Kala itu perasaan
saya campur aduk menerima sebuah amplop berisi uang yang tak saya tahu berapa
jumlahnya. Bukan untuk saya, pesannya hanya satu, ingin bersedekah tapi tak
tahu harus memberi kemana. Sebuah amanah yang kemudian aku tahu harus
disampaikan melalui siapa.
Tidak peduli
seberapa banyak jumlah uang yang ada di dalam amplop putih itu, yang
mengejutkan dan menyentuh hati saya adalah maksud yang terkandung di dalamnya.
Bahwa sang kakak ingin adiknya lulus ujian, dan bersedekah untuk kelancarannya.
Sosok seorang kakak
menyayangi adiknya, itu yang bisa saya gambarkan dari dirinya. Bahwa dibalik
sosoknya yang tinggi besar dengan ekspresi wajah yang agak senggol-bacok bagi yang belum mengenal,
ternyata memang hatinya sebegitu lembutnya.
Kalau saya boleh
cerita yang lain tentang dia, mungkin hanya kekaguman yang akan saya ungkapkan.
Saya banyak mendengar bahwa ia pernah benar-benar menjaga makannya (tidak makan dalam jangka waktu yang lama)
demi mencapai tujuannya. Siapa yang tega membiarkan dia tanpa makan?
Mungkin cukup
tamparan yang saya rasakan, yang terpenting bagi saya adalah bahwa saya sangat
bersyukur dapat mengenal ia. Bahwa saya belajar banyak dari dirinya.
Kini Allah menjawab
do'a Sang Kakak dengan sebaik-baik jawaban,
Kini keluarganya
harus "rela" tinggal berbeda atap dengan anak-anak yang bersekolah di
dua perguruan tinggi ternama.
Tak bisa tidak untuk
menceritakan hal ini.
Biarlah Allah
menjaga keikhlasan hatinya, menjaga selalu kelembutan hatinya.
Untuk ia yang
hatinya lembut.
Barakallah..
* * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * *
Ah, kalau dipikir pikir, apa yang pernah saya lakukan
untuk adik saya? T_T
Semoga Allah mengampuni.
Semoga Allah mengampuni.
Kamar, 1 Agustus 2012
No comments:
Post a Comment