Friday, June 1, 2012

Opini : Tembakau vs Rokok

Bismillah..

Pagi-pagi sehabis subuh lihat berita di televisi, channel Trans TV. Beritanya tentang Hari Anti Tembakau Sedunia (World No Tobbaco Day) pada hari Kamis kemarin (31/5). Mahasiswa mengadakan aksi ke jalan sebagai pengingat bagi masyarakat dengan menukarkan sebatang rokok dengan buah jeruk.

Jujur saya baru tahu ada hari itu, ternyata juga sudah ditetapkan sejak lama oleh WHO. Sebagai warga Indonesia yang baik, saya senang-senang aja.

Kemudian berita berganti, dengan topik yang masih serupa. Namun kali ini, aksi massa yang MENOLAK Hari Anti Tembakau Sedunia. Kejadian yang disorot saat itu di Medan, kalau saya tidak salah dari komunitas kretek. Dari sebuah website (Antaranews.com) saya mengutip pernyataan salah satu kordinator aksi yang menolak Hari Anti Tembakau Sedunia:
"Hari Anti Tembakau Sedunia merupakan agenda perusahaan asing."
 
Lantas saya jadi ingat dengan video yang beberapa saat lalu saya tonton, mengenai fakta di balik industri rokok
Dari video itu jelas terlihat bahwa Indonesia jadi sasaran empuk industri rokok terbesar, dengan segala konspirasinya. Yang diuntungkan? Pihak asing.

Loh?
Jadi bagaimana sebenarnya?

Kalau kata teman saya, paradoks.
Mungkin, tapi sebenernya titik temunya itu dimana? Solusinya gimana ya?

TEMBAKAU VS ROKOK
Permasalahan tentang rokok, dampak negatif merokok, fatwa haram merokok, dll juga sering kita dengar . Alasan kenapa rokok masih terus ada di Indonesia ini sangat dikaitkan dengan permasalahan ekonomi. Petani tembakau, industri rokok indonesia, buruh-buruh pabrik, pedagang rokok asongan, dan berbagai faktor lain yang tetap ngga bisa kita lupakan. It's Real. Walaupun sebenarnya alternatif pekerjaan lain banyak, tapi tetap saja, mungkin ngga semudah itu. Yang jadi tantangan adalah, gimana supaya dengan dibumihanguskannya rokok, para pekerja bisa tetap menafkahi keluarganya. Karena menurut saya, kalau itu berhasil dipecahkan, harusnya udah ngga ada alasan lagi.

nah terus saya mikir, oooh, mungkin tembakau memang selalu diidentikan dengan rokok, makanya kesannya jadi negatif. Atau gimana? (Saya ngomong gini dalam kondisi ngga tau apa-apa loh tentang tembakau, jadi awas sesat juga. Hehe)

Apakah hasil dari petani-petani tembakau tadi bisa mendapat alternatif lain selain memasok industri rokok?
Pasti ada.. Pasti ada..
 

Just share what's on my mind
fell free to discuss :)

Kamar, 1 Juni 2012

No comments:

Post a Comment