Sunday, April 30, 2017

Mengingat Kematian

Masih hangat dalam ingatan kita, sosok seorang qari (pembaca Al-Qur'an) di Surabaya, yang tutup usia saat sedang melantunkan sebuah ayat suci Al Quran.

Mengingatkan saya pada panggilan lembut yang terekam dalam QS Al Fajr 27-30, pada manusia yang shalih :

"Ya ayyuhan nafsul muthmainnah,
(wahai jiwa yang tenang..)

"irji’i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah"
(kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi diridhai-Nya)

"Fadkhulii fii Ibadii"
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku

"Wadkhulii Jannatii"
masuklah ke dalam syurga-Ku

* * *

Dua kalimat terakhir pada masa hidupnya adalah dua ayat pada surat Al Mulk 1-2 yang berisi pujian bagi Allah, yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kita tentang amal siapa yang paling baik.

Kalau sudah melihat videonya, muncul pertanyaan di benak saya, dengan sakaratul maut yang "ringan"  itu, apakah beliau termasuk ahli surga? Padahal yang lebih penting adalah bertanya pada diri sendiri, mau seperti apakah akhir hidup kita?

Ustadz khalid basalamah dalam suatu waktu mengingatkan bahwa parameter fisik tidak bisa dijadikan patokan, apakah seseorang khusnul khatimah, atau suul khatimah. Hanya saja, seseorang akan dimatikan Allah bersama dengan kebiasaannya. Maka membiasakan diri pada hal-hal yang baik selama hidup adalah salah satu bukti keyakinan kita  pada kematian. Bahwa ajal akan datang pada ruang dan waktu yang tak pernah disangka sangka.

Hal itu mengantarkan saya menyelami samudera youtube. Hehe. Melihat berbagai cara orang menutup usianya. Ada yang lembut, merasa kesakitan, berteriak, tiba-tiba jatuh, dalam kecelakaan, setelah selfie, saat bermain bola, dan lain lain. Ya, kita tak pernah tahu akan mati dalam keadaan seperti apa.

Sayapun mulai mencari tahu, bagaimana rasanya saat ruh mulai dicabut malaikat :
Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”.
QS. Al Qiyamah: 26-30

Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullullah.
---HR. Tirmidzi kitab Janaiz bab penderitaan dalam kematian (979). Lihat Shahih Sunan Tirmidzi (1/502 no: 979).

* * *

Semoga kita tidak termasuk orang yang seperti ini :
Sesungguhnya hamba yang kafir -dalam riwayat lain- yang jahat jika akan telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya". "Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah."
--HR. Ahmad (4/2876, 295, 296) dan Abu Dawud kitab Sunnah bab pertanyaan di alam kubur dan siksanya (4753)

Naudzubillah.

Ahad, 30 April 2017
Hajah Sofyamarwa R

#30dwc #30dwcjilid5 #30dwchajah #day20

No comments:

Post a Comment