Kadang manusia itu baru menyadari berharga nya sesuatu karena dua alasan. Karena kehilangan, dan karena sedang membutuhkan. Orang baru merasa seseorang begitu berharga saat ia sudah pergi jauh. Orang yang kepanasan, juga tetiba mencari angin sepoi-sepoi demi menyegarkan badannya, padahal sebelumnya ia mengutuki angin yang terlalu kencang yang menerbangkan sampah yang sedang disapunya.
Angin, siapa yang mengenal angin?
Zat yang tak terlihat namun bisa terasa. Yang kehadirannya tak selalu diharapkan, namun terkadang mendadak dirindukan. Angin yang masih kalah pamor dari romantisme air, di kala hujan.
Siapa yang tak kenal hujan? Banyak dari kita lebih mengenal sosok hujan, dibanding sosok angin.
Ya, hujan, yang sering menjadi senjata para pujangga cinta. Yang menjadi kebutuhan terutama umat manusia. Namun kadang menjadi bencana kecil bagi seorang yang terlambat datang wawancara kerja.
* * *
Begitu banyak nikmat alam yang sering kita abaikan. Panas terik, tiupan angin, tetesan embun, derasnya hujan.
Hal-hal yang tak terlihat oleh mata kita kadang luput menjadi perhatian, luput kita perhatikan. Tak terlihat bukan berarti tak ada. Allah sebutkan dalam firmannya:
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih."
[QS. Al-Furqan : 48]
Sadarkah kau bahwa ternyata sebelum turun rahmat Nya (hujan) itu Allah turunkan kabar gembira berupa tiupan angin?
Angin walau tak terlihat, membantu pergerakan hasil evaporasi air laut menjadi awan.
Angin walau tak terlihat, membantu menjadikan awan-awan bersatu menjadi besar, hingga tak terbendung lagi dan menjadi hujan.
Maka butiran-butiran air yang jatuh menjadi hujan, bersahabat baik dengan tiupan angin.
Air dan tiupan angin menjadi kolaborasi yang tak terpisahkan, menghasilkan air jernih yang berkilauan.
Ahad, 30 Juli 2017
Hajah Sofyamarwa R
#30dwc #30dwchajah #30dwcjilid7 #squad2 #day 24
No comments:
Post a Comment