Thursday, October 25, 2012

Penantian Abu Bakar.. (#1)

"Tiada seorangpun yang saya tawari Islam, kecuali ia menanggapinya secara ragu-ragu, kecuali Abu Bakar... 
Ia langsung menerimanya tanpa ragu-ragu."
(Sabda Rasulullah SAW)

Kita tahu bahwa Abu Bakar adalah orang yang menggantikan rasul setelah wafat. Abu bakar ini termasuk salah satu dari 10 orang yang dijamin masuk surga (al-hadits).

Kalau dibandingkan dengan Umar Bin Khattab yang terkadang banyak berpendapat pada rasul (mempertanyakan), Abu bakar ini justru selalu menerima apa yang dikatakan rasul tanpa mempertanyakannya lagi.

Abu bakar sering berkata, "Jika demikian, maka benarlah ia (Muhammad)!"
Maknanya, Abu bakar sangat meyakini bahwa apa-apa yang  dibawa Muhammad pasti datang dari Allah. Sudah yakin tanpa ragu sedikitpun.

Sekilas Kondisi Jazirah Arab Saat itu
Bayangkan pada masa Rasulullah dulu, agama Islam masih datang dalam keadaan asing di tengah masyarakat Mekkah yang menyembah berhala. Sampai Muhammad dikatakan gila, penyihir, penyair, dengan ajaran yang Ia bawa. Kalau orang mau cari aman aja, ngga bakal nerima Islam begitu aja. Karena itu tadi, akibatnya bisa dimusuhin satu Mekkah, dan itu pasti ga aman banget, karena penguasa Mekkah saat itu juga mati-matian cari cara supaya Muhammad ga bisa menyebarkan agama "baru" dan menentang  ajaran nenek moyang. Kalo baca lebih lanjut di sumber lain, Walaupun dibilang jahiliyah, masyarakat Jazirah Arab saat itu bukan bodoh, primitif, purba atau terbelakang loh. Perekonomian mereka cukup kuat, budaya tulis-menulis dan bersyair juga sudah ada. Fitrah kemanusiaan mereka masih cenderung bagus, (dibanding negara digdaya saat itu: Persia dan Romawi, Serta India dan Yunani) hanya saja mereka hidup dalam kegelapan dan kebodohan. Mereka belum mendapat pengetahuan yang benar.

Dengan kondisi seperti itu, Abu Bakar malah mudah banget percaya sama Rasulullah. Aneh kan?

Kenapa bisa begitu ya?
Ternyata memang tidak ada yang instan.
Abu bakar Hanya menyembah Tuhan yang disembah Ibrahim. Abu Bakar meyakini  dan menantikan kedatangan seseorang yang diutus Allah, yang akan mengembalikan panji-panji Allah ke tempat semula serta menghancurkan berhala-berhala. Abu Bakar sering berkunjung ke 3 tokoh yang terus menjaga keyakinan pada ajaran Ibrahim : (1) Qus bin Sa'idah al Iyyadi, (2) Zaid bin 'Amr bin Nufeil dan (3) Waraqah bin Naufal.
Waraqah ini mendapat petunjuk karena ia rajin menekuni Injil. Dengan cara itu ia meyakini bahwa kitab itu akan membimbingnya kepada agama Ibrahim. Tentang Zaid, ia mendapat petunjuk semata-mata dari kata hatinya dan kerinduannya pada agama Ibrahim.
"Ya Allah, sekiranya aku mengetahui cara yang lebih Engkau sukai dalam beribadah kepada-Mu, tentulah aku akan mempergunakannya.. Tetapi bagaimana? Aku tidak mengetahuinya.."

Ucapan Zaid bin Amr Nufeil yang sering diulang-ulang Abu Bakar
"Manakah yang benar, apakah Tuhan yang satu, atau tuhan yang beribu-ribu?
Apakah dapat dikatakan agama, bila urusan terpecah semena-mena?"

Ucapan Umaiyah bin Abish Shalt yang sering diulang-ulang Abu Bakar
"Wahai, tak adakah kiranya seorang Nabi buat kita dari golongan kita yang akan memberikan kepada kita apa tujuan hidup kita yang sebenarnya. Sungguh aku berlindung kepada Tuhan yang menjadi tujuan dari peziarah-peziarah ke Tanah Suci ini. Dan Tuhan yang menjadi tumpuan harapan dari penegak-penegak agama Ilahi.."

Takjub. Benar-benar mencari dan merindukan kedatangannya.

PASTI TERJADI PADA SAATNYA.
Beriringan dengan semua itu, Abu Bakar sudah bersahabat dengan Muhammad. Muhammad bin Abdullah sudah dikenal baik akan pribadinya yang santun, dan paling terpercaya. Hakim terbaik dalam berbagai permasalahan. Sama-sama berdagang, tidak menyembah berhala, selalu memelihara kehormatan dirinya, berakhlak mulia.
Setelah Abu Bakar berdagang di Syiria dan menempuh perjalanan pulang, di daerah perbatasan Mekkah, ternyata tampak gempar.
"Tidakkah tuan tuan tahu?
Semenjak tuan-tuan tinggalkan, orang-orang quraisy tak dapat memejamkan mata di waktu malam!"
"Muhammad telah menaruh bara api di atas hidung mereka!
Katanya, Allah telah mengutusnya agar kita hanya menyembah-Nya dan meninggalkan Tuhan-tuhan kita!"

Terjadi dialog antara kafilah dagang dengan Abu Jahal (Amr bin Hisyam):
"Apakah mereka telah menceritakan kepadamu mengenai sahabatmu, hai Atiq? (Nama panggilan Abu bakar sebelum masuk Islam)
"Apakah yang engkau maksudkan itu Muhammad Al-amin?"
"Memang, yang saya maksudkan ialah anak yatim dari Bani Hasyim itu."
"Kamu dengar sendiri apa yang dikatakannya, hai Amr Bin Hisyam?"
"Ya, saya dengar dan semua orang pun mendengarnya."
"Apa katanya?"
"Katanya di langit itu ada Allah. Ia mengutusnya kepada kita supaya kita hanya beribadah kepada-Nya dan meninggalkan tuhan-tuhan yang disembah oleh nenek moyang kita."
"Apakah yang dikatakannya bahwa Allah telah menyampaikan wahyu kepadanya?"
"Benar."
"Tidakkah diceritakannya bagaimana Allah telah menyampaikan wahyu kepadanya?"
"Katanya Jibril mendatanginya di gua Hira."

Wajah abu bakar tampak bersinar, tak dapat menahan air mata kebahagiaan yang meluap-luap. Kemudian berkata:
"Jika demikian, benarlah ia!"

Kemudian abu bakar segera mendatangi rumah rasulullah, dibacakannya firman Allah yang pertama turun, dan bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah..


Bacaan lanjutnya :
Khalid Muh. Khalid. 1985. Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah. CV Diponegoro. Bandung
Abdullatif Ahmad 'Aasyur. 1991. 10 Orang Dijamin Ke Surga. Gema Insani. Jakarta.

* * * * *
Terjawab sudah rahasia ketaatan Abu Bakar. Mendapatkan keimanan sekuat-kuatnya dalam proses yang tidak sebentar.
Jadi ketaatannya ngga ujug-ujug atau tanpa dasar yang kuat, tapi dengan pencarian dan keyakinan.
Kisahnya masih panjang deh, masa masa setelah Abu bakar masuk Islam dan menjadi khalifah.
Mangstabb! Dilanjut nanti ya! :D












post sebelumnya : mengantarkan si resume

No comments:

Post a Comment