"Eh, itu tangannya ngga ada!" Tukas seorang anak kecil.
Begitulah kutipan yang kudengar dari sebuah tayangan di televisi. Seorang dengan keterbatasan fisik menceritakan pengalamannya pada pemirsa. Masih terasa pahit, maka hatinya masih sakit kala mendengar ucapan itu, pasalnya, ia pernah punya tangan.
Tangannya harus diamputasi karena kelalaian seorang rekan kerjanya, ya, apa boleh buat. Kini ia harus beraktivitas dengan lengan sepotong. Menikmati pandangan iba setiap orang yang melihatnya. Terkadang masih harus menutupi sepasang tangannya dengan sehelai handuk, ya masih sesak baginya.
Namun ia hanya khawatir terhadap masa depan anak-anaknya. Apakah anaknya bisa sukses dengan kondisi orang tua yang semacam itu. Bersyukur ia masih punya iman, awal yang baik untuk dapat terus menjalani hidup.
Berapa banyak dari kita diberi semesta nikmat tak terhitung oleh Allah? Semua makhluk.
Berapa banyak dari kita diuji Alah dengan keterbatasan masing-masing. Setiap manusia punya episodenya masing-masing.
Semua tergantung bagaimana kita menyikapi semesta nikmat dari Allah. Keterbatasan fisik seolah menjadi penghalang yang kita anggap suatu ketidaknormalan, padahal begitulah desain Allah. Ada keluarbiasaan yang harus dia lakukan dengan segala keterbatasan itu. Banyak dari mereka yang justru melakukan hal - hal di luar ekspektasi kita, bahkan jauh dari kita.
Ini hanya persoalan sudut pandang, dan bagaimana mensyukuri segala kondisinya.
4 juni 2017
Hajah Sofyamarwa R
#30dwc #30dwcjilid6 #30dwchajah #day19
No comments:
Post a Comment