Puasa perdana saya
di hari ketiga, Tarawih perdana pula berjamaah di Masjid Al-Muhajirin.
Berkah Ramadhan
mungkin, banyak yang saya renungkan.
sembari mendengar khutbah tarawih, muncul ide-ide di kepala saya, dan wajib segera di tuangkan dalam tulisan supaya ga nguap dan lupa begitu aja.
sembari mendengar khutbah tarawih, muncul ide-ide di kepala saya, dan wajib segera di tuangkan dalam tulisan supaya ga nguap dan lupa begitu aja.
Tapi sekali lagi,
satu-satu aja ya saya paparkan hehe
* * *
Sudah sejak beberapa
tahun kebelakang fenomena ini sering terlihat. Begitu semangatnya kaum muslimin
di sekitar masjid saya berbondong-bondong memenuhi shaf-shaf shalat untuk
tarawih berjamaah
Warga disini
mengambil tempat shalat yang sesuai dengan keinginannya. Ada yang menyukai di
depan agar lebih hangat (biasanya orangtua), ada juga yang memilih di belakang agar mudah berjalan
jalan (biasanya anak-anak) dan ada pula yang memilih di luar agar tidak
kepanasan.
Dengan sajadah yang
beraneka ukuran, menambah besar lubang-lubang shaf yang terbentuk. Lucu memang,
sajadah yang dibawa biasanya berukuran besar, jadi shafnya pun tidak rapat.
Ada keengganan untuk
saling merapat, mungkin karena kalau terlalu rapat jadi sulit saat duduk
tasyahud, mungkin juga karena teritorinya sudah dibentuk dengan sajadah
masing-masing. Padahal masjid Al-Muhajirin sekarang udah pake karpet yang
alhamdulillah bagus banget (mahal anti debu hehe), ngga pake sajadah juga
sepertinya masih nyaman.
Egoisme sajadah
istilah yang terlintas, biasanya dialami kalangan ibu-ibu. Penanggulangannya tidak bisa instan, harus dibiasakan,
serta disadari oleh banyak pihak. Mungkin saya harus bikin Gerakan 1000 Sajadah Mini (GSM) atau Gerakan Penambal/Penyempil Shaf (GPS) untuk melibas
egoisme sajadah semacam itu. Hehe.
"Barang siapa menutup shaf, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya satu kali dan akan membangunkan sebuah istana untuknya di Surga." (HR. Nasa'i & Huzaimah)
Kamar, 23 Juli 2012
Hari ke 3 Ramadhan
No comments:
Post a Comment