28 Juli 2014
Dream of You
Ini sudah kali ke empat aku memimpikanmu.
Ditambah kau mengirimkanku gambar dengan sebuah tulisan “Let’s Get Married, and Go to Paradise” :O heyaah
Ya Allah..Semoga Allah menambah
keberkahan dalam setiap detik masa penantian kita. >,<
Dan kau tahu? Kuperhatikan diri ini selalu menunggu kabar apapun
terbaru dari mu. Ya, setiap saat mengecek ponselku, itu yafng kutunggu. Padahal
demi Allah, mungkin bukan aku yang sedang dipikiranmu. Bahkan mungkin kau
sedang menghabiskan waktu penuh manfaat dengan sanak keluargamu di sana.
Kau sering mengekspresikan perasaanmu, seperti yang kukatakan padamu,
aku sangat tersanjung karena itu. Ingin sekali kubalas dengan sesuatu yang
setimpal, yang mungkin akan membuatmu merasakan hal yang sama. Ya, itu sangat
bisa kulakukan. Tapi Demi Allah, aku takut itu menjadi penghilang dari keberkahan-keberkahan
yang kita inginkan.
“Intensnya komunikasi tak menjamin kau akan jadi suami istri kelak” –Zaky
nya Pipit
Kau bahkan belum resmi melamarku kan?
Rasa-rasanya ini akan menjadi kepingan hari yang panjang.. >,<
Wonosobo, 28 Juli 2014
29 Juli 2014
Mama said that..
Pagi ini sepupuku bertanya tentang proses kita. Sambil tersenyum malu
aku mencoba menceritakannya. Di tengah perbincangan, kudapati suatu fakta
mencengangkan. Mama berkata “Masa pas
lebaran haji? kan persiapan dulu, bisa tahun depan..”
Aku hanya mencoba menjelaskan bahwa itu perkiraan bapak, dan BUKAN
berarti aku begitu ngebet ingin cepat-cepat. Aku hanya menegaskan, bila memang
tidak tahun ini, maka akan kupersilakan akang untuk mencari yang lain. Aku
percaya ada keberkahan dalam menunggu,
ada keberkahan dalam kesabaran. Namun, aku juga tak mau mengotori hati
sepanjang tahun, memikirkan akang lalu lalang di pikiranku terlalu lama tanpa
kehalalan ikatan.
Ya, mungkin beliau belum mengerti. Meskipun aku juga tak tahu sampai
kapan beliau akan sekedar mencoba untuk mengerti. Hanya saja aku tak bisa
menerima kalau alasannya (lagi-lagi) hanya seputar uang dan uang. Aku mengerti,
persiapan materi untuk sebuah acara pernikahan bukan suatu hal sepele, ditambah
adanya keinginan untuk mempersembahkan yang terbaik, tentu memang tidak sepele.
Aku juga paham semuanya butuh persiapan, tentu saja. Mungkin harus aku
tanyakan dengan detail padanya, hal apa apa saja yang harus dipersiapkan.
Kalau memang tak jadi tahun ini, kupersilakan akang mundur saja dan
berproses dengan yang lain. :’(
* * *
Dan tepat setelah selesai
menulis ini, akang menghubungi ku, mengajak diskusi tentang psikologi suami
istri. Ah Andai kau mengerti bagaimana rasanya..
T_T
2 Agustus 2014
Kapan kau lamar aku?
Perjalanan ke jogja kemarin ditemani iringan lagu norak yang sepanjang
putaran albumnya kuhina-hina. Liriknya, sesuatu. Kok rasanya seperti tak ada
keindahan dalam penyusunan liriknya. Masa ada perempuan nanya ke pacarnya, “kapan kau lamar aku ke orangtuaku? Aku tlah
cinta mati padamu.” Hehe -_-
Percayalah aku hanya bisa tersenyum dan mengiyakan karena merasa
terwakili lagu norak itu. Yaa walaupun cinta mati nya sih belum. hehe
Baca judulnya, anggap saja ini tulisan lucu-lucuan. Sudah, jangan
ditertawakan, dong.
3 Agustus 2014
Berharap menjadi
pembuka segalanya.
Sudah lebih dari sebulan sejak pertama kau menanyakannya padaku. Maka
kini aku mengerti bagaimana ”tersiksa” nya seorang insan yang dirundung
kerinduan. (-_-‘) Hemm.. Baiklah aku tahu aku terlalu berlebihan dalam
mengatakan ini. Hehe.
Keputusan ini –untuk berproses
denganmu— kuakui sebuah keputusan yang multidimensi. Ya, tentu setiap orang
tahu bahwa pernikahan bukan hanya tentang dua orang anak manusia. Pernikahan melibatkan dua keluarga yang
akan semakin rekat ikatannya, yang dari sanalah, muncul dukungan kuat membangun
satuan unit peradaban. Sekali lagi aku mohon maaf karena sering membuatmu
menunggu. Aku selalu membuatmu harus bersabar dengan apa-apa yang kulakukan.
Keputusan ini, kuharap menjadi sebuah pembuka gerbang, pemecah gunung
es (seperti yang kau bilang), atas apa-apa yang ada pada keluargaku. Mungkin
aku terkesan egois karena ada yang ingin kuselesaikan dulu di bawah atap
rumahku, tapi percayalah, aku melakukannya sebagai bagian dari cita-citaku
bersamamu.
Keputusan ini, memberikan energi lebih padaku untuk berbicara dengan
orangtuaku. Si bocah kanak-kanak ini, jadi
semakin belajar bahwa cinta itu peduli, bahwa cinta itu tidak membiarkan semua
berlarut larut.
Keputusan ini, membuatku
menjadi seorang yang lebih berani untuk mengerjakan cinta pada yang seharusnya
kucintai lebih dahulu. Ucapan terimakasihku tak akan sanggup menggantikan
kebaikanmu.
Mengapa lama sekali pulang ke
bandungnya.. hehe
Wonosobo, 3 Agustus 2014
4 Agustus 2014
Jadi lama sekali, ya?
Tanggal 16 nanti kami kembali ke jogja, Alhamdulillah adik semata
wayangku di wisuda pada tanggal 19. Itu berarti harus semakin bersabar untuk
yang ditunggu-tunggu. Bisa jadi 23 Agustus atau bahkan 13 September katanya. Itu
berarti 3 atau 6 pekan lagi.
Bersabar dalam penantian, insyaallah akan indah pada waktunya.
Sama seperti hari itu, perjalanan pulangku diiringi dengan shaum
syawal dan godaan remeh limpahan makanan. Insyaallah, akan berbuah indah pada
waktunya :”)
5 Agustus 2014
Tetiba ingin semua
diakhiri
Memang hanya Allah lah sang Maha Pemilik Hati..
Kuselesaikan amanahku yang terkait denganmu ini, ah tapi mengapa aku
jadi sangat benci dengan ini semua.
Seketika aku ingin ini semua diakhiri T_T
Ini amanah pilihanku, jauh sebelum kau menanyakan hal itu padaku.
Betul aku serius.
Kuakui memang ada kalanya aku berfikir bahwa amanahku ini akan
membantumu nanti, kelak.
Tapi demi Allah, aku tak mau amanahku hancur karena ada kamu pada
niatku.
Mungkin karena harus menunggu terlalu lama,
Ah Ya Allah, berikah keberkahan dalam masa menunggu kami
Berikan yang terbaik..
Aamiin..
7 Agustus 2014
Tak perlu mencurahkan
apa yang memang belum saatnya dicurahkan
Setelah kusadari sejauh ini, ternyata tak ada hari tanpa sekedar
chating denganmu. Maha besar Allah yang mengingatkan hambanya dengan berbagai
cara :
“Tak perlu menumpahkan apa yang sebenarnya memang belum tumpah, tak
perlu mencurahkan apa yang memang belum saatnya.”
Itu cukup bagiku agar tak “tergoda” untuk sekedar menyapamu.
Pinangan belum disampaikan saja godaan banyak sekali ya?
Ada yang selalu memahamiku lebih
dari siapapun, tanpa aku perlu berkata-kata padanya
Ada yang bila ku dekat dengannya
malah justru membuatnya terbakar
Ada yang diam diam terus
kuperhatikan selama ini
Ada yang diam diam terus kuharapkan.
Semoga Allah mengampuni.
previous post
1. Siapkanlah (Juli 2013).
2. Pertanyaan Yang Mengawali Segalanya (Juni 2014). next post
4. Lamaran Resmi Keluarga Besar (September 2014)
No comments:
Post a Comment