Tuesday, June 5, 2012

Hidup bersama, berlabuh selamanya?


Seketika setelah permohonan KP diBalitsa, yang terpikirkan adalah mengenai tempat tinggal. Tidak terlalu jauh sebetulnya Margahayu Raya-Lembang, namun yang musti dipikirkan adalah efisiensi waktu. Hal itulah yang menjadi latar belakang mengapa akhirnya saya minta izin untuk ikut menumpang di rumah saudara, Om Sigit dan Tante Ana.

Jujur, tidak ada persiapan berlebihan menjelang KP, karena kalaupun ada sesuatu yang tertinggal, toh dapat dengan mudah pulang ke rumah. Dengan packing seadanya (1 tas baju besar, tas ransel dan jingjingan) kamipun berangkat.

Ada satu yang harus benar-benar diperhatikan. Walaupun saudara, menginap di tempat orang adalah sesuatu yang tidak biasa bagi saya. Yang saya soroti adalah mengenai menyatukan lingkup kehidupan yang berbeda-beda. Hidup saya, hidup teman saya, hidup Om saya, hidup Tante saya dan kehidupan berumah tangga Om dan Tante saya. Karena semuanya memang berbeda.

Saya bersyukur karena mungkin 1 bulan ke depan merupakan 'pesantren' bagi saya (karena kedua anak om-tante saya ini emang lagi pada pergi, nyantri, keduanya di Gontor hehe).

Kebiasaan, kultur, kesukaan, dan berbagai macam cerita lainnya akan terasa sangat berbeda. Kebiasaan kecilpun akan terasa, dan masing-masing pihak akan menyadari, beradaptasi kemudian saling menghargai.

Mungkin nanti akan ada masa dimana sebuah keinginan membantu malah jadi merepotkan
Mungkin nanti juga akan ada masanya dimana sikap cuek sibuk sendiri, terlalu sombong kelihatannya
Mungkin nanti juga akan ada masanya dimana kau kehabisan kata-kata dan tidak ada lagi kata-kata yang bisa kau lontarkan bahkan untuk sekedar berbasa-basi

Yah, ini baru akan menumpang sebulan..
Lantas, bila tiba saatnya nanti  berlabuh selamanya?

Wallahu'alam..

Hajah Sofyamarwa
Cikole, 5 Juni 2012

No comments:

Post a Comment