Saturday, January 30, 2016

Popok Dari Perspektif Ibu Baru

"Terkadang kita justru diuji pada sesuatu yang kita lemah terhadapnya..."

Baru menjadi seorang ibu, segalanya juga menjadi baru. Adaptasi terus menerus dan tiada henti.

Ini cerita tentang popok. Ya, kini tak perlu kaget ketika obrolanmu justru hal-hal yang menurutmu "sepele". Dari mulai pipis bayi, pup, popok kain atau pospak, asi dan sufor, vaksin ato ga (vaksin ya), de el el. Bicara pup bayi juga ternyata bisa bikin kebakaran jenggot, panik entah pup bayi yang terlalu encer, terlalu hijau, terlalu kental,  terlalu sering, terlalu jarang, wahh.. heboh.

Haidar sekarang berusia hampir 5 bulan. Pakai popok kain, clodi atau pospak? Campur. Idealisme awal sebagai ibu ibu baru, perlahan memudar. Saya jadi inget sepekan setelah haidar lahir, saat difototerapi saya membawa bergembol popok kain dan baju ganti yang sangat banyak buat haidar. Soalnya bayi baru lahir kan pipis dan pup nya sering. Sampai di ruang fototerapi, perawat tanya, pospaknya mau dari ibu atau dari kami aja? Saya kaget (elah begitu aja kaget yak) sampe jawabnya juga aneh. Saya baru sadar, ga mungkin di rumah sakit gitu perawat harus gonta ganti popok kain haidar seharian. Saya sadar bahwa memakai pospak saat itu adalah keniscayaan. Hehe. Dan baik baik aja sih, kan gamungkin juga saya nyuci pospak di rumah sakit pas lagi riweuh. Hheu.

2 bulan setelah lahir masih pakai popok kain. Bertahan rajin mencuci dan mengucek setiap harinya. Bulan bulan selanjutnya, sering juga tambal sulam sama pospak. Pernah dilanda males nyuci? Sering, dan percayalah, itu ngga apa apa banget. Semales malesnya kita, pada akhirnya akan dikerjain. Pasti.

Beberapa hari ini entah kenapa cucian pup haidar kembali banyak lagi. (Stlh usia 2 bulan, frekuensi pup berkurang, hanya sekitar 2-3 kali sehari). Agak hijau dan berlendir. (Dan saya ngga tau pasti itu kenapa, udah baca baca juga banyak faktor). Saat itu, ketika SAYA LAGI MALES MALESNYA, JUSTRU HAIDAR SERING BANGET PUP NYA :"))) hihi haidarnya ngerti ya kalo bundanya lagi males.

Seperti yang sudah saya bilang tadi, semales malesnya kita, pasti akhirnya harus dikerjain juga. Alhamdulillah siang tadi selesai :"))) hehe.

Memang sebaiknya ga ditumpuk, langsung diberesin.

Ingat, kehidupan itu naik setingkat demi setingkat. Harus lulus ujian tiap tingkatannya dengan sangat baik --bukan sekedar terlewati, supaya di tingkat selanjutnya bisa dijalani dengan sangat baik pula.

Susahnya jadi orangtua adalah karena kita adalah contoh nyata. Apa yang mau dicontohkan ke anak nantinya? Selama 24 jam 7 hari nantinya?

* * *

Intinya, nikmati aja ya, memang begitu kok. Banyak sharing sama ibu-ibu lain lumayan menenangkan :)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya;ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” 
(QS. Lukman: 14)

Frasa "menyapihnya dalam dua tahun" di ayat itui sempat terdengar sangat sederhana di telinga saya. Tapi,sekarang saya mulai merasakan "drama" nya, dan ternyata tidak sesederhana yang aaya pikirkan! Hehehe. Perjalanan masih sangat panjang, SEMANGAT!

Mangat ya buibuu baru \:D/
Kalian ngga sendiri, dan pasti bisa melaluinya dengan indah :D

#ODOPfor99days
#day16

No comments:

Post a Comment