Wednesday, April 25, 2012

Panduan Berkemah :)



 
Berkemah adalah sarana penting dan efektif dalam amal thullaby (pemuda) dimana para mahasiswa berkumpul cukup lama di suatu tempat. Tidak seperti sarana yang lain, berkemah cukup besar andilnya dalam membina hubungan sosial dan budaya diantara para mahasiswa.

KEISTIMEWAAN
1.   Disukai
2.   Sarana efektif untuk ta'aruf
Adanya interaksi yang cukup lama secara langsung di antara peserta --> proses perkenalan lebih efektif. Antar semua pihak. Panitia pun lebih mudah mengenal peserta (akhlak, karakter dan pemikiran, dll)
3.    Melatih disiplin terhadap waktu
Program hariannya seharusnya bisa diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari (waktu-waktunya diefektifkan)
4.    Memperkuat dan menambah kesegaran fisik
Kegiatan olah raganya --> meningkatkan kemampuan fisik, pembiasaan hidup sehat
 5.   Memperbaiki pemikiran & bisa mengarahkan pada akhlak mulia dan keteladanan yang tinggi (dengan kegiatan tsaqofahnya)
6.  Wadah mengenal potensi dan kemampuan, melatih dan mengembangkannya.
7.  Membiasakan hidup mandiri

JENIS JENIS
1.       Dengan tujuan khusus (olahraga, kepanduan)
2.       Dengan beragam tujuan (tsaqofiyah, refreshing, pelatihan, dll)

PERSIAPAN DAN PENYELENGGARAAN
Waktu sebelum pelaksanaan adalah waktu yang berharga. Semakin baik persiapannya, semakin besar keberhasilan yang mungkin di raih, semakin banyak tujuan yang dapat tercapai
Beberapa hal yang penting dilakukan panitia:
1. Menentukan sasaran
Sasarannya mengacu pada sasaran amal thullaby
·Melihat potensi dan bakat peserta, mengembangkan dan memfungsikannya
·Bertambahnya tingkat sisi ruhiyah dan ibadah
·Latihan fisik dan kekuatan
·Peningkatan tsaqofah, tukar pendapat dan penyebaran fikrah
·Ta'aruf dan keakraban
·Melatih untuk dapat beramal dan meningkatkan kemampuannya.
2. Menentukan waktu pelaksanaan
·Antara awal persiapan dengan pelaksanaan harus ada waktu yang cukup, sehingga bisa berjalan baik.
·Undangan untuk peserta bisa lebih awal agar dapat mempersiapkan diri (karena setiap orang mungkin punya prioritas berbeda di waktu yang sama tho?)
·Dilaksanakan di waktu yang tepat (berikhtiar mencari waktu sebaik-baiknya.)
3. Menentukan tempat
·Udara dan suasana yang kondusif, segar, tenang
·Diusahakan luas
·Dekat dengan berbagai fasilitas
4. Mempersiapkan lokasi
·Lokasi tidur dan keperluannya
·Tempat untuk masak
·MCK memadai (ada air, terpisah ikhwan akhwat, ada alat kebersihan)
·Tempat yang sesuai untuk acara bersama, dengan logistik yang mungkin diperlukan (whiteboard, spidol, alat peraga, kertas dll)
·Tempat shalat
·Tempat olah raga dan segala keperluannya
5. Mengundang dan mengajak mahasiswa
Mengundang dalam rentang waktu yang pas, memberitahukan dan memahamkan sasaran dan tujuan acara
6. Memilih pengisi acara
·Sesuai jadwal yang ditetapkan
·Menyiapkan cadangan bila yang satu berhalangan
·Menguasai tema dan mampu memberi pengaruh pada pendengar (berkesan)

BEBERAPA GAMBARAN ACARA
1.    Acara dimulai setelah subuh, memperhatikan waktu shalat, waktu rileks, acara bebas
2.    Menempel jadwal agar mudah dilihat peserta. Bila ada perubahan, diumumkan.
3.    Jadwal acara harus ditepati. Meskipun boleh diganti sesuai kondisi
4.    Acara olah raga dilakukan pagi hari sesudah matahari terbit, disesuaikan dengan peserta dan tujuan.
5.    Pemberian materi (ceramah) sebaiknya pagi hari, sebaiknya jangan diadakan setelah makan siang/makan malam/olah raga (tergantung)
6.    Peserta terlibat dalam menyiapkan makanan dan menjaga kebersihan. Adanya pembagian pekerjaan agar terbiasa dengan amal jama'i (bersama-sama)
7.    Jika ada kunjungan ke suatu tempat, dipersiapkan minimal sehari sebelumnya
8.    Acara-acara harus bervariasi sepanjang hari. Misal: 1 hari melatih kemahiran tertentu, hari lain keterampilan yang lain.
9.    Harus ada penanggung jawab yang mengurusi hal-hal penting dan menerima masukan, pengaduan, dan berkoordinasi dengan ketua-ketua seksi, serta mengubah acara.
Pelaksana bertugas menjalankan acara dan langkah-langkah teknis
10.  Jaga interaksi agar terbina hubungan yang baik selama acara maupun setelahnya.

EVALUASI
1.    Minta pendapat peserta (feedback) terhadap seluruh acara. Menganalisa kekurangan dan upaya perbaikannya serta menyampaikan pada peserta hasil-hasil evaluasi tersebut
2.    Mengevaluasi kinerja panitia (ketua, pelaksana lapangan) sesuai evaluasi peserta dan berdasarkan rencana, apakah tujuan tercapai atau belum.

Diketik ulang dengan beberapa perubahan seperlunya (tanpa mengubah makna).
Sumber:
Thahan, M.M. 2002. Risalah Pergerakan Pemuda Islam. Penerbit VISI. Jakarta.

*Berkemah (Mukhoyyam)
image source : http://tendakemping.com/tag/peralatan-camping/

Thursday, April 19, 2012

Belajar dari Shaf Shalat yang Bolong



Bismillahirrahmaanirrahiim..

Ahad, 15 April 2012
Dhuhur itu, tidak seperti biasanya, saya membantu mbak Rini dan bu Idar (karyawan salman-red) merapatkan shaf shalat. Hal itu jarang saya bisa lakukan (padahal harusnya anak asrama bisa), karena aktivitas semacam ini tidak mudah bagi saya. Walaupun pernah tahu bahwa shaf shalat harus rapat, saya masih segan untuk mengingatkan orang yang akan shalat. Pasti saat itu saya hanya dapat melakukannya dengan isyarat tangan dengan suara yang lebih kecil. Berusaha tidak menyinggung siapapun terutama jama'ah yang sudah lebih tua.

Shalat berjamaah akan dimulai, saya pun bergegas mencari tempat untuk saya shalat. Ternyata di shaf yang mau saya tempati, sudah penuh. Saya harus bikin shaf baru di depan. Grasak grusuk, saya dan beberapa jamaah lainnya membuat shaf baru sambil memakai mukena. Karena saat itu saya udah siap, saya langsung takbiratul ikhram dan mulai shalat mendahului yang lain.

Ibu-ibu di sebelah saya menyusul, namun menyisakan satu lubang kosong di shaf kami. Saat mulai shalat, beliau agak kurang merapat, sehingga antara saya dan ibu tersebut ada jarak yang cukup besar, yang bila saya coba bergeser, hanya akan memindahkan lubangnya ke sisi lainnya. Saat itu kami lagi shalat, dalam posisi yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Padahal tadi di awal saya yang menyuruh jamaah untuk merapatkan shaf, tapi ternyata shaf saya yang berlubang, persis di sebelah saya!

Semoga shalat saya tetap diterima, karena saya memikirkan hal ini ketika shalat. Separuh berharap ibu tersebut akan bergeser atau akan ada orang lain yang mengisinya. Tapi sekali lagi, saat itu saya dalam kondisi shalat dan tidak tahu harus berbuat apa.
Mungkin ilustrasinya begini:

"Help. Ayolah ada yang datang dan ngisi shaf ini. Ayo pahami bahwa kami ingin shaf yang rapat.."

Oh ya kalo bisa telepati itu mungkin. Tapi toh saya kan ngga bisa.
Sampe beberapa rakaat, beberapa orang yang mau shalat, ngga mengambil tempat di sebelah saya. T_T

Terus saya jadi mulai mikir bahwa itulah salah satu alasan mengapa seharusnya setiap muslim memahami dan menjalankan agamanya, (kalau dalam hal ini keutamaan dari shaf yang rapat).
Bahwa dalam filosofi shalat berjamaah yang saya rasakan, pada dasarnya makmum harus 'kompak' saling memahami. Kalau hanya beberapa saja yang paham, jadi seperti istilah bertepuk sebelah tangan. Dan ini berlaku tidak hanya di waktu shalat, tapi kapanpun. 
Bahwa semua muslim memang harus paham dirinya sebagai muslim yang akan melengkapi yang lainnya seperti sebuah bangunan yang kokoh.
Bahwa seorang penyampai (dalam kasus ini saya yang meminta orang untuk merapatkan shafnya), memang hanya bisa menyampaikan, karena yang mengatur semuanya juga Allah.


Yang rapat ya shafnya!
Foot to Foot, Shoulder to Shoulder! :D

"Barang siapa menutup shaf, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya satu kali dan akan membangunkan sebuah istana untuknya di Surga." (HR. Nasa'i & Huzaimah)


PS: Salah saya juga karena mulai shalat duluan, tanpa bersama-sama mengondisikan kerapihan dengan jamaah di sebelah saya. Alhamdulillah pada akhirnya ada juga yang mengisi tempat di sebelah saya, saat itu juga saya langsung lega.
Setelah shalat beres saya baru sadar ternyata dia temen satu asrama saya, Ami! Hehe Makasi ya! :)


Kamis, 19 April 2012
00:54

image source: internet (punten web nya tidak tercatat)

Sunday, April 15, 2012

Bapak Asrama Sepanjang Masa


Saya bersyukur setiap pekannya  --paling tidak--, mendapat sentilan inspirasi bergizi dari Mas Agung (begitu kami biasa memanggilnya) yang senantiasa istiqamah mengiringi setiap usrah asrama kami setiap sabtu pagi ba'da subuh.
Saya tidak tahu berapa tepatnya usia beliau, mungkin sekitar 50 tahunan, dengan beberapa helai rambutnya yang  kombinasi putih-abu. Seorang yang juga dosen di Teknik Sipil ITB yang dengan manisnya sering diiringi oleh istrinya, Bu Yani. Ibu  dokter cantik yang tidak kalah ramah dan bersahajanya :)

Di bawah ini, beberapa kalimat-kalimat sakti beliau yang rasanya tidak mungkin saya lupakan:
  1. Cepat lulus cepat menikah
  2. Selamat berjuang
  3. Temukan dirimu, temukan Allah
  4. Be proactive
  5. Dan beberapa lainnya.

Tanpa kenal menyerah beliau selalu memotivasi kami dengan cara-cara yang tidak biasa. Kalau boleh saya pinjam istilah dari Deka Kurniawan tentang bagaimana ia menggambarkan sosok seorang Anis matta, Mas agung itu seperti ini:
"Lelaki akhirat, yang kekentalan tashawur ukhrawi nya tercermin pada gelora jihad.  Seorang yang juga berjiwa pahlawan, atau seorang yang hidup dan berkarya bukan untuk dirinya sendiri."

Senantiasa berupaya membuat kami lebih aktif dalam diskusi, memiliki gaya biacara yang sangat ahsan dengan sebaik-baiknya penjelasan agar kami semua memahami.
Beliau selalu mengupayakan keseimbangan antara prestasi dunia kemudian membalutnya lagi dalam nuansa akhirat.
Rasanya beliau sudah sangat dekat dengan Allah, enak ya?

Ngga kerasa masa waktu di asrama tinggal kurang dari 3 bulan lagi.
Usrah dengan mas agung lah yang membuat saya ingin masuk asrama salman di awalnya, dan usrah dengan mas agung juga lah yang tidak mungkin saya lupakan hingga keluar nanti.


Barakallah Mas Agung dan Keluarga! :)

---------------------------------------------
Penyebutan panggilan mas agung karena ada semacam kultur  sejak dulu disini, bahwa seberapapun usiamu, pengurus dan pengurus lainnya memang saling memanggil mas. Walaupun bukan dari Jawa juga. hehe

15 April 2012
00:01
kamar 406

Tuesday, April 10, 2012

Membangun kepemimpinan di sekolah (sebuah resume)


Dari hal sederhana, tapi luar biasa :)

Bicara kepemimpinan (leadership), bukan sesuatu yang didapat serta merta tiba-tiba. Dibutuhkan suatu proses panjang yang dibentuk dan diupayakan sejak kecil.
Beberapa pertanyaan yang sering terungkap adalah seperti ini:
Apakah pemimpin itu dilahirkan, atau dibentuk?
Jawabannya:
Tentu saja semua pemimpin dilahirkan, oleh ibu kita hehe
Maksudnya begini, kalau kita ingat lagi, sebetulnya manusia memang dilahirkan untuk menjadi khalifah di muka bumi, which means, kita  memang diminta untuk menjadi pemimpin.

Sesuatu yang diwajibkan tentu akan dimudahkan. Analoginya sama seperti ini, ketika diwajibkan shalat, kita benar-benar dimudahkan dalam pelaksanaannya. Kalau ngga bisa berdiri ya duduk, kalo ngga bisa duduk ya tidur, kalo ngga bisa juga, dengan isyarat mata (kedipan) pun diperbolehkan. Kalo sampe berkedip pun kita ngga bisa, saatnya dishalatkan..
Contoh analogi lain, kita wajib menghirup oksigen --> kalo ngga, bisa mati karena kebutuhan respirasi kita tidak terpenuhi.
Maka, Allah memudahkan kita untuk mendapat oksigen secara gratis, bahkan kita ngga ada istilah lupa minta oksigen sama Allah, karena udah pasti dapet. Perkara oksigen semakin sedikit, itu mah salah manusia.

Jadi pada dasarnya kita sudah diberi bakat sejak kelahiran kita, yang membedakan adalah lingkungan. Pembentuknya, keluarga, dan juga sekolah.

Kalau sekarang kita dalam masa sekolah, bisa hitung sudah berapa tahun kita berada di bangku sekolah? Kalu dihitung hitung dari TK-SMA, mungkin sekitar 14 tahun ya? Lama juga ya?
Kalau disuruh mengingat ngingat, apa pendidikan yang sekolah berikan padamu? Pelajaran akademis-kah? Sejauh mana berdampak  pada dirimu?

PENDIDIKAN BERKARAKTER
Pendidikan berkarakter mulai dicanangkan oleh pemerintah, karena memang mulai dirasakan penting. Tapi gimana aplikasinya ya? Apakah nantinya akan ada tambahan mata pelajaran baru "Pendidikan Berkarakter"? Dengan tambahan jam, guru dalam kelas? Apa yang kira-kira mau diajarkan? Apa bedanya dengan mata pelajaran agama, atau Kewarganegaraan?
Idealnya, selain memberi ilmu, guru juga mendidik. Bukan hanya berfokus pada "LULUS UAN". Mari kita apresiasi guru-guru teladan yang mendidik kita dengan baik :)
Dan tentang ekstrakurikuler, itu wadah yang paling pas buat mengaplikasikan ilmu-ilmu kehidupan. Karena kehidupan setelah selesai masa sekolah formal kita, itu keras, bung :) hehe

BUKAN LAGI UPACARA 17-an
Kalau 17 Agustus, apa yang pada umumnya sekolah sekolah lakukan? Rasanya dari mulai TK hingga SMA, semua melakukan upacara bendera. Sebetulnya itu membentuk budaya 'mau disuruh suruh, mau patuh'. Malah ada yang pernah bilang, "kamu tuh disekolahin supaya gampang diatur!"
Nah ngaco ngga tuh?
Makanya kalo lihat pemimpin-pemimpin hebat, dulunya biasanya mereka bandel (menurut pendapat kebanyakan orang). Padahal yang bandel-bandel calon pemimpin hebat tuh!
Hehe.

Ada salah satu budaya menarik yang dibiasakan oleh suatu sekolah. Jadi sekolah itu ketika Hari kemerdekaan RI 17 Agustus menghormati jasa para pahlawan dengan cara yang berbeda. Mereka biasa menjadikan dirinya sebagai  pahlawan itu sendiri dengan cara berjalan jauh dengan perbekalan yang juga sedikit. Guru-gurunya akan berkata : "Begini nih analogi pahlawan kita dulu, bahkan dulu lebih berat." Nah dari situ akan terlihat mana anak-anak yang memang semangat dan tidak berkeluh kesah serta anak-anak yang manja istilahnya. "Pak, nanti kalo ada ojeg, boleh naik ojeg ngga?" hehe

DI JERMAN
Di jerman itu ngga ada bimbel calistung. Mereka disibukkan dengan kegiatan melukis, dan berekspresi. Nanti pun mereka menghadapi "UAN" atau ujiannya. Keseluruhan fokus sekolah tidak ditujukan kesana, tapi memang dipersiapkan. Rasanya UAN bukan fokus utama.

Bagaimana menanamkan konsep kepemimpinan dari tali sepatu?
Seorang anak tali sepatu nya selalu terlepas. Guru teladan ini kemudian membantu anak ini dengan mengikatkan kedua nya. Keesokan harinya terjadi lagi, dan guru ini masih membantunya. Namun selanjutnya, ketika tali sepatunya lepas lagi, sang guru hanya mengikat sebelah sepatunya saja, dan membiarkan sebelahnya lagi dilakukan oleh anak tersebut. Dan kau tahu? Keesokan harinya, sang anak dengan bangga berteriak, "Pak Guru, Kedua sepatuku sudah kuikat  sendiri dengan benar !"
Yah, sesederhana itu.. :)

Sisanya keasikan ngedengerin, hehe
sedikit ada tambahan yang berupa opini :)

Resume dari radio MQ FM 102,7 di pagi hari
10 April 2012
:)

Saturday, April 7, 2012

mendidik anak #quotes

"Mendidik anak itu cuma sekali.
Dan ngga bisa diulang."

salah satu inspirasi pagi ini dari rangkaian kegiatan usroh asrama
Begitu kata ibu Elin (salah satu wali).

Kalo salah didik, misal sampe anak 20 tahun bengal, yaudah, ya kita ngga bisa mengulangnya.
ngga bisa kita balikin dia jadi bayi lagi.

harus 'berpengalaman' sebelum dituntut menjadi seorang yang pengalaman di saat itu tiba.
sedikit membuat takut ya? tapi mudah-mudahan jadi motivasi.
tinggal gimana persiapannya.

*alhamdulillah inget materi dari kelas biologi perilaku kemarin,
kalo anak manusia sama kaya anak burung kenari, bisa belajar terus menerus.
karena ada burung lain (sparrow apa ya namanya, lupa) yang hanya belajar pada masa kritis.
Kalo itu udah lewat, udah susah.

btw, pada dasarnya masa kritis di manusia juga ada sih ya.

sok atuh belajar lagi :)

Friday, April 6, 2012

Belajar pengelolaan SDM dikit-dikit (part 1)

Pakar perilaku organisasi mengemukakan bahwa
"the greatest assets of the company are the people."
Maka dari itu sumber daya manusia harus dikelola terlebih dulu secara efektif dan efisien. Dan karena alasan itulah, kita ada disini :)

Ketika kita bicara tentang pengelolaan SDM, tiga hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu: input, process dan output.
Input kita jelas, dengan segala recruitment yang kita lakukan pada teman-teman kita mahasiswa. Nah, yang jadi PR besar adalah, bagaimana mengolah proses di dalamnya, sehingga menghasilkan output yang baik seperti yang kita harapkan bersama. Karena apalah gunanya ketika kita hanya berusaha menarik sebanyak-banyak orang namun kita lupa akan proses dan outputnya.

Sebetulnya output apa sih yang kita harapkan?
Kita semua menginginkan proses tersebut menghasilkan orang-orang yang berkomitmen tinggi terhadap islam. Mencintai islam sebagai jalan hidupnya, minimal berafiliasi tinggi terhadap islam ketika nantinya sudah tidak berada di lingkungan kampus lagi.

Dalam sudut pandang pengembangan SDM, salah satu peran penting dari suatu organisasi adalah menjadi sarana pengembangan diri dan aktualisasi potensi dari anggota-anggotanya.
Pengelolaan SDM menjadi hal yang penting dengan tujuan:
  1. Pengembangan diri dan aktualisasi potensi individual
  2. Meningkatkan kinerja organisasi dalam pencapaian tujuannya.

Biasanya, pengelolaan SDM dilakukan oleh dept/biro/divisi PSDM dan Pembinaan (jadi ada 2 unit khusus yang saling terintegrasi). PSDM lebih menitikberatkan pada pembinaan dan pengembangan profesionalitas individu dan lembaga, sedangkan Pembinaan lebih menitikberatkan pada pembinaan kepahaman ke-islaman para aktivis.
Dua hal yang cukup penting dalam sebuah organisasi. Sering juga digabung menjadi departemen Kaderisasi, yang didalamnya terdapat 2  fungsi tersebut.

Menurut Werhter & Davis (1996), aktivitas pengelolaan SDM meliputi:
  1. Perencanaan pengelolaan SDM (HR Planning)
  2. Rekrutment SDM (Recruitment)
  1. Penempatan SDM (selection and placement)
  1. Orientasi SDM (orientation)
  1. Penilaian kinerja SDM (performance appraissal)
  2. Pelatihan pengembangan SDM (training and development)
  3. Perencanaan Karir (career planning)
  1. Pemberian kompensasi dan perlindungan terhadap SDM (compentation and protection)
  1. Pembinaan dan penilaian hubungan antar SDM (employee relations and assasment)
Namun yang harus diingat juga bahwa dalam organisasi keislaman, bukan hanya sisi profesionalitasnya saja, namun juga memiliki kepribadian yang islami.

Contoh Sistem Pengelolaan SDM  pada LDK (dalam hal ini Lembaga Dakwah Fakultas :)
Sistem pengelolaan SDM


Referensi:
Risalah Manajemen Dakwah Kampus, 2004