Wednesday, October 17, 2012

kursi keras dan kursi empuk kehidupan


Angkot margahayu yang kosong membuatku cenderung menempati tempat terdalam dan terpojok jauh dari dekat supir. Kubuka jendela, duduk pada sebuah kursi jok yang berbeda dari yang lain. Kursiku lebih keras di banding kursi lainnya yang terlihat empuk, mungkin pengaruh jenis isi busanya, setelah itu aku melupakan masalah kursi itu dan berfokus pada buku bacaan dari dalam tas ku.

Seketika mulai bosan, aku duduk menatap sekitar. Kusadari bahwa posisi dudukku begitu tegak. Ya, kurasa ini pengaruh dari kursi jok ku yang keras, yang diisi dengan busa yang berjenis keras pula.

Lalu pikiran itu muncul,
Aku membandingkan antara kursi yang keras dengan kursi yang empuk. Kursi yang empuk mungkin akan nyaman diduduki, saking nyamannya, posisi badanmu jadi kurang tegak, terlena dengan kenyamanan dari tempatmu berpijak, dari isi busa jok yang empuk. Sedangkan kursi kerasku ini walaupun tidak senyaman kursi empuk, tapi aku toh masih dapat duduk, dan posisi badanku bisa lebih tegak. Setidaknya aku jadi terpaksa tegak karena busa jok ku diisi dengan busa keras.

"Begitu kita lembut menempa diri, maka kehidupan akan keras menghantam kita. Namun apabila kita keras menempa diri, maka kehidupan akan begitu terlihat lembut dan indah."
--SMS Fajar Kampus Peduli 13 Oktober 2012

Yeah, what doesn't kill you make you stronger

Ditulis Bandung, 17 Oktober 2012
dari kisah di 16 Oktober 2012 :)

No comments:

Post a Comment