Monday, October 26, 2015

Pikiran-pikiran Ketika Menjadi Ibu Baru, (1)

Sebelum menikah saya begitu menyukai anak-anak (jadi sekarang engga, gitu? Hehe), maksudnya saya senang sekali berinteraksi dengan anak anak. Biasa ngegodain bocil-bocil waktu kegiatan sanlat RW, merhatiin aneh-anehnya ponakan2 (bukan ngurus hehe), apalagi setelah berkesempatan menjadi guru privat anak anak, dan jadi guru di sebuah sekolah dasar, saya semakin merasa bahwa disanalah diri saya, dunia anak anak, dunia pendidikan, dunia parenting, dll. Saya getol sekali loncat sana sini ikut seminar yang bahasannya anak anak. Bahkan yang pesertanya ibu ibu semua sekalipun saya tidak peduli, karena saya mau dan butuh ilmunya. Mungkin itu juga salah satu pendorong yg memantapkan saya untuk segera menikah. Hehe

Selain itu, sebagai seseorang yang juga seorang anak, saya suka penasaran tentang pola asuh yang saya dapatkan dan mempengaruhi kehidupan saya. Saya berpikir bahwa saya harus BUANYAK BELAJAR BUANGET buat bekel menjadi orangtua nanti.

Saat menjadi guru dan harus berpikir keras untuk di kelas, main bareng sama anak anak, jadi fasilitator nya sejak pukul 7 hingga 2 siang dari senin sampai jumat, saya pikir saya cukup sabar dan membayangkan serunya punya anak sendiri nantinya.

Karena semenjak menikah tinggal bersama mertua, saya jadi merasakan bagaimana hidup 24 jam dengan bocah laki laki. Sebelum ini saya baru mengalami tinggal dengan anak-anak perempuan (keponakan), tapi ya itu pasti beda.

Apa yang saya pikirkan setelah itu?
Saya berpikir apakah saya nanti siap untuk terus membersamai anak sendiri selama 24 jam setiap harinya? Mengurus segala keperluannya? Apakah saya cukup sabar seperti yang dulu  pernah saya pikirkan? Karena ada kalanya saya tak cukup sabar dengan tingkah lakunya. Itu tadi, karena terus bersama, bukan yang hanya sebentar sebentar. Apakah 24 jam setiap harinya berkualitas semua?

Kini anak saya laki-laki, masih 47 hari usianya. Entahlah akan jadi ibu macam apa saya nanti. Apakah sama seperti yang dulu pernah dibayangkan, atau justru jadi jenis orangtua yang dulu pernah saya kritisi karena saya tak setuju dengan perlakuannya ke anaknya?

Contohnya saya tak suka dengan orangtua yang membentak anaknya, atau berbicara negatif pada anaknya, tapi apakah saya bisa jamin nanti saya tidak begitu? Karena pasti akan ada masanya kesabaran kita diuji, mungkin setiap harinya.

Bismillah, solusinya adalah bukan mempertanyakan atau terus menerus khawatir. Istirahat sejenak, rumuskan kembali harapan harapan, tanam benih komitmen, rawat. Sedikit kelalaian paati terjadi, maafkan. Masa depan tak ada yang tahu, hanya bisa berencana yang terbaik dan berharap semoga allah terus membimbing kita menjadi orangtua yang shalih untuk anak anak kita yang shalih.. aamiinn..

#renungan #ibubaru #haidar47hari

Wednesday, October 21, 2015

Saat Pertama

Selalu ada saat "pertama kali" saat kita melakukan sesuatu. Kacamata pertama, kali pertama bertemu, cinta pertama #eh, pertama kali naik pesawat, gaji pertama, pertama kali bisa berjalan, pertama kali siaran radio, pertama kali nyetir sepeda motor, dan masih banyak lagi.

Saat "pertama kali" itu, ada yang melalui nya dengan mulus, ada yang biasa biasa saja, ada pula yang sangat payah, --tentu saja. Entah harus kecebur got saat belajar motor pertama kali, entah bertepuk sebelah tangannya cinta pertama, atau betapa katronya untuk berfoto foto di bandara karena mau pertama kali naik pesawat --bahkan pertama kali ke bandara (curhat? Hehe)

Berita baiknya, itu hanya satu episode saja dalam sebuah film, mungkin hanya 1 adegan atau bahkan hanya dialog tersingkat dari banyak scene film. Sekarang bayangkan bila kita harus mengalami sebuah film utuh, yang kita tak pernah tau jalan ceritanya, sehingga setiap adegannya harus kita jalani entah sampai berapa kali take untuk dapat adegan yang terbaik.

Menjadi Seorang ibu
Tepat 8 september 2015 lalu aku resmi menjadi seorang ibu. Kini tak terasa sudah berjalan 2 bulan lebih.

Ini kali pertamaku (belajar) menjadi seorang ibu.

OOOHH TIDAK MUDAHH !

Sekian.
Bersambung yey, dilema ngeblog sementara banyak cucian belom dijemur hehe

13 November 2105

*prolognya panjang bener*

Thursday, October 15, 2015

Membeli Perlengkapan Bayi untuk Persiapan Melahirkan

Tulisan ini dibuat untuk sharing tentang apa saja yang harus diperhatikan dalam menyambut sang buah hati :) perlengkapan apa yang perlu dibeli, kapan membelinya, dan catatan lainnya. Dibuat sebulan setelah saya melahirkan, karena udah dialami jadi bukan sekedar "list" saja. Jujur, dulu juga saya googling dulu buat dapet info ini, jadi sekarang giliran saya buat berbagi. Semoga bisa bermanfaat ya! Selamat membaca! :D

Kapan waktu yang pas untuk membeli perlengkapan bayi?
Banyak orang bilang, jangan terlalu cepat, pamali, karena kita ngga tau apa yang  akan terjadi. Sabar aja ambil hikmahnya, semakin tua usia kandungan kita, mudah mudahan bisa tau jenis kelamin calon bayi, jadi bisa beli pakaian yang sesuai.

Biasanya orang orang mulai belanja pakaian bayi di usia kehamilan di atas 7 bulan. Saya sendiri baru beli perlengkapan bayi 2 pekan sebelum melahirkan (pas hamil tua, 9 bulan! Wkwkw x) hasil usg dipekirakan bayinya cowok, tapi sempet dibilang cewek juga, finalnya tetep diperkirakan cowok. Walhasil pas belanja cari yang netral.

intinya sih, gak perlu terlalu terburu buru, tapi juga jangan mepet teuing hehe

Apa aja yang perlu dibeli untuk persiapan melahirkan?
Ingat ada 2 hal yang harus diperhatikan untuk Calon Bayi dan untuk Ibu.
1. Untuk Calon Bayi
- popok kain 2 lusin
- Pernel 1 setengah lusin. (Karena sepaket pemakaiannya dengan popok kain)
- perlak (alas anti air) 1 cukup (nahan rubber lebih awet)
- pakaian (kutung, lengan pendek, lengan panjang) masing masing setengah lusin aja
- celana pendek set. Lusin (dipakai kalau mau pakai pampers terus. Kalau pakai popok kain, ga usah, nanti cuma nambah cucian hehe)
- waslap (buat mandi/seka)
- topi (min. 2) buat ganti ganti bisi dicuci ato ilang
- sarung tangan (kuku bayi cepet panjang, nanti ngerowot wajah. Min. 3 krn suka ilang hehe) dan kaos kaki (min 2 pasang)
- gurita (eh aku ga dipake ding)
- handuk
- selimut
- kelambu anti nyamuk
- tempat bedak
- bantal anti peyang
Dan
- kosmetik bayi (min. sabun, shampo, bedak, minyak telon, baby oil, cologne, tisu basah, tisu kering, kapas)

2. Untuk calon ibu
- baju bukaan depan (invest dari lama deh, kepake terus kan selama menyusui)
- bra menyusui (atau pokonya yang nyaman dan menyangga dengan baik)
- kain sinjang
- breast pad (enak yg sekali pakai sih, ga rembes)
- pembalut (pembalut nifas ga perlu banyak, stok yang biasa aja, karena sehari hari selama nifas pake yang biasa aja. Fyi pembalut nifas itu gede banget soalnya hehe)

Dimana belinya?
Di baby shop bisa, tapi enaknya di grosiran perlengkapan bayi, biar murah dong hehe. Di bandung salah satunya di depan ITC.

Berapa budget nya?
Relatif ya. Mo murah bisa, mo yang lebih mahal banget juga bisa. Buat gambaran aja, saya bulan september 2015 budget sekitar 1jt.

* * *
Sekian sharingnya. Kalau ada yang mau ditanyakan, silakan ya. Nanti kalau ada tambahan akan di update :)
Semoga lancar persalinannya, dimudahkan, ibu dan bayi sehat serta berkah.. Semoga bisa menjadi anak dan orangtua yang shalih ya :)

Salam hangat,

Hajah sofyamarwa
15 Oktober 2015

Saturday, October 3, 2015

Pertanyaan Tanpa Akhir : Kapan Kawin? Kapan Punya Anak?

Gambar ini saya lihat dari fanpage facebook jakfm, menarik krn komentarnya macem-macem. Saya sendiri menemukan 3 sudut pandang bagaimana orang akan menginterpretasikan gambar tersebut.

1. Sebuah bentuk kepedulian 
2. Sekedar basa basi 
3. Ikut campur urusan orang lain

Kalau lihat ekspresi di gambar, rasanya mengarah ke poin 3, tapi realitasnya saat ini menurut saya lebih banyak di poin 1 dan 2 .

Gambar itu menegaskan pada kita bahwa hidup ya alurnya begitu. Single, menikah, berkeluarga punya anak, mengurus anak-anak, sampai mati.

Tak perlu buang energi untuk berprasangka buruk pada orang yang bertanya pada kita. Saya sendiri kalau menanyakan hal itu pada orang lain, biasanya hanya untuk sekedar memulai topik (karena saya suka bingung mau ngobrol apa! Beneran hehe) Dan saya sebetulnya berharap akan ada cerita lanjutan (ya, saya senang kalau diceritakan pengalaman hidup) 
Tak perlu resah dengan apa yang orang lain katakan, apapun yang kita lakukan akan bisa jadi bahan omongan, maka tak perlu diambil pusing, yang penting kita yakin dengan apa yang kita jalani.

Postingan lama di hajahsofya.tumblr.com
29 Januari 2015

Btw, setiap manusia punya episodenya sendiri kok :)

Rasa Baru Idul Fitri 1436 H, 2015

Idul Fitri 1436 H, 17 juli 2015.

Menjadi hari raya yang membahagiakan, sekaligus membuat hati rasa teriris.
Alhamdulillah, hari raya kali ini sudah menjadi seorang istri, sekaligus (insyaallah) akan segera menjadi seorang ibu. Ya, kini usia kehamilanku sudah jalan 8 bulan, tak terasa ya?

Aku bahagia, bertambah lah keluargaku. Suami, keluarga inti suami ku, dan keluarga besar suamiku. Interaksiku dengan mereka memberiku banyak pelajaran, dalam diam. Ya, memang begitulah aku, mengamati, mempelajari, kemudian berkontemplasi.

Sekaligus ada rasa aneh dalam hatiku. Ya, menjadi istri dari seorang laki-laki menambah daftar “kewajiban” ku untuk berbakti pada keluarga suamiku. Apa aku tak tahu? Bersyukur aku juga sudah paham dan menerima konsep ini sebelumnya. Hanya saja fase transisi ini membuatku harus lebih berusaha keras belajar untuk itu (tentu saja).

Dan keluarga intiku, ya, akupun merasakan hal “aneh”. Sebagaimanapun keluarga kita, kita memang akan merasa nyaman dengan mereka. Ah. harus kuakui, sebut saja aku begitu sangat kangen dengan mereka. Bukan sekedar kangen, melainkan rasa penyesalan yang besar lantaran merasa belum bisa membahagiakan mereka. 
Ah bukankah salah satu tujuanku menikah adalah untuk menambah rasa baktiku pada keluargaku? Dan bukankah lambat laun akupun merasakan hal itu? Bismillah.. kumohon juga doa darimu.

Pesanku untuk para calon istri,
Optimalkan waktu waktu berharga bersama keluargamu, khususnya orangtuamu. Kau boleh kesal dengan kakakmu, adikmu, orangtuamu, tapi percayalah, PERCAYALAH, mereka adalah keluarga terbaik yang Allah karuniakan kepadamu. Bersyukurlah.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H
Taqabbalallahu minna wa minkum
Mohon maaf lahir dan batin.

*Baru buka tumblr, langsung curcol panjangkalilebarr* hehe

24 juli 2015
Kamar De Marrakesh

*Postingan lama sekali di tumblr hehe hajahsofya.tumblr.com*

Thursday, October 1, 2015

Impian 2015 : Istri dan Ibu yang Shalihah dan Produktif

Belum habis amanah Bab Istri Shalihah, amanah Bab Ibu Shalihah sudah datang.

Anak perempuan - perempuan baligh - istri - ibu
Fase kehidupan yang terdengar singkat, tapi menyimpan berbagai cerita dalam setiap fasenya. Terkandung berbagai hak dan kewajiban yang harus ditunaikan berlandaskan ilmu.

Kata orang, tulislah mimpimu, jangan hanya ada dalam kepalamu. Menulis mimpi membuatnya menjadi lebih nyata, lebih mungkin untuk diwujudkan. Aku jadi ingat salah satu capaian yang pernah kutulis di dinding kamarku dulu. Aku sendiri lupa kapan persisnya aku menuliskannya. Jreng jreengggg ...

2015
ISTRI DAN IBU YANG SHALIHAH DAN PRODUKTIF

Hehehe aku malu sendiri menceritakannya, pasalnya itu hanya sebuah impian sederhana, yang rata-rata memang diimpikan setiap wanita. Penulisan waktu 2015 juga tak ada alasan khusus, dan akupun tak saklek, mau tahun berapa juga tak masalah.

Terwujud kah?
30 november 2014 aku sudah jadi seorang istri,
Dan 8 september 2015 aku sudah jadi seorang ibu.

Belum.
Aku baru sampai pada fase menjadi istri dan ibu, yang semua orang juga bisa melaluinya. Apa kabar dengan keshalihan dan keproduktifan yang kuimpikan juga? Masih harus terus diupayakan, dan entah sampai kapan bisa terwujud.

* * *

Lantas apakah ini tips untuk segera menikah dan memiliki anak? Hehe, bisa ya bisa tidak. Sekali lagi aku tak saklek terkait waktunya, mungkin hanya sesuai dengan apa yang allah tuliskan.

Bagaimana usaha pencapaiannya?
Akupun tak kesana kemari mencari jodoh untuk mewujudkan impianku itu. Menjalani semua seperti biasa saja, namun memang tahun tahun itu penuh dengan penggalian diri. Ya mungkin dari situlah jalannya.

* * *

By the way, mewujudkan istri shalihah saja ternyata sulitnyaaaaa :O
Belum lagi ibu shalihah, istri produktif, ibu produktif :O
(Sembarangan bikin mimpi kali ya tanpa dijabarin bener bener hihi)

Tapi allah menilai proses, berusaha mewujudkannya dengan amanah yang beriringan. bismillah bismillah..
:)