungsi sebagai penyedia sumber air dan kebutuhan nyata jutaan penduduk, penyedia tanaman obat, sumber stok genetik, regulasi iklim, pencegah bencana alam, serta penjaga keseimbangan ekosistem.

Keputusan Penting
Sepanjang sejarah Indonesia, bangsa ini sering kali mengambil keputusan keliru terkait masalah ekologi. Sebutlah obral izin pengusahaan hutan, maraknya kebijakan alih fungsi hutan lindung, pemberian keistimewaan bagi konglomerat kehutanan melalui penghapusan utang.
Belum lagi terbitnya PP No 22/2008 yang dinilai kontroversial karena memberi keistimewaan bagi petambang untuk menambang di hutan lindung, pasifnya penegakan hukum lingkungan, hingga masyarakat yang menganggap orangutan sebagai hama sawit sehingga layak dibantai seperti baru-baru ini terjadi di Kalimantan Tengah.
Diamond telah meninggalkan warisan berharga sebagai bahan pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk mengambil sebuah keputusan penting terkait masa depannya. Seperti dikatakan Diamond, kekeliruan membuat keputusan akan menyebabkan bangsa ini mempercepat kepunahan sendiri. 

_____________________

Monday, August 27, 2012

Kelas Ekologi (lagi) bersama Bu Devi - Semester 7


Berada di kelas ekologi (lagi) bersama dengan teman-teman yang berbeda. Yah, ini hari pertama kuliah tingkat empaaaaaat ! :D

Awalnya supertakut (pasti), karena ini pengalaman pertama ngambil matakuliah yang sama, karena sebelumnya belum diijinin lulus sama Allah. Apalagi bareng-bareng sama angkatan yang berbeda, dan saya memang satu-satunya yang beda angkatan. Hihi. Pasti banyak yang bertanya-tanya (ato mungkin jg enggak) liat saya nongol dikelas mereka. Dan pengalaman saya dulu ya, kalo liat kakak kelas yang ada di kelas angkatan kami, rasanya pengen nanya alesan kenapa ada disini, tapi ngga berani karena takut nyinggung hehe. Akhirnya kealamin juga sama sendiri :)
Tapi, alhamdulillah seneng banget! 2010 emang baek baek semua dan insyaallah ke depannya bisa lancar. Aamiin :D

Berasa dejavu, Ibu Devi ngejelasin dulu tentang perkuliahan ini. Banyak hal yang dulu memang sempat kealamin, tapi ngga kaya sekarang, karena banyak hikmah yang bisa diambil.

Setidaknya selama kuliah, di pikiran saya selalu ada signal warning yang terus bilang gini :
"ini kesempatan kamu yang kedua, perhatiin bener-bener semuanya. Setidaknya udah pernah belajar ini kan? Jadi tahu gambarannya dan bisa ngebenerin semua yang dulu salah."

Kali ini dosennya ada dua, bareng sama Pak Yayat Hidayat. Beliau in ilebih ke teknologi kehutanannya gitu, tapi sambil sama-sama belajar. Ngga liat ada asisten (padahal taun lalu diasistenin kak Gita BI '08).

Kuliah sama bu Devi itu asik, cara ngajar beliau itu memang nganggep kita sebagai orang yang udah dewasa. Contohnya kehadiran, ibu ngga terlalu ambil pusing, intinya, yang butuh kan kita sendiri, jadi yang penting paham dan nilai nya  aman.

Salah satu wejangan penting dari Bu Devi :
Semester 5 itu masa-masa yang sibuk, ada proyek ekologi (sks yang berbeda) dan proyek biselmol yang memang menguras waktu dengan sangat banyak. Kuliah ekologi 4 sks ini kadang dikorbankan (atau jadi korban). Dipikirnya tinggal baca, tapi sampe akhir ga  di baca-baca. H-1 Ujian kaget liat bahannya yang buanyak banget, udah gitu ngga paham materinya. Jadi kalo ngga dapet A di kuliah 4 sks ini, sayang banget dan bakal nerjunin IP.

Lulus nanti, jadinya sarjana biologi. Jadi kita dituntut untuk harus menguasai semua, bukan Cuma yang kita suka, ato yang kita bisa.

Yang harus diperhatikan juga, terkadang mahasiswa (contohnya saya), ngambil matakuliah itu Cuma karena keharusan, padahal seharusnya kita ngerti, kenapa kita ngambil matakuliah itu. Hal esensi yang terkadang dilupakan.

Tambahan dari Pak Yayat, menjalani ini kita harus pake cinta. Beneran. Karena jaman sekarang informasi apapun tinggal goongling dan semua bisa kita dapet, gampang! Yang susah didapet itu dari aspek kejiwaan, gimana kamu nyikapin dan mencintai yang sedang kamu jalani. Asik ko, serius!

Sekian hasil ikatan makna yang didapet dari kuliah pertama ekologi di semester 7.
Semoga ada manfaatnya :D



Saturday, August 25, 2012

Balada Si-Semua-Sama-Aku-Aja : Merasa Superman?


Ah udah kok, beres semua. Sama aku aja diurusnya.
Oh, tenaang, ini udah kusiapin bener-bener loh.
Menurut aku ini udah cukup perfect kok
Yanh daripada ngga ada yang mikirin, mending aku aja
Aku pikirin ini semuanya
Insyaallah masih bisa di handle.
Yang harus disiapin udah siap
Yang harus dihubungi sudah hampir fix
Lagian aku tau kok kamu udah terlalu banyak kerjaan, banyak yang harus dipikirin
Jadi untuk yang sekarang ini, aku aja yang ngurus.

Wah ada masalah, pemateri ganti dan ini terlalu ngedadak kalo ngehubungi yang lain!
Tenang, kucoba cari gantinya ya, bisa ko bisa, tinggal di sms aja.
Emang sih kordinasinya bisa lama banget, tapi ya udahlah ini kan tanggungjawab aku juga

Wah ada yang lupa, untung ada yang ngingetin!
Ternyata banyak hal yang kulewati selama ini, yang tak sempat kupikirkan
Rasanya hampir mau pingsan saat dapat masalah dari berbagai sisi, namun tak bisa berbagi.

* * *

Memang agak susah kalau punya sifat perfeksionis yang ingin semuanya sesuai sempurna seperti yang dia inginkan. Jenis lain mungkin memang orang yang sangat kepo yang ingin semuanya  harus dia ketahui, jadi harus dia yang mengurus. Jenis lain mungkin yang tidak tega kalau ngasi kerjaan ke orang lain, dan berpikir bahwa dia bisa melakukannya tanpa perlu minta bantuan orang lain

Adakalanya masalah datang, kau malah tidak bisa berbagi. Alasannya? Ya mungkin kau tetap masih berpikir bahwa tidak ada orang lain yang bisa bantu, atau memang saat itu bahkan kau tak tahu harus minta bantuan ke siapa.
faktanya, aku kamu kita, bukan superman. Tidak semua hal bisa kita kerjakan sendiri. Tidak semua yang kau harapkan dapat berjalan dengan sesuai.

Share your vision
Trust on them
Together we can :)

22 juli 2012
* * * *
refleksi dari waktu itu bikin suatu acara.
jah.. jah.. 

* * * *
Bicara soal pasti akan sangat terkait dgn tim yg mendukungnya. We need a superteam not a superman.
Seorang yg kuat saja tdk cukup. Butuh tim yg kuat yg mendukungnya. Ingat, tim bukan bawahan. Tp mereka yg punya kapasitas selevel.
 --Ridwansyah Yusuf @udayusuf

Friday, August 24, 2012

Mobil yang bikin si-nggak-ganteng jadi ganteng


Sebuah potongan diskusi singkat keluarga saya dengan keluarga om, di siang hari saat Idul Fitri.

Topik kali ini tentang mobil. Biasanya saya jarang tertarik kalo bicarain mobil. Walopun saya inget banget dulu seneng banget main game need for speed underground di komputer, games ngemodif mobil dan balapan, menurut saya rasanya semua mobil sama aja. Ya beda sih, tapi karena ngga ngerti, jadi saya sih lempeng-lempeng aja hehe

Kakak saya yang tertua ini kerjanya di bidang yang berkaitan dengan penjualan mobil (jangan tanya bagian apa, atau kerjanya apa karena saya sendiri lupa hehe). Setahu saya mercedes-Benz kayaknya, yang ada seri V-class, E-class, C-class gitu gitu deh. (iya bukan?)

Beliau ni bisa dibilang jago banget soal ini, jadi bisa komparasi berbagai aliran mobil.
Dari diskusi ini saya baru ngeh kalo merk mercy dan BMW itu mobil wow, berapapun tahunnya.

"Mercy itu nyaman banget dipakenya,  jalanan rusak berombak juga rasanya halus aja, enak. Tapi kalo diajak kebut-kebutan kurang pas. Belum lagi kalo kebut-kebutan di jalan, keliatannya ngga elegan gitu..
Mercy biasanya dipake sabtu-minggu, bukan untuk harian. Untuk harian mah pake yang lain (bos-bos besar yang mobilnya banyak)

Kalo BMW lain lagi, cocok banget buat yang suka kebut-kebutan, tapi kasian penumpangnya, soalnya ni mobil kesannya kaya yang diciptain buat supir. Tapi maintenancenya heboh juga,... Blablabla.."

"Walau mobil mercedes-Benz atau BMW kita keluaran lama, tetep punya prestise kalo pake mobil merk itu..

Kalo turun dari mobil mercy ato BMW rasanya gimana gitu, semua pandangan tertuju ke kita, yang ngga ganteng jadi berasa ganteng aja hihihi.."

Yayaya, sekilas perbincangan tentang mobil merci dan BMW.
Maaf artikel ini sama sekali tidak ilmiah atau informatif, malah menginfokan bahwa saya ini ga gaol hehe
Jadi ntar kal saya mau beli mobil tinggal konsultasi sama kakak saya (aamiin!)
Gapapa lah ya, sharing! :D
hehe


Pagi Ini Aku Cantik Sekali


Pagi ini saya cantik sekali
Padahal sudah berhari-hari rasanya saya adalah The Beast, makhluk buruk rupa dari negeri antah berantah. Berkali-kali saya menengok ke cermin, namun apa yang terpampang di cermin memang bukan mimpi. Pantulan wajah yang terukir di sana sungguh menarik, bahkan dalam pandangan mata saya sendiri

Lihatlah mata saya, maka engkau akan mendapati apa yang dapat saya dapati di cermin pagi ini. Mata itu berbinar-binar bak bintang bercahaya meski tanpa softlens. Kelopaknya yang tanpa eyeshadow tampak segar, sehat dan penuh. Tak ada sembab maupun kantung lebam di sekitarnya. Sungguh, pagi ini saya cantik sekali

Lihatlah pipi saya dan engkau akan melihat apa yang saya lihat di kaca pagi ini. Pipi yang tanpa bedak dan blush on itu bersemu, lembut dan jernih. Urat-uratnya rileks dan santai. Permukaannya halus tanpa jerawat. Betul, pagi ini saya cantik sekali.

Lihatlah senyum di bibir saya! Pasti engkau akan menyaksikan apa yang saya saksikan di cermin pagi ini. Senyum di bibir yang tanpa lipstik itu sedemikian merekah. Benar, pagi ini saya cantik sekali.

Lihatlah dagu saya maka engkau akan melihat apa yang saya lihat pagi ini. Dagu yang mengilat itu terangkat lurus, sejajar dengan rahang yang kokoh namun lembut.

* * * * * *

Maka hal apakah gerangan yang menjadikan hari ini saya cantik sekali?

Tadi pagi saya bangun dengan badan segar, shalat shubuh, kemudian membaca wirid ma'tsurat sambil  gerak badan di halaman. Tak ada acara bergelung kembali pascasubuh. Saya mengisi rongga dada dengan udara pagi yang bersih penuh-penuh hingga kulit pun terasa ikut bernapas lewat segenap pori-porinya. Aha! Mungkin itu yang membangungkan seluruh pori-pori saya dan memberikan kesegaran pada permukaan kulitnya.  Seluruh urat syaraf pun rileks dan santai hingga menyebabkan pipi ini bersemi, halus, lembut, dan jernih, memancarkan gembira dan riang hati.

Mengapakah saya bisa bangun pagi dengan segar dan tidak tidur lagi sehabis shalat shubuh?

Tadi malam! Ya, semalam saya tidur nyenyak sekali tanpa mimpi. Padahal sebelumnya tidur saya hampir selalu dihinggapi mimpi yang melelahkan hingga saat saya bangun, seputar mata menyisakan kantong bewarna legam, dan akhirnya saya tidur lagi sehabis shalat shubuh yang menyebabkan mata menjadi sembab. Aha! Mungkin ini yang menyebabkan kelopak mata saya segar, sehat dan penuh, serta tidak sembab atau berkantung, menggambarkan pemiliknya tidur nyenyak tanpa beban.

Mengapa saya dapat tidur tanpa diganggu mimpi?

Hmm, tadi malam menjelang tidur saya tak lupa membaca doa, kemudian mengantar tidur dengan ayat kursi, wirid dan mengulang hafalan meskipun sedikit. Saya juga sempat mengingat kembali apa yang telah saya lakukan hari itu bagi diri saya dan orang lain, kemudian mengikhlaskan diri atas semua interaksi dengan segala makhluk. Saya menutup mata sambil mengisi nurani penuh-penuh dengan cinta sampai ruh melayang meninggalkan raga. Aha! Bisa jadi itu yang menyebabkan mata saya berbinar, memancarkan aura semangat dan cinta yang tulus dari hati.

Jauh sebelum subuh tiba, Allah membangunkan saya untuk beberapa rakaat shalat lail dan witir. Aha! Barangkali hal ini yang menyebabkan saya mempu mengangkat dagu sejajar dengan rahang. Penuh percaya diri, karena yakin Allah menyertai.

Dan akhirnya, saya dapat mengakhiri aktivitas domestik saya pagi ini dengan santai sebelum memulai aktivitas publik. Tak lagi dikejar-kejar waktu. Menyapa setiap tetangga kamar dan tetangga rumah dengan gembira dan senyum lebar, meluluskan keramahan yang tulus. Dari teman sebaya, ibu-ibu, nenek-nenek, bapak-bapak, teman kecil saya hingga kucing tak bertuan menumpang di sofa depan. Assalamu'alaikum! Apa akabar pagi ini? Ibu sehat? Hai, mau berangkat sekolah, Dik? Hai, kucing manis. Nyenyak tidurmu semalam?

Segala puji bagi Allah! Sungguh, saya cantik sekali pagi ini.

Dan tiba-tiba saya ingat, semua sikap jiwa akan berimbas kepada penampilan fisik. Semangat dan optimisme akan memancar den menjadikan mata berbinar-binar sebagaimana luka dan kesedihan meredupkan cahaya penglihatan. Kedamaian, kebersihan hati dan sikap positif akan terbayang pada senyum yang rekah penuh keramahan, sebagaimana kedengkian dan kemarahan akan mengeruhkan roman muka. Kepasrahan dan kepercayaan pada Allah akan memancarkan aura wajah yang jernih dan segar, sebagaimana keputusasaan akan menyebabkan kelesuan. Mahasuci Allah yang telah mengaruniakan  kecantikan pada saya pagi ini.

* * * * * *

Mungkin ada saat-saat di mana kita kehilangan kecantikan kita, tapi pastikan kita meraihnya kembali. Maka ayo, bangkit dan 'dandani' jiwa ada agar kecantikan itu segera kita miliki lagi, berapapun usia kita, apapun status kita. Kemudian tatap wajah anda di cermin. Insyaallah, engkau akan menjumpai wajah nan cantik dan menarik.

Azimah Rahayu, 29 Agustus 2002
Pagi Ini Aku Cantik Sekali

Travel : Pengemis dan Muhajirin


Dua kategori ini diambil dari sebuah buku berjudul Nyantri di Luar Negeri yang ditulis oleh Deddy Mulyana. Sebenarnya penjelasan ini memaparkan kondisi di Australia sana, tapi saya pikir bisa dipakai dimana saja.

Menurut Ismail Al-Faruqi, Muslim migran itu bisa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengemis dan Muhajirin
  1. Kelompok pertama, Mereka yang bekerja memperoleh rezeki, belajar memperoleh ilmu pengetahuan di perguruan negeri tinggi, tanpa mempunyai komitmen untuk mengenmabngkan islam, beramar ma'ruf nahi munkar. Muslim jenis ini bisa menjadi parasit bagi negeri dimana mereka tinggal, terlepas dari apakah mereka produktif atau tidak. Bahkan jika mereka produktif pun, misal dengan menghasilkan penemuan riset di laboratorium atau perpustakaan, mereka hanya menambah apa yang sudah ada
  1. Kelompok kedua, Mudah-mudahan kita termasuk kelompok ini, orang-orang yang datang ke negeri baru bukan saja untuk mengembangkan profesi mereka atau mencari ilmu, melainkan juga terdorong untuk menelaah islam lebih jauh. Mereka mempunyai komitmen baru bagi Islam. Mereka merasa bahwa kedatangan mereka ke Negeri yang baru adalah suatu langkah yang dikehendaki dan dibimbing oleh Allah, yang mengilhami mereka untuk menjadi khalifah di muka bumi, untuk menghidupkan dan mencintai Islam, serta mendakwahkannya kepada orang lain. Mereka menjadi juru dakwah islam dan berusaha menjadi contoh terbaik orang-orang Islam. Perspektif mereka memberi mereka kriteria untuk menilai dan menyelamatkan negeri baru dari kejahatan dan kekacauan moral. Orang-orang inilah yang telah melayani dan mengembangkan islam di Negeri Ini,...

__________________

Bergidik saya, kelompok pertama --yang secara sepintas baik-baik saja-- ternyata masih dikatakan pengemis!
Yah, mungkin yang membedakan memang orientasi dan paradigma dari kedua kelompok tersebut.

Perkenankan aku menjelajah Bumi-Mu yang luas, Ya Allah!!

___________________

Deddy Mulyana. 2004. Menuju kejayaan islam di australia dalam buku Nyantri di Luar Negeri. Hal 69-70

Wednesday, August 15, 2012

Panitia Ramadhan Festival - Closing Sanlat

Ramadhan Festival Committee - Closing 12 Agustus 2012 (captured by: fifipewz)
Akhir yang indah untuk sebuah awalan yang akan semakin baik.
Tiada yang dapat menggantikan lelah kita, cukuplah Allah sebagai sebaik-baik pembalas
Maaf atas segala khilaf yang dilakukan, terimakasih atas segalanya.
Semoga menjadi pengikat hati, menjadi amalan kebaikan di bulan Ramadhan ini.


Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu,
bertemu untuk taat kepada-Mu,
bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu,
berjanji setia untuk membela syariatmu.
Maka kuatkanlah ikatan pertaliannya ya Allah,
abadikanlah kasih sayangnya,
tunjukanlah jalannya,
dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup,
lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, 
Hidupkanlah dengan ma'rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu.. 
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Amin..

Thursday, August 9, 2012

Kepala Keluarga Pustena Salman ITB

Kepala Keluarga Pustena Salman ITB Periode 1433H-1434H


Oke mirz, maaf ngambil fotonya sembarangan hehe
Setelah melalui berbagai rintangan dalam musyawarah
Barakallah, optimis!

Anak Luar Biasa di Sekolah Luar Biasa


Kisah ini tentang cuplikan pengalaman saya berkunjung dan berkenalan dengan adik-adik di SLB (Sekolah Luar Biasa) Bina Kasih Ciwastra.

Salah satu kegiatan sosial dalam rangkaian acara Ramadhan Festival KRIMA 1433 H adalah buka bersama anak-anak sanlat dengan teman-teman dari SLB Bina Kasih. Karena izin Allah (entah saya tumbal atau bagaimana hehe) saya diminta jadi MC.

Apa??
Saya sadar diri bahwa saya belum kompeten jadi MC semacam itu, apalagi membawakan acara dengan anak-anak dari SLB yang bahkan saya belum pernah berinteraksi. Tentu berkecamuk dalam hati dan pikiran saya, bagaimana saya harus membawakan acara? Jujur saya takut, takut menyinggung dan sebagainya.
Tapi oke, saya harus ikut survey ke sekolahnya dulu sebelum hari H nanti (tanggal 5 Agustus 2012). Paling tidak, tahu medan perang.

24 Juli 2012.
Ini yang saya syukuri, rencana Allah memang indah. Kali pertama survey sekolah tutup dan kami semua pulang. Kali kedua survey, alhamdulillah sekolah ada kegiatan, pesantren kilat juga dalam 1 kelas besar.

Bangunan itu terletak di tikungan jalan. Ukurannya kecil, tak seberapa luas kalau disebut sekolah. Tampaknya tiap sudut ruangan dipergunakan secara maksimal untuk kelas-kelas,  kantor, serta kamar mandi. Rombongan kami diterima di bagian kantor, setelah berbincang beberapa saat, alhamdulillah kami diijinkan melihat langsung (bahkan terlibat) di dalam kelas mereka.

SLB Bina Kasih menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. SLB BC istilahnya, untuk menangani anak Tuna Rungu (tidak bisa dengar) dan anak Tuna Grahita.
Cess!
Saya tak tahu rasa apa yang menjalar. Kebanyakan dari mereka, psikologis nya memang lebih rendah dari usianya. Kalau kata pak gurunya, IQ nya rendah di bawah orang normal. Yang membuat saya tidak habis pikir juga, ada yang berusia 40 tahunan, dan masih belajar bersama disana, karena kecerdasannya rendah dan usia mentalnya yang masih kecil.
 Tapi jangan salah, banyak hal yang mereka bisa lakukan juga. Angklung, pantomim, bacaan shalat, hapalan surat, menari, baca puisi, dan hal-hal lainnya.

Yak, salah satu teman saya yang paling heboh bahkan keluar ruangan kelas, menangis dan butuh waktu lama untuk kembali ke dalam. Touching

Mengikis itu semua saya hanya berusaha mengajak main salah satu anak yang sedang asik menggambar. Saya sih SKSD aja, emang seneng ngegodain anak kecil hehe. Kebanyakan dari mereka sifatnya malu-malu, memang kitanya yang harus aktif mendekati. Tapi mereka senang dapat banyak kunjungan.

Kami akhirkan, setelah sebelumnya melihat latihan performance mereka dengan angklung dan lagu-lagunya. Kamipun berbincang dengan salah satu Ibu pembinanya. Dari situ saya tahu bahwa SLB ini memang diperuntukkan untuk kalangan menengah ke bawah. Rata-rata orangtua murid tidak bayar iuran, hanya infaq, itupun seadanya. Dana operasional sekolah hanya dari BOS. Gaji guru pun  kebanyakan memang pakai keikhlasan  saja. Ya itu yah, kalo sudah sayang dibungkus ikhlas, rasanya upah bukan yang utama.

* * * *
5 Agustus 2012
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, sejujurnya agak hectic karena banyak yang miss dari persiapan acara, tapi alhamdulillah lancar, walau para MC sangat garing (-_-) hehe. Partner saya tiba-tiba batal, shock saya kalo harus sendirian. tapi ga apa apa, alhamdulillah ada yang mau nemenin, makasih banget dah!

Sambil jadi MC saya ngobrol dengan salah satu alumni SLB yang sekarang berkuliah, tingkat 3. Sosoknya terlihat normal, tapi memang ada sesuatu yang membuat beliau harus bersekolah di SLB. Yang dihadapi beliau ini, motorik nya bermasalah dan dulu katanya sangat susah berhitung, tapi kalau hapalan bisa. Beliau sayang sekali sama adik-adiknya di SLB. Ada pesan, katanya bagus ada acara seperti ini, dan remaja remaja nya aktif, harus dipertahankan jangan sampai berhenti! Insyaallah kang!

Terimakasih inspirasinya :)

kita kadang merasa bahwa masalah kita adalah yang paling berat, paling membebani pikiran. padahal, setidaknya kita harus bersyukur karena punya usia mental yang sesuai dengan usia fisik kita saat ini.
suasana latihan di sekolah SLB Bina kasih. yang jaket merah botak di belakang bukan ya, dia anak KRIMA hehe (Sudrajat, 2012)

Thursday, August 2, 2012

Sahur On The Road With KRIMA

Yeaay Alhamdulillah! Dibuka dengan tilawah qur'an, 29 Juli 2012, Sahur On The Road With KRIMA yang dinanti-nanti lancar terlaksana juga. 150 porsi nasi bungkus untuk sahur berhasil dibagikan dengan diiringi konvoi 22 motor serta 3 buah mobil. Perjalanan start dari Masjid Al-Muhajirin, Margahayu raya bandung dan finish di pelataran supermarket Griya di Buah batu. Rute yang diambil metro-soekarno hatta- kiara condong-jalan jakarta-laswi-buah batu.

SOTR (Sahur On The Road) yang diorganisasikan oleh KRIMA (Keluarga Remaja Islam Masjid Al-Muhajirin) ini diikuti tidak hanya dari anggota KRIMA, tapi dari remaja-remaja lain di Margahayu, dan beberapa bahkan datang dari komplek Sanggarhurip.

Semoga menjadi suatu langkah awal dalam menginisiasi persaudaraan remaja di Margahayu Raya.
Aamiin!
H-News, sekian! :D
 info selengkapnya dapat dilihat di fanpage Keluarga Muhajirin Bandung

* * * * * * * * * * * * * *
Terharu saya kalau ingat perasaan saya saat itu. Mungkin saya bukan bagian yang membagikan sahur, bahkan sayapun hanya kebagian duduk di dalam mobil tanpa bisa ikut membagikan keluar (T_T). Sebelumnya sempat ada keraguan antara ikut atau tidak. Alasannya?  Terlalu malam (tentu saja kan ini sahur neng), dan khawatir paginya saya tepar padahal ada acara opening sanlat (dan saya memang tepar).

Tapi tentu banyak yang bisa saya syukuri. Kegiatan berlangsung aman dan tertib. Muncul juga perasaan bahagia karena kebersamaannya. Insyaallah kami semua satu visi, berbagi dan beramal shaleh di bulan ramadhan.

Kalau saya lihat peserta lain yang banyak ikut, bisa dibilang memang heterogen. Anak-anak remaja gaul masakini yang -kalo saya boleh bilang- tidak tersentuh oleh "masjid" kalau bukan dengan acara-acara yang kreatif dan seru semacam ini. Disitu saya berpikir bahwa ini juga jihad sebenarnya. Betapa kerja dakwah memang masih panjang, kawan! Betapa heterogennya manusia, dan tentu heterogen pula cara menghadapinya!

Yah, dunia begitu luas, untuk menjadi bijak dibutuhkan spektrum pengalaman hidup yang luas. Bersyukur sekali saya jadi ikut acara ini.

Hal yang lucu, sempet papasan dengan beberapa a'a geng motor, tapi abis itu cuma ngasi isyarat jempol dan pergi dengan damai (fyuuh dramatis sekali, saya yang cupu ini deg-degan banget hehe)

Dan ah, mereka semangat banget waktu bagiin makanannya! Terharu! :D
Kamar, 2 Agustus 2012
23:49

Wednesday, August 1, 2012

Antusias Mukena Strawberry Shortcake

"Satu hal yang harus saya lakukan saat kelak punya anak perempuan (aamiin nsyaallah) adalah membelikan sebuah mukena yang paling lucu, disukai dan dipilih sendiri sama anak saya!"
Sekarang saya 20 tahun, sedang dikelilingi 3 bocah superlucu-nyebelin-ngegemesin, keponakan saya. Caca (2 SD), Ica (TK B), Nisa (3 taunan). Waktu dulu ngga punya mukena, seringnya mereka beralasan ngga mau solat. Kadang kalo di rumah mukena anak-anaknya Cuma ada satu, pasti berantem dulu sampe bikin panas kepala.

Caca sama ica sekarang udah punya mukena baru, dibeliin mamanya. Mukenanya gambar Strawberry Shortcake, punya Caca warna pink dan punya Ica warna ungu (nisa belum dibeliin, masi pake punya saya yang warna pink kadang-kadang, soalnya dia mah tergolong masih ikut-ikutan kakaknya). Mukena barunya ini warnanya cukup ngejreng, tapi terbukti emang bikin semangat.

Kalo disuruh solat, pasti minta ditungguin, terus semangat lari ke rumahnya (di depan) buat ngambil mukena plus sajadah mininya.

Alhamdulillah mereka semangat. Saya juga jadi rada kebayang tips-tips buat nantinya ngajakin anak kecil rajin solat. Soalnya dulu waktu kecil juga saya males solat kayanya hehe.
:)

Kamar, 28 Juli 2012
01:52

Bukti Cinta Sang Kakak kepada Adik

Kala itu perasaan saya campur aduk menerima sebuah amplop berisi uang yang tak saya tahu berapa jumlahnya. Bukan untuk saya, pesannya hanya satu, ingin bersedekah tapi tak tahu harus memberi kemana. Sebuah amanah yang kemudian aku tahu harus disampaikan melalui siapa.

Tidak peduli seberapa banyak jumlah uang yang ada di dalam amplop putih itu, yang mengejutkan dan menyentuh hati saya adalah maksud yang terkandung di dalamnya. Bahwa sang kakak ingin adiknya lulus ujian, dan bersedekah untuk kelancarannya.

Sosok seorang kakak menyayangi adiknya, itu yang bisa saya gambarkan dari dirinya. Bahwa dibalik sosoknya yang tinggi besar dengan ekspresi wajah yang agak senggol-bacok bagi yang belum mengenal, ternyata memang hatinya sebegitu lembutnya.

Kalau saya boleh cerita yang lain tentang dia, mungkin hanya kekaguman yang akan saya ungkapkan. Saya banyak mendengar bahwa ia pernah benar-benar menjaga makannya  (tidak makan dalam jangka waktu yang lama) demi mencapai tujuannya. Siapa yang tega membiarkan dia tanpa makan?

Mungkin cukup tamparan yang saya rasakan, yang terpenting bagi saya adalah bahwa saya sangat bersyukur dapat mengenal ia. Bahwa saya belajar banyak dari dirinya.

Kini Allah menjawab do'a Sang Kakak dengan sebaik-baik jawaban,
Kini keluarganya harus "rela" tinggal berbeda atap dengan anak-anak yang bersekolah di dua perguruan tinggi ternama.

Tak bisa tidak untuk menceritakan hal ini.
Biarlah Allah menjaga keikhlasan hatinya, menjaga selalu kelembutan hatinya.
Untuk ia yang hatinya lembut.
Barakallah..


* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Ah, kalau dipikir pikir, apa yang pernah saya lakukan untuk adik saya? T_T
Semoga Allah mengampuni.

Kamar, 1 Agustus 2012

bersabar dengan anak kecil itu..

Halo! Saya kembali hadir dengan tulisan yang terinspirasi dari 3 bocah super di rumah saya. Gimana ngga pikiran saya tentang ini terus, orang mereka selalu hadir menghantui saya hihi

Sebetulnya dari dulu saya sering denger ungkapan :
"sama anak kecil itu harus sabar."
Karena dulu saya belum ngalamin, saya pikir ungkapan itu biasa-biasa aja, semua orang juga harus dihadapin pake sabar.
Tapi hal yang membuat saya menulis ini juga, mungkin salah satu makna "sabar" yang saya rasakan saat menghadapi anak kecil.

Terkadang ketika anak kecil (maap belum bisa ngomong "anak kita") lagi ngadat dan ngambek ngga jelas, banyak orangtua yang kemudian membentak anaknya. Bukannya si anak jadi diem dan masalah selesai, biasanya si anak malah makin ngambek dan keliatan stress tanpa ada akhir yang menyenangkan.

Beberapa kali saya mencoba hal ini pada keponakan saya. Saya yakin betul bahwa dengan marah, membentak dan mengancam, masalah yang ada ngga akan beres. Dalam artian, mungkin masalahnya selesai saat itu, tapi hubungan kita sama anak itu jadi ngga bagus, mungkin semacam trauma dan "dendam". Saya masih percaya bahwa anak kecil itu bisa diajak kompromi pada tingkat tertentu, sebagaimana orang dewasa.

Yang dimaksud sabar dalam makna saya, adalah benar-benar menanggapi anak dan mencoba mengerti maunya tanpa menunjukkan rasa marah sedikit pun. Tanyakan keinginannya, tanggapi dengan sabar, bujuk, pandangan mata sejajar (ilmu dari nonton nanny 911), beri penghargaan, diarahkan.

Ketika cara ini berhasil, si anak akan jadi lebih respect terhadap kita, dan kita jadi temennya. Lebih enak ko, jamin! Suasana rumah jadi nyenengin tanpa perlu ada teriakan teriakan ancaman.

Yang pasti yang ada dipikiran saya, saya ngga mau bikin itu anak punya trauma tertentu yang akan membekas sampai dia besar.
Yah, disitulah saya memaknai ungkapan "bersabar dengan anak kecil"

:)

Kamar, 28 Juli 2012
02:14