Friday, November 14, 2014

'Jemuran' Protecter

Diingatkan Mama
Siang ini tiba-tiba hujan deras. Sebelumnya aku sedang larut dalam kesibukanku sendiri. Mama kemudian mengingatkan bahwa di luar sedang hujan, dan aku punya jemuran yang belum diangkat. Ya, kalau tidak diingatkan, aku akan lupa dan jemuranku mungkin akan tetap ditempatnya sampai besok karena harus menunggu kering lagi.
Ah, perkara sederhana ya?

* * * * *

Teman Kos Misterius Pengangkat Jemuran
Kemudian aku teringat pada kejadian  setahun yang lalu ketika masih berada di tempat kos. Kejadian yang menyentil sekaligus mengharukan -yang ingin kutuliskan disini tapi tak sempat terus- tentang jemuranku.
Saat itu aku dalam kondisi merasa "ga punya adab bertetangga", yang dengan teman kos ngga terlalu mengenal dekat gitu maksudnya. Maklum lagi nugas akhir jarang ketemu di kosan dan emang akunya kuper juga.

Hari hujan, sudah pasrah jemuran akan basah semua, ternyata semua jemuranku ada yang mengambilkan. Alhamdulillah. Bukan chamar, ira, atau syifa (mereka ku kenal dekat dan biasa berbaik hati pula), tapi aku ngga tau siapa. Tanya yang lain juga ngga ada yang jawab. Masya Allah. Mungkin aku lebay, tapi beneran saat itu terharu banget. Maksudnya merasa tertampar karena terkadang aku sendiri ngga berani ngambilkan jemuran orang lain dengan alasan ngga kenal sama pemiliknya. (Padahal kalau liat langit udh mendung, namanya jemuran punya siapa aja ya bantu angkat dong ya ._.)
Yah, lagi lagi perkara sederhana

* * * * *

Dari 2 kejadian itu, yang saat ini kupikirkan adalah bahwa sebenarnya kita hidup itu memang harus banyak bersyukur. Bersyukur atau berterimakasih pada manusia itu wujud keseriusan kita bersyukur sama Allah.

Dan, hal kecil yang berarti banyak dari orang di sekeliling kita itu juga tak abadi. Ada masanya kita akan merindukan itu semua, yang boleh jadi hal itu sebelumnya sama sekali tidak kita hargai.

._.

Jumat, 14 November 2014
Dan kini waktu terasa bergulir begitu cepat..

No comments:

Post a Comment