Rezekimu
tidak selalu yang hadir secara nyata di depan matamu, terkadang ia hadir dari
pengorbanan orang lain. Pernah menyadarinya?
* * *
Saat itu sudah
malam, angkutan umum semakin jarang. Lelah sudah menerjang, dapat duduk nyaman
dalam perjalanan pulang sudah terbayang. Segera setelah dapat angkot, saya
upayakan dapat duduk senyaman mungkin, walaupun hanya dapat duduk di kursi
artis.
Daripada bengong,
sepanjang perjalanan, saya fokus terus sama telepon genggam. Yang penting saya
bisa duduk nyaman, ngga mengganggu orang toh?
* * *
Saya lupa persisnya
kapan, saat itu angkot yang ditumpangi sudah terisi penuh, hanya tersisa satu
kursi kosong di depan pintu, di kursi artis. Saya sendiri duduk tepat dikursi
itu, hanya bersiap berbagi sedikit bila kemudian ada penumpang.
Tak lama seorang
remaja berukuran agak besar masuk dan duduk tepat disamping saya, di tempat
yang rawan jatuh itu. Sebagai penumpang baru, tentu dia berusaha untuk duduk
dengan nyaman. Menjaga barang bawaannya agar tidak jatuh dan mulai tenggelam
dalam aktivitasnya dengan telepon pintarnya. Saya hanya bisa "setengah
duduk " menahan pegalnya kaki yang menumpu sebagian berat badan, tanpa berkata apa-apa namun jadi
memkirkannya sepanjang perjalanan pulang.
* * *
Mungkin kau akan
ingat pada para petani padi, penjual beras dan penemu ricecooker atas nasi yang
ada di piringmu
Mungkin kau akan
ingat pada petani kelapa, pemanjatnya, penjualnya, pelepas sabutnya, pemecah
batoknya, pemarut daging kelapanya, pengekstrak santannya dan pembuat cendol
atas segelas cendol dingin segar bersantan yang kau minum di terik matahari
Kita itu banyak ngga
tau nya. Bersyukurlah atas skenario Allah yang indah
Kamar,
3 Oktober 2013
22:16
haha, kursi artis. Sebutan yang hanya diketahui penggiat angkot. XD
ReplyDeletehehe dari dulu kan emg itu ya namanya? xD
ReplyDelete