Friday, November 22, 2013

ternyata menulis itu bagi saya...

Menulis itu bagi saya, ternyata merupakan separuh nyawa.
Saya dan beberapa teman yang mengenal saya, sangat tahu bahwa saya sangat suka menulis, ya, literally menulis dengan pulpen dan buku. Mungkin tidak ada yang aneh dengan itu, toh banyak orangpun menulis di buku agendanya.

Saya menulis (dengan pulpen) apapun. Hasil rapat, materi, lintasan pikiran, inspirasi, hikmah, jadwal harian, dll. Menulis membantu saya memahami suatu masalah. Menulis membantu saya mengingat, karena saya akan ingat secara visual, hampir persis apa yang telah saya tulis.

Kebiasan menulis saya, sejauh ini belum membuat saya kemudian memiliki pola pikir yang sistematis. Ya, dalam menulis saya masih abstrak. Meskipun beberapa teman bilang bahwa catatan saya rapi, tapi saya belum berkemampuan untuk membuatnya mudah dimengerti orang.

CARA SAYA MENULIS
Saya masih dalam tahap mencari model pencatatan yang tepat bagi saya. Pernah saya membagi catatan aktivitas saya ke bererapa buku, namun tidak efektif karena jadi tercecer. Pernah juga saya menjadikan 1 buku sebagai kumpulan semua aktivitas saya, merasa mudah tapi terkadang merasa bahwa cara penulisan saya menjadi tidak terorganisir.  Saya berharap dan yakin kepada Allah bahwa suatu saat saya akan menemukan pola penulisan yang  paling sesuai dengan diri saya. Prinsip saya, semua lebih baik bila terdokumentasikan, tidak peduli seberantakan apa.

MENULIS ADALAH INDIKATOR PRODUKTIVITAS
Baru saya sadari, bagi saya menulis adalah salah satu indikator produktivitas. Banyaknya aktivitas/amanah membuat kita lebih butuh mengatur waktu, kemudian merencanakan jadwal jadwal, dan semangat dalam mencari ilmu. Saat itu buku saya penuh dan saya sangat bersemangat.
Namun ketika tak ada kegiatan, tak ada sesuatu yang perlu saya atur, kemudian membuat saya menjadi mager  (malas gerak), dan akhirnya tidak banyak menulis.
Saya bisa tahu dari buku catatan saya, mana masa-masa produktif saya, mana masa-masa  yang kurang bermanfaat. Contoh lainnya, saya punya kebiasaan menuliskan pengeluaran dan pemasukan harian, ketika memasuki masa TA-seminar-sidang, kebiasaan saya perlahan menghilang. Hasilnya? Pengaturan keuangan berantakan, tidak terkontrol dan sering merasa "uangku-lari-kemana-ya". Hehe

Bagi saya, menulis berarti mengawali tekad, merencanakan, memberi perhatian. Merencanakan dengan tulisan berarti peduli dengan kemuliaan yang bisa diraih di masa depan :)

21 September 2013
 

No comments:

Post a Comment