Tuesday, May 9, 2017

Bunda Menjawab : Tentang Ahok dan Al Maidah 51

Bunda, sebetulnya kasus penistaan agama yang katanya di lakukan Pak ahok Gubernur Jakarta itu seperti apa sih ?

Nak, ilmu bunda mungkin tidak banyak, jadi bunda hanya menyampaikan apa yang bunda pahami menurut bunda saat ini ya :) Nanti kita sama-sama cari kebenarannya, bunda temani.

Kasus ahok itu berawal dari pidatonya sendiri di sebuah Pulau Pramuka, di kepulauan Seribu (27 Sept 2016). Saat itu, pemerintah DKI jakarta sedang menjalankan programnya terkait budidaya ikan kerapu

Yang menjadi masalah adalah karena ada perkataan ini "Dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51..." detailnya, bisa lihat sendiri ya di Video lengkap nya.

Setelah itu, muncul laporan, dan berbagai aksi damai.

Menurut Bunda, Kenapa ya Ahok Bisa Mengatakan itu?
Ini bunda baru saja menyimak sidang vonis pak ahok. Prosesnya cukup panjang ya sampai saat ini (9 Mei 2017). Dari sidang ini, bunda tahu 1 hal, bahwa pak ahok memang beberapa kali punya pengalaman tersendiri tentang QS al maidah 51 itu.

Buku merubah indonesia (2008)  yang pak ahok tulis menyiratkan bahwa sepanjang karir politiknya, sebagai seorang kristen yang tidak tahu ajaran agama lain (islam), beliau sering dengar seruan dari umat islam untuk tidak memilih pemimpin kafir (yang bukan islam). Contoh pengalaman beliau waktu tahun 2007 saat beliau menjadi calon bupati bangka belitung, beliau melihat banyak selebaran yang berisikan larangan memilih pemimpin selain islam.

Tak berhenti sampai disitu, beliau pun mengkonfirmasi, bertanya pada pemuka agama islam yang harapannya bisa memberikan penjelasan terkait ilmu yang tidak ia ketahui itu. Menurut bunda, itu sikap yang baik, ya? Ketika tidak tahu, bertanya pada ahlinya. Namun dalam mencari kebenaran, kita perlu memastikan apakah narasumber yang kita tanyakan adalah narasumber yang terpercaya dan diakui, atau apakah proses belajarnya sudah cukup untuk membuat kesimpulan.

Pun setelah itu dilakukan, kita kan sudah belajar adab ya? Untuk tidak mengatakan apa-apa yang tidak kita ketahui pasti sebelum terang kebenaran nyatanya.

Kalau kesimpulan hasil belajarnya sesuai dengan pemahaman yang sebenarnya, ya tidak apa-apa, tapi kalau menuai protes, ya kita harus periksa lagi.

Kita pun harus menghargai keyakinan orang lain (dalam hal ini keyakinan Islam pada ayat sucinya). Bunda kasih contoh ya, kalau dalam kitab suci umat X dilarang memakan ayam (misal) karena baginya suci, sebagai umat Y ya kita tidak perlu mengejek atau ambil pusing, itu kan keyakinan mereka :) tapi sebagai umat Y, kalau bagi kita ayam halal dimakan, dan kita memberitahukan ajaran kita, kan juga ngga salah, kan?

Tapi kok dibilang para penduduk di TKP tidak merasa tersinggung, kok malah seluruh umat islam yang tersinggung?
Bunda sendiri ngga jamin kalau bunda di sana, bunda akan ngeh loh. Tapi saat bunda nonton video nya sebagai umat Islam, bagi bunda rasanya kurang pantas.

Umat islam juga macem2, ada yang merasa tersinggung banget, tersinggung aja, ada yang engga, ada yang wolez, ada yang wolez banget, ada yang ngga peduli. Tergantung pemahaman masing-masing. Tapi hormatilah orang yang berilmu. Para ulama memang tidak ma'sum, tapi ilmu mereka memahami islam tentu lebih baik dari kita. Tetap belajar, dan tetap hargai  musyawarah para ulama.

Terus bunda, Umat Islam sampai berkali-kali melakukan Aksi Damai itu, kenapa?
Keadilan harus ditegakkan apapun kondisinya, sayang :) kita semua mengapresiasi seluruh pihak yang berusaha menuntaskan kasus pak ahok ini, tidak bermaksud menuding mereka menunda-nunda atau berlama-lama. Ini wujud dari kepedulian umat untuk menegakkan keadilan di negeri yang kita cintai ini.

Harusnya kita bersyukur masih banyak yang peduli dengan negeri ini. Sudah cukup contoh-contoh tentang kasus lain yang tak jelas ujungnya, maka banyak yang mengawal kasus ini sampai tuntas. Anak anak juga perlu belajar tentang ketegasan dan keadilan yang dicontohkan kan, di negeri ini?

Sebagai pejabat publik juga seharusnya paham bahwa persoalan agama itu sensitif terkait keyakinan setiap orang. Sebagai pejabat publik yang tentu saja menjadi pemimpin bagi beraneka macam manusia, seharusnya Sebaiknya lebih memperhatikan lagi cara penyampaiannya, apalagi kalau sudah megkonotasikan ajaran suatu kaum dengan kata-kata yang menyakiti.

Kok ada yang bilang kalau kasus ini memecah belah persatuan NKRI?
Tanyakan dulu, di bagian mana persatuan NKRI dipecah belah? Setahu bunda, sudah sejak dahulu Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Meskipun ada kasus-kasus, secara keseluruhan kita semua hidup aman berdampingan. Suku yang beragam, agama yang beragam, keyakinan yang beragam, saling menghargai. Yang mayoritas juga tidak menindas yang minoritas, semua punya hak yang sama sebagai warga negara di mata hukum

Hati hati, jangan sampai malah membuat isu yang berbahaya. Menegakkan keadilan harus dilakukan, baik terhadap kaum mayoritas, atau minoritas. Jangan sampai terlalu berlebihan membela suatu kaum, tapi mengesampingkan keadilan yang harus ditegakkan.

Tuntutan dari kaum muslim jelas, adili yang bersalah seadil-adilnya. Hakim pun harus kita hargai kerja kerasnya, kan putusannya juga tidak sembarangan, pasti melalui pertimbangan yang melelahkan.

Terus, kalau ahoknya udah minta maaf, kita harus gimana?
Manusia tempatnya khilaf, hanya Allah yang Maha Benar, dan Allah Maha Pengampun. Kita wajib memaafkan. Kita maklumi saja beliau sebagai orang yang belum memahami. Selama masih beritikad baik akan menjaga sikap, ya harus kita hargai.

Hanya saja, kita juga punya hukum yang harus juga ditegakkan. Yang salah tetap salah, yang benar ya tetap benar. Proses hukum kan juga terus berlanjut.

Lihat saja contoh contoh kasus lain yang serupa, pelakunya memang ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

Tapi ingat ya dek, kalau ada yang berkata buruk, tak perlu kita balas dengan perkataan buruk. Islam mengajarkan kita untuk tetap santun.

Kok kasihan ya, di masa-masa akhir jabatannya, dan segala yang sudah dia lakukan buat jakarta, dia harus masuk penjara..
Sejujurnya, setelah putusan vonis hakim Bunda juga merasa kasihan lihatnya. Di masa akhir jabatannya sebagai gubernur DKI harus menjalani hal semacam itu. Belum lagi, pasti ada warga jakarta yang juga sayang pada beliau. Tapi begitulah pelajarannya, sayang. Itulah kenapa kita harus menjaga lisan kita, dan menjaga sikap kita.

Bunda juga yakin beliau bukan orang jahat, pasti ada pula kebaikan dalam dirinya. Penjara mungkin jadi karunia dari Allah sebagai episode beliau untuk bisa berkontemplasi, syukur-syukur mendapat hidayah.

Banyak orang baik masuk tahanan, dan orang kurang baik berkeliaran di luar tahanan, benar kan?

Kagumi orang seperlunya saja. Kalau salah ya salah. Benar ya benar.

Jadi, bagaimana kita harus bersikap, bunda?
Perkuat pemahamanmu tentang keyakinanmu, agamamu. Berpikir dan bersikap rasional dengan tidak mengesampingkan idealismemu. Bersikap adil, dan tetap berakhlak baik. Berlapang dada dengan segala hasil musyawarah.

Cintamu pada Allah lebih penting dari apapun. Orang yang mencintai sesuatu akan berbuat banyak demi yang dicintai. Jangan sampai cinta kita yang seharusnya, jatuh pada sesuatu selain Allah.

9 Mei 2017
Hajah Sofyamarwa Rachmawati
Bunda Mamah

#30dwc #30dwcjilid5 #30dwchajah #day29

* * *
Tulisan ini merupakan seri Anak Bertanya, Bunda Menjawab. Dimaksudkan untuk merumuskan apa-apa yang anak saya perlu ketahui tentang suatu hal, serta pesan yang ingin saya sampaikan. Anak saya masih balita, 20 bulan :)

No comments:

Post a Comment