Tuesday, November 16, 2021

INSIGHT MBA - PERCAYA, Miliki Target dan Percayai Prosesnya

Marketing VS Selling

Marketing : Output nya Kolam, Personal Branding

Selling : Outputnya Closing

Bangga dan Berdaya : No Selling, Dying (DEP)


Allah memberikan pada kita 3 poin yang tak terpisahkan. 

1. Peranan

2. Tugas

3. Sumber daya

Ketika kita punya peranan, kita punya tugas, dan tugas kita membutuhkan sumber daya yang sudah Allah titipkan pada kita untuk dimaksimalkan. Terkadang setelah jauh memutar mencari, ternyata sumberdayanya ya adalah diri kita sendiri, atau dari lingkungan sekitar kita. Sejauh mana kita bisa menggali, menemukan dan memaksimalkannya


5 Levels of Leadership (Maxwell)



1. Position (rights) - Orang mengikuti kita karena mereka "HARUS"

2. Permission (relationships) - Orang mengikuti kita karena mereka "MAU"

3. Production (results) - Orang mengikuti kita karena apa yang kamu lakukan untuk organisasi

4. People Development (reproduction) - Orang mengikuti kita karena apa yang kita lakukan untuk mereka

5. Pinnacle (respect) - Orang mengikuti kita  karena siapa diri kita dan apa yang kita tampilkan


PAHAMI HAL ESSENSIAL DALAM HIDUP

Tantangan setiap jaman berbeda, dan sebagai orangtua kita tak bisa menutup mata atas itu semua. Pahami perkembangan jaman yang ada, bekali diri dan anak-anak dengan hal-hal esensial sorang hamba, seorang manusia. 

Nikmati proses gagal dan berhasil. Gagal bukan diri tak berarti, berhasil bukan berarti mulia


MILIKI TARGET

NIKMATI PROSESNYA


Cepat atau lambat bukan ukuran kita

Yakinlah waktu yang tepat adalah kondisi terbaik



INSIGHT


Alhamdulillah bersyukur banget bisa dapat sharing bermanfaat dari teh ririn dan dari teman-teman EPC lainnya. Jadi merefleksi kembali tentang bagaimana posisi diri ini menjalankan amanah sebagai leader tim. Terkadang kita merasa pernah ada di posisi yang prima, namun itu bukan kemuliaan. Sama halnya saat kita sedang dalam kondisi yang kurang baik itupun bukan suatu hal yang tak berarti. Jalani dan nikmati prosesnya dengan perlu tetap mengacu pada tujuan.

Belajar dari teman-teman yang lain bahwa memang terkadang kita dihadapkan pada kondisi yang tidak terduga dan perlu terus menyesuaikan diri. Entah kita sedang berada di atas, di tengah, atau bahkan di bawah sekalipun, ketika kita berani mengungkapkannya dan berbagi rasa, ternyata bisa menghangatkan sudut hati saudara-saudara kita.

Tetap lakukan amanahmu dengan benar.


Semoga Allah memberkahi segala proses bertumbuh kita dan saudara-saudara kita semua.


Kanazawa, 16 November 2021

Pukul 03.33 Dini Hari



Monday, November 15, 2021

Insight Nonton Drakor : Bukan Kebanyakan Drama atau DramaQueen, Kayanya Hidupku Kurang Drama (Jadi Butuh #eh)



BIsmillah
안녕하세요
annyeonghaseyo!


Pastinya takjub kaan wanita semacam aku nyapa pake bahasa korea, haha
Tenang aku cuma searching di google dan copas aja kok hihi.

Padahal saat ini aku udah hari ke 20 berada di Jepang tapi belum mengalirkan rasa mengenai itu ya disini. Gapapa deh ya satu persatu. 20 hari disini cukup jadi hari-hari yang "sibuk" buat aku pribadi. Next post kapan kapan aku cerita deh yaa <3


Sebelum ini aku bukan seseorang yang addict sama hal tertentu. Disaat orang-orang jadi fans berat perjepangan (anime, dorama, manga dan sebagainya) aku biasa aja. Disaat jadi emak-emak dan pada doyan nonton drakor sampe hapal orang-orangnya, aku juga biasa aja. Bukan karena apa-apa sih, aku cuma mengkhawatirkan diriku yang kalau udah nonton sesuatu dan suka, pasti ditonton sampe habis. kebayang kan kalau belasan episode drakor bakalan aku tongkrongin? Cucian, masakan, anak, grup reseller, dll udah pasti dilalaikan. Jadi ini karena tau kapasitas diri aja yang belum bisa memanage nya.


Jujur awalnya sempet penasaran sendiri, kok ada ya yang bisa maraton, ngikutin, bahkan hapal sama semua jalan cerita drakor. Sampai akhirnya mulai tau rekomendasi drakor bagus yang genrenya kusuka, langsung ku tonton marathon hihi

Prestasi Nonton Drakor selama jadi emak-emak 7 tahun:

1. Birthcare Center

2. Squid Game

3. Hometown Cha-cha-cha

keren kann, ini keluar dari zona nyamanku, berani nonton aja meskipun masih tetep ada guilty feeling karena nonton nya marathon wkwk.


Manteman Pernah denger istilah DramaQueen/ "Hidup Lo Kebanyakan Drama",  ngga sih?

Hal itu pernah aku denger dan aku jadi bener-bener waspada supaya aku ngga menjadikan hidupku lebay atau kudramatisir. Aku tipe yang berusaha datar lempeng lurus apapun kejadian yang kualami. Aku ngga mau dilihat orang sebagai orang yang lemah karena "hal" kecil doang. Satu sisi kuanggap itu hal positif, tapi disisi lain, rasanya kok aku malah "mematikan" saraf "rasa"ku sendiri ya?

Jadi disini aku jadi paham, bahwa sebuah nasihat itu mungkin ngga selalu cocok untuk semua orang. Dan tanpa sadar kadang kita ngga tahu apakah nasihat itu beneran cocok buat kita atau enggak, tapi tetep kita dengerin bahkan praktekin. 

Kadang aku ngerasa "nonton" itu adalah sebuah "kesenangan" yang mengganggu produktivitas, bahkan membuang waktu. Padahal ya aku suka, karena banyak hikmah yang didapat langsung secara multimedia. Kebayang kan dengan mindset semacam itu, nonton drakor bukan jadi opsi ku saat ini.

Tapii, di titik ini aku jadi sadar, bahwa, aku yang "garing" ini ya sebetulnya butuh hal-hal semacam itu.
sesuatu yang bisa "menghidupkan rasa kemanusiaan". Inget banget jaman SMP masih suka baca novel teenlit percintaan, persahabatan. tapi semenjak agak gedean dikit, ko rasanya hal semacam itu jadi ngga kulirik.

Ya ngga salah juga sih, namanya perjalanan hidup ya.
toh dari sini aku juga bisa belajar.

Aku justru ngerasa ko cara ku menghadapi hidupku berasa kurang drama yaaa, 
bukan, aku bukan berharap ditambah ujian sama Allah. Aku cuma sadar kalau aku butuh lebih "hidup" dalam merespon setiap kejadian dalam hidup, lebih "pake hati" merespon manusia yang lain. Harapannya dengan ngeluangin waktu buat nonton hal semacam ini bikin diriku ngga kaku-kaku amat kaya tembok ya hihi.


BELAJAR BISA DARI MANAPUN

Kalau dipikir belajar enak dari buku, emang bener. Tapi ada hal-hal lain yang emang ngga secara instan kamu dapatkan sekedar dari buku. Jadi ya buku itu penting, tapi belajar melalui film juga boleh aja. 

Contoh kecil di film Birthcare Center, aku jadi lebih paham sebetulnya hal-hal yang pernah kualami semasa jadi ibu muda itu sesuatu yang lumrah terjadi, aku juga jadi tahu bahwa ada segudang permasalahan lainnya yang aku belum tahu, aku juga jadi tahu bagaimana contoh ideal / hal baiknya.

Atau di film Hometown cha-cha-cha aku jadi belajar gimana sih hubungan 2 orang yang stranger itu bisa sampai jadi sebuah pernikahan (btw kan aku taaruf soalnya proses nikahnya meskipun udah kenal hihi), gimana "pacaran" itu (jadi inspirasi buat pacaran halal setelah nikah kaan haha), atau gimana rekatnya persahabatan, dan masih banyak lagi lainnya.

Yang sebelum nonton itu, karena aku orangnya lempeng, ngga terlalu aku ambil pusing.
Ya intinya jadi terisnpirasi lah yaa

Dalam kehidupan nyata kan ngga semua orang punya akses untuk melihat/ mempelajari berbagai jenis hubungan antar-manusia ya. Kadang contohnya hanya kita lihat dari orangtua atau keluarga aja, tapi kita "kurang jauh mainnya" jadi ngga banyak referensi. Menurutku itu salah satu perwujudan dari iqra sih, bukan sekedar baca  buku aja kan ya, tapi baca kondisi sekitar. Dan lagi pandemi gini kan kadang terbatas ya, jadi manfaatin video atau film inspiratif hihi.


Jadii

Disini aku cuma mau bilang bahwa selama itu bermanfaat buat kita dan kita yakin, ya jalani aja.
Penting untuk tahu batasannya, jangan berlebihan tapi juga ngga perlu terlalu ketat.

Tugas kita menghimpun hikmah yang berserakan

Tujuan akhirnya ya tahu sendiri kan, supaya kita jadi manusia yang lebih baik, yang bisa jalanin amanah dari Allah dengan sebaik-baiknya.
Udah dulu ah, mau nulis yang lain lagi hihi, dadah!



Selasa, 16 November 2021

00.24 

Cihuy bisa begadang!