Tuesday, April 5, 2022

Ramadhan Bersama Corona di Negeri Sakura


Assalamu'alaikum wrwb..

Memasuki hari ke 3 bulan Ramadhan ini semoga teman-teman semua tetap fokus ibadah dan sehat-sehat ya :)

Kali ini aku mau sedikit bercerita mengenai apa yang terjadi selama beberapa hari ini. Puncaknya pagi ini, kami mendapat kabar bahwa hasil swab test PCR suamiku positif covid.

Berawal sejak di hari pertama shaum (3 April 2022), pada malam hari beliau merasa mulai ngga enak badan dan sakit kepala. Kami pikir sakit biasa atau "masuk angin" karena sebelumnya memang kami angin-anginan, ikut agenda hanami di pinggir sungai Saigawa dan hanami PPI Ishikawa di pinggir Sungai Asanogawa. Malam itu, aku bersama ibu-ibu Indonesia berkumpul di Restoran Coco's. Haidar ngga aku ajak karena ia harus tidur sebelum pukul 21.00 supaya bisa ikut bangun sahur.

Keesokan harinya (Senin, 4 April 2022) suami masih merasa sakit. Ia meminum paracetamol 2 tablet (jeda 1.5 jam) namun masih tetap sakit. Beliau istirahat saja di dalam kamar dan masih tetap shaum seperti biasa. Siang harinya saat cek temperatur, ternyata beliau demam, sampai sekitar 39°C. Haidar pun yang tadinya asyik bermain dengan teman, kami perintahkan untuk pulang saja dan main di rumah dulu, preventif barangkali ayahnya bukan sakit biasa. Tentunya dia kecewa, tapi mau bagaimana lagi.

Lalu, kami mendapat kabar bahwa salah satu anggota di lab suami terinfeksi virus corona. Kami deg-deg an, karena hari jumat suami cukup lama berada di lab yang sama.

Akhirnya kami mencari informasi klinik terdekat dan menghubungi JICA (salah satu pemberi beasiswa kami) dan kami diarahkan untuk datang ke klinik terdekat (Onma Klinik 300 meter dari rumah). Kami lalu di ajak masuk melalui ruang isolasi khusus untuk dilakukan swab test. Salah seorang pihak JICA menemani dan membantu kami memahami perkataan dokter (translate), selain itu kami juga diajak menebus beberapa obat di apotek untuk mengurangi gejala yang ada.

Keesokan harinya, pihak JICA menginformasikan bahwa betul adanya suami benar-benar terinfeksi covid, diminta untuk tetap dirumah selama 7-14 hari kedepan.

Aku dan anakku haidar belum melakukan swab test, jadi setelah itu kami mulai berpisah ruangan untuk mengurangi penularan aja. Alhamdulillah haidar ngga ada gejala apapun, kalau aku semenjak pulang dari klinik memang agak terasa tenggorokan seret seperti yang mau radang. Wallahu'alam..

Suami khawatir aku dan haidar kena, terutamanya aku karena sedang hamil, dan vaksin nya masih edisi vaksin Sinovac Indo (disini yang diakui hanya moderna, dan pfizer soalnya).

Alhamdulillah per hari ini suami merasa kondisinya membaik, namun malamnya memang masih ada demam. 

Kami berterimakasih pada semua yang telah mendoakan dan mensupport kami, bahkan menyempatkan mengirimkan ta'jil dan menawarkan bantuan apapun. Malam harinya perwakilan pihak JICA datang dan memberikan kami bahan makanan (sayur, buah, jus, susu) agar kami tetap bisa masak tanpa harus keluar rumah. Alhamdulillah.

Pandemi 2 tahun ini, ngga nyangka akhirnya sampai juga virus itu di rumah kami. Qadarullah, semoga makin membuat kami semakin dekat sama Allah di Bulan Ramadhan ini..

Stay healthy ya semua.. ❤️

Disini rasanya ngga ada istilah 'dicovid' kan ya, kalau emang ada virusnya ya ke detect di PCR nya hihi. Sedih juga karena beberapa kawan yang sempat kontak dengan kami beberapa hari ini juga akhirnya positif covid. Semoga ngga semakin banyak, dan semua bisa segera sehat-sehat 🙏

Insyaallah nanti akan ku update lagi ya, 

Hajah Sofyamarwa R.
Kanazawa, 5 April 2022

#PejuangRamadhan #Day5 #30dwcJilid36

No comments:

Post a Comment