Monday, June 5, 2017

Ketika Harap dan Cemas Jadi Satu

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjalan perbuatan-perbuatan yang baik. Dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang orang yang khusyu kepada Kami."
QS. Al Anbiya : 90

Harap yang disebutkan dalam ayat di atas, diterjemahkan dari kata raghbah. Artinya rasa penuh minat, berkeinginan untuk mendapat sesuatu yang dicintai.

Sedangkan cemas, diterjemahkan dari kata rahbah, berarti perasaan cemas yang menimbulkan keinginan untuk melarikan diri dari yang ditakutinya. Dan ini adalah rasa takut yang dibarengi dengan perbuatan.

Bahasan yang menarik yang dibahas oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam buku yang ditulisnya berjudul Ulasan Tuntas tentang 3 prinsip Pokok.

* * *

Siapa di antara kita yang suka berdoa? Rasa-rasanya hampir setiap orang berdoa, meski dengan cara, keyakinan dan kadarnya masing-masing.

Kekhusyuan dalam berdoa dan beribadah menjadi keinginan setiap orang, namun ternyata ada suatu sikap yang melengkapi rasa khusyu itu, yakni rasa harap dan cemas.

Kita berdoa dengan penuh rasa harap akan dikabulkan, didengar, diberi pahala, diberi petunjuk. Juga berdoa dengan rasa cemas akan siksaNya, akibat dosa dari perbuatannya sendiri. Keduanya perlu seimbang.

"Sebagian ulama berpendapat, rasa harap diperbanyak saat sakit, dan cemas di saat sehat." - Syaikh Muhammad

Mengapa?

"Orang yang sedang sakit, lemah jiwa raganya, dimana mungkin ajal sudah dekat lalu meninggal. Dengan demikian ia dalam keadaan berbaik sangka pada Allah.
Sebaliknya, jika sehat, seseorang dalam keadaan sangat kuat dan berharap panjang umur sehingga timbul sikap lupa diri dan sombong. Maka disaat ini perlu ditumbuhkan rasa cemas agar selamat dari keadaan tersebut."
-- Syaikh Muhammad.

* * *

Saya jadi berpikir, sudahkah saya memiliki rasa semacam itu sepanjang hidup saya? Sudahkah seimbang?

5 Juni 2017
Hajah Sofyamarwa R.

#30dwc #30dwcjilid6 #30dwchajah #day20

No comments:

Post a Comment