Serenade Biru Dinda, salah satu
buku fiksi karya Asma Nadia yang pertama kali kukenal. Kakak perempuanku lah
yang mengenalkan ku padanya lewat koleksi buku-bukunya, pada frasa Forum Lingkar
Pena, pada para penulis-penulis yang tak kuketahui pasti parasnya hingga saat
ini. Helvy tiana rosa, Asma Nadia, Izzatul Jannah, M Irfan Hidayatullah, dan
beberapa nama yang hanya kuketahui lewat cover bukunya. Dari sana pulalah,
hingga kini aku mencintai buku, mungkin.
Sebetulnya aku begitu suka
menulis…diary. Hihi. Apapun itu namanya, menulis merupakan mediaku bersuara,
yang aku begitu nyaman mengeluarkannya. Pun ketika ada yang bilang tulisanku
bagus, atau tidak berkomentar, atau bahkan bilang bahwa tulisanku buruk (ini
belum ada sih.. yang jujur hihi) Apa yang kutulis biasanya memang sekedar
pengalamanku sehari hari, namun yang membuatku benar-benar memikirkannya,
secara mendalam, kataku sih.
Itulah pula yang membuatku pernah
sekali waktu semasa SMA, mendatangi acara Forum Lingkar Pena di sebuah Mall di
Bandung, meskipun aku sama sekali tak bersama temanku, ya hanya aku saja
sendiri. Kalau tidak salah saat itu bedah buku dari Mas Tasaro GK, Muhammad
Lelaki Penggenggam Hujan. Mengacungkan tangan saat ada kesempatan, dan mendapat
souvenir (entah karena excited dengan talkshownya, atau karena semangat ingin
mendapat souvenirnya hihi). Namun semenjak saat itu, aku tak mencemplungkan
diri pada komunitas itu, kemudian lupa.
Pernah suatu ketika di masjid
Salman, saat sejuta umat sedang beraktivitas di koridor timur, aku mendengar ada
beberapa orang sedang berkumpul, yang setelah kutanya ternyata sedang mentoring
FLP. Hati mendesir teringat kembali, namun entah kenapa diri belum tergerak
untuk sekedar meminta nomor kontaknya. Pun di unit salman ada aksara, wadah
khusus untuk para pecinta buku dan aktivitas menulis, akupun tak juga memilih ikut
kesana. Ah , kenapa sih aku ini?
Berkuliah di biologi SITH
membuatku mencoba belajar di Pustena (Pusat Teknologi Tepat Guna) berharap bisa
memberi kontribusi lebih untuk menghidupkan kembali unit-unit yang ada. Namun
fakta berkata tidak banyak rasanya yang bisa kukontribusikan, aku malah
kemudian bergabung dengan salman media sebagai tim “jurnalis”nya mewakili
pustena. Disitu jiwaku malah seolah berjingkrak kegirangan. Simak juga bincang bergizi kami dengan pak
Budhi : disini http://www.hajahsofya.com/2013/05/bincang-jurnalis-bergizi-dengan-pak.html?m=1
Nutrisi kepenulisan kudapat pula
dari pak hernowo melalui beberapa bukunya. Tulisannya begitu renyah dibaca, dan
aku juga selalu suka cara beliau menggambarkan proses menulisnya. Bergizi
istilahnya. Penulis favoritku lainnya adalah pak anis matta, yang banyak
mengajakku berpikir idealis, berpikir jauh. Kata-katanya seolah mampu
menyihirku untuk mengikuti gaya penulisannya. Hehe. Aku juga suka Salim A
Fillah, dari buku-buku beliau lah banyak kutipan kuambil, dan kuserahkan pada
yang membutuhkan hehe. Tak hanya pemilihan diksi yang bagus, tapi begitu punya Makna
yang mendalam.
Tahun berlalu, kini aku sudah punya
keluarga kecil. 26 Februari lalu berkesempatan mengikuti acara Milad FLP yang
ke 20 tahun, bertatap muka langsung dengan para penulis-penulis legendaris dan
para pejuang literasi lainnya. Meski kini tak jarang konsentrasiku harus buyar
karena entah harus menyuapi haidar, mengejar haidar, mengelap kursi basah bekas
minum haidar, keluar ruangan karena haidar bosan, dll. (yah begitulah emak-emak
ya hihi harus belajar tetap konsentrasi).
Sering juga, untuk bisa punya 1
buku yang aku inginkan, aku jadi resellernya alias ikut ngejualin. Judulnya
mungkin biar lebih murah, padahal kadang justru malah harus ngemodal dulu dan
berusaha sampai itu buku habis. Ngga jarang juga aku gatel buat ngasi-ngasiin
stok buku yang ada buat kado karena isinya bagus. Ini fokus dan tujuannya harus
dibenerin kali ya.
Sedikit kontemplasi, mungkin saya
“malu-malu” atau “takut” untuk mendalami apa yang justru menjadi minat saya.
Menyepelekan keinginan untuk menjadi penulis, sampai akhirnya tak pernah
benar-benar belajar dan bersikap menjadi penulis. Merasa “tak perlu belajar”
menulis kalau ada coaching menulis yang serius semata karena “takut beneran
jadi penulis”. Merasa sangat mainstream belajar menulis sementara di era
digital ini semua orangpun menulis. Stop. Ini tentang diriku sendiri, kalau
memang suka seharusnya berani saja. Jangan sampai kita menyesal atas apa-apa
yang tidak kita lakukan.
* * * *
Sebetulnya tadinya saya hanya
ingin menulis tentang pengalaman saya mendengar rekaman suara Mba Asma Nadia malam
ini yang berjudul Tidak Ada Alasan Untuk
Tidak Menulis melalui aplikasi SalingSapa. Saya mengunduh aplikasi ini
karena rekomendasi dari Uni Shona dalam blognya tentang Aplikasi yang sebaiknya
dimiliki Ibu Muslim. Tadinya mau mencari rekaman ustadz siapapun random sambil
mijitin kaki ayah, tapi karena ayah udah keburu bobo, saya mencoba khusyu aja dengerin
rekamannya sambil mejamin mata supaya haidar yang lagi gutak gitek di kasur bisa
segera bobo (meskipun sampe rekaman berakhir, haidar tak kunjung bobo hehe).
Isi audionya membahas tentang buku
yang ditulis suaminya, Isa Alamsyah, yang berjudul 101 Dosa penulis pemula. Baru kali ini rasanya saya mendengar
langsung kajian beliau, dan, saya suka saya suka! Sayang sekali hanya ada 1
file itu pada bagian beliau. Isi rekamannya bagus banget dan mungkin akan saya tulis dalam tulisan terpisah. (padahal tadinya mau share
ini kayanya hihi). Saya langsung kepikiran buat nambah koleksi buku tentang
menulis, termasuk buku ini.
Lalu sambil iseng, saya cek stok
buku dari supplier, ajaibnya, yang muncul pertama kali adalah buku 101 Dosa Penulis Pemula! Serius. Inikah tanda-tanda
nya saya harus segera pesen buku ini buat sendiri hehe. FYI sekarang kalo
temen-temen cari buku, bisa kontak saya ya, insyaallah supplier ready buku dari
berbagai penerbit. Btw ini tadinya niatnya bukan buat jualan ya aslinyaa. Bukan
buat covert selling – soft selling an yaa hihi. Tapi ya dimanfaatin aja karena
alurnya pas banget hehe. :p
Semoga temen-temen bias ngejaga terus api jiwa nya, berani terbakar dan
membakar diri untuk jadi sesuatu yang bermanfaat buat orang banyak!
Senin, 7 Maret 2017
21:45
No comments:
Post a Comment