Angkot margahayu
yang kosong membuatku cenderung menempati tempat terdalam dan
terpojok jauh dari dekat supir. Kubuka jendela, duduk pada sebuah kursi jok
yang berbeda dari yang lain. Kursiku lebih keras di banding kursi lainnya yang
terlihat empuk, mungkin pengaruh jenis isi busanya, setelah itu aku melupakan masalah
kursi itu dan berfokus pada buku bacaan dari dalam tas ku.
Seketika mulai
bosan, aku duduk menatap sekitar. Kusadari bahwa posisi dudukku begitu tegak.
Ya, kurasa ini pengaruh dari kursi jok ku yang keras, yang diisi dengan busa
yang berjenis keras pula.
Lalu pikiran itu
muncul,
Aku membandingkan
antara kursi yang keras dengan kursi yang empuk. Kursi yang empuk mungkin akan
nyaman diduduki, saking nyamannya, posisi badanmu jadi kurang tegak, terlena
dengan kenyamanan dari tempatmu berpijak, dari isi busa jok yang empuk.
Sedangkan kursi kerasku ini walaupun tidak senyaman kursi empuk, tapi aku toh
masih dapat duduk, dan posisi badanku bisa lebih tegak. Setidaknya aku jadi
terpaksa tegak karena busa jok ku diisi dengan busa keras.
"Begitu kita lembut menempa diri, maka kehidupan akan keras menghantam kita. Namun apabila kita keras menempa diri, maka kehidupan akan begitu terlihat lembut dan indah."--SMS Fajar Kampus Peduli 13 Oktober 2012
Yeah, what doesn't kill you make you stronger
Ditulis Bandung, 17
Oktober 2012
dari kisah di 16
Oktober 2012 :)
No comments:
Post a Comment