Monday, January 24, 2011

harus melek teknologi! :p

ilustrasi : ifajarwidi.blogdetik.com

Beberapa kali saya mengalami ini. Mungkin akan terdengar konyol, tapi yaa, itu terjadi.
Pernah mengalami rapat/diskusi yang tidak efektif karena sebuah teknologi?
Hehe, saya pernah.

Waktu itu saya sedang diskusi bareng teman 1 kelompok Proanfiswan (Proyek anatomi & fisiologi hewan-red). Jadi tugasnya itu bikin proposal penelitian dari proyek kita. Tiap orang (ada 7 org) udah punya tugas nya masing-masing, nantinya tinggal dikompil dan disusun aja. Tapi saat itu kita masih nge-stuck, ada beberapa poin yang belum bisa kita pahami. Nah, biasanya waktu kumpul kelompok, nih hobi kita itu ya ngobrol dulu macem-macem, trus baru sadar kalo yang bawa leptop Cuma dikitan (2 org)
“Wah yang bawa leptop Cuma 2? Trus gimana dong kan kita mesti cari literatur juga. Tonton, ambilin leptop barbar sekalian ngambil alatnya ya? Vania juga mau ngambil dulu? Sok atuh.”
Walhasil mereka pulang dulu ke kosan masing-masing. Sambil nunggu, ya ngobrolin proyek sambil ngalor ngidul.
Cukup lama mereka berdua baru dateng. Leptop udah tersedia, 4 biji. Masing-masing fokus ke leptopnya sambil nyari referensi. Mungkin dapet sih, tapi kenapa rasanya masing-masing kita itu ngga fokus, ga sehati gitu. Zzzzz
***************************

Masih dengan kelompok proanfiswan saya yang sama. Saat itu kita kumpulnya fullteam, semua hadir. Kumpulnya di comlabs, semua pada bawa leptop, kecuali 1. Hari itu seharusnya pol-pol-an bahas bagian pembahasan. Masing-masing orang nyari ilham dari browsingan di leptop, banyak diselingin hal-hal lain karena leptop masing-masing menampilkan hal lain yang enak buat dibahas. Entah kenapa diskusinya rada ga efektif juga. Aneh.
******************************

Rapat lain, perkumpulan lain. Agendanya presentasi slide bikinan masing-masing. Slide itu harusnya dikumpulin ke satu komputer yang nyambung ke infokus. Katanya dikirim pake ad hoc aja, biar cepet. Oke, makanan apa tuh, waloupun gapaham saya coba ikutin caranya. Pake fitur itu bikin kita ga perlu pake flash disk kalo mau tukeran data, udah pake IP apaa gitu. Wuih canggih! (katro -_-) Entah kenapa komputer kita ga terhubung-hubung, jadinya lamaaa banget. Setelah dipikir-pikir, tau gini pake flash disk aja biar cepet. Halah halah.
******************************

Cerita lain, dengan orang-orang yang berbeda. Ceritanya agenda kita sore itu nyocokin jadwal, dan ngobrolin beberapa hal. Posisi kita bertiga deketan, ceritanya kita mau tuker-tukeran file.
“Di apload aja di grup ya, ntar kita tinggl download”
“oke.” Trus “eh koneksi wi-fi nya mati nih, gabisa bisa.”
“wah? Saya bisa tuh, yaudah tungguin aja.”
Dan selama beberapa waktu (yang seharusnya bisa dioptimalkan untuk membahas agenda), kita fokus sama leptop masing-masing, ngoprek spy internetnya jalan. Lamaaaa..akhirnya diputuskan pake flash disk aja. Gitu kek dari tadi hehe.

**********************************
Cerita di atas berkisah tentang pemanfaatan teknologi yang belum optimal. Ssaya khususnya, sebagai manusia yang kurang canggih (baca: agak katro) emang belum bisa mengoptimalkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Hehehe :p
Saran (buat pribadi juga), kalo rapat fokuslah sama agenda rapatnya (jgn kaya saya). Terkadang leptop terkesan dibutuhin ketika rapat, tapi ga mesti semua bawa kaan? Pas udah pada bawa, fokus kita malah pecah kemana-mana. Tergantung tujuannya sih. Toh kalo nyatet bisa pake pulpen ama kertas, tar hasilnya tinggal di ketik dan dibagiin ke yang lain. Notulensi pake tulisan tangan jadi lebih bebas loh! (saya suka sambil gagambaran)
Tentang ad hoc network, Itu fitur canggih, kawaan! Haha. Bisa sharing konektivitas internet kalo udah tersambung, trus bisa tuker-tukeran file tanpa perlu colak-colokin flash disk. Kayanya manfaatnya masi banyak (maen game, dll), tapi itu yang udah saya rasain hehe.

:D

Wednesday, January 12, 2011

7 habbits (part 1)

PARADIGMA
Paradigma ibarat peta. Paradigma membentuk cara pandang & kemudian membentuk perilaku kita. Paradigma berkaitan erat dengan karakter. Paradigma menciptakan lensa yang kita gunakan dalam melihat dunia.

Etika kepribadian yang biasa dilakukan orang hanya menghasilkan yang sekunder (kebahagiaan & keberhasilan jangka pendek) karena kita hanya berfokus pada cabang masalah, bukan akar. Sedangkan etika karakter yang sering terlupakan menghasilkan sesuatu yang lebih primer (jangka panjang, krn merupakan dasar/prinsip)

Marilah berpusat pada prinsip, pendekatan berdasar karakter, pendekatan "dari dalam ke luar" terhadap keefektifan & antarpribadi.
PARADIGMA, KARAKTER & MOTIF.

Masalah penting yag kita hadapi tidak dapat kita pecahkan pada tingkat berpikir yang sama seperti ketika kita menciptakan masalah tersebut (Albert Einstein)
ya, dibutuhkan perubahan paradigma diri ke arah yang lebih baik.

Ingat konsep telur emas. belajar lah dari situ.
jangan hanya berfokus pada hasil --yang sementara, tapi fokus juga pada kemampuan menghasilkan --aset.

-7 habbits of highly effective people-
stephen r covey

masih ada ratusan lembar lagi..
hehe :D

Tuesday, January 11, 2011

mabiters nurul fikri bandung 2009

teman teman seperjuangan waktu SMA kelas 3 di mabit NF bandung : duta-septy-ocol-noor-bolang-risma-ka mirza-tria-ayu-shely-acha-hajah
(banyak juga yg lainnya gaikut foto)

wah,kangen kalian :')

Monday, January 3, 2011

lucu aja hehe

source: http://pablobernasconi.blogspot.com/2008/01/pedro-y-el-circo-fred-philips.html

lucu aja hehe

Finding Mino, Found In Angkot

Ahad siang 7 Maret 2010, sekitar pukul 13:18 saya berangkat ke ITB untuk ikut tutorial kimia dasar (karena jumat depan Ujian). Ketika itu saya masih nge-kost di daerah sukajadi dekat RSHS (karena sekaang udah ngga nge-kost). Angkot yang saya tumpangi (caheum-ciroyom), kemudian dinaiki oleh seorang bapak-bapak yang sebelumnya bertanya pada supir angkot,
“Caheum pak?”
“Iya. Sok enggal.”
Angkot itu kosong, hanya ada saya, pak supir, dan bapak-bapak tadi. Kemudian angkot mulai berjalan tanpa menunggu penumpang lagi. Saya membawa buku Brady (kimia) tebal --yang daripada untuk dibaca lebih enak dijadikan bantal-- di pangkuan. Dalam perjalanan di sekitar sabuga, bapak-bapak itu menyapa,
“Jurusan kimia teh?”
“Oh bukan pak, saya jurusan biologi, tapi minggu depan ada ujian kimia dasar dulu, sekarang lagi ada tutorialnya di kampus.”
“ooh. Tingkat berapa?”
“masih tingkat satu pak.”
Tak lama, kuperhatikan juga penumpang itu memegang sebuah tas tentengan dan sebuah novel yang cover nya tampak terlalu imut-imut untuk di baca seorang bapak-bapak.
“Ini novelnya buat teteh.”
“Hah? Maksudnya?”
“Iya, ini diambil aja.”
“Yang bener pak? Emangnya ada apa?”
Karena sangat dipaksa (lebay) akhirnya kuambil juga novel itu, sambil lihat-lihat cover sama isinya. Penasaran juga dibuku ini ada apanya kok sampe dikasiin ke saya. Judulnya Finding Mino. Hehe, plesetannya kocak.



“Iya, novel ini saya yang buat.Kemarin-kemarin baru saja dijadikan sebagai souvenir waktu nikahan saya di palembang.”
“Wooohh! Jadi ini bapak yang bikin? Wah keren! Baru nikah kemaren-kemaren ya? Wah Subhanallah..”
Saya mulai bingung ngimpi apa semalem, kok bisa-bisa siang hari begini dapet buku gratisan (hehehe). Lantas saya buka halaman demi halaman sampai pada bagian ‘tentang penulis’. Wah, ternyata beliau kelahiran Palembang tahun 85 (sama kayak kakak saya), kuliah S1 nya di FKG Unpad. Ternyata gak tua-tua banget hehe. Lalu kami ngobrol dikit (lupa ngomongin apa) trus saya keburu pamit duluan soalnya udah nyampe ITB. Dan dengan aneh dan gapenting nya, saya mencari spidol yang ada di tas saya sambil berkata:
“Eh a’ saya duluan ya, makasi banget bukunya. Oh iya, sekalian deh, buku nya ditandatanganin juga nih ya hehe..”



Hihihi. Pengalaman yang aneh, tapi seru. Semoga kapan-kapan bisa seangkot sama penulis lainnya lagi, trus tiba-tiba ngasi buku. (ngarep)
Yah, angkot itu memang ajaib. Apapun bisa diceritakan dari sana :D
Sejak 7 maret 2010 sampe saat ini, 27 Desember 2010, saya belom sempet baca ampe abis.
Hehehe :D

Selamat ya buat Mas Didi Wahyudi dan Teh Pita, yang nikahnya tanggal 27 Februari 2010, barakallah..
^o^

Mengikat yang mendesir, yang membuatmu melayang..


PERKAYA DIRI DENGAN MEMBACA

Ketika kau sedang memegang buku di tangan dan membacanya, bayangkan kau sedang berada pada balon udara yang terus membawamu melambung tinggi ke atas. Seperti itulah dirimu ketika membaca buku, materi yang baru membuatmu semakin tinggi dan lebih tahu banyak hal ketimbang sebelumnya. (h. 22)
Walaupun tidak semua isi buku aku pahami, tapi setidaknya aku telah melatih sel-sel otak ku untuk terus bekerja dan banyak hal yang dapat aku ketahui dari bacaanku. (Sofyamarwa, 2010)
"Makna adalah sesuatu yang mendesir di hatimu,hal-hal yang membuatmu melayang.." (Hernowo, 2004)
Membaca buku membuat pembacanya aktif. Tulisan-tulisan pada buku dapat menimbulkan imajinasi-imajinasi tersendiri bagi pembaca. Ketika kau membaca sebuah novel misalnya, muncul berbagai adegan dalam kepalamu, karakter pemain, setting latar, suara, warna, bahkan rasa. Ya, itulah yang membedakan ketika kita membaca buku dengan hanya sekedar menonton sajian di kotak kecil bernama televisi.
UBAH BEBAN YANG ADA MENJADI MANFAAT, MAKA BALON UDARAMU AKAN TERBANG LEBIH TINGGI LAGI :D



JAGA DAN SEBARKAN 'KEKAYAANMU' DENGAN MENULIS
Salah satu manfaat menulis adalah mengefektifkan kegiatan membaca buku (Hernowo,
2004). Jika kau suka membaca, nampaknya merupakan suatu keharusan untuk menuliskan apa yang kau dapatkan. Tulis saja kesan atau kalimat-kalimat ringan yang kau sukai, pokoknya "ikat" hal-hal yang bermanfaat bagi dirimu lewat tulisan.
Karena kau tahu? Betapa hebatnya efek yang ditimbulkan dari kegiatan baca-tulis yang dipadukan!
Pada mulanya mungkin kau hanya mencoba merumuskan gagasan -gagasan orang lain dari buku, namun pada akhirnya, kau akan terdorong untuk dapat menuliskan gagasan-gagasan mu sendiri lewat tulisan-tulisanmu! Ya, aku sudah merasakannya! Nah,sekarang saatnya merenung, apakah selama ini cara membaca saya sudah efektif bila tak dituliskan? Luangkan saja secuil waktumu (7-10 menit) untuk membaca buku dan menuliskan apa yang sudah diperoleh dari kegiatan membaca tersebut. Tak usah khawatir bila kau tak bisa jadi penulis hebat dalam waktu yang sebentar, toh yang harus kau pikirkan adalah apa manfaatnya bagi dirimu, itu saja.
Untuk mengetahui apakah suatu hal bermanfaat bagimu atau tidak, tanyakan secara tajam pada dirimu! Dengan begitu, biasanya otak akan mulai berpikir, mencari berbagai motivasi, sehingga akhirnya kau dapat mengemukakan berbagai alasan kenapa kau mau melakukan hal itu.


PILIHLAH BUKU-BUKU YANG MENGGERAKKAN PIKIRANMU.
"Kita membaca buku untuk mencari tahu tentang diri kita sendiri. Apa yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan oleh orang lain, entah mereka nyata atau hanya imajiner, merupakan petunjuk yang sangat penting terhadap pemahaman kita mengenai apa sebenarnya diri kita ini, dan bisa menjadi apakah kita ini." (Ursula K. Le Guin-seorang penulis) h. 67

Seseorang dengan judul buku pilihannya bisa menunjukkan siapa dirinya. Tentu saja, kebutuhannya lah yang mendorong dirinya untuk memilih judul buku tersebut. Pada hakikatnya tidak ada buku yang tidak bermanfaat. Namun juga tidak bisa dipungkiri bahwa banyak buku yang sebenarnya kurang pantas untuk dibaca serta tidak penting untuk diketahui.
Pintar-pintarnya kita lah untuk memilih mana buku yang 'bergizi' mana yang tidak. Tapi ingat, yang kita cari adalah manfaat, maka petiklah manfaat dari apapun yang kau baca.


BERUSAHALAH SEKUAT TENAGA UNTUK MENULISKAN PIKIRANMU
Yang perlu ditulis adalah PIKIRANMU, bukan sekedar susunan huruf-huruf yang mati. Artinya,
ketika menulis, maka yang dipelajari adalah isi (pikiranmu), bukan sarana (kata-katamu). Jadi ketika menulis, bebaskan pikiranmu, ya, Sangat bebas! Maka bebaskan segala pikiran dari segala hal yang membatasi pikiranmu ketika menulis. Menurut James W. Pennebaker (seorang psikolog yang telah meneliti manfaat menulis secara bebas untuk keperluan penyembuhan diri. Penemuan tentang keajaiban menulis yang membuat sesorang dapat kebal dari serangan penyakit dan terutama sembuh dari tekanan yang menderanya) dalam bukunya Opening Up, jika kamu dalam keadaan bebas saat menulis, dan yang kau tulis adalah hal-hal yang menyesakimu, maka kamu akan terbantu dalam mengatasi tekanan yang menderamu.
Alirkan saja secara bebas! Kesalahan-kesalahanmu, pengalaman-pengalamanmu, perasaanmu
tentang dirimu, potensi-potensimu, pendapatmu,--semuanya! Sekali lagi, bebaskan dirimu dari segala hal! Keluarkan hingga bersih, Keluarkan, keluarkan! Kuras semuanya! Jadi plong? Ya, Lega!
Tak usahlah berpusing-pusing dulu dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Lebih baik biasakan dirimu saja untuk terus menulis.
Nah, hasil tulisanmu yang bebas ini adalah bahan untuk tulisanmu. Bedakan kegiatan menulis
bebas (mengumpulkan bahan) dan menulis untuk dipublikasikan (yang dirapikan). Karena dua hal itu sangat berbeda.
PESAN PENTINGNYA: MENULISLAH UNTUK MELATIH DIRIMU AGAR MAU MENERIMA DIRIMU SECARA APA ADANYA. MENULISLAH BERBEKAL KEJUJURAN. TULISLAH APAPUN YANG ADA DI PIKIRAN DAN PERASAANMU. TERBUKALAH PADA DIRIMU SENDIRI KETIKA MENULIS.


BIASAKANLAH MEMBACA DAN MENULISKAN DIRIMU SETIAP HARI
Menulis yang baik diawali dengan menulis sesuatu yang ditujukan untuk keperluan diri sendiri dahulu. Baru setelah berlatih menulis bebas untuk keperuan diri sendiri secara rutin, tahap berikutnya adalah mempelajari kaidah-kaidah kebahasaan. Jika tahapan ini ditempuh, menulis dapat memberikan efek yang dahsyat!
Kaubisa tuliskan dalam buku catatan kecilmu dulu, tuliskan saja setiap hal berkesan yang kau alami, ya,tuliskan saja! Karena menulis dapat membantu seseorang untuk mengenali diri - mengenali pikiran, perasaan dan apapun yang bergejolak dalam diri.


IF YOU CAN DREAM IT, YOU CAN DO IT!
"Pikiran buka sebuah wadah untuk diisi melainkan api yang harus dinyalakan." Plutarch
Membaca dan menulislah setiap hari, lalu temukan bahwa kehidupanmu sangat menarik!

***********************
Resume buku Mengikat Makna karya Hernowo, 2004. Penerbit Mizan Learning Center: Bandung.
Diresume antara tanggal 29 Des-2 Jan
Salah satu ikhtiar saya untuk memulai mengikat makna dengan terus menulis
:)

Surat Kabar 4000 Rupiah


Sore itu di sekitar jalan banda, di depan Cascade. Rasanya udah lama banget nungguin angkot margahayu-ledeng yang bisa dinaekin, semuanya penuh. Salah juga sih tadi saya turun di sini, seharusnya jam segini emang nunggunya di deket BIP aja. Sekarang saya jadi harus nunggu 45 menitan buat dapet angkot aja. Ga lama hujan turun. Saya buka payung sembari liat keadaan sekitar. Ada sekawanan anak jalanan penjual koran menawarkan 1 eksemplar koran Tribun kepada saya.
“Teh, korannya teh, 4000 aja”
“hah?! Apa dek? Waah mahal banget. Seribu biasanya juga kan??”(saya shooock)
“Engga teh, 4000. Uangnya mau buat kemah, ada PERSAMI teh.”
“ooh.. 2000 aja ya dek?”
“Yaudah teh engga apa-apa.”
Kemudian saya cari uang buat bayar. Taunya ga ada. Cuma punya selembar uang 5000 dan beberapa seribuan buat ongkos. Pas lagi nyari-nyari, tiba-tiba ada angkot margahayu yang lewat dan cukup buat saya naikkin! Tapi, masa ni anak mau saya tinggal? Yasudah, relakan orang lain aja dulu buat naik..
“Ada kembalian ga dek?” (sambil menyerahkan uang 5000)
“wah, ngga ada teh, ini Cuma ada seribu.” (disitu tambah shock)
“haah? Beneran ga ada dek? Hmm. Yaudah gpp. Rejeki adek. Dipake yang bener ya. Cing manfaat. ” (ya allah semoga duitnya cukup buat ongkos T_T)
Kemudian kami ngobrol sebentar. Ternyata uangnya mau dipake buat bayar PERSAMI PRAMUKA di sekolahnya hari Ahad besok. Disitu muncul kekaguman saya liat perjuangannya. Selama ini saya masih suka mikir kalo diri saya ini banyak kekurangan, tapi toh jelas, masih banyak banget orang yang lebih ngga beruntung dibanding saya. (Walopun emang ni anak kelewatan ngasi harga nya -_-‘ hehe)
Ga lama anak itu pergi, DATANGLAH ANGKOT MARGAHAYU-LEDENG yang KOSONG! Saya naik sambil senyam-senyum sendiri. Ga tau. Geer kali ya, ngerasa dikasih kemudahan aja sama Allah. ^_^

23 oktober 2010
depanCASCADE

susah bedain kambing sama anjing

Awal liburan ini saya kedatangan saudara dari Mataram, NTB. Dua bocah itu masih kelas 3 & 4 SD, tapi badannya besar dan tinggi banget untuk anak usia segitu. Hampir sepantaranlah (sebenarnya mungkin karena saya nya yang pendek juga hehe -_-). Cita-citanya sama-sama pengen jadi dokter hewan, soalnya mereka suka banget sama binatang. Pernah miara kucing, kura-kura, ikan, kelinci.. Rajin mandiin, tapi katanya sih sekarang udah pada meninggal.
Waktu ngobrol di kamar saya..
Teteh (4 SD) : “Adek tuh, lucu banget. Masa ngga bisa ngebedain kambing sama anjing. Gimana dek suara kambing? Gog gog gog!”
Adek (3 SD) : “abisnya miriip!”

Waktu liat fosil di museum Geologi..
Bapak Saya : “Adek, ko cemberut gitu ?”
Adek : “abisnya bosen, udah mati semua!”

Waktu di rumah sodara, ada kucing gede banget namanya J*CO..
Teteh : “Wah si J*CO lucu banget, digendong-gendong udah pasrah aja”
Adek : “Iya, gemees banget!” :3
Sodara : “Yaiyalah gimana gak pasrah, kalian megang kucingnya aja udah kaya nyiksa gitu.”

Secuil kisah dari seminggu kebersamaan saya sama sepupu saya
Barusan mereka pulang hiks T_T
Sampe ktmu lagi ya
:)