Monday, July 23, 2012

Egoisme Sajadah

Puasa perdana saya di hari ketiga, Tarawih perdana pula berjamaah di Masjid Al-Muhajirin.
Berkah Ramadhan mungkin, banyak yang saya renungkan.
sembari mendengar khutbah tarawih, muncul ide-ide di kepala saya, dan wajib segera di tuangkan dalam tulisan supaya ga nguap dan lupa begitu aja.
Tapi sekali lagi, satu-satu aja ya saya paparkan hehe

* * *

Sudah sejak beberapa tahun kebelakang fenomena ini sering terlihat. Begitu semangatnya kaum muslimin di sekitar masjid saya berbondong-bondong memenuhi shaf-shaf shalat untuk tarawih berjamaah

Warga disini mengambil tempat shalat yang sesuai dengan keinginannya. Ada yang menyukai di depan agar lebih hangat (biasanya orangtua), ada juga yang memilih di belakang agar mudah berjalan jalan (biasanya anak-anak) dan ada pula yang memilih di luar agar tidak kepanasan.

Dengan sajadah yang beraneka ukuran, menambah besar lubang-lubang shaf yang terbentuk. Lucu memang, sajadah yang dibawa biasanya berukuran besar, jadi shafnya pun tidak rapat.

Ada keengganan untuk saling merapat, mungkin karena kalau terlalu rapat jadi sulit saat duduk tasyahud, mungkin juga karena teritorinya sudah dibentuk dengan sajadah masing-masing. Padahal masjid Al-Muhajirin sekarang udah pake karpet yang alhamdulillah bagus banget (mahal anti debu hehe), ngga pake sajadah juga sepertinya masih nyaman.

Egoisme sajadah istilah yang terlintas, biasanya dialami kalangan ibu-ibu. Penanggulangannya tidak bisa instan, harus dibiasakan, serta disadari oleh banyak pihak. Mungkin saya harus bikin Gerakan 1000 Sajadah Mini (GSM) atau Gerakan Penambal/Penyempil Shaf (GPS) untuk melibas egoisme sajadah semacam itu. Hehe.

"Barang siapa menutup shaf, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya satu kali dan akan membangunkan sebuah istana untuknya di Surga." (HR. Nasa'i & Huzaimah)
Kamar, 23 Juli 2012
Hari ke 3 Ramadhan

No comments:

Post a Comment