Kami pernah duduk di
depan Ka'bah selepas shalat Maghrib. Pada saat kami sedang berbincang-bincang
di waktu yang penuh dengan keimanan itu, tiba-tiba seorang teman saya bertanya,
"Setan itu merasuki bukan lantaran kehendak manusia."
Maka saya katakan,
"Sebenarnya kehendak itu adalah suatu fasilitas yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia yang dapat membantunya untuk memilih kebenaran atau kebatilan, dan peran setan disini adalah menghiasi kebatilan, hingga dipilih oleh manusia dengan kehendaknya."
* * * * * * *
Dari buku Renungan Kehidupan, buku kumpulan
tulisan-tulisan Abdul Hamid Al-Bilaly. Pada halaman 17 dengan judul Setan dan
Kehendak Hati. Jakarta. Penerbit Qisthi Press. Cetakan Kedua tahun 2005.
Ditulis beliau setiap
setelah subuh selama 2 tahun. Menurut beliau, saat fajar terbit dan
setelahnya, adalah saat paling baik di sepanjang hari, lantaran pada saat itu
para makhluk diliputi ketenangan dan jauh dari kebisingan, jiwa pun merasakan
ketentraman dan keteduhan. Pada saat itu jiwa manusia menjadi jernih, sunyi
dari bersitan dan perasaan yang mengusik. Itu adalah saat dibaginya rejeki. Bersitan nurani dan kelapangan hati adalah satu macam dari rezki yang dibagikan
Allah pada saat itu.
*recomended book, karena kontennya
beragam, hasil perenungan dengan mengikat makna yang kaya, bukan sekedar
materi. Mengetuk bagian sisi jiwa yang lain, yang haus akan hikmah :)
Balitsa, 7 Juni 2012
No comments:
Post a Comment