Kisah ini tentang
cuplikan pengalaman saya berkunjung dan berkenalan dengan adik-adik di SLB
(Sekolah Luar Biasa) Bina Kasih Ciwastra.
Salah satu kegiatan
sosial dalam rangkaian acara Ramadhan Festival KRIMA 1433 H adalah buka bersama
anak-anak sanlat dengan teman-teman dari SLB Bina Kasih. Karena izin Allah
(entah saya tumbal atau bagaimana hehe) saya diminta jadi MC.
Apa??
Saya sadar diri
bahwa saya belum kompeten jadi MC semacam itu, apalagi membawakan acara dengan
anak-anak dari SLB yang bahkan saya belum pernah berinteraksi. Tentu berkecamuk
dalam hati dan pikiran saya, bagaimana saya harus membawakan acara? Jujur saya takut,
takut menyinggung dan sebagainya.
Tapi oke, saya harus
ikut survey ke sekolahnya dulu sebelum hari H nanti (tanggal 5 Agustus 2012).
Paling tidak, tahu medan perang.
24 Juli 2012.
Ini yang saya syukuri, rencana Allah memang indah. Kali pertama survey sekolah tutup dan kami semua pulang. Kali kedua survey, alhamdulillah sekolah ada kegiatan, pesantren kilat juga dalam 1 kelas besar.
Ini yang saya syukuri, rencana Allah memang indah. Kali pertama survey sekolah tutup dan kami semua pulang. Kali kedua survey, alhamdulillah sekolah ada kegiatan, pesantren kilat juga dalam 1 kelas besar.
Bangunan itu
terletak di tikungan jalan. Ukurannya kecil, tak seberapa luas kalau disebut
sekolah. Tampaknya tiap sudut ruangan dipergunakan secara maksimal untuk
kelas-kelas, kantor, serta kamar mandi.
Rombongan kami diterima di bagian kantor, setelah berbincang beberapa saat,
alhamdulillah kami diijinkan melihat langsung (bahkan terlibat) di dalam kelas
mereka.
SLB Bina Kasih
menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus. SLB BC istilahnya, untuk
menangani anak Tuna Rungu (tidak bisa dengar) dan anak Tuna Grahita.
Cess!
Saya tak tahu rasa
apa yang menjalar. Kebanyakan dari mereka, psikologis nya memang lebih rendah
dari usianya. Kalau kata pak gurunya, IQ nya rendah di bawah orang normal. Yang
membuat saya tidak habis pikir juga, ada yang berusia 40 tahunan, dan masih belajar
bersama disana, karena kecerdasannya rendah dan usia mentalnya yang masih
kecil.
Tapi jangan salah, banyak hal yang mereka bisa lakukan juga. Angklung, pantomim, bacaan shalat, hapalan surat, menari, baca puisi, dan hal-hal lainnya.
Yak, salah satu
teman saya yang paling heboh bahkan keluar ruangan kelas, menangis dan butuh
waktu lama untuk kembali ke dalam. Touching
Mengikis itu semua
saya hanya berusaha mengajak main salah satu anak yang sedang asik menggambar.
Saya sih SKSD aja, emang seneng ngegodain anak kecil hehe. Kebanyakan dari
mereka sifatnya malu-malu, memang kitanya yang harus aktif mendekati. Tapi
mereka senang dapat banyak kunjungan.
Kami akhirkan,
setelah sebelumnya melihat latihan performance mereka
dengan angklung dan lagu-lagunya. Kamipun berbincang dengan salah satu Ibu
pembinanya. Dari situ saya tahu bahwa
SLB ini memang diperuntukkan untuk kalangan menengah ke bawah. Rata-rata
orangtua murid tidak bayar iuran, hanya infaq, itupun seadanya. Dana
operasional sekolah hanya dari BOS. Gaji guru pun kebanyakan memang pakai keikhlasan saja. Ya itu yah, kalo sudah sayang dibungkus
ikhlas, rasanya upah bukan yang utama.
* * * *
5 Agustus 2012
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, sejujurnya agak hectic karena banyak yang miss dari persiapan acara, tapi alhamdulillah lancar, walau para MC sangat garing (-_-) hehe. Partner saya tiba-tiba batal, shock saya kalo harus sendirian. tapi ga apa apa, alhamdulillah ada yang mau nemenin, makasih banget dah!
Sambil jadi MC saya ngobrol dengan salah satu alumni SLB yang sekarang berkuliah, tingkat 3. Sosoknya terlihat normal, tapi memang ada sesuatu yang membuat beliau harus bersekolah di SLB. Yang dihadapi beliau ini, motorik nya bermasalah dan dulu katanya sangat susah berhitung, tapi kalau hapalan bisa. Beliau sayang sekali sama adik-adiknya di SLB. Ada pesan, katanya bagus ada acara seperti ini, dan remaja remaja nya aktif, harus dipertahankan jangan sampai berhenti! Insyaallah kang!
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, sejujurnya agak hectic karena banyak yang miss dari persiapan acara, tapi alhamdulillah lancar, walau para MC sangat garing (-_-) hehe. Partner saya tiba-tiba batal, shock saya kalo harus sendirian. tapi ga apa apa, alhamdulillah ada yang mau nemenin, makasih banget dah!
Sambil jadi MC saya ngobrol dengan salah satu alumni SLB yang sekarang berkuliah, tingkat 3. Sosoknya terlihat normal, tapi memang ada sesuatu yang membuat beliau harus bersekolah di SLB. Yang dihadapi beliau ini, motorik nya bermasalah dan dulu katanya sangat susah berhitung, tapi kalau hapalan bisa. Beliau sayang sekali sama adik-adiknya di SLB. Ada pesan, katanya bagus ada acara seperti ini, dan remaja remaja nya aktif, harus dipertahankan jangan sampai berhenti! Insyaallah kang!
Terimakasih
inspirasinya :)
kita kadang merasa bahwa masalah kita adalah yang
paling berat, paling membebani pikiran. padahal, setidaknya kita harus
bersyukur karena punya usia mental yang sesuai dengan usia fisik kita saat ini.
suasana latihan di sekolah SLB Bina kasih. yang jaket merah botak di belakang bukan ya, dia anak KRIMA hehe (Sudrajat, 2012) |
No comments:
Post a Comment