Wednesday, February 13, 2013

CUR to the HAT, CURHAT!


Kita sering menyebutnya curhat. Sejak masa remaja alay ku dulu, curhat menjadi suatu kegiatan yang paling anak muda banget. Topiknya seputar kecengan, keluarga, masalah sama pacar, musuh, segala weh diomongin  dll. Masih ingat dulu juga punya buku curhat se geng, dan kalau dilihat lagi kayak, "oh tidak, aku pernah se kampring itu!" hahaha.

Seiring bertambahnya kedewasaan (halah), frekuensi curhat semakin menurun. Masing-masing orang dewasa sudah punya pikirannya sendiri, terkadang menganggap hal-hal kurang penting tak perlu diungkapkan menjadi sebuah topik pembicaraan. Ekstremnya, sampai ketika sebenarnya kau seharusnya mengungkapkannya dengan bebas, kau juga malah tak mengungkapkannya. Terkadang kita menyimpannya terlalu dalam. Secara ringkas, James W. Pennebaker -seorang ahli psikologi)menyebutnya dengan pengekangan. Ya, kusimpulkan bahwa  curhat merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri dari pengekangan.
Dalam buku Ketika Diam Bukan Emas, banyak dipaparkan hasil-hasil penelitian beliau mengenai bagaimana kegiatan mencurahkan isi hati (self-disclosure) bisa berpengaruh positif bagi perasaaan, pikiran, dan kesehatan tubuh kita dalam jangka panjang. Setelah membaca buku ini, makin sadar betapa kegiatan curhat itu begitu sangat penting!

Kutub yang berlawanan dengan pengekangan adalah konfrontasi. Istilah ini dimaksudkan sebagai upaya seseorang untuk memikirkan dan atau membicarakan pengalaman yang penting serta mengakui emosi yang terkait dengannya. Melakukan konfrontasi secara psikologis akan mengatasi segala akibat dari pengekangan, baik psikologis maupun secara kognitif (Pennebaker, 1990).
Konfrontasi sebagai cara mengatasi pengekangan, dapat secara simpel kita sebut curhat lah ya.
Cara curhat bisa berbagai macam, biasanya pada sahabat dekat, melalui tulisan pada blog, nulis diary, atau bahkan mengungkapkannya pada orang yang asing sama sekali. Apapun caranya.

Dan namanya baca buku, kita akan ambil sesuatu yang paling cocok dan pas sama diri kita kan? Hihi. Nemu yang asik nih :

"Pengekangan juga bisa memengaruhi kemampuan berpikir. Dapat terjadi perubahan cara berpikir yang secara potensial merusak. Dalam menahan pikiran dan perasaan penting yang terkait suatu peristiwa, biasanya kita tidak berpikir tentang peristiwa itu secara luas dan integratif. Dengan tidak membicarakan suatu peristiwa yang ingin kita sembunyikan, biasanya kita tidak sanggup menerjemahkan peristiwa itu ke dalam bahasa. Hal ini menghalangi kita untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan peristiwa tersebut." (Pennebaker, 1990)

Kita mainnya pikiran gituloh! Anugerah yang diberikan Sang Pencipta buat kita pakai sebaik-baiknya. (Bukti bahawa pikiran manusia sebegitu pentingnya bisa baca Terapi berpikir Positif nya Pak Dr. Ibrahim Elfiky)

Nah lanjutnya,
"Melakukan pelepasan terhadap suatu trauma membantu manusia memahami, dan akhirnya menyesuaikan diri terhadap peristiwa traumatis itu. Dengan menuliskan atau membicarakan pengalaman yang sebelumnya dikekang, orang yang bersangkutan dapat membahasakan peristiwa itu. Apabila sudah dibahasakan orang bisa semakin memahami pengalaman tersebut dan akhirnya bisa mulai meninggalkannya." (Pennebaker, 1990)

Mungkin itu salah satu  alasan kenapa dulu saya suka mengungkapkan hal-hal yang mungkin mempermalukan diri sendiri (buka aib -_-), tapi membuat saya nyaman karena saya sudah "melepaskan semuanya". Nah kalo sekarang kayanya gatau kenapa rada ngerem nih, ngga nyaman loh beneran. Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa saya baca buku ini hihi.

Baca buku psikologi memang selalu menyenangkan, terutama ketika ada yang pas banget buat diri kita. Hihi.
Bukunya asik banget kok, ilmiah, dan  banyak contoh-contoh real yang mendukung hipotesis beliau.

Yak, belajar terus mengungkapkan apa yang dirasakan!
ekspresikan emosi ! Yeay
Ga perlu takut juga dibilang "curcol nih yee"
*curhat colongan

Pustaka:
Pennebaker, James W. 1990. Ketika Diam Bukan Emas - Berbicara dan Menulis Sebagai Terapi. Penerbit Mizan. Bandung
(Buku terjemahan dari Opening Up: The Healing Power Of Expressing Emotion)

*Judul terinspirasi barusan dari liat blog nya debi hehe :p

No comments:

Post a Comment