Hanya berbeda waktu
sedikit dengan yang sebelumnya. Kini sudah berganti angkot dengan kursi yang
lebih empuk.
Ngapain ini ya si
Hajah nyeritain sepanjang perjalanan di angkot, kaya ngga ada bahan lain aja
yang lebih pantes buat ditulis?
Aku menulis apapun. Pengalaman sadarku. Perjalanan 1 jam lebih menuju kampus adalah waktu yang tak sebentar bukan? Mendapat ide untuk menulis adalah sebuah anugrah yang harus disyukuri. Langsung kucatat. Karena aku adalah orang yang sangat mudah sekali lupa, bahkan lupa perasaanku sendiri. Setidaknya menulis akan memperkuat ingatanku akan pengalamanku, syukur-syukur kalau bisa bermanfaat buat yang baca.
Aku menulis apapun. Pengalaman sadarku. Perjalanan 1 jam lebih menuju kampus adalah waktu yang tak sebentar bukan? Mendapat ide untuk menulis adalah sebuah anugrah yang harus disyukuri. Langsung kucatat. Karena aku adalah orang yang sangat mudah sekali lupa, bahkan lupa perasaanku sendiri. Setidaknya menulis akan memperkuat ingatanku akan pengalamanku, syukur-syukur kalau bisa bermanfaat buat yang baca.
* * * *
Lambaian tanganku
mengisyaratkan sebuah angkot panghegar-DU untuk berhenti. Di pintu masuk
disambut uluran kaki yang tak kunjung melipat barang sedikit untuk
mempersilakan penumpang baru. Posisi dudukku sudah enak, sampai tak lama
kemudian angkot berhenti setelah sebuah suara mengatakan "kiri,
kiri."
Oh bapak yang di
depan pintu tadi.
Ia menyerahkan
uangnya kemudian bersiap bebenah diri.
Meletakkan tangan di
dasar angkot dan mulai merangkak untuk dapat turun.
Perlahan berjalan
menjauh.. Bukan, merangkak menyeret kakinya.
Ya, kakinya ada. Tapi mungkin tak seperti kakimu yang membuat dirimu dapat berdiri tegak.
...
Selasa, 16 Oktober
2012
No comments:
Post a Comment