Friday, June 16, 2017

Beruntung

[Beruntung]

Sudah kali kedua aku menemanimu dalam sesi sharingmu. Tak tahu, mungkin sudah ratusan telinga pernah melahap kisah perjuangan cintamu. Dua setengah tahun menikah tak membuatku berhenti tertarik mendengar kembali kisahmu. Aku selalu penasaran dengan perubahan cara pandangmu setiap waktunya.

Berkali kali menjalani proses taaruf dan tetap teguh berjuang, itulah kamu. Sementara aku, tidak pernah teruji dengan proses taaruf selain padamu, maka kupikir aku bukanlah pejuang sepertimu, dalam hal itu.

Kau berkata, bahwa menikah itu tetap perlu kecenderungan, biar bagaimanapun kita manusia dan wajar sajalah. Bersama itu, harus selalu ada naungan besar bernama niat yang tulus hanya karena Allah.

Hingga saat ini, terkadang masih kutemukan betapa kau merasa bersyukur bisa menikahiku, padahal aku tahu pasti, bukan aku yang terbaik, tapi hatimu yang penuh kesyukuran. Kau tidak sempurna, begitupun aku. Kita hanya seperti komposisi dari adonan untuk saling melengkapi.

Aku jadi ingin tertawa kalau ingat salah satu kriteria pasangan yang dulu kuharapkan, yang tak ada padamu. Ya, cukup kutertawakan saja mengingat bahwa itu sama sekali bukan hal yang penting.

Tentang niat yang lurus karena Allah, kau yang membuatnya begitu nyata saat ini. Dalam perjalanan ketika ego dan perasaanku begitu ganas mendominasi, kau selalu mengembalikanku pada yang utama. Membuatku begitu kesal pada awalnya, namun begitu bersyukur pada akhirnya.

Aku bersyukur Allah lah yang mempertemukan kita. Bukan karena apa-apa, ikhtiarku begitu kecil dibanding pengetahuanNya. Ketika aku menjadi pasanganmu, sejatinya bukan karena ilmu menikahku sudah mantap, tapi semata-mata kebaikan Allah untukku. Teringat sebuah frasa dari kakakku, bahwa aku seperti orang yang sudah lengkap menyiapkan perbekalan, namun selalu lupa membawa tas nya. Ya, begitulah. Aku beruntung menjadi istrimu.

Kamis, 15 Juni 2017
Hajah Sofyamarwa R.

#30dwc #30dwcjilid6 #day30
*posted first at instagram

No comments:

Post a Comment