Tuesday, January 8, 2013

kamana wae, "Dear Diary" ?

kau akan merasa suatu hal berharga ketika sudah tidak lagi memilikinya.

"Diary, kapan terakhir kau menulisnya?"

Ah rasanya dulu aku adalah seorang penulis buku diary. Perasaan-perasaanku dapat tertuang langsung disana dari hari ke hari, bisa lah kulihat gejolaknya.

Sangat menyenangkan loh mendapat feedback dari pikiran tertulis kita yang ada di blog atau status facebook, tapi kini aku sampai pada kesimpulan bahwa kemajuan teknologi IT ini sedikit membingungkanku dan memecah pikiranku. Facebook, twitter, blog, dan laptop (software onenote yang paling saya suka buat curhat) rasanya membuat diri terpisah-pisah.

Sebagian ku upload disana, sebagian disini, sebagian lagi disimpan sendiri karena kupikir terlalu personal untuk di publish di lalu lintas dunia maya.

Salahku, hal yang personal itu malah jadi tidak kucatat dimanapun. Aku jadi sering mengabaikan perasaan-perasaanku.

Mudahnya sarana penulisan dengan media elektronik harus disyukuri, namun untuk hal ini rasanya aku lebih butuh untuk mendapatkan keutuhan diri. Apapun yang dirasa, ditulis saja di buku diary.Mudah, seperti dulu saja. Buku dan pulpen rasanya akan jadi sahabat dekat kembali.

Yah, entah menulis diary masih dianggap bocah atau tidak. Atau bahkan sebenarnya semua orang dewasa pun juga masih punya?

MENULIS BUKU DIARY SETIAP HARI! :D

Dear Diary, asa getek. Apalagi inget diary ababil jaman dulu. hihi
 *oke lah ga selalu perlu pake kata-kata dear diary, intinya nulis buku diary harian lah ya hehe :D

Bandung, 6 Januari 2013

* * *

"Kau kan suka mengejekku karena selalu membawa buku catatan dalam tasku. Tapi aku suka menuliskan pemikiran cerdikku di dalamnya agar aku tak lupa, dan kali ini aku sungguh senang memiliki buku itu."
--Berrit Boyum pada Nils Torgesen, Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Untuk seorang seperti aku, ada perasaan aneh ketika menulis buku harian. Bukan hanya karena aku belum pernah menulis, namun karena akupun berpikir bahwa baik aku maupun orang lain tak akan tertarik pada curahan hati seorang remaja berusia 13 tahun. Tapi sebenarnya bukan itu permasalahannya. Aku ingin menulis tentang apa saja yang muncul di dalam jiwaku. Kertas kan lebih sabar dari manusia."
--Nils B. Torgesen,  Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

2 comments:

  1. hajaah mulai tahun ini aku jg mulai nulis di buku diary lagi loh. sehati banget kita :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. eeh ada oniiin :3

      aaah iya sama niiin :'D
      katalog perasaan sejujur jujurnya dari diri kita hehe
      :D

      Delete