Lama tak bersua dengan Pak Hernowo lewat bukunya, membaca buku Vitamin T saya langsung menuju pada satu topik yang saat ini begitu saya butuhkan. Sudah pernah dibaca, tapi rasanya perlu mengingatnya kembali. Dituliskan pada halaman 58-63, artikel berjudul "Meresensi Buku dalam setting Mengikat Makna", lagi-lagi sukses membuat saya begitu bersemangat lagi membaca buku.
Saya begitu suka dengan buku. Ada masanya saya begitu tak bisa diganggu bila sedang membaca, namun ada masanya pula saya merasa membaca buku hanyalah bagian dari escape from something i don't want to think about. Tapi biar bagaimana pun, saya bersyukur tempat pelarian saya ada pada sesuatu yang cukup positif hehe. Kebiasaan baik tersebut memang sepantasnya dirawat, dan diperhatikan. Bagian bagian mana saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya, karena semua orang bisa membaca, namun tak semua orang bacaannya bisa kemudian berdampak baik pada kehidupannya.
Saya paling suka ketika kata-kata yang dituangkan pak hernowo benar-benar dapat membahasakan apa yang saya rasakan. Inti proses pengikatan makna yang beliau lakukan adalah bertemunya pengalaman batin diri kita pribadi dengan pengalaman si penulis buku, yang hasil akhirnya membuat diri kita berkembang. Dan itulah yang membuat prose membaca buku menjadi begitu menyenangkan dan berdampak.
Sampai sini saya mau memastikan bahwa kita sudah sefrekuensi dulu ya?
Tujuan saya baca artikel ini adalah agar kegiatan membaca saya benar2 bermanfaat. Saya baca, dan menuliskan kembali untuk mengikatnya, kemudian agar bermanfaat bisa dibagikan kembali pada yang lain. Maka ini upaya agar proses dan hasilnya baik, serta dapat bermanfaat untuk yang lain. Cukup ya?
Lantas bagaimana caranya meresensi buku dengan setting mengikat makna?
Ada 3 teknik, dan proses ini bertingkat semakin tinggi :
1. Cut and paste
Teknik mengunting dan merekatkan. Memberikan peluang sangat besar kepada seseorang untuk berlatih menulis dengan bantuan "bahasa" oranglain. Caranya dengan mencuplik dan mengumpulkan tulisan tulisan yang menarik perhatian kita dari sebuah buku, tuliskan kembali pada buku harian. Lakukan berkali kali, kumpulan resensi itu akan sangat bermakna buat kita, karena pengalaman penulis itulah yang menarik batin kita, yang cocok dengan pengalaman pribadi kita.
-> saya perlu ningkatin lagi ini. Ingat dulu sering, dan buku yang jadi kumpulan tulisan itu bener bener jadi sesuatu yang bermakna kalau dibaca ulang.
2. Focusing
Pusatkan perhatian pada satu hal yang ada di dalam buku, yang menarik perhatian kita. Bisa fokus pada sosok pengarang (latar belakang pendidikan, alasan menulis, apa keistimewaannya, hikmah dari pengalaman luar biasa si penulis), desain sampul buku (kalau misal punya ketertarikan disitu), pengorganisasian buku.
-> Sepertinya saya belum pada tahap ini, karena kadang saat baca buku belum mau nulis yang fokus begitu. Biasanya resume general, dan emg dirasa kadang "core" nya malah kurang dapet. Perlu dicoba.
3. Comparing
Teknik membandingkan, Teknik tertinggi yang akan optimal dilakukan bila 2 teknik sebelumnya sduah dilakukan cukup lama. Perlu baca buku lainnya yang sejenis, analisis lebih dalam dan lebih terukur. Yang perlu diperhatikan dan "diikat" makna nya lebih banyak.
Bagi pak hernowo, pada akhirnya, proses mengikat makna bisa dilanjutkan dalam konteks apa saja. Pokonya ketika bersentuhan dengan hal hal yang bermanfaat bagi diri, langsung dituliskan. Bisa dari nonton film, denger musik, bahkan ketika melihat diri sendiri, langsung IKAT!
Mengikat makna dapat membantu saya dalam mengenali pikiran, perasaan, dan apapun yang bergejolak di dalam diri saya. -hernowo
"Kita membaca buku untuk mencari tahu tentang diri kita sendiri. Apa yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan oleh orang lain -entah hal itu nyata atau imajiner- merupakan petunjuk yang sangat penting terhadap pemahaman kuta mengenai apa sebenarnya diri kita san bisa menjadi seperti apakah diri kita ini."
-Ursula K. L. Guin
Terimakasih pak hernowo, semoga semakin semangat mengikat makna lagi, memudahkan diri dalam proses belajar selanjutnya :)
No comments:
Post a Comment