Wednesday, April 19, 2017

Dari Mata Turun ke Haji : Cara Memandang Orangtua

Katanya kita diharuskan menjaga pandangan terhadap lawan jenis, menundukkan pandangan bagi lelaki dan menjaga aurat bagi perempuan, karena dari mata biasanya turun ke hati. Namun pernah kah kau mendengar tentang pandangan lainnya yang begitu berpahala hingga seperti pahala haji ?

Allah adalah sebaik baik Maha Pencipta, segala yang ada di bumi beserta seluruh isinya, sudah Allah atur sedemikian rupa, meninggalkan lautan hikmah yang perlu kita selami. Seperti nikmat pandangan tadi, ada yang menarik yang perlu kita cermati.

Aku pribadi sejak SMA dulu bukan orang yang sering mengumbar pandangan. Maksudku, aku cukup tahu batasan-batasannya, memandang seperlunya. Bukan karena sudah shalih tentu, tapi sudah pernah mengalami bahwa apa-apa yang kita lihat tentu dapat memengaruhi diri, termasuk hati. Bahkan kalau kita sudah menjaga dan tak memengaruhi hati kita, boleh jadi ada orang yang malah jadi tak terjaga hatinya gara-gara kita.

Kalau pandangan semacam itu menjadi celah dosa, mari kita cari objek lain saja. Pandangan mata kita yang penuh kasih sayang dan kebaikan yang biasanya kita umbar pada orang yang salah, kita alihkan pada yang seharusnya. Aku mau tanya, bagaimana dirimu selama ini memandang orangtuamu di rumah?

Aku baru mengetahui ini setelah menikah, dan kondisinya sudah tidak satu atap dengan orangtuaku. Aku baru tahu, bahwa salah satu adab  sederhana yang seharusnya aku punya adalah memandang orang tuaku dengan pandangan kasih sayang.

"Tidaklah seseorang memandang wajah kedua orangtuanya dengan pandangan kasih sayang. Melainkan Allah memberinya pahala seperti pahala haji yang mabrur lagi diterima."
--Al Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menyebutkan dari Ibnu Abbas ra. (5/483)

Masyaallah..
Mungkin banyak dari kita yang tak tahu, sehingga tak bisa mengamalkannya. Mungkin selama ini kita sekedar melihat mereka saja sebagai objek penglihatan mata, tanpa diiringi suatu rasa. Bahkan terkadang ada saja hal-hal yang membuat kita memandang kesal atau sebal lantaran sedang berkonflik dengan orangtua. Mari beristighfar sebanyak-banyaknya, sebenar-benarnya.

Aku yakin, kau dan aku juga pasti pernah memandang orangtua dengan diiringi rasa. Entah sedih, entah senang, entah kagum, entah kesal, atau apapun. Hanya saja, aku jadi benar-benar takjub karena apa-apa yang Allah perintahkan pada kita, memang pasti ada alasannya, ada hikmahnya. Pandangan kasih sayang harus bisa kita usahakan muncul, betapapun perlakuan orangtua kita pada kita. Tahu kenapa ? Karena keberuntungannya ya untuk kita sendiri. Dan efek baiknya mungkin akan tercipta bagi hubungan antar orangtua dan anak. Sudah cukup tahu kan, bagaimana seru nya orangtuamu mengasuhmu saat kau kecil, saat kau belum bisa apa-apa ?

Pahala haji mabrur katanya, mahal harganya. Hasil kolaborasi fisik, mental, ruhiyah, dan harta bagi yang menjalaninya. Bahkan yang berangkat haji berkali-kali belum tentu mendapat pahala haji yang mabrur dan diterima Allah. 

Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda, "Apabila orangtua melihat anaknya kemudian merasa gembira, maka si anak memperoleh pahala membebaskan satu orang budak." Ditanyakan kepada beliau, Wahai Rasulullah, bagaimana jika orangtua melihat anaknya tiga ratus enam puluh kali?" Beliau menjawab, "Allah Maha Besar."
--diriwayatkan oleh ath-Thabrani dari Ibnu Abbas ra (sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh al Haitsami 8/156)

Maka ternyata ladang pahalamu tak jauh, dekat saja di dalam rumah. Mudah saja, tak sulit. Berusaha saja dan jalani prosesnya.

Para ulama mengatakan, "keshalihan datangnya dari Allah. Sedangkan adab datangnya dari orangtua."
-- diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Al-Adab al-Mufrad (1/731) dari al Walid bin Numair, bahwa itu yang didengar dari bapaknya

Dan sebagai orangtua, ini merupakan catatan luar biasa yang perlu diperhatikan. Semua adab itu berawal dari orangtua, dari cara orangtua memperlakukan anaknya. Anak mungkin akan berusaha melakukan yang terbaik, tapi orangtua pun harus lebih baik lagi.

* * *
Jadi mungkin frasa "dari mata turun ke hati" bisa kita ganti dengan "dari mata turun ke haji" hehe. Kita ingat bahwa pandangan bisa membawa kita pada hal yang tidak baik, baik, dan sangat baik. Pilihan di tangan kita ^^

Kamis, 20 April 2017
Hajah Sofyamarwa R

#30dwc #30dwcjilid5 #day9 #30dwchajah

No comments:

Post a Comment