Saturday, April 9, 2022

Mengambil Hikmah dari Kisah Angelina Sondakh : Menjadi Manusia Bertaqwa Hanya Dari Sebulan Ramadhan, Bisakah?


Bismillah assalamualaikum..

Kemarin saya menyimak video-video Mbak Angelina Sondakh mengenai perjalanan hidupnya saat terjun ke dunia politik dan tergelincir pada kasus korupsi. Jujur, aku menangis mendengar pengakuan beliau saat keluar tahanan. Tulus dan jujur.

Aku yakin bukan hanya diriku saja yang merasakan hal ini. Jutaan netizen indonesiapun pasti merasakan hal yang sama. Beliau masuk lapas dalam kondisi yang "terhina" dan terhukum di lapas dalam pandangan manusia, tapi 10 tahun proses masa tahanan ternyata bisa membuat beliau keluar lapas dalam kondisi yang sangat luar biasa mulia. 

Di awal, dirinya mengakui bahwa sangat sulit menerima kenyataan bahwa ia benar-benar terlibat dalam kasus korupsi. Berada di "lahan basah" Banggar (Badan Anggaran) DPR RI merupakan suatu ujian yang luar biasa karena sering dihadapkan pada loby-loby politik mengenai keuangan. Menariknya ia tidak mengatakan bahwa dirinya sebagai korban ataupun tumbal, ia hanay mengatakan bahwa dirinya "bodoh" karena pernah mau dan tidak menolak apa-apa yang ditawarkan pada beliau 

Bagi beliau, 3-4 tahun awal masa tahanan adalah masa yang berat dan denial. Tapi setelah itu akhirnya ia bisa menerima sebenar-benar kesalahan dirinya dan benar-benar bisa mengubah dirinya.

Bisa dibayangkan, sebelum kasus itu terjadi, sebagai seorang istri ia baru saja kehilangan suami tercintanya meninggal (Adjie Massaid), dan di saat yang berdekatan, sebagai seorang ibu ia juga harus menerima kenyataan bahwa ia harus meninggalkan anaknya yang masih balita berusia 2.5tahun. Betapa berat mendengar pengakuan beliau mengenai perjuangan untuk tetap bisa bertemu dengan anaknya selama 10 tahun dalam penjara.

Ia keluar dalam kondisi berhijab dan menghafal quran. Selain itu tergambar pula betapa kiprah beliau di dalam lapas justru menjadi berkah bagi lapas karena karakter kuat dan baiknya, kepeduliannya pada sesama napi wanita, serta didikannya baik dalam segi etos kerja maupun ruhani. Ia memantau warga binaan lainnya sampai ke tahap mereka bisa membaca iqro, quran dan surat-surat pendek untuk shalat. Padahal beliau adalah seorang muslimah mualaf.

Ia dikenal sebagai "Ibu" yang tegas dan disiplin waktu, tidak mengenal kata "tidak bisa", namun tetap ramah akrab mengayomi warga binaan disana. Tak heran sampai akhirnya ia bisa mengajak serta beberapa sahabat kepercayaannua di dalam lapas untuk bisa bekerja di Keema Entertainment, sebuah berkah tersendiri bagi mereka.

HIKMAH YANG KUPETIK
1. Awali dengan Penerimaan Total
Terima, terima, terima. Sadari bila memang diri salah, akui. Jangan lagi menyandarkan kesalahan pada orang lain. Titik dimana kamu total menerima kesalahan diri, adalah titik yang sama dimana perubahan menuju perbaikan akan dimulai. Selama diri masih denial (menyangkal) dan blaming (menyalahkan) orang lain, kamu tidak bisa belajar dari kesalahan dan menjadi lebih baik.

2. Ketika Tidak Ada Satupun Makhluk yang Mempercayaimu, Maka Itulah Saatnya Kamu Berlepas Diri dari Makhluk, dan Hanya Kembali Pada Allah.
Bagi kebanyakan orang, memang sulit memercayai 'pendosa' yang pernah berbuat kesalahan besar. Tanpa membenarkan hal itu, padahal kitapun sadar bahwa kita tak pernah luput pula dari dosa, meskipun dengan jenis dosa yang berbeda.
Kehilangan trust (rasa percaya) dari masyarakat pada diri kita tentunya membuat diri semakin terpuruk. Alih-alih ingin menjadi lebih baik, bisa jadi malah semakin menjadi. Tapi bagi beliau justru itu golden moment nya. Itu yang justru membuat ia makin berserah total sepenuhnya pada Allah.

REFLEKSIKU
Berkaca pada kisah beliau, dalam rangka ramadan ini, aku kemudian berpikir, bisakah proses 1 bulan ramadhan itu mengubah seseorang menjadi orang yang bertaqwa? Padahal kita tahu sendiri bahwa tujuan puasa ramadan itu bukan sekedar menahan lapar dan dahaga tapi untuk mencapai taqwa.


"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." 
(QS. Al-Baqarah ayat 183)

Sebenarnya, Taqwa itu Apa?
Secara sederhana, taqwa yang kupahami adalah mentaati Allah dan menjauhi larangan Nya. Imam Ar-Raghib Al-Asfahani mendenifisikan : “Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan.

Secara definisi itu sudah cukup jelas ya, tapi tentu dalam praktek kesehariannya banyak detail yang perlu diperhatikan. Dan dalam alquran pun penjelasan mengenai bab taqwa ini lebih banyak lagi.

Keajaiban orang bertaqwa
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” [At-Thalaq/65 : 2-3]

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan".
(QS. Ali Imran : 134)

No comments:

Post a Comment